Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Karies Gigi


Sub Pokok Bahasan : Pengertian Karies Gigi, Timbulnya Karies Gigi, Tanda dan Gejala
Karies Gigi, Bahaya Karies Gigi, Pencegahan Karies Gigi, Perawatan
Karies Gigi
Sasaran : Keluarga Tn. A
Pelaksanaan/Waktu :
Tempat : Sawah Besar
Penyuluh :
A. Latar Belakang
Jumlah masyrakat yang berkunjung ke Puskesmas bahkan di rujuk ke Rumah Sakit
yang diakibatkan penyakit gigi dan mulut akibat karies. Karies yang diderita
masyarakat makin hari makin meningkat, tak hanya itu kariespun merupakan penyakit
yang paling sering dijumpai dirongga mulut, dan hampir 90% masyarakat yang
menderita karies.

Karies yang merupakan penyakit yang diderita sebagian masyarakat Indonesia, yang
mana penyakit tertinggi ke enam yang ditemukan masyarakat Indonesia dan
menempati urutan keempat penyakit termahal dalam pengobatan, sehingga memiliki
perhatian khusus.

Bagian hal terpenting dari mulut yang dapat berfungsi untuk berbicara dan makan
yaitu gigi. Gigi yang mengalami kerusakan bisa terjadi karena kurangnya kebersihan
gigi dan mulut. Adapun anak usia sekolah merupakan usia lebih cenderung untuk
memilih makanan manis (seperti: permen dan coklat), sehingga hal itu bisa jadi
merupakan faktor yang menyebabkan karies gigi. Oleh karena itu, pendidikan tentang
kebersihan dan kesehatan gigi sangatlah penting.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan keluarga Tn. A mengetahui dan
memahami terserang Karies Gigi, dan bisa mencegah dari penyakit tersebut
dengan upaya kuratif dan preventif agar keluarga sehat sejahtera.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan masyarakat dapat :
a. Mampu menyebutkan pengertian dari Karies Gigi.
b. Mengetahui dan memahami penyebab dari Karies Gigi.
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari seseorang yang terkena
Karies Gigi dan dapat menyebutkan upaya pencegahan dari Karies Gigi.
d. Mengetahui cara menggosok gigi

C. Sasaran dan Target.


Sasaran di tujukan untuk keluarga Tn. A khususnya An. D & An. A.

D. Metode
1. Ceramah.
2. Demonstrasi
3. Diskusi/tanya jawab.

E. Media
1. Lembar balik
2. Alat untuk menggosok gigi

F. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan 1. Mengucapkan salam 5 menit
2. Penyampaian maksud dan tujuan
pertemuan sesuai kontrak waktu.
Proses 1. Menyebutkan pengertian Karies 20 menit
Gigi
2. Menyebutkan penyebab Karies Gigi
3. Menyebutkan gejala Karies Gigi
4. Mengetahui cara menggosok gigi
Penutup 1. Memberikan evaluasi berupa 5 menit
pertanyaan pada keluarga.
2. Menutup pertemuan dan mengucapkan
salam.

G. Kriteria Evalusi.
1. Evaluasi struktur
a. Kesepakatan dengan keluarga Tn. A
b. Kesiapan materi penyaji.
2. Evaluasi proses
Keluarga Tn. A
a. Keluarga bersedia menerima penjelasan materi dari penyuluhan.
b. Keluarga mau bertanya tentang hal-hal yang tidak di ketahui.
c. Keluarga mau menjawab pertanyaan yang telah diberikan.
Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan perananya dengan baik.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
b. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
KARIES GIGI
A. Definisi
Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentil dan sementrum,
yang disebabkan oleh aktivitas yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya
demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan
organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran
infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Kidd, 2013).

Karies gigi adalah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi dan mengakibatkan
gigi berlubang. Jika tidak cepat ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri
dan penanggalan gigi. (Basuki, 2008) Karies gigi (gigi berlubang) merupakan
penyakit yang umum pada anak-anak, terutama anakanak usia sekolah (Biddulph-
stace, 1999).

B. Etiologi
Proses terjadinya karies gigi merupakan fenomena multifaktor yaitu faktor host,
mikroflora mulut, substrat dan waktu. Karies terjadi karena interaksi antara gigi,
bakteri dan gula. Dilain pihak terhadap satu faktor penghambat karies, yaitu
antibodi. Beberapa faktor yang saling berinteraksi pada patogenesis karies gigi
dapat digambarkan sebagai beberapa lingkaran yang tumpang tindih sebagai
deskripsi daerah karies dan non karies. dengan memperluas lingkaran antibosi,
diharapkan daerah karies dapat diperkecil.

