Anda di halaman 1dari 11

makalah zakat fitrah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada rasulullah SAW. Yang telah
berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami (kelompok 5) sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul: “Zakat Fitrah”.

Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada. Materi-materi
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam belajar Al Islam
Kemuhammadiyaan, serta mahasiswa juga dapat memahami pengertian zakat fitrah dan hal-hal
yang berkaitan dengan zakat fitrah.

Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini, para mahasiswa akan mampu


mengamalkan isi dari makalah ini.

Palembang,  Desember 2015
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I             PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang...........................................................................3

2.      Rumusan Masalah.....................................................................4

3.      Tujuan........................................................................................4

BAB II                        PEMAHASAN

1.      Zakat Fitrah

a.       Pengertian Zakat Fitrah.........................................................5

b.      Niat Zakat Fitrah...................................................................5

c.       Syarat Wajib Zakat Fitrah.....................................................6

2.      Jenis Barang Zakat Fitrah dan Jumlahnya.................................6

3.      Waktu Membayar Zakat Fitrah.................................................7

4.      Orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah..............................8

BAB III          PENUTUP

1.      Kesimpulan............................................................................. 10

2.      Saran ...................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang
Yang mendorong penulisan makalah ini adalah niat untuk memberikan nasehat dan
peringatan akan kewajiban zakat yang telah diremehkan oleh kebanyakan kaum muslimin, mereka
tidak mengeluarkanya sebagaimana cara yang disyariatkan, meski perkara ini adalah besar, dan
merupakan salah satu dari lima rukun Islam di mana bangunan Islam tidak akan tegak tanpanya.

" Islam dibangun di atas lima landasan: Syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan
Muhamad utusan Alah, menegakan sholat, menunaikan zakat, puasa ramadhon dan haji."  (QS:
Bukhori, Muslim). [1]

Ini menunjukkan bahwa zakat merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam.
Bahkan pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq orang-orang yang enggan berzakat diperangi sampai
mereka mau berzakat. Itu karena kewajiban berzakat sama dengan kewajiban mendirikan sholat.[2]

”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.  (Q.S. Al- Baqarah : 277).

Kewajiban zakat atas muslim adalah di antara kebaikan Islam yang menonjol dan
perhatianya terhadap urusan para pemeluknya, hal itu karena begitu banyak manfaat zakat dan
betapa besar kebutuhan orang-orang fakir kepada zakat.

Kitab dan sunnah serta ijma' telah menunjukan kewajibanya, barang siapa mengingkari
kewajibanya maka ia adalah kafir dan murtad dari Islam dan harus diminta agar bertaubat, jika tidak
bertaubat dibunuh, dan barang siapa kikir dengan enggan mengeluarkan zakat atau mengurangi
sesuatu darinya maka ia termasuk orang-orang dzolim yang berhak atas sangsi dari Allah SWT, Allah
SWT berfirman:

" Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada
mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak
di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.
Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."  (QS: Ali-Imron; 180). [3]

Namun sayang, zakat yang seharusnya menjadi potensi ekonomi umat yang sangat baik,
pada umumnya belum digarap secara baik. Akibatnya kemiskinan di kalangan umat Islam jumlahnya
masih cukup banyak. Padahal kita pun tahu bahwa kemiskinan dan kemelaratan merupakan bibit
potensial untuk kemurtadan dan kekufuran.[4]

2.     Tujuan
a.     Untuk memenuhi tugas kuliah dari Bapak Ahmad Tazmi
b.     Untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam.
c.      Untuk salah satu alternatif bacaan bagi siapa saja yang ingin mendalami dan menghayati tentang
zakat.

3.      Manfaat

a.       Menambah pengetahuan tentang agama Islam.

b.      Menambah keimanan dan ketakwaan bagi siapa saja yang membacanya.

c.       Membantu mahasiswa dalam mengkaji dan menerapkan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Zakat Fitrah

a.       Pengertian Zakat
Maksud kalimat “zakat fitrah” adalah zakat untuk badan, jiwa. Karena itu disebut zakat fitrah
yang artinya zakat untuk asal penciptaan.[5]

Istilah yang lebih tepat, dan yang disebutkan dalam hadis adalah zakat fitri. Karena zakat ini
dikeluarkan saat waktu fitri, yaitu masyarakat tidak lagi berpuasa.

