Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYULUHAN PERTANIAN

PENYULUHAN TENTANG SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI DESA


KEBON KECAMATAN TIRTAYASA KABUPATEN SERANG

Disusun oleh:

Muhammad Iqbal Rifa’i

(H0819085)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Penyuluhan Pertanian ini disusun guna melengkapi


tugas mata kuliah Penyuluhan Pertanian yang telah diketahui dan disahkan oleh
Co-Asisten dan Dosen Penyuluhan Pertanian:
Hari :
Tanggal :

Disusun oleh :
Muhammad Iqbal Rifa’i
(H0819085)

Mengetahui,

Kepala Laboratorium Co-Asisten


Penyuluhan Pertanian,

Prof. Dr. Ir. Suwarto M.Si. Muhimmatun Nisak


NIP. 19561119 198303 1 002 NIM. H0818069

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Penyuluhan Pertanian ini. Berkat bantuan dan
bimbingan dari semua pihak laporan ini dapat terselesaikan, maka dengan
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Tim Dosen Pengampu mata kuliah Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Co Assisten Penyuluhan Pertanian yang telah banyak memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam praktikum serta penulisan laporan.
4. Orang tua yang memberi doa dan dukungan serta teman–teman yang telah
membantu dan melakasanakan praktikum dengan lancar.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis menyadari dalam penulisan laporan
ini masih banyak kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kemajuan penulisan laporan ini.

Surakarta, 1 Juni 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum....................................................................... 2
C. Manfaat Praktikum..................................................................... 2
II. LANDASAN TEORI
A. Penyuluhan Pertanian ................................................................ 4
B. Prinsip Penyuluhan Pertanian .................................................... 4
C. Metode dan Teknik Penyuluhan ................................................ 5
D. Materi Penyuluhan ..................................................................... 6
E. Proses Komunikasi Penyuluhan ................................................. 7
F. Alat Bantu Penyuluhan .............................................................. 8
G. Alat Peraga Penyuluhan ............................................................. 9
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Observasi/Pengamatan Kegiatan Penyuluhan Pertanian ......... 10
1. Waktu, lokasi, dan setting (penataan) tempat kegiatan ..... 10
2. Materi Penyuluhan ............................................................ 10
3. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian ........................ 11
4. Penerima Manfaat Penyuluhan Pertanian ......................... 11
5. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian ................................. 12
6. Alat Bantu Penyuluhan ...................................................... 13
7. Alat Peraga Penyuluhan .................................................... 14
8. Teknik Komunikasi Penyuluh ........................................... 14
9. Deskripsi Kegiatan Penyuluhan dari awal sampai akhir ... 16
B. Review Pelaksanaan Penyuluhan ............................................. 16
1. Landasan Filosofi .............................................................. 16
2. Prinsip-Prinsip Penyuluhan ............................................... 17
3. Kebijakan dan Kelembagaan ............................................. 18
4. Penyuluh ............................................................................ 18
5. Khalayak Sasaran .............................................................. 19
6. Proses Komunikasi ............................................................ 20
7. Proses Belajar .................................................................... 20
C. Materi dan Perlengkapan Penyuluhan ..................................... 21
1. Perencanaan Penyuluhan Oleh Penyuluh .......................... 21
2. Materi Penyuluhan ............................................................ 22
3. Alat Bantu Penyuluhan ...................................................... 23
4. Alat Peraga Penyuluhan .................................................... 24
5. Teknik Komunikasi Penyuluh ........................................... 25

iv
v

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .............................................................................. 26
B. Saran ........................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3.1 Lembar Persiapan Menyuluh .................................................... 22
Tabel 3.3.2 Alat Bantu Penyuluhan ............................................................. 24
Tabel 3.3.3 Alat Peraga Penyuluhan ............................................................ 24

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan Praktikum


Penyuluhan Pertanian adalah kegiatan dalam rangka untuk memberdayakan
petani dan keluarganya beserta masyarakat melalui pendidikan non formal
di bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri baik
di bidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. Kondisi pertanian di
Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, melihat banyak petani yang gagal
panen karena terbatasnya kemampuan untuk berbudidaya. Para penyuluh
dibutuhkan untuk memberi informasi dan inovasi kepada para petani mengenai
masalah-masalah yang ada pada masyarakat petani.
Praktikum Penyuluhan Pertanian ini berusaha mengenalkan mahasiswa
secara langsung dalam kegiatan dan praktik penyuluhan pertanian. Mahasiswa
diharapkan dapat menyusun materi penyuluhan secara tepat berdasarkan
kebutuhan yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Adapun kegiatan
praktikum penyuluhan secara garis besar meliputi: (1) Observasi/pengamatan
kegiatan penyuluhan, (2) Mereview penyuluhan, (3) Pembuatan materi
penyuluhan beserta perlengkapannya.
Kompetensi yang hendak dibangun dari mahasiswa setelah mengikuti mata
kuliah Penyuluhan Pertanian, antara lain adalah: (1) Kemampuan menemukan
potensi, peluang dan mengembangkan keahlian serta mengedepankan
pencapaian nilai tambah (added value); (2) Kemampuan bernegosiasi dan
mengkomunikasikan ide atau pemikiran tentang pengembangan agribisnis
secara efektif yang berkelanjutan; (3) Kemampuan memimpin, bekerja secara
mandiri, maupun dalam sebuah tim yang multidisiplin sebagai pihak yang
berkontribusi dalam kegiatan agribisnis secara efektif.

1
2

B. Tujuan Praktikum
Praktikum penyuluhan pertanian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui secara langsung praktik kegiatan penyuluhan
pertanian yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
melalui pembelajaran digital.
2. Mahasiswa mampu mereview pelaksanaan penyuluhan.
3. Mahasiswa mampu menyusun materi penyuluhan secara tepat
berdasarkan kebutuhan sasaran, lengkap dengan alat bantu dan alat
peraganya.

C. Manfaat Praktikum (Bagi mahasiswa, petani, penyuluh, pemerintah)


Praktikum penyuluhan pertanian ini diharapkan memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Manfaat diadakannya praktikum penyuluhan pertanian bagi mahasiswa
adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa dapat melakukan wawancara, menelaah dokumen, dan
mengumpulkan informasi tentang proses dan substansi perencanaan
program atau program penyuluhan pertanian.
b. Mahasiswa dapat meningkatkan kualitas usaha pertanian pada tempat
pelaksanaan praktikum sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup
masyarakat setempat sesuai dengan tujuan dari penyuluhan pertanian.
c. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan terhadap praktik penyuluhan
pertanian yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
yang menyangkut sistem kerja metode dan perlengkapan penyuluhan
yang digunakan.
d. Mahasiswa dapat membantu tugas dari pemerintah daerah dalam
melakukan peningkatan kualitas hidup masyarakat terkait fungsi
pengabdian masyarakat.
3

