Anda di halaman 1dari 14

MUZAKKI

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Fiqh Zakat

Dosen Pengampu:

Bapak M Shohibul Jamil

Disusun Oleh:

1. Sukrona Muhamad
2. Fitratun Nafsiah 1905046075
3. Kholifatus Solikah 1905046092
4. Freni Anggoro 1905046109

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi.wabarakatuh

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada AllahSwt.Karena rahmat, karunia serta taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Fikh Zakat tentang “Muzakki” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.Dan juga kami berterimakasihkepada Bapak Shohibul
Jamil selakuDosenmatakuliah Fikh Zakat yang telahmemberikantugasinikepada kami.Kami
sangatberharapmakalahinidapatbergunadalamrangkamenambahwawasansertapengetahuankitame
ngenai Muzakki dandapatdiamalkandalamkehidupansehari-hari.Kami
jugamenyadarisepenuhnyabahwa di dalammakalahiniterdapatkekerungandanjauhdari kata
sempurna. Olehsebabitu, kami berharapadanyakritikdan saran terhadapmakalah yang telah kami
buat demi perbaikan di masa depan.

Semarang, 26 Okober 2020

Hormat Kami

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Pemerintah berkewajiban memungut dari orang yang wajib mengeluarkan zakat(muzakki) dan
memberikan kepada orang yang berhak menerima (mustahiq)-nya. Hal ini antara lain dijelaskan
dalam QS.9:60, menyangkut ‘amil dan mustahiq lainnya, dan QS 9:103, mengenai perintah
memungut zakat. Dalil yang paling tegas dalam masalah ini adalah tindakan Khalifah Abu Bakar
Shiddiq memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Selain itu di dalam hadis
Bukhari, Muslim dan beberapa perawi lain disebutkan bahwa Rasulullah saw., ketika mengutus
Mu’az keYaman, bersabda kepadanya: “Beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah SWT telah
mewajibkan dari sebagian harta mereka untuk disedekahkan. Diambil dari orang kaya untuk
diberikan kepada orang-orang yang fakir ... ”.

Di samping itu, di dalam berbagai riwayat ditemukan bahwa Rasulullah telah mengangkat
beberapa orang untuk menjadi petugas zakat.Selain dari ulama dan pemerintah, muzakki menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan perintah wajib zakat ini karena mereka lah orang
yang dibebani kewajiban untuk mengeluarkan bagian tertentu dari harta kekayaannya untuk
kemudian diberikan kepada yang berhak menerimanya. Berhasil tidaknya pelaksanaan zakat,
salah satunya ditentukan oleh kemampuan menghimpun muzakki, karena dana yang akan
didistribusikan kepada mustahiq dalam rangka memperbaiki ekonomi umat berasal dari mereka.
Hal inilah yang akan menjadi fokus perhatian pada makalah ini, terutama untuk mengemukakan
tentang siapa dan apa kriteria muzakki.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi Muzakki


2. Apa saja Syarat sebagai Muzakki
3. Bagaimana Kedudukan Zakat terhadap Muzakki
4. Macam-macam Zakat
5. Study Kasus tentang Muzakki
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Muzakki

Adapun yang dimaksud dengan kewajiban bagi orang-orang tertentu untuk mengeluarkan
sebagian hartanya adalah para muzakki(orang yang berkewajiban mengeluarkan zakat). Yang
Wajib Berzakat(Muzakki) Persoalan yang sangat terkait dengan kewajiban zakat adalah atas
siapa diwajibkan berzakat itu. Inilah sebenarnya yang menjadi inti dari pem-bahasan tema
ini.Jumhur ulama menyatakan bahwa orang yang disepakati wajib mengeluarkan zakat adalah
merdeka, telah sampai umur, berakal dan nisabbyang sempurna. Sedangkan harta yang
wajib dikeluarkan zakatnya yang disepakati mayoritas ulama adalah emas, perak dan binatang
ternak dan penuh setahun dimiliki oleh muzakki.1

