Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM)

TOPIK ORDO RAPTOR (STRIGIFORMES DAN FALCONIFORMES)

Nama :Nuraidah Fitriani


Nim : 190104076
Kelas :IV D
Tempat dan Waktu: Mataram, 27 April 2021
Keperluan ditulisnya LKM:
Tugas LKM “Strigiformes Dan Falconiformes”Ini di Susun Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Melengkapi Mata Kuliah Zoologi Vertebrata..

1. RUMUSAN MASALAH
Apa yang menyebabkan penglihatan burung hantu sangat baik, meskipun dalam
keadaan gelap?
2. HIPOTESIS
Karena matanya lebih bundar dan sangat lentur dari burung-burung yang lain.
Burung hantu dapat dengan cepat memusatkan bola matanya pada objek dalam
kegelapan. Pupil burung hantu dapat membuka cukup lebar untuk menyerap
seluruh cahaya pada malam hari. Sehingga burung hantu dapat melihat meskipun
dalam keadaan gelap.
3. KAJIAN PUSTAKA
Burung merupakan satwa liar yang hidup di alam dan mempunyai peran
penting dalam menjaga kelestarian lingkungan, contohya; sebagai pengontrol
hama, pemencar biji, dan sebagai polinator. Setiap jenis burung mempunyai cara
tersendiri untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Penyesuaian yang
dilakukan dapat berupa perubahan prilaku maupun pergerakannya untuk
menghindar. Burung memiliki persebaran merata secara vertikal maupun
horizontal. Persebaran dan keanekaragaman burung pada setiap wilayah berbeda,
hal tersebut dipengaruhi oleh luasan habitat, struktur vegetasi, serta tingkat
kualitas habitat di masing-masing wilayah. Burung dapat digunakan sebagai
indikator perubahan ekosistem pada suatu lingkungan. Hal ini dikarenakan
burung adalah satwa dengan mobilitas tinggi dan dinamis sehingga dapat dengan
cepat merespon perubahan yang terjadi di lingkungan
Burung dibedakan menjadi beberapa kategori sesuai dengan fungsi dan
peranan masing-masing. Berdasarkan habitatnya dikategorikan menjadi burung
air dan burung darat. Burung air merupakan jenis burung yang seluruh maupun
sebagian aktifitasnya hidup berkaitan dengan daerah perairan atau lahan basah.
Sedangkan burung darat merupakan jenis burung yang aktifasinya hidup di daerah
daratan, seperti terestrial (tanah) dan arboreal (pohon). Familli burung air yang
terdapat di indonesia sekitar 12 famili dan salah satu famili yang memiliki jumlah
jenis yang cukup banyak adalah Ardeidae. Ardeidae merupakan jenis burung air
tipe perancah. Ardeidae memiliki persebaran hampir merata di seluruh wilayah
indonesia
Aves memiliki kepala yang terpisah, leher panjang yang fleksibel dan
tubuh terbentuk melengkung. Dua anggota tubuh bagian depan berupa sayap,
melekat agak tinggi di punggung di lengkapi bulu panjang. Sayap terlipat seperti
huruf Z pada saat istirahat, dan membuka jika digunakan untuk terbang. Dan pada
setiap kaki bagian bawah terdiri dari sedikit otot dengan tendon, di tutupi kulit
bersisik yang mengalami kornifikasi, dan dilengkapi empat jari yang di baian
ujungnya terdap[at cakar keras dan pada ekor yang pendek terdapat sejumlah bulu
yang panjang. Mulut berbentuk memanjang dan meruncing dilapisi zat tanduk,
pada bagian atas mandibula terdapat dua lubang hidung, mata berukuran besar
dan lateral, masing-masing di lengkapi dengan kelopak atas dan bawah, di
bawahnya terdapat membran nikatin yang dapat bebas digerakan menutupi mata
            Bulu adalah salah satu ciri khas kelas aves yang tdak di miiki oleh
vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu. Secara filogenik
berasal dari epidermal tubuh yang pada reptil serupa dengan sisik. Secara
embriologis bulu aves bermula dari pupil dermal yang selanjutnya mencuat
menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk kedalam pada tepinya sehingga
membentuk filokulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis
sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus.
Sedangkan epidermis membentuk laian penyusun bulu sentral. Bulu mempunyai
bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa
zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya
4. ANALISIS DATA
No Ordo Strigiformes Gambar Keterangan
1 Family Tytonidae Tyto alba Badan bagian
atas berwarna abu-abu
terang dengan garis-garis
gelap dan bintik-bintik
Tyto alba pucat yang tersebar pada
bulu-bulunya. Pada
sayap dan punggung