2. Bagi Petani
Manfaat diadakannya praktikum penyuluhan pertanian bagi petani
adalah sebagai berikut:
a. Petani mendapat informasi baru mengenai pertanian sehingga
diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya saat ini.
b. Petani dapat meningkatkan penghasilannya sehingga kualitas hidup
petani dapat ikut naik.
c. Petani dapat saling berbagi informasi dengan petani lain serta penyuluh
dalam mengatasi masalah pertanian.
d. Petani dapat menjalin Kerjasama dan kerukunan antar petani.
3. Bagi Penyuluh
Manfaat diadakannya praktikum penyuluhan pertanian bagi penyuluh
adalah sebagai berikut:
a. Penyuluh dapat meningkatkan kemampuannya
b. Penyuluh dapat meningkatkan motivasi untuk menciptakan suasana
penyuluhan yang menarik.
c. Ikut serta dalam program pemerintahan terutama dalam program
penyuluhan pertanian.
4. Bagi Pemerintah
Manfaat diadakannya praktikum penyuluhan pertanian bagi
pemerintah adalah sebagai berikut:
a. Tugas pemerintah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan petani
dapat terbantu dengan kegiatan penyuluhan pertanian.
b. Pemerintah dapat mengetahui permasalahan yang ada di daerah
praktikum.
c. Pendapatan pemerintah dapat meningkat karena kualitas hidup
masyarakat petani meningkat.
II. LANDASAN TEORI

A. Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan pertanian dapat dikatakan sebagai ilmu sosial yang
mempelajari sistem serta proses perubahan yang terjadi pada individu dan
masyarakat supaya terwujud perubahan yang jauh lebih baik dalam bidang
pertanian. Penyuluh pertanian di Indonesia telah ada sejak jaman kolonial
Belanda hingga saat ini. Seperti yang dijelaskan dalam UU SP3K, penyuluhan
diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan,
keseimbangan, keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan,
berkeadilan, pemerataan dan bertanggung jawab (Vintarno, 2019).
Penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang
dilakukan secara sadar dengan mengkomunikasikan informasi untuk
membantu masyarakat membentuk pendapatan yang wajar dan mengambil
keputusan yang tepat. Penyuluhan pertanian juga memiliki definisi lain, yaitu
pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis
melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar mereka
mampu menolong dirinya sendiri, baik di bidang ekonomi, sosial, maupun
politik sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat
dicapai. Pendidikan dalam penyuluhan pertanian adalah usaha untuk
menghasilkan perubahan-perubahan pada perilaku manusia yang mencakup; a)
Perubahan dalam pengetahuan atau hal yang diakui; b) Perubahan dalam
keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu; dan c) Perubahan
dalam sikap mental (Ade, 2020).
B. Prinsip Penyuluhan Pertanian
Prinsip adalah suatu pertanyaan tentang kebijaksanaan yang dijadikan
pedoman dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan secara
konsisten. Karena itu prinsip berlaku umum, dapat diterima secara umum, dan
telah diyakini kebenarannya dari berbagai hasil pengamatan dalam kondisi
yang beragam. “Prinsip” dapat dijadikan sebagai landasan pokok yang benar,
bagi pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan. Meskipun ”prinsip”

4
5

biasanya diterapkan dalam dunia akademis, tetapi setiap penyuluh dalam


melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang
sudah disepakati. Seorang penyuluh (apalagi administrator penyuluhan) tidak
mungkin dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik tanpa memahaminya
secara mendalam (Hasiholan, 2018).
Agricultural extension refers to a two-way process for the
transmission of knowledge, involvement and decisionmaking by
different actors with the aim of improving the living conditions
of the farmers. It includes technical knowledge which involves
facilitating, negotiating and assisting various actors to improve
market access, manage evolving risk patterns and the
protection of the environment. It is carried out within a complex
system which involves old and new service providers, as well
as information and communication technologies (telephones,
cell phones, internet, radio and television) (Guillaume, 2019).
Penyuluhan pertanian mengacu pada proses dua arah untuk penyaluran
pengetahuan, keterlibatan, dan pengambilan keputusan oleh berbagai pelaku
dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi kehidupan para petani. Hal tersebut
termasuk pengetahuan teknis yang meliputi memfasilitasi, negosiasi, dan
membantu berbagai pelaku untuk meningkatkan akses pasar, mengelola pola
resiko yang berkembang dan perlindungan lingkungan hidup. Hal tersebut
dilakukan dalam suatu sistem kompleks yang melibatkan penyedia layanan
lama dan baru, serta teknologi informasi dan komunikasi (telepon, telepon
seluler, internet, radio, dan televisi) (Guillaume, 2019).

C. Metode dan Teknik Penyuluhan


Metode penyuluhan pertanian adalah cara penyampaian materi (isi
pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta
anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka
tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Metode dan teknik
penyuluhan pertanian merupakan cara dan prosedur yang dilakukan penyuluh
dalam menyampaikan pesan kepada sasaran agar terjadi perubahan perilaku
sesuai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pemilihan metode dan Teknik
penyuluhan pertanian untuk mendorong terjadinya efek/perubahan perilaku
yang sebanyak-banyaknya dari sasaran, untuk meningkatkan komunikasi dan
6

mengurangi gangguan komunikasi, untuk meningkatkan daya anut sasaran


serta untuk mendorong munculnya sifat keterbukaan dan kemandirian petani
(Faqih, 2015).
The extension methods such as newspapers, leaflets, radio
and television that were conducted indirectly through
conventional mass media had faced various challenges.
Submission of extension materials through conventional media
in the process of delivering agricultural information is
sometimes still not on time, right place, target and not
necessarily accepted by farmers. Today, the agricultural
knowledge to overcome the problems faced by farmers are more
varied, so that agricultural extension workers are required to be
ready at any situation (Sabir, 2018).
Metode penyuluhan seperti koran, surat edaran, radio, dan televisi yang
dilakukan secara konvensional melalui media massa telah menghadapi
berbagai tantangan. Penyampaian materi penyuluhan melalui media
konvensional dalam proses penyampaian informasi terkadang masih belum
tepat waktu, tempat, sasaran, dan belum tentu dapat diterima dengan mudah
oleh petani. Saat ini, pengetahuan pertanian untuk mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi petani lebih bervariasi, sehingga penyuluh pertanian dituntut
untuk siap dalam situasi apapun (Sabir, 2018).

D. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan dapat dibagi menjadi: (a) Materi pokok, yaitu materi
benar-benar dibutuhkan dan perlu diketahui, seperti budidaya dan penyakit
tanaman. Bobot materi pokok mencapai 50 persen dari jumlah materi yang
ingin disampaikan oleh penyuluh; (b) Materi penting, yaitu tentang dasar
pemahaman yang berkaitan dengan kebutuhan, seperti motivasi, ekonomi dan
politik pertanian. Jumlah materi penting yaitu 30 persen; (c) Materi penunjang,
yaitu materi yang memperluas cakrawala pemahaman tentang kebutuhan yang
dirasakan petani. Bobot isi materi ini 20 persen; (d) Materi mubazir, yakni
materi yang tidak dibutuhkan maupun bermanfaat bagi petani seperti politik
praktis yang menyangkut kebijakan partai politik. Sebaiknya penyuluh
menghindari materi ini dalam kegiatan penyuluhan karena dapat mendorong
7