Dalam hubungannya dengan diri sendiri (muzakki), zakat merupakan salah satu cara
memberantas pandangan hidup materialistis, suatu paham yang menjadikan harta bukan lagi
sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup, tetapi menempatkannya sebagai tujuan hidup.
Dengan demikian zakat menjaga manusia dari kerusakan jiwa, dan memebersihkannya dari
sifat-sifat tercela. Zakat yang dikeluarkan oleh seorang Muslim karena patuh kepada
Allah dan mencari ridha Allah, akan dapat membersihkan dan mensucikannya dari dosa dan
sifat kikir.2

B. Syarat Muzakki

Orang yang wajib berzakat disebut dengan Muzakki. Telah disepakati oleh umat
Islam bahwa zakat hanya diwajibkan kepada seorang muslim, merdeka, dewasa yang berakal,
yang memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dengan syarat tertentu. Ketentuan ini ada
yang disepakati dan ada pula yang tidak. Mengenai ketentuan yang pertama, para ulama telah
sepakat bahwa zakat tidak diwajibkan kepada non muslim.

Dasar pendapat mereka ini adalah hadis shahih yang menjelaskan tentang instruksi
nabi kepada Mu’az bin Jabal ketika beliau mengutusnya ke Yaman: “... Yang pertama
yang harus kamu lakukan adalah mengajak mereka agar meyakini bahwa Tiada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah RasulNya. Apabila mereka menyambut seruanmu, maka
ajarkanlah bahwa Allah mewajibkan mereka salat lima kali dalam sehari. Dan bila mereka
mengerjakannya, maka barulah kamu beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan
mereka berzakat, yang dipungut dari orang kaya mereka dan diberikan kepada orang
yang miskin.” Dengan ini jelaslah bahwa kewajiban zakat ini terkait dengan keislaman
seseorang, dan ia merupakan salah satu dari lima landasan tempat berdirinya bangunan

1
EL-FURQONIA Vol.01 No.01 Agustus 2015Zakat Produktif sebagai Titik Tolak Kebangkitan Peradaban Islam
2
Al-Iqtishad:Vol. I, No. 1, Januari 2009Irnawati Rais:Muzakki dan Kriterianya dalam Tinjauan Fikih Zakat
keislaman itu, yaitu syahadat, salat, zakat, puasa dan haji ke Baitullah. Karena itu tidak
diwajibkan bagi orang yang tidak Islam.

Para ulama juga sepakat bahwa zakat hanya diwajibkan bagi Muslim yang merdeka.
Zakat tidak wajib atas budak, karena budak tidak memiliki apa-apa, bahkan ia sendiri adalah
milik tuannya. Kalaupun ia memilikisesuatu, maka itu bukanlah pemilikan yang sempurna
(penuh).Sementara itu, para ulama berbeda pendapat tentang harta anak-anak dan orang
gila, ada yang berpendapat tidak wajib, dan ada yang sebaliknya. Beberapa ulama seperti
Abu Ja’far al-Baqir, Hasan, Mujahid dan lain-lain berpendapat bahwa harta anak-anak dan
orang gila tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Mereka beralasan:11 Pertama, zakat adalah
ibadah mahdhah seperti salat, dan ibadah ini perlu niat, yang tidak dipunyai oleh anak-anak atau
orang gila, dan kalaupun mereka bisa melakukannya, tidaklah dianggap.

Karena itu, ibadat tidak wajib atas mereka, dan mereka tidak dikhithab dengannya.Kedua,
alasan di atas, menurut mereka didukung oleh hadis rufi’al qalam ‘an tsalaatsattin: ‘anish
shabiyyi hatta yablugha, ‘anin naa’imi hatta yastayqazha, wa ‘anil majnuuni hattayfiiqa.
Terangkatnya pena berarti bebas dari tuntutan hukum, karena hukumnya hanya dibebankan
kepada orang yang memahami maksud hukum, sedangkan tiga golongan yang disebutkan
dalam hadis tidak memahami maksud tersebut.Ketiga, dalil lain menurut mereka adalah
firman Allah dalam QS. 9:103. Di sini dijelaskan bahwa tujuan dari perintah pemungutan
zakat itu adalah untuk membersihkan dan mensucikan dari dosa, sedangkan anak-anak dan orang
gila tidak berdosa.