terdapat bintik-bintik
lusuh
Famili Strigidae Bubo sumatranus
memiliki ciri bermuka
bulat atau membentuk
hati dengan piringan
muka yang lebih kecil,
Bubo sumatranus beberapa memiliki
berkas telinga yang
tegak, umumnya
memiliki kaki yang lebih
pendek
2 Ordo Falconiformes Haliastur indus
berukuran sedang (45
cm), berwarna putih dan
coklat pirang. Kepala,
leher, dan dada berwarna
Haliastur indus putih; sayap, punggung,
ekor, dan perut berwarna
coklat terang, terlihat
kontras dengan bulu
primer yang hitam.
Seluruh tubuh renaja
kecoklatan dengan
coretan pada dada.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa Burung
raptor terdiri dari dua ordo yaitu strigiformes dan falconiformes. Ordo
strigiformes adalah kelompok burung yang memiliki ciri-ciri ukuran kepala besar
dan bulat, memiliki mata besar serta menghadap kedepan, tubuh dikelilingi oleh
bulu-bulu yang tersusun secara radial (menjari), memiliki lubang telinga yang
lebar namun seringkali tertutupi oleh lipatan kulit, ukuran paruh pendek, jari kaki
memiliki cakar yang tajam untuk mengcengkera, termasuk burung yang aktif
pada waktu malam (nocturnal), bersifat predator. Contoh: Tyto alba (burung
hantu /serak). Ordo Strigiformes, yang memiliki dua famili yaitu Tytonidae dan
strigidae.
Burung hantu dari famili Tytonidae memiliki ciri muka berbentuk hati
membulat dengan piringan muka yang lebar, bermata gelap, memiliki kaki yang
cukup panjang, bulu sayap lembut sehingga tak terdengar ketika terbang, serta
mengeluarkan suara berupa pekikan parau. Di pulau Jawa terdapat 2 jenis burung
hantu dari famili ini yaitu, Serak (Tyto alba) dan Serak Bukit (Phodilus badius).
Burung Serak dewasa memiliki ukuran tubuh yang cukup besar yaitu 35-40cm,
dan Serak Bukit memiliki ukuran tubuh yang sedang 25-30cm.
Famili Strigidae memiliki ciri bermuka bulat atau membentuk hati dengan
piringan muka yang lebih kecil, beberapa memiliki berkas telinga yang tegak,
umumnya memiliki kaki yang lebih pendek. Pada semua jenis memiliki pola
bulu, cokelat, abu-abu, putih dan hitam. Di pulau Jawa terdapat kurang lebih 10
jenis burung hantu, diantaranya Beluk Jampuk (Bubo sumatranus), Beluk Ketupa
(Bubo ketupu atau Ketupa ketupu), Beluk-watu Jawa (Glaucidium
castanopterum), Pungguk Coklat (Ninox scutulata), Kukuk Seloputu (Strix
seloputo), Kukuk Beluk (Strix leptogrammica), Celepuk merah (Otus rufescens),
Celepuk Jawa (Otus angelinae), Celepuk Raja (Otus brooki), Celepuk Reban
(Otus lempiji). Burung hantu dari famili strigidae biasanya dapat ditemuka n di
pohon-pohon dekat pemukiman warga, hutan sekunder, tepian sungai, atau
pinggiran hutan hingga pada hutan primer tergantung jenisnya.
Kemudian pada Ordo falconiformes adalah ordo dari aves dengan ciri-ciri
sayap berkembang baik, tidak memiliki gigi, memiliki pygostilus, tulang sternum
memiliki cairan sterni, paruh pendek, melengkung dan tepinya tajam, kaki
memiliki cakar yang tajam dan runcing untuk memangsa, mampu terbang dengan
cepat serta dapat melakukan maneuver. Contoh: Valco severus
Spesies dari ordo ini yaitu Haliastur indus. Burung elang bondol
berukuran sedang (45 cm), berwarna putih dan coklat pirang. Kepala, leher, dan
dada berwarna putih; sayap, punggung, ekor, dan perut berwarna coklat terang,
terlihat kontras dengan bulu primer yang hitam. Seluruh tubuh renaja kecoklatan
dengan coretan pada dada. Warna berubah menjadi putih keabu-abuan pada
tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa sepenuhnya pada tahu ketiga.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data maka dapat disimpulkan
bahwa Raptor berasal dari bahasa latin yaitu “Repare” yang berarti menangkap.
Secara spesifik, raptor adalah burung pemangsa yang bersifat karnivor.
Membunuh dan memakan hewan-hewan dari kelas mamalia, reptile, amfibi,
insekta, rodentia dan burung yang lain.
Yang menyebabkan penglihatan burung hantu sangat baik, meskipun dalam
keadaan gelap Karena matanya lebih bundar dan sangat lentur dari burung-burung
yang lain. Burung hantu dapat dengan cepat memusatkan bola matanya pada
objek dalam kegelapan. Pupil burung hantu dapat membuka cukup lebar untuk
menyerap seluruh cahaya pada malam hari. Sehingga burung hantu dapat melihat
meskipun dalam keadaan gelap.