perpecahan di antara sasaran penyuluhan sehingga menjadi kontra produktif


untuk kegiatan penyuluhan (Agussabti, 2020).
Keberhasilan penyuluhan pertanian sangat bergantung pada kemahiran
seorang penyuluh dalam menyampaikan materi dan aplikasi yang dibutukan
petani, oleh karena itu seorang penyuluh haruslah memiliki kualifikasi tertentu,
baik yang menyangkut kepribadian, pengetahuan, sikap, dan keterampilan
memberikan penyuluhan yang profesional. Selain itu jumlah penyuluh di suatu
wilayah juga mempengaruhi efektivitas kegiatan penyuluhan pertanian,
semakin banyak jumlah penyuluh di suatu wilayah maka kegiatan penyuluhan
akan lebih efektif (Charina, 2015).
E. Proses Komunikasi Penyuluhan
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian tidaklah
terlepas dari proses komunikasi. Proses komunikasi mempunyai peranan yang
sangat penting karena merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan sosial. Yang mendasari terjadinya perubahan sosial
adalah ”human interaction”. Interaksi sosial akan melibatkan proses
komunikasi, baik secara perorangan, kelompok maupun kepada masyarakat
secara keseluruhan. Melalui komunikasi, komunikator atau Penyuluh Pertanian
dapat mempengaruhi dan mengubah sikap komunikan atau petani sebagai
sasaran untuk mengambil keputusan dalam menerapkan pesan yang
disampaikan oleh Penyuluh Pertanian yaitu teknologi baru dalam kegiatan
usahataninya. Komunikasi dalam penyuluhan pertanian memungkinkan suatu
inovasi atau teknologi pertanian tersebar dan dihayati petani dalam suatu
masyarakat
(Alif 2017).
The success of agricultural development programmes in
developing countries largely depends on the nature and extent
of use of mass media in mobilization of people for development.
The planners in developing countries realize that the
development of agriculture could be hastened with the effective
use of mass media. Radio and television has been acclaimed to
be the most effective media for diffusing the scientific knowledge
to the masses. In a country like Iran, where literacy level in rural
areas is low, the choice of communication media is of vital
8

importance. In this regard, the television and radio are


significant, as they transfer modern agricultural technology to
literate and illiterate farmers alike, even in interior areas, within
a short time (Nazari, 2019).
Kesuksesan program pembangunan pertanian di negara-negara
berkembang sangat tergantung pada sifat dan tingkat penggunaan media massa
dalam mobilisasi masyarakat untuk pembangunan. Para perencana di negara-
negara berkembang menyadari bahwa pengembangan pertanian dapat
dipercepat dengan penggunaan media massa secara efektif. Radio dan televisi
telah diakui sebagai media paling efektif untuk menyebarkan pengetahuan
ilmiah kepada masyarakat. Di negara seperti Iran, tempat dimana rendahnya
tingkat melek huruf di daerah pedesaan tersebut, pemilihan media komunikasi
sangatlah penting. Dalam hal ini, televisi dan radio sangat penting, karena
televisi dan radio mentransfer teknologi pertanian modern untuk sejenis petani
yang melek huruf dan buta huruf, bahkan di daerah pedalaman, dalam waktu
singkat (Nazari, 2019).

F. Alat Bantu Penyuluhan


Penyampaian pesan dan informasi kepada masyarakat harus sesuai
dengan kondisi dan keperluan sasaran penerima manfaat baik perorangan,
kelompok, atau massa. Penggunaan bahasa yang sederhana dalam
menyampaikan informasi agar mudah dipahami dan dimengerti oleh penerima
manfaat. Selain penggunaan bahasa sederhana, keberhasilan penyampaian
informasi juga sangat diduking dengan penggunaan media dan alat bantu yang
tepat. Semua peralatan yang dipergunakan oleh penyuluh untuk memberikan
pesan dan informasi disebut alat bantu atau peraga penyuluhan. Peralatan ini
digunakan untuk membantu penyuluh menyampaikan informasi dan pesan
sehingga dapat dengan mudah dipahami masyarakat
(Maryani dan Ruth Roselin, 2019).
Penyuluh menggunakan alat bantu dimana hal tersebut dikatakan wajar,
karena alat bantu diciptakan untuk mempermudah kegiatan penyuluhan yang
berupa alat tulis, projector, kurikulum, dll. Ada sebutan bagi seorang penyuluh
yang memiliki ide-ide yang berbeda, sebutannya yaitu penyuluh kreatif.
9

Penyuluh kreatif tidak dikendalikan materi, metode, teknik, maupun alat bantu
penyuluhan sebagaimana diterapkan oleh kebanyakan penyuluh pada
umumnya, tetapi melihat dan memikirkan apa yang dipikirkan dan dibutuhkan
oleh para petani (Setiawan, 2012).
G. Alat Peraga Penyuluhan
Sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan
penyuluhan usahatani. Sarana dan prasarana yang tidak mendukung
menyebabkan proses kegiatan penyuluhan terhambat. Salah satu sarana dan
prasarana yang diperlukan untuk melakukan penyuluhan usaha tani adalah alat
peraga, seperti brosur (Allen et al, 2015).
Alat peraga mesin pertanian diperlukan untuk membantu pelaksanaan
proses produksi agar lebih tepat waktu, lebih meringankan beban kerja,
sekaligus meningkatkan produktivitas tenaga kerja petani. Ketersediaan alat
mesin pertanian sangat tergantung pada kebutuhan yang tumbuk sesuai
perkembangan mekanisasi pertanian di sektor produksi pangan. Kegiatan
proses produksi on farm di luar pengolahan tanah masih sepenuhnya dilakukan
manual, sementara pengolahan tanah sudah menggunakan alat seperti traktor
(Sunarminto, 2015).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Observasi/Pengamatan Kegiatan Penyuluhan Pertanian


1. Waktu, lokasi, dan setting (penataan) tempat kegiatan
Waktu, lokasi, dan setting (penataan) sangat berpengaruh terhadap
keefektifan kegiatan penyuluhan pertanian. Perbedaan tempat juga
mempengaruhi materi yang diberikan, karena setiap tempat atau lokasi
memiliki masalah dan juga karakteristik yang berbeda-beda. erdasarkan hal
tersebut penyuluh tidak hanya bisa memperkenalkan inovasi pertanian yang
dikembangkan oleh pemerintah, tetapi juga harus memperhatikan potensi
yang terdapat didaerah setempat. Kegiatan penyuluhan akan lebih efektif
bila dilakukan pada waktu senggang petani, yaitu setelah pergi ke lahan atau
pada malam hari. Penataan tempat penyuluhan juga berperan dalam
keefektifan kegiatan penyuluhan. Penataan tempat mempengaruhi tingkat
kenyamanan dan ketertarikan peserta dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan.
Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 12 Februari di Desa Kebon,
Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, provinsi Banten. Penyuluhan
dilakukan pada waktu siang hari karena pada waktu tersebut petani memiliki
waktu luang yang bisa dimanfaatkan penyuluh agar dapat memberikan
materi penyuluhan. Penataan tempat dilakukan secara sederhana yaitu
petani duduk di sebuah saung selagi membahas materi penyuluhan.
2. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan pertanian adalah bahan yang akan disampaikan
para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dalam
berbagai bentuk. Perlengkapan penyuluhan adalah alat-alat bantu dan alat-
alat peraga yang diperlkan oleh seorang penyuluh guna memperlancar
proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan itu dilaksanakan. Materi
dan perlengkapan penyuluhan sangat dibutuhkan dalam kegiatan
penyuluhan, yakni digunakan untuk mempermudah penyuluh selama
melaksanakan kegiatan penyuluhan. Materi penyuluhan pertanian dibuat