Karena itu, tentu mereka tiak termasuk dalam tuntutan ayat ini.Keempat, selain itu,
kemashlahatan yang menjadi perhatian Islam dalam setiap penetapan hukumnya, menurut
mereka tidak akan ter capai dengan mewajibkan zakat kepada harta mereka ini, karena
ketidak-mampuan mereka mengelola harta, maka penarikan zakat dari tahun ketahun
dikhawatirkan akan menghabiskan harta mereka dan me nyebab-kan mereka miskin.Sementara
itu Jumhur ulama dari kalangan sahabat, tabi’in dan orang yang sesudah mereka
berpendapat bahwa harta anak-anak dan orang gila wajib dikeluarkan zakatnya. Alasan
mereka adalah12:

Nash 101ayat dan hadis yang mewajibkan zakat bersifat umum, yang mencakup pada semua
harta orang kaya, tanpa mengecualikan anak-anak dan orang gila.

Hadis riwayat Syafi’i dari Yusuf bin Mahak bahwa Rasululullah bersabda: “Terimalah/Ambillah
oleh kalian zakat dari harta seorang anak yatim (yang kaya), atau harta kekayaan anak-anak
yatim yang tidak mengakibatkan harta itu habis. Selain itu mereka beralasan dengan tindakan
para sahabat, seperti Umar, Ali, Abdullah bin Umar, Aisyah dan Jabir bin Abdullah yang
mewajibkan zakat atas kekayaan anak-anak. Kemudian mereka juga melihat dari sisi makna dari
diwajibkannya zakat, yang menurut mereka adalah untuk membantu orang yang membutuhkan
di samping untuk mensyukuri nikmat Allah, karena itu anak-anak dan orang gila, bila memang
kaya tidak terlepas dari kewajiban zakat ini.Setelah memperhatikan semua alasan dari kedua
belah pihak, maka Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa yang mewajibkan zakat harta anak dan
orang gila lebih kuat dalilnya.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa kekayaan anak-anak dan orang gila wajib zakat,
karena zakat merupakan kewajiban yang terkait dengan kekayaan bukan dengan orang, yang
tidak gugur karena pemiliknya masih anak-anak atau orang gila.Dengan paparan di atas jelaslah
bahwa untuk penentuan muzakki itu tidaklah terlalu sulit, karena kriterianya sangat sederhana
sekali. Telah dijelaskan bahwa muzakki itu adalah seorang muslim atau lembaga yang dimiliki
oleh orang Islam yang memiliki harta yang diwajibkan zakat, baik sudah dewasa atau tidak,
berakal atau tidak.

C. Kedudukan Zakat Bagi Muzakki

Dengan ini jelaslah bahwa zakat mempunyai kedudukan penting bagi muzakki untuk
menjadikannya bisa menjadi tuan terhadap hartanya dan bukannya menjadi budaknya harta.
Karena itulah dalam QS.9:103 Allah menegaskan bahwa tujuan zakat itu adalah untuk
membersihkan dan mensucikan mereka (muzakki). Pembersihan dan pensucian ini meliputi
material, yaitu harta dan spritual, yaitu jiwa.

Berzakat berarti membersihkan harta dari segala keburukannya, dan memeliharanya dari
berbagai kemungkinan bencana yang mugkin terjadi. Sementara itu di sisi lain, zakat
sangat penting artinya bagi muzakki, untuk mensucikan jiwanya dari sifat kikir, melatih diri
untuk memberi dan berakhlak dengan akhlak Allah, melatih diri untuk selalu bersyukur atas
segala pemberian Allah, melatih diri untuk tidak terlalu mencintai dunia, melatih diri
untuk mengutamakan kekayaan batin, membangun hubungan batin dan rasa cinta sesama.

D. Macam – macam zakat

Menurut garis besar jenis zakat dibagi kedalam dua yaitu :

1. Zakat nafs ialah zakat jiwa yang disebut juga sebagai zakat fitrah. Zakat ini wajib
dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan suci Ramadhan. Besaran zakat ini setara
dengan 3.5 liter/2.7 kg makanan pokok yang ada di daerah yang bersangkutan seperti beras,
gandum, dan sejenisnya.