Zakat fitrah secara istilah adalah zakat yang wajib ditunaikan setelah menyelesaikan ramadhan,
sebagai pembersih bagi orang yang puasa dari segala perbuatan sia-sia dan ucapan jorok.[6]

Zakat Fitrah adalah zakat yang diwajibkan atas priadi Muslimin;  kecil atau besar, lelaki atau
perempuan, budak atau merdeka (sabiq 1993;126). [7]

b.      Niat Zakat Fitrah

Niat adalah amalan hati, karena itu, ulama sepakat tidak boleh melafalkan niat. melafalkan niat,
sama sekali tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para
sahabat.

Inti niat adalah keinginan untuk melakukan ibadah tersebut karena Allah. Seseorang dianggap
telah memiliki niat zakat fitrah, ketika dia sudah memiliki keinginan untuk menyerahkan sejumlah
beras sebagai zakat fitrah, ikhlas karena Allah.[8]

c.       Syarat wajib zakat fitrah

Syarat wajib zakat fitrah ada tiga:

1)   Islam.

Zakat ini wajib bagi setiap kaum muslimin: orang merdeka maupun budak, laki-laki maupun
wanita, anak maupun dewasa.

Berdasarkan hadis Ibn Umar: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah….
kepada setiap budak atau orang merdeka, laki-laki atau wanita, anak maupun dewasa, dari kalangan
kaum muslimin…(HR. Bukhari).

2)   Memiliki bahan makanan lebih dari satu sha’ untuk kebutuhan dirinya dan keluarganya, selama
sehari semalam ketika hari raya

3)   Telah masuk waktu wajibnya pembayaran zakat, yaitu ketika terbenamnya matahari di hari puasa
terakhir, menjelang tanggal satu syawal. Berdasarkan hadis Ibn Umar,

‫ان‬
َ ‫ض‬َ ‫ض َز َكا َة ْالف ِْط ِر مِنْ َر َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َف َر‬ ِ ‫أَنَّ َرسُو َل‬
َ ‫هللا‬
Artinya; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri setelah ramadhan…(HR.
Bukhari).

Orang yang meninggal sebelum terbenamnnya matahari di hari terakhir Ramadhan, dia tidak
wajib zakat. Demikian pula bayi yang dilahirkan setelah terbenamnya matahari di hari terakhir
ramadhan, juga tidak wajib zakat.

2.      Jenis Barang zakat Fitrah dan Jumlahnya

Barang yang wajib dizakatkan adalah kurma, gandum, atau jenis makanan pokok suatu
daerah dan boleh dibayar dengan uang. [an nuri 1995:502].

Dari Ibn Umar radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan,

َ ‫ أَ ْو‬،‫صاعًا مِنْ َت ْم ٍر‬


ٍ ‫صاعًا مِنْ َشع‬
‫ِير‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َز َكا َة الف ِْط ِر‬
َ ِ ‫ض َرسُو ُل هَّللا‬
َ ‫َف َر‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah dengan satu sha’ kurma


atau satu sha’ gandum…(HR. Bukhari)

Dari Abu said al khudri radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

‫صاعًا ِم ْن طَ َع ٍام‬ ْ ِ‫ُكنَّا نُ ْخ ِر ُج يَوْ َم الف‬


َ ‫ط ِر‬

Kami mengeluarkan zakat fitrah pada hari raya dengan satu sha’ makanan.( HR.
Bukhari & Muslim)

Untuk muslim Indonesia umumnya dengan beras sebanyak 3,1 liter atau 2,5 kg. Atau
bisa diganti dengan uang senilai 3,1 liter atau 2,5 kg makanan pokok(beras) yang harus
dibayarkan. [9]

3.      Waktu Membayar Zakat fitrah

Menurut imam syafa’i boleh mengeluarkan zakat sejak permulaan bulan Ramadhan,
sedangkan menurut imam Malik dan Ahmad; boleh mengeluakan zakat fitrah sejak sehari
atau dua hari sebelum hari raya idul fitri.[10]