10
11

untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku


usaha pertanian dengan memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian
sumberdaya Pertanian.
Materi yang disampaikan oleh penyuluh pada video tersebut
mengenai sistem tanam padi jajar legowo dan sistem pengairan di sawah.
Kelompok tani memiliki masalah dengan sistem pengairan yang kurang
baik sehingga pada saat musim hujan air tidak dapat keluar. Diharapkan
dengan menanam padi dengan sistem jajar legowo dapat mengatasi atau
setidaknya mengurangi masalah yang dihadapi kelompok tani.
3. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian
Metode penyuluhan adalah cara yang dipergunakan untuk
mendekatkan penyuluh dengan sasaran penyuluhan. Setiap petani belajar
dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam
menangkap pesan yang diterimanya, ada yang cukup mendengar saja, atau
melihat dan ada juga yang harus mempraktikkan dan kemudian
mendistribusikan. Teknik penyuluhan adalah cara mempertemukan sasaran
penyuluhan dengan materi penyuluhan.
Penyuluh menggunakan metode penyuluhan kelompok, dengan
Kelompok Tani Tunggal Tani di Desa Kebon, Kecamatan Tirtayasa,
Kabupaten Serang, provinsi Banten. Penyuluh menggunakan metode ini
karena dinilai lebih efisien karena dapat memberikan materi kepada orang
banyak dengan tenaga yang lebih sedikit. Teknik yang digunakan oleh
penyuluh yaitu dengan menggunakan teknik ceramah dan diskusi. tenkik ini
dapat dilihat dari video bahwa penyuluh melakukan penjelasan di depan
peserta penyuluhan dan diberi kebebasan dalam bertanya dan berdiskusi.
Penyuluh juga menyediakan beberapa makanan ringan agar diskusi terasa
lebih nyaman.
4. Penerima Manfaat Penyuluhan Pertanian
Penerima manfaat yaitu individu atau kelompok yang menjadi
sasaran dalam suatu kegiatan agar individu atau kelompok tersebut dapat
mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Dalam hal penyuluhan
12

pertanian penerima manfaat adalah kelompok tani. Akan tetapi tidak


menutup kemungkinan bahwa penerima manfaat yaitu adalah masyarakat
umum, karena program penyuluhan tidak semata mata dikhususkan untuk
petani saja tetapi bisa juga untuk masyarakat umum.
Penerima manfaat pada video penyuluhan di Desa Kebon adalah
Kelompok Tani Tunggal Tani karena yang dikumpulkan adalah anggota
kelompok tani Tunggal Tani. Kelompok Tani Tunggal Tani diwakilkan oleh
beberapa orang, salah satunya adalah pengurus kelompok, yaitu Pak Heri.
Kelompok tersebut memiliki struktur seperti organisasi pada umumnya,
yaitu ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara, dan anggota.
5. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah atau
masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan
penyuluhan. Kelembagaan penyuluhan terdiri atas kelembagaan
penyuluhan pemerintah, kelembagaan penyuluhan swasta, dan
kelembagaan penyuluhan swadaya. Sistem penyuluhan sudah memiliki
masing-masing lembaga khusus yang menangani penyuluhan. Di daerah
kota Serang pun juga terdapat kelembagaan penyuluhan pertanian yang
memiliki tugas dalam mengatur proses penyuluhan pertanian.
BPP (Badan Penyuluh Pertanian) dalam keberjalanan tugasnya
memiliki permasalahan seperti penggunaan kartu tani dapat digunakan
semestinya karena petani masih bersifat realistis. Petani juga lebih memilih
cara yang lebih mudah dibandingkan harus mengurus kartu tani misalnya
dalam pembelian pupuk. Sampai permasalahan BPP yang paling besar
adalah ketika keadaan mereka yang belum bisa diterima oleh petani
sehingga materi yang disuluhkan oleh penyuluh belum bisa diterima secara
penuh oleh petani. Petugas penyuluhan pada kecamatan Tirtayasa
diantaranya adapah BPP Tirtayasa yang cakupan wilayah penyuluhannya
pada kecamatan tirtayasa itu sendiri. Penyuluhan yang dilakukan pada video
kegiatan penyuluhan pertanian di desa Samparwadi adalah BPP Tirtayasa
yang dilakukan oleh beberapa penyuluh disana.
13

6. Alat Bantu Penyuluhan


Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau perlengkapan
penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar
proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan itu dilaksanakan. Alat ini
digunakan untuk mempermudah penyuluh selama melaksanakan kegiatan
penyuluhan, baik dalam menentukan atau memilih materi penyuluhan atau
menerangkan inovasi yang disuluhkan. Alat bantu memiliki beberapa fungsi
diantaranya membantu para petani peserta agar dapat lebih mudah mengerti,
mencontoh dan menerapkan pengetahuan dan peragaannya dan apa yang
dilihat dapat menetap lebih lama dari apa yang didengarnya. Dapat
memperbaiki keadaan yang kurang memenuhi persyaratan. Umpamanya
lampu untuk tempat yang kurang penerangannya. Sedangkan ruangan yang
terlalu luas dapat diperbaiki dengan memasang public address system atau
sound system sehingga pembicaraan terdengar dengan jelas. Kemudian,
dapat digunakan untuk menarik perhatian sasaran. Hal ini juga dapat
memusatkan dan menahan perhatian untuk beberapa lama. Alat bantu juga
dapat mengingatkan kembali akan sesuatu hal yang tidak menarik perhatian
lagi. Poster sering digunakan untuk maksud tersebut, tanpa banyak
perkataan namun dengan slogan yang tepat. Gambar yang menarik dan
warna yang menarik dapat merangsang emosi. Kemudian dapat menambah
jumlah sasaran yang yang dijangkau dalam suatu kegiatan penyuluhan.
Selain itu alat bantu dapat di ulang kembali menurut keperluannya dan dapat
memberikan pedoman untuk kerja sendiri.
Alat bantu yang digunakan dalam video ini terdapat beberapa,
namun tidak sebanyak alat peraga yang digunakan. Hal ini mengingat
karena penyuluhan yang dilakukan merupakan penyuluhan dalam bentuk
video dan diunggah melalui situs Youtube dan bukan penyuluhan secara
langsung. Beberapa alat yang digunakan diantaranya background dalam
video yang merupakan suatu tempat, hal ini dikatakan alat bantu karena
tanpa adanya background yang tepat maka video bisa menjadi kurang enak
untuk dinikmati sehingga materi yang disampaikan tidak tersampaikan
14