2. Zakat maal ialah zakat harta yang wajib dikeluarkan seorang muslim jika telah mencapai
nishab. Karena harta yang dimiliki seseorang itu bermacam – macam, maka jenis zakat ini pun
banyak macamnya. Mereka memiliki perhitungan sendiri – sendiri dan waktu dikeluarkan
zakatnya pun berbeda – beda. Seiring berkembangnya zaman terdapat 8 jenis harta yang wajib
dizakati yaitu:

• Zakat Emas dan Perak. Setiap muslim yang memiliki emas seberat 85 gram atau 20 dinar
emas dengan haul selama satu tahun maka wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 2.5%. Emas
yang wajib dizakati ini merupakan emas yang tidak digunakan sehari – hari sebagai perhiasan
atau keperluan lain. Sebagai contoh jika seseorang memiliki emas 200 gram kemudian dipakai
dalam aktivitas sehari – hari sebesar 15 gram maka yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah
sebesar 185 gram. Sedangkan nishab perak adalah 200 Dirham atau setara dengan 595 gram,
telah haul barulah dikeluarkan dengan kadar zakat yang sama dengan emas yaitu 2.5%.

• Zakat Perniagaan. Setiap harta hasil perniagaan atau perdagangan wajib dizakati meliputi
barang dagangan ditambah uang tunai dan piutang yang masih mungkin dibayarkan oleh
customer. Besar zakatnya senilai 2.5% dikeluarkan setelah dikurangi utang dan kerugian. Zakat
perniagaan dibayarkan setelah jumlah harta perniagaannya telah mencapai nishab 85 gram emas
dan telah mencapai haul atau telah berusia satu tahun.

• Zakat pertanian dan buah – buahan. Hasil panen pertanian yang bernilai ekonomis seperti
biji – bijian, umbi – umbian, sayur – mayur, buah – buahan, dan lain – lain wajib dikeluarkan
zakatnya bila telah mencapai nishab sebesar 5 wasq atau setara dengan 653 kg. Kadar zakat yang
dikeluarkannya adalah 10% jika pengairannya berasal dari air sungai atau air hujan, dan jika
pengairannya memerlukan biaya seperti diangkut oleh kendaraan atau menggunakan pompa
maka besaran zakatnya sebesar 5%. Zakat ini dikeluarkan setiap panen, tidak perlu menunggu
haul.

• Zakat hewan ternak. Hewan ternak yang wajib dizakati yaitu unta, sapi atau kerbau, dan
kambing atau domba.

• Zalat Rikaz. Rikaz adalah barang temuan. Jika seseorang menemukan harta karun yang
telah terpendam selama bertahun – tahun dan tidak diketahui pemiliknya maka harta tersebut
harus dikeluarkan zakatnya. Zakat ini tidak mensyaratkan nishab dan haul. Maka ketika
menemukan harta karun berapapun nilainya wajib segera keluarkan zakatnya sebesar 1/5 atau
20% dari jumlah harta yang ditemukan.

• Zakat Profesi. Zakat profesi atau penghasilan disamakan dengan zakat pertanian dari segi
nishab yaitu 653 kg dan waktu mengeluarkan zakatnya yaitu setiap mendapatkan gaji. Namun
pendapat Imam Syafi’I dan Imam Ahmad mengharuskan adanya haul (sudah setahun) terhitung
dari penghasilan tersebut didapatkan. Zakat yang dikeluarkannya adalah sebesar 2.5%.

• Zakat Investasi. Zakat ini dikenakan untuk harta yang diperoleh dari hasil investasi
seperti bangunan atau kendaraan yang disewakan. Nishab zakat ini adalah 85 gram emas dan
harus sampai haul. Yang dihitung dari zakat ini adalah hasil investasinya sedangkan modalnya
tidak dihitung. Besaran zakat yang dikeluarkannya adalah 5% untuk penghasilan bruto dan 10%
untuk penghasilan netto.

• Zakat Tabungan. Adalah zakat yang di keluarkan dari tabungan berupa harta yang
memenuhi kriteria zakat. Kriteria pertama adalah harta tersebut berbentuk uang, emas dan/ atau
perak yang merupakan milik pribadi dan di miliki secara sempurna. Kriteria kedua adalah harta
tersebut telah memenuhi batas minimal wajib zakat (nisab) dan sudah tersimpan selama satu
tahun (haul).