ْ ِ‫ َوكَانُوا يُ ْعطُونَ قَب َْل الف‬،‫ْطيهَا الَّ ِذينَ يَ ْقبَلُونَهَا‬


‫ط ِر بِيَوْ ٍم أَوْ يَوْ َم ْي ِن‬ ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما يُع‬
ِ ‫َكانَ ابْنُ ُع َم َر َر‬
AIbn Umar radliallahu ‘anhu, bahwa beliau membayar zakat fitrah kepada panitia
penerima zakat fitrah. Mereka (para sahabat) menyerahkan zakat fitrah sehari atau dua hari
sebelum hari raya. (HR. Bukhari secara muallaq, keterangan hadis no. 1511).

Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam matahari pada malam
Idul Fitri. Adapun beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah pada waktu itu
adalah :

a.       Waktu mubah, yaitu awal bulan Ramadhan sampai hari penghabisan Ramadhan.

b.      Waktu wajib, yaitu mulai terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan.

c.       Waktu sunah, yaitu sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.

d.      Waktu makruh, yaitu sesudah sholat Idul Fitri  tetapi sebelum terbenam matahari pada hari
raya Idul Fitri.

e.       Waktu haram, yaitu sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.

Apabila terlambat membayar zakat sesudah sampai tahunnya dan harta itu sudah di
tangannya, yang menerima zakat pun sudah ada. Maka jika benda itu hilang, ia wajib
mengganti zakatnya itu karena kelalaiannya.[11]

4.      Orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah

Allah telah menetapkan siapa-siapa ang berhak menerima zakat fitrah dan zakat
mall. Sebagaimana firmannya

ِ ‫ِين َع َل ْي َها َو ْالم َُؤلَّ َف ِة قُلُو ُب ُه ْم َوفِي الرِّ َقا‬


‫ب‬ َ ‫ِين َو ْال َعا ِمل‬
ِ ‫ات ل ِْلفُ َق َرا ِء َو ْال َم َساك‬ َّ ‫إِ َّن َما ال‬
1ُ ‫ص َد َق‬
‫ض ًة م َِن هَّللا ِ َوهَّللا ُ َعلِي ٌم َحكِي ٌم‬ َ ‫يل َف ِري‬ ِ ‫يل هَّللا ِ َو ِاب‬
ِ ‫ْن الس َِّب‬ ِ ‫ِين َوفِي َس ِب‬ َ ‫ارم‬ ِ ‫َو ْال َغ‬
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."(at-
taubah:60).[12]

Dalam ayat diatas, terdapat delapan golongan yang berhak menerima zakat tetapi untuk
zakat fitrah haruslah diutamakan untuk fakir miskin.

1)      Orang fakir: yaitu tidak mempunyai mata pencaharian tetap dan tidak ada yang menanggung
kebutuhan hidup sehari-harinya.

2)      Orang miskin: mempunyai mata pencaharian tetapi penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
3)      Amil: yang mengurusi zakat, mulai dari pengumpulan sampai dengan pembagian kepada yang
berhak.

4)      Hamba Sahaya: orang yang menjadi budak dan dapat diperjualbelikan.

5)      Fi Sabilillah: yang memperjuangkan agama Islam.  [13]

6)      Muallaf :

Ø  Orang yang baru masuk Islam dan imannya belum teguh.

Ø  Orang Islam yang berpengaruh dalam kaumnya.

Ø  Orang Islam yang berpengaruh terhadap kafir.

Ø  Orang yang menolak atau menangani kejahatan orang yang anti zakat.

7)      Orang yang berhutang            :

Ø  Orang yang berhutang karena mendamaikan dua orang yang berselisih.

Ø  Orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya yang dibolehkan.

Ø  Orang yang berhutang karena menjamin utang orang lain, sedangkan dia dan orang yang dijamin tidak
mampu membayar.[14]

8)      Ibnu Sabil atau musafir : orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat.
BAB IV
PENUTUP

1.      Kesimpulan

Zakat Fitrah adalah zakat yang diwajibkan atas priadi Muslimin;  kecil atau besar, lelaki atau
perempuan, budak atau merdeka (sabiq 1993;126). [15]

Syarat wajib zakat fitrah ada tiga:

1.      Islam. Zakat ini wajib bagi setiap kaum muslimin: orang merdeka maupun budak, laki-laki maupun
wanita, anak maupun dewasa.