kepada penonton satau sasaran penyuluhan. Selain itu, grafis dan editing
dalam video yang ada dari awal juga merupakan alat bantu yang dapat
mempengaruhi daya tarik penonton atau sasaran penyuluhan. Kamera dan
juga mikrofon juga menjadi alat bantu yang krusial dalam pembuatan video
Metode Penyuluhan: Ceramah dan Diskusi ini karena tanpa kedua hal
tersebut maka video penyuluhan ini tidak akan ada. Alat bantu yang terakhir
dari video ini yaitu Youtube sebagai situs perantara antara pihak penyuluh
dan sasaran penyuluhan atau penonton itu sendiri.
7. Alat Peraga Penyuluhan
Alat peraga adalah sesuatu yang dapat dilihat untuk menjelaskan apa
yang dimaksud. Alat peraga digunakan untuk memudahkan proses
penyampaian informasi penyuluhan. Alat peraga penyuluhan dapat berupa
benda, barang cetakan, gambar diproyeksikan, lambing grafika, dan
sebagainya.
Alat peraga yang digunakan pada penyuluhan ini adalah poster dan
alat untuk membuat sistem tanam jajar legowo. Poster berisi penjelasan
terkait sisitem tanam jajar legowo sehingga para petani bisa lebih mudah
untuk memahami. Tidak hanya itu, para petani juga diberi kesempatan
membuat gambaran sistem jajar legowo di kertas untuk menguji
pemahaman.
8. Teknik Komunikasi Penyuluh
Terdapat beberapa pengertian mengenai komunikasi dalam
penyuluhan pertanian, antara lain komunikasi merupakan suatu proses yang
dilakukan individu dalam hubungannya dengan individu lainnya, atau
individu dalam kelompok, organisasi maupun dalam masyarakat guna
menciptakan, mengirimkan dan menggunakan serta mempertukarkan
informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain dan
komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan-
pesan dari seseorang (sumber, penyuluh) kepada orang lain (penerima,
sasaran, pelaku utama/pelaku usaha) secara timbal balik (two-way traffic
communication). Ditinjau dari prosesnya, penyuluhan adalah komunikasi
15

dalam arti kata ada dua komponen yaitu manusia, yang satu sebagai pemberi
pesan atau komunikator dan satu lagi sebagai penerima pesan atau
komunikan. Dalam proses ini penyuluh pertanian bertindak sebagai
komunikator (pemberi pesan), sedangkan petani merupakan komunikan
(penerima pesan). Perbedaan antara komunikasi dengan penyuluhan terletak
pada tujuannya, dimana tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan
tujuan penyuluhan sifatnya khusus, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan keterampilannya. Tujuan akan tercapai bila terjadi komunikasi
yang dapat dipahami. Komunikasi mempunyai tiga tujuan, yaitu informatif
yang artinya bahwa komunikasi bertujuan menyampaikan informasi
informasi yang bersifat obyektif dan nyata, persuasif yang artinya
komunikasi bertujuan untuk menggugah hati dan perasaan sasaran atau
komunikan sehingga mau mengikuti atau melakukan tindakan/ perubahan
atas kemauan sendiri sesuai yang diharap komunikator dan entertainment
yang artinya bahwa komunikasi bertujuan untuk menghibur komunikan,
membuat mereka senang, tidak bersikap apatis maupun pesimis.
Video Metode Penyuluhan: Ceramah dan Diskusi ini menggunakan
Teknik informatif yang artinya yaitu memberikan pengetahuan kepada
sasaran melalui materi penyuluhan yang disampaiakan. Komunikasi
informatif atau informative communication adalah suatu pesan yang
disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru
yang diketahuinya. Teknik ini berdampak kognitif pasalnya komunikan
hanya mengetahui saja. Seperti halnya dalam penyampaian berita dalam
media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini berlaku
komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat
umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta komunikannya
heterogen. Biasanya teknik informatif yang digunakan oleh media bersifat
asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau
peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak.
16

9. Deskripsi Kegiatan Penyuluhan dari awal sampai akhir


Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian memerlukan persiapan
awal meliputi tujuan diadakannya penyuluhan, sasaran atau target
diadakannya penyuluhan, materi penyuluhan, metode dan teknik dalam
pelaksanaan, persiapan alat bantu maupun alat peraga yang diperlukan,
hingga ke persiapan akhir meliputi lokasi dan persiapan pengambilan video
karena Penyuluhan dilakukan melalui video yang diunggah ke situs
Youtube. Persiapan materi juga mengambil langkah yang panjang karena
materi yang ada merupakan inti dari diadakannya penyuluhan tersebut.
Materi yang diambil dalam penyuluhan video untuk praktikum ini yaitu
penyuluhan sistem tanam jajar legowo dan pengairan saat banjir.
Awal bagian dari video penyuluhan ini menceritakan tentang
keadaan pertainan setempat. Penyuluh mnejelaskan permasalahan pertanian
setempat dan menjelaskan solusinya, yaitu menggunakan sistem tanam jejer
legowo beserta cara pengairannya. Penyuluh menyebutkan bahwa sistem
tanam ini memiliki kelebihan, yaitu mempermudah pengendalian hama dan
penyakit, serta meningkatkan hasil panen. Penyuluh melanjutkan
penyuluhan dengan menjelaskan prosedur yang harus dilakukan untuk
membuat sistem tanam ini dan digambarkan menggunakan kertas dan
bolpoin. Video penyuluhan diakhiri dengan peserta menggambar ulang
sistem tanam yang disampaikan.

B. Review Pelaksanaan Penyuluhan


1. Landasan Filosofi
Menurut Bahua (2016), pemahaman falsafah atau filosofi
penyuluhan dalam perkembangannya dapat bermakna pendidikan, karena
filosofi itu memberikan arah dan merupakan pedoman bagi suksesnya
kegiatan yang dilaksanakan. Filosofi pendidikan merupakan pengarah
utama pelaksanaan misi para agen pembaruan/penyuluh (philo = cinta;
Sophia = hikmah). Falsafah dalam bahasa Greek berarti love of wisdom,
cinta akan kebijaksanaan yakni menunjukkan harapan atau kemajuan untuk
mencari fakta dan nilai kehidupan yang luhur.
17

Landasan filosofi penyuluhan yang digunakan pada praktikum


penyuluhan pertanian melalui video tersebut adalah falsafah pentingnya
individu, falsafah mendidik, dan falsafah bekerja sama. Penyuluh harus
bekerja bersama sasaran penyuluhan dalam melakukan usahanya untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kesadaran sasaran dalam pelestarian
lingkungan hidup. Penyuluh juga harus mengutamakan pentingnya
pengembangan individu dalam perjalanan pertumbuhan sasaran penyuluhan
itu sendiri.
2. Prinsip-Prinsip Penyuluhan
Menurut Hasiholan (2018), seorang penyuluh dalam melaksanakan
kegiatannya harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah
disepakati. Seorang penyuluh (apalagi administrator penyuluhan) tidak
mungkin dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik tanpa
memahaminya secara mendalam prinsip tersebut. Ada empat hal penting
yang harus diperhatikan sehubungan dengan filosofi penyuluhan pertanian,
yaitu: (1) Penyuluh harus bekerjasama dengan masyarakat, dan bukan
bekerja untuk masyarakat, (2) Penyuluh tidak boleh menciptakan
ketergantungan, tetapi justru harus mampu mendorong kemandirian, (3)
Penyuluhan harus selalu mengacu pada terwujudnya kesejahteraan hidup
masyarakat, dan (4) Penyuluhan harus mengacu pada peningkatan harkat
dan martabat manusia sebagai individu, kelompok, dan masyarakat
umumnya.
Prinsip penyuluhan merupakan dasar dari kegiatan penyuluhan.
Prinsip penyuluhan yang digunakan dalam praktikum penyuluhan pertanian
melalui video Metode Penyuluhan Ceramah dan Diskusi dari Bapak Arif
yaitu prinsip berkelanjutan, prinsip dialogis, prinsip integrasi, dan prinsip
partisipatif. Prinsip ini akan menjadikan kegiatan penyuluhan terarah,
memiliki tujuan jelas, dan tidak menyalahi hak dan kewajiban penyuluh
yang disuluh.
18