E. Studi Kasus

MINAT MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT MELALUI AMIL ZAKAT

(Studi Kasus di Kabupaten Rembang)

Abstrak :

Peneletian ini mengangkat tentang minat Masyarakat membayar zakat ke lembaga


zakat,hal-hal apa saja yang bisa mendorong minat muzakki dalam berzakat melalui lembaga
zakat,mengapa mereka tidak memilih lembaga zakat sebagai sarana untuk menyalurkan zakat,
padahal syariah dan peraturan perundang undangan di Indonesia memerintahkan zakat dikelola
oleh lembaga zakat. Penelitian ini dapat memperoleh beberapa kesimpula mengenai motif
masyarakat dalam berzakat.Ada yang berzakat mmbeikan santunan. Berzakat untuk menjaga tali
persaudaraan, menghindari pembicaraan/ fitnah orang lain,mencari aman, atau untuk
menghilangkan keraguan/rasa takut zakatnya tidak bisa sampai kepada yang berhak merupakan
bebrapa alasan mengapa masyarakat tidak menggunakan jasa lembaga zakat. Berdasarkan motif
motif yang dijelaskan, untuk meenumbuhkan minat masyarakat membayar zakat melalui
lembaga BAZ, dapat dilakukan dengan cara : Dengan memberikan pemahaman secara terus
menerus akan fungsi,tujuan,dan hakikat zakat. Meyediakan lembaga BAZ yang benar-benar
menarik, dapat mengakomodir kebutuhan muzakki, Mampu memberikan pelayanan kepada
muzakki dan mustahik dengan baik, dan mampu membangun hubungan emosional yang bagus
antara lembaga, muzakki dan mustahik. Dengan kata lain lembaga BAZ yang baik mampu
menjamin dan meyakinkan muzakki bahwa zakatmya akan sampai ketangan yang berhak
sesekali dapat mengikutsertakan muzakki dalam proses pendistribusian,atau memberikan laporan
kepada muzakki untuk meyakinkan bahwa zakat yang diberikan benar-benar dipergunakan untuk
kebutuhan mesejahterakan mustahik.

Pendahuluan

Zakat,dilihatdari segi legalitas hukum dan kejelasan konsepnya tidak diragukan lagi,
begitu juga uang dri pelaksanaannya yang dapat dikumpulkan pelaksanaannya cukup besar dan
bisa dikatakan sangat fantastik. Potensi uang yang bisa dikumpulkan cukup besar, baik zakat
mall, maupun zakat fitrah dn potensi yang ada idealnya dapat menjadi salah satu instrumen
keungan bagi penyeimbang pemberdayaan dan peningkatan kesehjateteraan masyarakat,
khususnya para mustahik.
Namun, kekuatan kejelasan, dam potensi yang ada belum diimbangi dengan praktik yang
baik. Kenyataannya sampai saat ini zakat belum maksimal dalam pelaksanaannya. Potensi yang
baik dan besar belum dikelola secara baik dan benar, pengumpulan pendistribusian, dan evaluasi
belum berjalan seimbang. Peredaran dana zakat masih terjadi antara muzakki ke mustahik.
Bukan dari muzakki ke amil zakat/lembaga negara, baru kemudian ke mustahik, bukan dari
muzakki ke amil zakat atau lembaga zakat, baru kemudia ke mustahik. Pola ini masih dominan
dilakukan oleh masyarakat muslim di Indonesia.

Hasil penelitian pusat Bahasa dan Budaya UIN jakarta pada, 2004 dari potensi zakat harta
yang ada di Indonesia, sebesar 13,1 triliun, 93 persennya diberi secara langsung oleh ,uzakki
kepada mustahik. Badan Amil Zakat pada saat ini hanya menerima 3% saja.Terlihat ketimpangan
yang sangat menonjol antara jumlah zakat yang diberi langsung daripada melalaui lembaga
zakat.Pemberian langsung dapat dapat menimbulkan ketidakjujuran pada muzakki ketidak adilan
pada mustahik, dan kekacuan pada pendistribusian.Disamping itu, pemanfaatannya bisa tidak
optimal.Karena itu, Islam memberikan kewenangan kepada negara untuk mengelola zakat.