Mata yang menghadap ke depan, sehingga memungkinkan mengukur jarak


dengan tepat, paruh yang kuat dan tajam, kaki yang cekatan dan mampu
mencengkeram dengan kuat, dan kemampuan terbang tanpa berisik, merupakan
modal dasar bagi kemampuan berburu dalam gelapnya malam. Beberapa jenis
bahkan dapat memperkirakan jarak dan posisi mangsa dalam kegelapan total,
hanya berdasarkan indera pendengaran yang dibantu oleh bulu-bulu wajahnya
untuk mengarahkan suara.
DAFTAR PUSTAKA
MacKinnon, J., Phillipps, K., & Balen, B. V, 2010. Burung-Burung di Sumatera,

Jawa, Bali dan Kalimantan (Termasuk Sabah, Serawak dan Brunei

Darussalam). Indonesia: Burung Indonesia.

Marshall, P.T., & Hughes, G.M., 1980. Physiology of Mammals and Other

Vertebrates. New York: Cambridge University Press.

Salsabila, A., 1985. Vertebrata. Padang: Universitas Andalas.

Supriyanto, Rianto,T., & Kurniawan, S, 2013. Burung Jalur Pendakian Taman

Nasional Gunung Rinjani. Mataram: Balai Taman Nasional Gunung

Rinjani.

Yulianto, T., 2009. Burung di Indonesia. Semarang: Aneka Ilmu.


LAMPIRAN
KRITERIA PENILAIAN LKM INKUIRI
SEMESTER GENAP 2020-2021

N Elemen Sko Penilaian


o. r Tema Dos
Mak n en
s
I. Identitas LKM
1 Judul LKM 3 3
2 Keperluan ditulisnya LKM 2 2
3 Nama dan NIM penulis LKM 2 2
4 Tempat dan waktu penulisan LKM 1 1
II. Bagian Teks Utama LKM
5 Rumusan masalah:
 Pertanyaan menggunakan kata baku 3 2

 Pertanyaan menggunakan 5 5
kata kerja minimal level
kognitif C4 (menganalisis)
 Pertanyaan dalam rumusan 5 5
masalah berjenis High Order
Thingking Skill (HOTS) atau
kemampuan berpikir tingkat
tinggi
6 Hipotesis
 Menggunakan kata baku 3 3

 Hipotesis menjawab 5 5
pertanyaan pada rumusan
masalah
6 Kajian Pustaka
 Beragam konsep dieksplor 10 10
dari berbagai sumber (> 5
sumber buku atau artikel yang
berkaitan dengan rumusan
masalah
 Menyajikan hasil eksplorasi berupa 10 9
konsep yang relevan dengan
rumusan masalah
 Gambar/diagram/foto yang disertakan 5 5
7 Pembahasan

 Membahas secara detail dengan 15 15


menghubungkan berbagai referensi
yang ada
 Berargument tentang kesesuaian 11 11
rumusan masalah dengan hipotesis
berdasarkan data yang diperoleh
III. Bagian penutup LKM
8 Kesimpulan

 Merangkum berbagai point penting 7 7


dari kajian pustaka dan pembahasan
 Menjawab hipotesis, apakah diterima 3 3
atau tidak
9 Referensi

 Menghadirkan minimal 5 sumber 3 3


referensi yang relevan (tidak berasal
dari blogspot.com/
Wikipedia/wordpress.com)
 Penulisan daftar pustaka sesuai 6 6
dengan kaidah/aturan yang ada
88
JumlahSkorMaksimal 100
Diperiksa oleh:

Nama :Lilian Andriani


Nim :190104078
Kelas :IV D

Anda mungkin juga menyukai