Karies gigi memiliki faktor penyebab multifaktor, yaitu adanya 4 faktor yang
saling mempengaruhi. Keempat faktor tersebut adalah host (tuan rumah), agent
(mikroorganisme), substrat (lingkungan), dan time. Kesimpulannya adalah karies
terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit menular
lainnya, tetapi disebabkan oleh serangkaian terjadi selama beberapa kurun waktu
beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa, dapat
diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan
menurun sampai di bawah 5 menit dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang
berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan deminerilasasi
permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun di mulai (Kidd and Bechal,
2012).
Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling
mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik,
substrat yang sesuai dan waktu yang lama (Kidd and Bechal 2012). Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi karies adalah:
1. Host
Untuk terjadinya karies gigi antara lain dibutuhkan gigi (host) yang rentan.
Lapisan keras gigi terdiri dari enamel dan dentin, enamel adalah lapisan yang
paling luar, dan seperti diketahui, karies selalu dimulai dari lapisan luar, oleh
karena itu enamel sangat menentukan proses terjadinya karies. Enamel lebih
tahan terhadap karies dibandingkan lapisan dibawahnya Enamel merupakan
jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 97%
mineral (kalsium, fosfat, karbonat, flour), air 1% dan bahan organik 2%.
Bagian luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan
mengandung banyak flour, fosfat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan
kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel
mengandung mineral, maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan
semakin resisten (Pintauli dan Hamada 2008). Karies yang mula-mula terjadi
pada permukaan enamel disebut karies awal, karies dini atau white spot.
Karies awal ditandai dengan permukaan yang putih dan buram serta kasar,
tetapi pada rabaan dengan menggunakan sonde belum terdapat tahanan. Bila
proses karies berlangsung lebih lanjut maka proses karies akan berlangsung
lebih cepat karena lapisan yang terdapat di bawah enamel kurang tahan
terhadap asam penyebab karies.
2. Substrat
Substrat adalah campuran makanan yang halus dan minuman yang dimakan
sehari-hari yang menempel pada permukaan gigi. Telah diketahui bahwa
orang-orang yang banyak memakan makanan yang mengandung karbohidrat
terutama Perlu diingat bahwa bukan saja tipe makanan yang penting, kadar
konsumsi juga berperan penting dalam pembentukan karies. Pemaparan yang
lama dan berulang kepada karbohidrat dapat meningkatkan resiko karies.
Streptococcus mutans akan meragi semua jenis karbohidrat, tetapi
mikroorganisme tersebut paling efisien dalam menghasilkan asam dari gula
jenis sukrosa. Gula dapat membantu perlekatan plak dan merupakan sumber
energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan reproduksi bakteri-bakteri
tersebut. Sukrosa, glukosa dan fruktosa dapat dijumpai di kebanyakan
makanan dan minuman seperti minuman manis serta susu formula. (Vadiakas
2008).
3. Mikroorganisme
Karies gigi salah satunya disebabkan oleh hasil dari perkembangan beberapa
organisme spesifik yang berlebih dan merupakan bagian dari flora normal
pada mulut. Mikroorganisme di dalam mulut yang berhubungan dengan karies
antara lain adalah berbagai strain streptococcus, lactobasillus, actynomises dan
lain-lain. Streptococcus mutans sangat berperan terhadap karies pada gigi yang
berhubungan dengan karbohidrat, plak gigi dan saliva di dalam mulut (Kash
2003). Individu yang terinfeksi oleh streptokokus mutans dalam jumlah
banyak merupakan individu yang berisiko terserang karies, disebabkan sifat
streptokokus mutans yang dapat memfermentasi berbagai jenis karbohidrat
menjadi asam dan menurunkan pH, menambah sifat adhesif dan kohesif plak
pada permukaan gigi. Karies terjadi karena asam yang dihasilkan
mikroorganisme yang difermentasi dari karbohidrat. Asam ini menghancurkan
dengan cepat bagian anorganik gigi. Kemudian mikroorganisme yang sama
maupun berbeda menghancurkan bagian organik gigi. Kombinasi kedua
proses perusakan ini dapat menimbulkan karies (Fayle 2001).
4. Waktu
Interaksi antara ketiga faktor tersebut selama suatu periode akan merangsang
pembentukan karies, yang dimulai dengan munculnya white spot pada
permukaan gigi tanpa adanya kavitas akibat proses demineralisasi pada bagian
enamel. Faktor waktu yang dimaksudkan adalah lamanya pemaparan gigi
terhadap penyebab-penyebab di atas yang menyebabkan terjadinya karies dan
bervariasi pada setiap orang. Secara umum, lamanya waktu yang dibutuhkan
karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan
6-48 bulan. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik
untuk menghentikan penyakit ini (Pinkham et al 2005).
C. Gejala klinis
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit
berkembang lama.Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak
berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini
dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat
kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka
struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan
mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya
karies yang aktif.

Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang
terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian
menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah
hebat dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis.
Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan yang buruk.
Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan
lainnya sehingga menjadi berbahaya (Ludwig's Anigna, 2006).