Bagaimana minat masyarakat membayar zakat ke lembaga?, hal-hal apa saja yang bisa
mendorong minat muzakki dalam berzakat kepaa lembaga zakat sebagai penyalur zakat?.
Padahal hukum syariah di Indonesia memerintahkan zakat dikelola pleh lembaga zakat.
Pertanyaan ini yang mendorong penulis untuk melakukan studi kasus mengenai Minat
Masyarakat Membayar zakat ke Leembaga (Studi kasus didaerah Rembang)

Kajian Teori

Minat adalah rasa lebih suka atau ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada
yang menyuruh. Pada dasarnya minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan suatu diluar diri. Semakin kuat hubungan antara diri sendiri.sendiri Ada beberapa unsur
minat. Walaupun awal- nya banyak dibahas berhubungan dengan minat seseorang dalam
belajar, namun dalam praktiknya dapat pula diterapkan pada minat seseorang dalam melakukan
aktivitas atau kegiatan lain, misalnya aktivitas berzakat masyarakat. Ke mana minat ber- zakat
masyarakat dan mengapa demikian. Unsur minat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pertama, unsur perhatian. Perhatian sangat penting dalam mengikuti kegiatan dengan
baik. Hal ini akan berpengaruh terhadap minat berzakat masyarakat, khususnya minat membayar
kepada lembaga zakat. Menurut Sumadi Suryabrata, “per- hatian adalah banyak sedikitnya
kesadaran yangmenyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.”Orang yang menaruh minat
pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak berpikir bagaimana orang
lain melakukannya, karena ia memiliki per- hatian besar terhadap aktivitas tersebut. Karena itu,
orang-orang yang sejak awal terlibat dalam kelem- bagaan zakat, misalnya BAZ, akan tetap
berzakat melalui BAZ, apapun yang terjadi dengan orang lain dan BAZ tersebut.Kedua, unsur
perasaan. Perasaan didefinisi- kan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami.Jadi, perasaan sebagai
faktor psikis non intelektual yang berpengaruh terhadap semangat seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan.

Jika seorang muzakki melakukan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya
tentang pengalaman berzakat di masyarakatnya, dan pe- nilaian itu menghasilkan penilaian
yang positif, maka akan timbul perasaan senang di hatinya. Se- baliknya, jika penilaiannya
negatif, maka timbul perasaan tidak senang. Perasaan senang akan menimbulkan minat yang
diperkuat dengan sikap yang positif. Adapun perasaan tidak senang akan menghambat dan
menimbulkan sikap yang tidak positif sehingga tidak menunjang minatnya.Ketiga, motif.
Motif dapat dikatakan “sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan kreativitas tertentu demi men- capai suatu tujuan.Menurut Sumadi Suryabrata, motif
adalah “keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu guna mencari suatu tujuan.”3Misalnya, seseorang melakukan aktivitas
belajarkarena ada yang mendorongnya. Demikian pula seseorang melakukan aktivitas
berzakat, karena ada yang mendorongnya. Apakah aktivitas zakat- nya secara langsung ke
mustahik atau ke lembaga, aktivitas tersebut pasti ada yang mendorongnya.

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang.
Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang serius dan tidak mudah putus asa dalam
mengh- adapi tantangan. Jika seorang muzakki memiliki minat yang kuat dalam membayar
zakatnya ke lembaga zakat, maka ia akan berusaha keras agar zakatnya tidak diberikan,
kecuali melalui lem- baga.

Minat Muzakki Membayar Zakat Melalui Lembaga di Kabupaten Rembang.

Minat muzakki membayar zakat ke lembaga di Kabupaten Rembang terhitung masih rendah.
Penelitian ini menganalisis dari dua aspek. Aspek pertama: di- lihat dari aktualisasi zakat di
BAZNAS dan masjid. Penerimaan dana zakat di BAZNAS masih kecil dan jauh dari potensi
yang ada, ini mengindikasi- kan bahwa zakat masih banyak yang dibayar di luar lembaga,
yaitu langsung oleh muzakki kepada mustahik. Data dari BAZNAS per kabupaten/kota per 2007-
2009.