3. Kebijakan dan Kelembagaan


Menurut Pelawi et al. (2016) lembaga penyuluhan pertanian
mempunyai peran strategis untuk pembangunan pertanian di
Indonesiakarena mempunyai tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan
pendidikan non-formal bagi petani/nelayan serta mendampingi petani,
mengajarkan pengetahuan dan keterampilan tentang usahatani, mendidik
petani agar mampu memberdayakan semua potensinya, menyebarkan
inovasi-inovasi baru kepada petani tentang bagaimana berusaha tani dengan
baik. Sedangkan menurut Sunartomo (2016), strategi Kebijakan
Penyuluhan yang tepat untuk meningkatkan produktivitas pertanian adalah
meningkatkan program-program terkait kelembagaan, kuantitas dan
kualitas penyuluh serta perbaikan kelembagaan kelompok tani. Tujuan yang
harus dicapai adalah peningkatan mutu penyuluhan pertanian, sasaran dari
tujuan tersebut adalah peningkatan kualitas dan kuantitas penyuluh melalui
pendidikan dan pelatihan, serta pemberdayaan kelompok tani adalah
meningkatkan program-program terkait kelembagaan, kuantitas dan
kualitas penyuluh serta perbaikan kelembagaan kelompok tani.
Kelembagaan penyuluhan pertanian merupakan salah satu wadah
organisasi yang terdapat dalam dinas pertanian. Kelembagaan pertanian
pada praktikum penyuluhan pertanian melalui video Metode Penyuluhan
Ceramah dan Diskusi dari Bapak Arif yaitu berupa kelembagaan
penyuluhan pemerintah yang berada pada tingkat kabupaten berbentuk
Balai Penyuluhan. Penyuluh berasal dari Badan Penyuluh di Kabupaten
Serang.
4. Penyuluh
Menurut Kusnadi (2011), penyuluhan pertanian harus memiliki : (1)
pengertian yang jelas tentang perubahan perilaku yang harus dihasilkan, (2)
pengertian tentang bagaimana caranya orang belajar, (3) pengertian yang
jelas tentang bagaimana caranya mengajar. Tujuan penyuluhan adalah
mengubah perilaku (pengetahuan, ketrampilan, sikap) petani agar dapat
bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih menguntungkan
19

(better business), hidup lebih sejahtera (better living) dan bermasyarakat


lebih baik (better community). Seorang penyuluh dalam melaksanakan
kegiatannya harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah
disepakati. Seorang penyuluh (apalagi administrator penyuluhan) tidak
mungkin dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik tanpa
memahaminya secara mendalam prinsip tersebut.
Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk
mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan
mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam
usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat
kehidupannya. Penyuluh pertanian di dalam video Penyuluh pertanian
dalam video ini merupakan pegawai dari Badan Penyuluhan Pertanian
(BPP) Kabupaten Serang. Kegiatan penyuluhan disampaikan oleh Bapak
Arif.
5. Khalayak Sasaran
Menurut Mildaryani (2015), sasaran utama: petani, nelayan beserta
“keluarganya”. Perlu identifikasi kebutuhan petani, dengan memperhatikan
aspek-aspek. Kondisi sosial ekonomi, adat, persoalan atau permasalahan,
sumber daya atau potensi, perubahan yang ingin dicapai. Sasaran penentu:
pejabat pemerintah, peneliti, produsen, dan distributor alat-mesin pertanian,
lembaga perkreditan, perusahaan pengolah produk pertanian, dan
lembagalembaga lain yang terkait dengan penciptaan nilai tambah produk
pertanian. Sasaran penunjang: anggota organisasi sosial, organisasi politik,
organisasi profesi, seniman, tokoh idola, pemuka masyarakat, adat, agama,
kepercayaan, dan konsumen hasil pertanian.
Sasaran penyuluhan pertanian merupakan objek yang menjadi
tujuan pemberian materi yang berhak mendapat manfaat dari kegiatan dari
penyuluhan pertanian. Secara umum khalayak sasaran Penyuluhan
Pertanian melalui video Metode Penyuluhan: Ceramah dan Diskusi adalah
petani. Sasaran antara dari penyuluhan ini juga dapat berupa masyarakat
pertanian, mahasiswa fakultas pertanian, maupun masyarakat umum
20

sehingga dapat mendapatkan pengetahuan tentang pertanian. Sasaran


penyuluhan pertanian sebagai aspek penting yang menjadi tujuan utama
dalam kesuksesan penyampaian materi penyuluhan pertanian.
6. Proses Komunikasi
Menurut Wisman (2017), proses komunikasi dalam menyampaikan
suatu tujuan lebih daripada sekedar menyampaikan pikiran-pikiran atau
gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis. Komunikasi
secara lisan pada umunya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang
lebih jelas daripada secara tertulis. Garis-garis komunikasi hendaknya
dibuat sependek dan selangsung mungkin.
Bapak Arif berkedudukan sebagai komunikator pada penyuluhan
ini. Respon yang ditunjukkkan para petani di Desa Kebon selaku penerima
(acceptor) sangat baik, mereka bersemangat dalam mendengarkan dan
mengikuti materi penyuluhan yang disampaikan. Hasil yang para petani
dapatkanpun tidak mengecewakan sama sekali sehingga penyuluhan ini
berhasil mendapatkan respon yang memuaskan pula. Komunikasi yang
dilakukan adalah secara dua arah yang mana terjadi diskusi ringan terkait
materi penyuluhan yang disampaikan.
7. Proses Belajar
Menurut Pane dan Dasopang (2017), proses pembelajaran adalah
suatu sistem yang melibatkan satu kesatuan komponen yang saling
berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang
diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Proses pembelajaran ditandai dengan adanya interaksi edukatif yang terjadi,
yaitu interaksi yang sadar akan tujuan. Interaksi ini berakar dari pihak
pendidik dan kegiatan belajar secara pedagogis pada diri peserta didik,
berproses secara sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan
evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan berproses melalui
tahapan-tahapan tertentu.
Proses belajar yang dilakukan Bapak Arif pada penyuluhan ini
adalah dengan mendengarkan dan praktik. Kegiatan penyuluhan diawali
21

dengan pemaparan materi oleh penyuluh sehingga mendengarkan menjadi


salah satu proses belajar yang digunakan pada penyuluhan kali ini. Proses
belajar praktik terbukti dengan Ibu Evrina mengajak para petani untuk
membuat alat pengendali hama lanas secara mandiri.

