ANEMIA
OLEH :
18613229
2021
A. Konsep Dasar Penyakit.
1. Definisi Anemia.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan / atau hitung eritrosit lebih
rendah dari nilai normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl (normal : 14 – 16
g/dl) dan Ht < 40 % (normal : 40 – 48 vol %) pada pria atau Hb < 12 g/dl (normal : 12
– 14 g/dl) dan Ht < 37% (normal : 37- 43 vol %) pada wanita (Mnsjoer, 2001).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass)
dan atau massa hemoglobin sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer ( penurunan oxygen carrying
capacity) ( Lubis, 2006).
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh (Handayani & Haribowo, 2008).
Dapat disimpulkan bahwa anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hb
dan / atau hitung eritrosit lebih rendah dari nilai normal yaitu Hb < 14 g/dl dan Ht < 40
% pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan
perifer.
2. Etiologi Anemia.
a. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
b. Perdarahan
c. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
d. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Anemia terjadi sebagai akibat gangguan, atau rusaknya mekanisme produksi sel
darah merah. Penyebab anemia adalah menurunnya produksi sel-sel darah merah
karena kegagalan dari sumsum tulang, meningkatnya penghancuran sel-sel darah
merah, perdarahan, dan rendahnya kadar ertropoetin, misalnya pada gagal ginjal
yang parah. Gejala yang timbul adalah kelelahan, berat badan menurun, letargi, dan
membran mukosa menjadi pucat. Apabila timbulnya anemia perlahan (kronis),
mungkin hanya timbul sedikit gejala, sedangkan pada anemia akut yang terjadi
adalah sebaliknya (Fadil, 2005).
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai
sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf)
yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus), pica, serta
perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara
mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul
5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya
sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala
terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan
jantung.(Price ,2000:256-264)
Manifestasi klinis
Penurunan SDM
Hb berkurang
Anemia PK Anemia
Gastro
Gg.
intestinal Hipoksia SSP
perfusi
Penurunan jaringan
kerja GI Mekanisme an aerob serebral
Asam laktat Reaksi antar
Peristaltik Kerja saraf berkurang
menurun
lambung
menurun ATP berkurang
Makanan Pusing
susah As. Lambung
Kelelahan
dicerna meningkat Energy untuk
membentuk
Nyeri
Intoleransi antibodi berkurang
Anoreksia
Konstipasi aktivitas
mual Resiko infeksi
Perubahan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
5. Klasifikasi Anemia.
Menurut Mansjoer (2001) klasifikasi anemia yaitu :
a. Anemia Mikrositik Hipokrom :
1) Anemia Defisiensi Besi.
Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia
paling banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasis).
Infestasi cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang baik tidak
akan menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi
anemia.
2) Anemia Penyakit Kronik.
Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi, seperti
infeksi ginjal, paru-paru (abses, empiema dll), inflamasi kronik (artritis
reumatoid) dan neoplasma.
b. Anemia Makrositik :
1) Defisiensi Vitamin B12.
Kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik terjadi karena gangguan
absorpsi vitamin yang merupakan penyakit herediter autoimun, namun di
Indonesia penyebab anemia ini adalah karena kekurangan masukan vitamin
B12 dengan gejala-gejala yang tidak berat.
2) Defisiensi Asam Folat.
Anemia defisiensi asam folat jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di
seluruh saluran cerna. Gejalanya yaitu perubahan megaloblastik pada
mukosa, mungkin dapat ditemukan gejala-gejala neurologis, seperti
gangguan kepribadian.
c. Anemia karena perdarahan.
1) Perdarahan akut akan timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak,
sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.
2) Perdarahan Kronik biasanya sedikit - sedikit sehingga tidak diketahui
pasien. Penyebab yang sering adalah ulkus peptikum dan perdarahan
saluran cerna karena pemakian analgesik.
d. Anemia Hemolitik.
Pada anemia hemolitik terjadi penurunn usia sel darah merah ( normal 120
hari). Anemia terjadi hanya bila sumsum tulang telah tidak mampu
mengatasinya karena usia sel darah merah sangat pendek.
e. Anemia Aplastik.
Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel
darah. Hal ini bisa karena kongenital namun jarang terjadi.
Pathway Anemia
Intoleransi
aktivitas
Rencana Asuhan Keperawatan
NO. Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi
D.0056 Intoleransi Aktivitas. Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam di Tindakan observasi
1.
1. Anemia
2. Gagal jantung kongesif
3. Penyakit jantung koroner
4. Penyakit katup jantung
5. Aritmia
6. Penyakit paru obstruksi kronis
(PPOK)
7. Gangguan metabolik
D.0057 Keletihan.
Definisi:
Penurunan kapasitas kerja fisik dan
mental yang tidak pulih dengan
istirahat.
• Gangguan tidur
perawatan/pengobatan jangka
telah tidur
3. Mengeluh lelah
Objektif
• Tidak mampu
mempertahankan aktivitas
rutin
• Tampak lesu
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
• Merasa bersalah akibat tidak
mampu menjalankan
tanggung jawab
• libido menurun
Objektif
• Kebutuhan istirahat
meningkat
2. Hipotiroidisme/Hipertirodism
e
3. AIDS
4. Depresi
5. Menopause
Keterangan:Diagnosis keletihan
merupakan perasaan subjektif yang
tidak teratasi dengan istirahat dan
intervensi keperawatan tidak
difokuskan untuk meningkatkan daya
tahan beraktivitas (endurance),
melainkan untuk membantu klien
beradaptasi dengan kondisi yang
dialaminya. Sedangkan, Intoleransi
Aktivitas difokuskan untuk
meningkatkan toleransi dan daya
tahan beraktivitas kl
12. Kehamilan
menyenangkan
1. Mengeluh mual
Objektif
(tidak tersedia)
Subjektif
2. Sensasi panas/dingin
3. Sering menelan
Objektif
1. Salva meningkat
2. Pucat
3. Diaforesis
4. Takikardia
5. Pupil dilatasi
1. Meningitis
2. Labrinitis
3. Uremia
4. Ketoasidosis diabetik
5. Ulkus petikum
6. Penyakit esofagus
7. Tumor intaabdomen
8. Penyakit meniere
9. Neuroma akustik
11. Kanker
12. Glaukoma