Tabel pengumpulan Zakat

PENGUMPULAN DANA ZAKAT

BULAN 2007 2008 2009 2010 2011


Rp Rp Rp
JANUARI Rp 25.000 2.931.781 5.299.515 5.383.744
FEBRUAR Rp 25.000 Rp Rp Rp
I 12,980,195. 12,564,415 5,175,263.0
3
Sumadi Suryabrata, Psikologi, h. 32.
00 .00 0
Rp Rp Rp
MARET 2,960,201.0 4,981,465. 21,106,721.
Rp 25.000 0 00 00
Rp Rp Rp Rp
1,146,438. 3,218,133.0 9,278,069. 6,379,808.0
APRIL 00 0 00 0
Rp Rp Rp Rp
4,713,840. 6,364,673.0 4,345,005. 7,403,261.0
MEI 00 0 00 0
Rp Rp Rp Rp
9,148,983. 16,227,028. 5,784,150. 5,580,223.0
JUNI 00 00 00 0
Rp Rp Rp Rp
3,755,170. 7,131,157.0 13,117,156 4,738,323.0
JULI 00 0 .00 0
Rp Rp Rp Rp
10,618,426 7,403,980.1 7,194,044. 14,218,190.
AGUSTUS .00 6 00 00
Rp Rp Rp Rp
SEPTEMB 5,689,390. 13,610,902. 5,020,794. 2,770,214.0
ER 00 00 00 0
Rp Rp Rp Rp
8,673,497. 5,306,317.0 6,462,644. 5,408,028.0
OKTOBER 00 0 00 0
Rp Rp Rp Rp
NOPEMB 4,406,326. 18,314,475. 4,845,794. 4,406,738.0
ER 00 00 00 0
Rp Rp Rp Rp Rp
DESEMBE 976,826. 3,221,401. 4,924,615.0 4,362,094. 9,717,092.0
R 00 00 0 00 0
Rp Rp Rp Rp Rp
976,826. 51,448,471 101,373,457 83,255,145 92,287,605.
JUMLAH 00 .00 .16 .00 00

Bisa dilihat pada tabel tersebut minat berzakat melalui tim BAZNAS masih terbilang
rendah. Masyarakat masih ragu akan adanya lembaga BAZNAS jadi mereka lebih memilih
berzakat sendiri ke masjid atau kaum duafa di sekililing mereka. Fakta mengapa masyarakat
ragu membayar zakat ke lembaga, disebabkan, takut zakatnyadi- gunakan untuk operasional
atau disalahgunakan pengurus, adalah karena transparansi lembaga yang belum semua
masyarakat mengetahuinya. Ketidakjelasan operasional lembaga BAZ men- gakibatkan
keraguan yang berakhir pada ketidak percayaan.4Kurangnya SDM dan penguasaan IT pada
lembaga,serta kurangnya keterbukaan lembaga zakat mengenai data yang dibuat patut menjadi
perhatian yang serius.Selama ini, dalam proses membayar zakat kelembaga BAZ, terjadi apa
yang disebut Lewin den- gan konflik motif. Di mana muzakki dihadapkan dengan keadaan
adanya berbagai motif.

Konflik sinyal nilai negatif lebih kuat di- terima muzakki, sehingga memilih tidak
bergabung dan membayar zakat secara langsung atau ke tem- pat lain, seperti masjid, pondok
pesantren, atau mustahik pilihan muzakki.Atas dasar itulah kegiatan-kegiatan lembaga BAZ
harus diarahkan pada hal-hal yang dapat men- dorong dan mendukung minat masyarakat dalam
berzakat. Dalam teori motivasi disebutkan bahwa dalam memberikan motivasi, agar orang
melaku- kan apa yang diinginkan, harus ada pengharapan. Sebab, perilaku seseorang dapat
dimotivasi dengan memberikan harapan, harapan akan ada balasan dan tujuan yang ingin
dicapai jika zakat dibayarkan ke lembaga BAZ. Jasa atau balasan yang akan diteri- ma (insentif )
muzakki ini harus diinformasikan dan benar-benar dipahami oleh muzakki dan diejawan- tahkan
oleh lembaga BAZ.