C. Materi dan Perlengkapan Penyuluhan


1. Perencanaan Penyuluhan Oleh Penyuluh

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH

Nama : Muhammad Iqbal Rifa’i


Judul : Penyuluhan tentang Sistem Pengairan Sawah
Tujuan : Sasaran mengetahui apa yang harus dilakukan pada
saat musim hujan dan sawah dipenuhi dengan air.
Metode : Kelompok
Teknik : Ceramah, Diskusi
Alat Bantu : Alat tulis, LPM, Sinopsis, dan buku/kertas
Alat Peraga : Flip Chart, leaflet, maket
Waktu : 60 menit
Sasaran : Kelompok Tani Tunggal Tani, Desa Kebon,
Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang.
Tempat : Desa Kebon, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten
Serang.
22

Tabel 3.3.1 Lembar Persiapan Menyuluh


No. Pokok Uraian Kegiatan Alokasi Ket.
Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan a. Mengucapkan salam 2 menit Microphone,
b. Menyampaikan maksud sound
dan tujuan penyuluhan 5 menit
2. Isi / materi a. Menyampaikan 6 menit Gambar, flip
pengantar materi tentang chart,
tanaman padi leaflet,
b. Menyampaikan 6 menit maket
penjelasan tentang pola
tanam sistem jajar
legowo
c. Menyampaikan langkah- 10 menit
langkah penanaman padi
dengan sistem tanam
jajar legowo
d. Menyampaikan 8 menit
kelebihan dan hal-hal
yang perlu diperhatikan
dalam proses penanaman
3. Penutup a. Mempersilakan sasaran 5 menit Alat tulis,
untuk bertanya kertas
b. Menjawab pertanyaan 6 menit
c. Mengevaluasi materi 6 menit
yang telah disampaikan
dengan cara melempar
pertanyaan-pertanyaan
singkat kepada sasaran
d. Menyampaikan 5 menit
kesimpulan dari materi
yang telah disampaikan
e. Mengucapkan 1 menit
terimakasih dan salam
Senin, 1 Juni 2020
Penyuluh
2. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan pertanian adalah bahan yang akan disampaikan
para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dalam
berbagai bentuk. Materi dan perlengkapan penyuluhan sangat dibutuhkan
dalam kegiatan penyuluhan, yakni digunakan untuk mempermudah
23

penyuluh selama melaksanakan kegiatan penyuluhan. Materi penyuluhan


pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama
dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan pemanfaatan dan
pelestarian sumberdaya Pertanian.
Materi yang disampaikan sesuai dengan materi yang dijelaskan pada
video, yaitu mengenai sistem tanam jajar legowo pada padi. Sistem tanam
jajar legowo merupakan cara tanam padi sawah dengan pola beberapa
barisan tanaman yang diselingi satu barisan kosong. Tanaman yang
seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan sebagai
tanaman sisipan di dalam barisan. Sistem ini dapat digunakan untuk
mendapatkan hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem
tegel melalui penambahan populasi. Selain itu, sistem ini juga
mempermudah petani dalam pengendalian hama, penyakit, gulma, dan juga
saat pemupukan.
3. Alat Bantu Penyuluhan
Alat bantu penyuluhan yaitu alat atau sarana penyuluhan yang
diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya
selama kegiatan penyuluhan dilaksanakan. Contohnya adalah kurikulum,
alat tulis, papan tulis, lembar persiapan penyuluhan, sarana ruangan dan
sarana lain yang dapat membantu penyuluh tersebut. Perbedaan antara alat
bantu dan alat peraga yaitu terletak pada fungsinya dimana alat bantu
berfungsi untuk memperlancar suatu penyuluhan, sedangkan alat peraga
berfungsi untuk menjelaskan dan menguraikan materi yang akan
disampaikan untuk membantu sasaran penyuluhan menjadi lebih paham.
Alat bantu yang digunakan Bapak Arif adalah sebagai berikut:
24

Tabel 3.3.2 Alat Bantu Penyuluhan


Alat Bantu Keterangan
Alat Tulis Digunakan untuk menuliskan poin inti dari materi
yang disampaikan dan mencatat pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh peserta penyuluhan

Laptop & Digunakan untuk memaparkan materi yang


Proyektor akan disampaikan oleh penyuluh kepada
sasaran penyuluhan.

Penggunaan alat tulis, laptop, dan juga proyektor oleh penyuluh


digunakan untuk menunjang kegiatan. Alat tulis digunakan untuk menulis
materi maupun pertanyaan yang diajukan kepada penyuluh, laptop dan
proyektor digunakan sebagai alat untuk memaparkan materi yang akan
disampaikan oleh penyuluh.
4. Alat Peraga Penyuluhan
Alat peraga sebagai alat atau benda yang dapat diamati, didengar
diraba atau dirasakan oleh indera manusia. Alat peraga berfungsi sebagai
alat untuk memeragakan dan menjelaskan uraian yang disampaikan secara
lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar. Tujuan yang
lain adalah agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan dipahami oleh
sasaran penyuluhan yang bersangkutan. Alat peraga yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3.3 Alat Peraga Penyuluhan
Alat Peraga Keterangan
Video Satu video

Gambar Dua Gambar

Poster Satu poster

Gambar di buat oleh penyuluh sendiri dengan alat bantu papan tulis
(white board) dan spidol. Gambar tersebut membuat para petani akan lebih
jelas tentang materi yang disampaikan. Menggunakan alat peraga gambar
25