D. Pencegahan
Menjaga kebersihan mulut adalah merupakan cara terbaik untuk mencegah
terjadinya penyakit-penyakit dalam mulut, seperti: karies gigi dan radang gusi.
Kedua penyakit tersebut merupakan penyakit yang paling sering ditemukan dalam
mulut, penyebab utama penyakit tersebut adalah plaque. Beberapa cara
pencegahan karies gigi antara lain:
1. Plaque control
Plaque control merupakan cara menghilangkan plaque dan mencegah
akumulasinya. Tindakan tersebut merupakan tingkatan utama dalam mencegah
terjadinya karies dan radang gusi. Menurut Wirayuni (2003), ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan plaque control, antara lain:
a. Scalling
Scalling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada semua permukaan
gigi dan pemolesan terhadap semua permukaan gigi.
b. Penggunaan dental floss (benang gigi)
Dental floss ada yang berlilin ada pula yang tidak yang terbuat dari nilon.
Floss ini digunakan untuk menghilangkan plaque dan memoles daerah
interproximal (celah di antara dua gigi), serta membersihkan sisa makanan
yang tertinggal di bawah titik kontak.
c. Diet
Diet merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari dalam jumlah dan
jangka waktu tertentu. Hendaknya dihindari makanan yang mengandung
karbohidrat seperti: dodol, gula, permen, demikian pula makanan yang
lengket hendaknya dihindari. Adapun yang disarankan dalam plaque
control adalah makanan yang banyak mengandung serat dan air. Jenis
makanan ini memiliki efek self cleansing yang baik serta vitamin yang
terkandung di dalamnya memberikan daya tahan pada jaringan penyangga
gigi.
d. Kontrol secara periodik
Kontrol dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui kelainan dan
penyakit gigi dan mulut secara dini.
e. Fluoridasi
Fluor adalah suatu bahan mineral yang digunakan oleh manusia sebagai
bahan yang dapat membuat lapisan email tahan terhadap asam. Menurut
YKGI (1999), penggunaan fluor ada dua macam yaitu secara sistemik dan
lokal. Secara sistemik dapat dilakukan melalui air minum mengandung
kadar fluor yang cukup sehingga fluor dapat diserap oleh tubuh.
f. Menyikat gigi
Menyikat gigi ádalah cara yang dikenal umum oleh masyarakat untuk
menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan maksud agar terhindar dari
penyakit gigi dan mulut. Menurut Manson dan Elley (1993), menyikat gigi
sebaiknya dilakukan dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang
terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian
posterior sisi lainnya. Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
menyikat gigi yang baik, antara lain:
1) Sikat gigi
Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang mempunyai ciri-ciri,
seperti: bulu-bulu sikat lunak dan tumpul, sehingga tidak melukai
jaringan lunak dalam mulut. Ukuran sikat gigi diperkirakan dapat
menjangkau seluruh permukaan gigi atau disesuaikan dengan ukuran
mulut. Dalam memilih sikat gigi, yang harus diperhatikan adalah
kondisi bulu sikat. Pilihlah bulu sikat yang terbuat dari nilon karena
sifatnya yang elastis (Budiman, 2009).
2) Pasta gigi
Pasta Gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung flour, karena
flour akan bereaksi dengan email gigi dan membuat email lebih tahan
terhadap serangan asam pasta gigi yang mengandung flour apabila
digunakan teratur akan dapat mencegah kerusakan gigi. Pasta gigi
mengandung bahan abrasive ringan seperti kalsium karbonat dan
dikalsium fosfat tetapi baru sedikit bukti-bukti yang menunjukkan
bahwa penggunaan pasta gigi dapat meningkatkan efisien pembersihan
plaque. pasta gig yang mengandung flourida dapat meningkatkan
absorpsi ion fluor pada permukaan gigi yang akan menghambat
kolonisasi bakteri dari permukaan gigi. Beberapa pasta gigi tentu juga
mengandung bahan- kimia seperti formaldehid yang dapat membantu
mengurangi sensitivitas dari akar gigi yang terbuka akibat resesi
gingival (Manson dan Eley, 1993).
3) Alat bantu menyikat gigi
Menurut Manson dan Elley (1993), beberapa alat bantu yang
digunakan untuk membersihkan gigi adalah: benang gigi, tusuk gigi,
dan sikat sela-sela gigi. Penggunaan benang gigi akan membantu
menghilangkan plaque dan sisa-sisa makanan yang berada di sela-sela
gigi dan di bawah gusi. Daerah-daerah tersebut sulit dibersihkan
dengan sikat gigi.
4) Waktu menyikat gigi
Waktu menyikat gigi yang tepat adalah pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur. Waktu tidur produksi air liur berkurang sehingga
menimbulkan suasana asam di mulut. Sisa-sisa makanan pada gigi jika
tidak dibersihkan, maka mulut semakin asam dan kumanpun akan
tumbuh subur membuat lubang pada gigi. Sifat asam ini bisa dicegah
dengan menyikat gigi (Budiman, 2009).
5) Teknik menyikat gigi teknik menyikat gigi adalah:
a) Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan
maju mundur dan pendek-pendek atau atas bawah sedikitnya
delapan kali gerakan setiap permukaan gigi
b) Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan
naik turun
c) Permukaan gigi yang mengahdap ke pipi disikat dengan gerakan
naik turun agak memutar
d) Permukaan gigi yang digunakan untuk menguyah disikat dengan
gerakan maju mundur
e) Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat
dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi
f) Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja agar
sisa fluor masih ada pada gigi
g) Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan
dengan posisi kepala sikat berada di atas.

Anda mungkin juga menyukai