2.      Memiliki bahan makanan lebih dari satu sha’ untuk kebutuhan dirinya dan keluarganya, selama
sehari semalam ketika hari raya

3.      Telah masuk waktu wajibnya pembayaran zakat, yaitu ketika terbenamnya matahari di hari puasa
terakhir, menjelang tanggal satu syawal.

Jenis barang zakat fitrah dan jumlahnya untuk muslim Indonesia umumnya dengan beras
sebanyak 3,1 liter atau 2,5 kg. Atau bisa diganti dengan uang senilai 3,1 liter atau 2,5 kg makanan
pokok(beras) yang harus dibayarkan. [16]

Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam matahari pada malam
Idul Fitri. Adapun beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah pada waktu itu
adalah :

a.       Waktu mubah, yaitu awal bulan Ramadhan sampai hari penghabisan Ramadhan.

b.      Waktu wajib, yaitu mulai terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan.

c.       Waktu sunah, yaitu sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.

d.      Waktu makruh, yaitu sesudah sholat Idul Fitri  tetapi sebelum terbenam matahari pada hari
raya Idul Fitri.

e.       Waktu haram, yaitu sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.

Apabila terlambat membayar zakat sesudah sampai tahunnya dan harta itu sudah di
tangannya, yang menerima zakat pun sudah ada. Maka jika benda itu hilang, ia wajib
mengganti zakatnya itu karena kelalaiannya.[17]

"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,


pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."(at-
taubah:60).[18]

2.    Saran

a.       Sebaiknya kita menunaikan ibadah zakat untuk menyempurnakan rukun Islam kita.

b.      Kita harus membayar zakat agar kita dapat menolong orang yang lemah dan menderita.

c.       Kita harus membayar zakat di waktu dan orang yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Antoni, dkk, Al-islam Kemuhammadiyaan  (Plembang: Universitas Muhammdiyah

     Palembang, 2014)

http://indonesia-admin.blogspot.co.id/2010/02/makalah-zakat-fitrah.html, (diakses

     pada tanggal 18 november 2015)


http://www.konsultasisyariah.com/panduan-bayar-zakat-fitrah-bagian-01/,

     (diakses pada tanggal 18 november 2015)

http://www.konsultasisyariah.com/panduan-zakat-fitrah-bagian-02/, (diakses pada

     tanggal 18 november 2015)

http://anekamakalahkita.blogspot.co.id/2013/01/makalah-agama-islam-tentang-    zakat.html?m=1,
(diakses pada tanggal 18 november 2015)

[1] http://pdfcontact.com/download/7194234/
Tim Abdi Guru, Agama Islam Untuk SMP Kelas Vlll, (Jakarta : Erlangga), hal.150
[2]  

[3] Ibid.

[4] Tim Abdi Guru, Op.Cit, Hal. 150

[5] Al-Majmu’ karya An-Nawawi, 6/103

[6] Zakat fitrah karya Syaikh Said Al Qohtoni

[7] Antoni, dkk, Al-islam kemuhammadiayaa (Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang,2014) hlm.177

[8] Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)

[9] Antoni, dkk, Al-islam kemuhammadiayaa (Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang,2014) hlm.177

[10] Antoni, dkk, Al-islam kemuhammadiayaa (Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang,2014) hlm.178

[11] Tim Abdi Guru, Op.Cit, Hal. 152

[12] Antoni, dkk, Al-islam kemuhammadiayaa (Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang,2014) hlm.178

[13] Tim KKG PAI Kota Surabaya, Op.cit, hal. 60

[14] Tim Abdi Guru, Op.cit, hal. 159

[15] Antoni, dkk, Al-islam kemuhammadiayaa (Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang,2014) hlm.177

[16] Antoni, dkk, Al-islam kemuhammadiayaa (Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang,2014) hlm.177

[17] Tim Abdi Guru, Op.Cit, Hal. 152

[18] Antoni, dkk, Al-islam kemuhammadiayaa (Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang,2014) hlm.178

Anda mungkin juga menyukai