karena akan lebih jelas dan bebas untuk mencoret-coretnya daripada dengan
gambar foto yang tidak diberikan penjelasan secara rinci.
Alat peraga lainnya adalah poster. Poster adalah media berbentuk
selembar kertas yang diberi gambar dan tulisan (biasanya lebih banyak
tulisan) pada kedua sisi kertas serta dilipat sehingga berukuran kecil dan
praktis dibawa. Media ini berisikan suatu gagasan secara langsung ke pokok
persoalannya dan memaparkan cara melakukan tindakan secara pendek dan
lugas dan bersifat memberikan langkah-langkah untuk melakukan sesuatu
(instruksional). Media ini sangat efektif untuk menyampaikan pesan yang
singkat dan padat. Poster yang hanya selebaran kertas dapat dilipat
memudahkan untuk dibawa kemana-mana dan dapat dibawa pulang oleh
para penerima manfaat.
5. Teknik Komunikasi Penyuluh
Teknik komunikasi yang digunakan bisa secara langsung maupun
tidak langsung. Penyuluh pada umumnya menggunakan cara langsung,
yaitu dengan bertatap muka langsung dengan kelompok tani atau sasaran.
Penyuluhan secara langsung mempermudah dialog antara penyuluh dengan
sasaran. Teknik komunikasi yang akan digunakan yaitu mengumpulkan
kelompok tani di sebuah saung yang cukup nyaman, kemudian melakukan
diskusi. Dalam berkomunikasi, pera penyuluh menerapkan teknik diskusi,
yakni komunikasi dua arah. Di bagian awal, penyuluh akan menampaikan
maeri dengan bahasa yang mudah dipahami petani, kemudian diadakan
tanya jawab antara penyuluh dan petani yang disuluh. Teknik tersebut
dinilai lebih menghasilkan manfaat karena petani akan lebih anusias
mendengarkan materi yang disampaikan
Komunikasi antara penyuluh dengan sasaran juga dapat dilakukan
dengan cara diskusi online. Cara ini dapat dikatakan cukup efektif manakala
terdapat masalah-masalah seperti Covid-19 yang terjadi saat ini. Namun,
tidak semua petani atau sasaran mahir dan paham dalam menggunakan
media elektronik sehingga tidak mudah untuk menerapkan teknik
komunikasi ini.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum penyuluhan pertanian di Desa Kebon
Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang dapat disimpulkan bahwa:
1. Kegiatan penyuluhan di lakukan di Desa Kebon Kecamatan Tirtayasa
Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:
a. Penyuluhan ditujukan ke Kelompok Tani Tunggal Tani di Desa Kebon.
b. Penyuluhan dengan melihat kondisi pertanian sekitar daerah yang
membutuhkan sistem tanam dan irigasi yang lebih baik.
2. Review dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan sebegai berikut:
a. Penyuluh dari Balai Pertanian Penyuluhan Kabupaten Serang.
b. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Desa Kebon, Kecamatan Tirtayasa,
Kabupaten Serang.
c. Pemaparan materi umum oleh penyuluh.
d. Diskusi antara penyuluh dengan petani.
e. Pemaparan materi untuk solusi atas kondisi yang terjadi.
f. penutupan dengan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
3. Materi yang disusun oleh penulis sebagai berikut:
a. Materi yang diberikan yaitu sistem tanam padi jajar legowo dan irigasi
saat musim hujan dan sawah dipenuhi air.
b. Menyampaikan materi umum dengan materi yang sudah dipersiapkan di
laptop.
c. Menggambarkan sistem tanam jajar legowo.
d. Diskusi antara penyuluh dengan petani.
e. Evaluasi dan penutup.

26
27

B. Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum Penyuluhan Pertanian yang dilakukan,
maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk penyuluh yaitu penyelenggara seharusnya lebih jelas lagi dalam
penyampaian praktik di dalam video dan menggunakan lat bantu yang
lebih baik agar dapat diterima dengan jelas oleh sasaran. Untuk sasaran
sebaiknya mengikuti kegiatan penyuluhan dengan baik agar dapat
menerapkan ilmu yang didapat.
2. Untuk kegiatan praktikum yaitu sebaiknya coass lebih teliti dalam
memberikan arahan dan ajaran kepada praktikan agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diperlukan sehingga mengurangi efisiensi tenaga dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Agussabti. 2020. Penyuluhan Pertanian Berbasis Syariah. Banda Aceh: Syiah


Kuala University Press.
Allen, H. F., Batubara M. M., Iswarini, H. 2015. Kendala Penyuluh dalam
Melaksanakan Aktivitas Penyuluhan Pada Usahatani Kopi di Kecamatan
Dempo Utara Kota Pagar Alam. J Societa Vol 4 (2): 105-110
Bahua, M. I. 2016. Kinerja Penyuluh Pertanian. Yogyakarta: Deepublish.
Charina, Anne. 2015. Kajian Kinerja Penyuluhan Pertanian di Kecamatan
Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. J. Social Economic of
Agriculture Vol 4(1): 46-55.
Dinar. 2015. Hubungan Pembinaan Penyuluh Pertanian dengan Peningkatan
Kemampuan Kelompok Tani. J. Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 3(2): 6-
7.
Faqih, A., Dukat, Rini S. 2015. Efektivitas Metode dan Teknik Penyuluhan
Pertanian Dalam Penerpan Teknologi Budidaya Padi Sawah (Oryza Sativa
L.) Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1 (Studi Kasus di Kelompok Tani Silih
Asih Desa Ciomas Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan). J.
Agrijati Vol 28(1): 45-67.
Guillaume, F. F., Feojeo K. G., Melachio N. M. 2019. Role of Radio in Agricultural
Advisory Service in Western Region of Cameroon. International Journal of
Agricultural Extension Vol 7(3):197-206.
Hasiholan, Bukti. 2018. Wujud Makna Prinsip Penyuluhan Terhadap Azas-Azas
Penyelenggaraan Penyuluhan Pembangunan Pertanian. J. Ilmiah Skylandsea
Vol 2(1): 37-42.
Kusnadi, Dedy. 2011. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Bogor: Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Bogor.
Maryani, Dedeh dan Ruth Roselin. 2019. Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish.
Mildaryani, Warmanti. 2015. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: LPPM.
Nazari, M. R., M. Salleh B. H. H. 2019. The Role of Television in the Enhancement
of Farmers Agricultural Knowledge. International Journal of Agricultural
and Rural Development Vol 8(3): 1-6.
Pane, A., Dasopang, M, D. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-
Ilmu Keislaman. Vol. 3 (2): 333-353.
Pelawi, W. D. P., Rosnita, Roza, Y. 2016. Analisis Kelembagaan Penyuluhan
Pertanian di Kabupaten Kampar. J. Ilmiah Pertanian Vol 13(1): 1-14.
Prabawa, Bagus A. T. 2020. Hubungan Strategi Komunikasi Penyuluh Pertanian
dengan Perilaku Petani Jahe. Bali: Nilacakra.
Sabir, et al. 2018. The Performance of Agricultural Extension Workers in Utilizing
Cyber Extension in Malang Raya Region. International Journal of
Socioeconomics and Development Vol 1(2): 113-120.
Setiawan, I. 2012. Agribisnis Kreatif: Pilar Wirausaha Masa Depan, Kekuatan
Dunia Baru Menuju Kemakmuran Hijau. Depok: Penebar Swadaya.
Sunartomo, A. F. 2016. Kapasitas Penyuluh Pertanian Dalam Upaya Meningkatkan
Produktivitas Pertanian di Jawa Timur. J. Agriekonomika Vol 5(2): 125-136.
Vintarno, J., Yogi S. S., Josy A. 2019. Perkembangan Penyuluhan Pertanian dalam
Mendukung Pertumbuhan Pertanian di Indonesia. J. Responsive Vol 1(3): 90-
96.
Wisman Y. 2017. Komunikasi Efektif dalam Dunia Pendidikan. J Nomosleca. Vol
3 (2): 646-654.
LAMPIRAN
BUKTI TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyuluhan Pertanian
B. Prinsip Penyuluhan Pertanian
C. Metode dan Teknik Penyuluhan
D. Materi Penyuluhan
E. Proses Komunikasi Penyuluhan
F. Alat Bantu Penyuluhan
G. Alat Peraga Penyuluhan
BUKTI SCREENSHOT KEGIATAN PENYULUHAN

Bapak arif sedang mengamati keadaan sawah dari Kelompok Tunggal Tani

Bapak Arif sedang melakukan diskusi

Bapak arif sedang menjelaskan mengenai sistem tanam jajar legowo


BUKTI ALAT BANTU DAN PERAGA PENYULUHAN

Alat bantu berupa Buku

Alat bantu berupa pulpen dalam mencatat dan menggambar

Alat peraga berupa mikrofon

Anda mungkin juga menyukai