Lembaga BAZ harus berusaha dan berupaya agar motif dan motivasi muzakki dalam
membayar zakat dapat dipenuhi dengan membayar zakatnya melalui lembaga BAZUraian di
atas mengungkap beberapa motif masyarakat dalam berzakat. Ada yang berzakat un- tuk
memberikan santunan. Berzakat untuk menjaga persaudaraan, menghindari pembicaraan/fitnah
orang lain, mencari aman, atau untuk menghilan- gkan keraguan/rasa takut zakatnya tidak
sampai ke- pada yang berhak. Motif-motif ini sangat individu- al. Motif ini seharusnya tidak ada
dalam penunaian zakat.

Berdasarkan motif-motif yang dijelaskan, untuk menumbuhkan minat masyarakat


membayar zakatnya ke lembaga BAZ, dapat dilakukan antara lain: dengan memberikan
pemahaman secara ter- us-menerus akan fungsi, tujuan, dan hakikat zakat ; menyediakan
lembaga BAZ yang benar-benar menarik, dapat mengakomodir kebutuhan muzakki, mampu
memberikan pelayan kepada muzakki dan mustahik dengan baik; dan mampu membangun
hubungan emosional antara lembaga, muzakki dan mustahik. Dengan kata lain, lembaga BAZ
idaman masyarakat adalah yang siap menjamin dan mampu meyakinkan muzakki bahwa
zakatnya akan sampai pada yang berhak. Sesekali bisa mengikutsertakan muzakki dalam
kegiatan pendistribusian, dan atau memberikan pelaporan kepada muzakki untuk meyakinkan
bahwa zakat yang diberikan benar-benar dipergunakan untuk kebutuhan mensejahtera- kan
mustahik.

4
Asnaini, “Pemetaan Potensi Zakat...,.
KESIMPULAN

Adapun kewajiban orang tertentu untuk menggunakan sebagian hartanya adalah muzakki
(orang yang wajib mengeluarkan zakat). Siapa yang berkewajiban memberi zakat (muzakki)
Pertanyaan yang berkaitan erat dengan kewajiban zakat adalah siapa yang berkewajiban
memberi zakat. Ini sebetulnya membahas tentang hakikat subjek, Jumhur Ulama
mengemukakan bahwa orang yang setuju membayar zakat itu bebas, sudah dewasa, berakal,
dan memiliki proporsi yang ideal. Pada saat yang sama, seperti yang disetujui sebagian besar
ulama, aset yang harus dikeluarkan untuk zakat adalah emas, perak, dan ternak, dan Muzakki
memiliki kepemilikan selama setahun penuh.

Mereka yang wajib mempersembahkan pakaian surgawi disebut Muzakki. Umat Islam
telah sepakat bahwa Zakat hanya cocok untuk umat Islam, orang dewasa yang bebas dan
bijaksana, yang memiliki kekayaan tertentu dengan syarat tertentu. Beberapa peraturan ini
sudah disepakati, sebagian belum. Mengenai ketentuan pertama, para ulama sepakat bahwa
zakat bukanlah kewajiban bagi non-Muslim.

Hal ini menunjukkan bahwa zakat memiliki kedudukan yang penting dalam muzakki
menjadi tuan atas hartanya daripada menjadi budak hartanya. Inilah mengapa dalam QS.9: 103,
Allah menegaskan bahwa tujuan zakat adalah untuk menyucikan dan menyucikannya
(muzakki). Pemurnian dan pemurnian ini termasuk materi yaitu harta dan spiritualitas yaitu
jiwa.

Macam-macam zakat sendiri terbagi menjadi beberapa diantaranya; zakat nafs, zakat maal,
zakat emas dan perak, zakat perniagaan, zakat profesi dan zakat lainnya yang sudah dijelaskan di
bab kedua.
DAFTAR PUSTAKA

EL-FURQONIA Vol.01 No.01 Agustus 2015Zakat Produktif sebagai Titik Tolak Kebangkitan
Peradaban Islam

Asnaini, “Pemetaan Potensi Zakat...,.

Al-Iqtishad:Vol. I, No. 1, Januari 2009Irnawati Rais:Muzakki dan Kriterianya dalam Tinjauan


Fikih Zakat

MINAT MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT MELALUI LEMBAGAAsnaini

Anda mungkin juga menyukai