Tabel 1.
Variabel Aspek Fungsi Taman
Indikator Variabel Definisi Operasional
Fungsi Vegetasi Jenis vegetasi yang memberikan efek
Lingkungan Taman teduh dan keasrian taman
Fungsi Sosial Sarana Sosial sarana untuk berinteraksi sosial
Fungsi Estetika Penataan Perpaduan jenis ragam vegetasi
Vegetasi yang ditanam pada taman
Cirikhas penataan taman dari taman
lainnya
Tabel 2.
Variabel Aspek Komponen Pariwsiata
Indikator Variabel Definisi Operasional
Kelembagaan Lembaga pengelola Pihak yang bertanggung jawab
mengelola taman
Perean pengelola dalam Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian.
mengelola taman
Gambar 4. Taman Wisata BMX & Skate. Gambar 6. Taman Wisata Ekspresi.
destinasi wisata tersebut terdiri dari tahap pengenalan Sedangkan survei sekunder merupakan pengeumpulan data
(introduction), pertumbuhan (growth), pendewasaan (maturity), yang tidak dilakukan secara langsung di lapangan. Teridiri dari
penurunan (decline), dan/atau peremajaan (rejuvenation) [6]. survei instanstional dan literatur. Survei instansional adalah
Hal tersebut kemudian dijabarkan dalam tujuh tahapan siklus pengumpulan data-data taman wisata dari instansi pengelola,
hidup pariwisata yang terdiri dari tahap exploration, sedangkan survei literatur adalah pengumpulan data
involvement, development, consolidation, stagnation, berdasarkan dokumen-dokumen yang ada.
declanation, rejuvenation ( Gambar 1). D. Metode dan Teknik Analisis
Untuk mendapatkan gambaran evolusi di taman wisata, Dalam mengidentifikasi karakteristik taman wisata kalimas
dalam penelitian ini identifikasi karakteristik siklus hidup dilakukan analisis deskriptif kualitatif yang membandingkan
dilakukan berdasarkan aspek fungsi taman [5][7] dan komponen hasil observasi, wawancara pengelola, dan penyebaran
pariwisata [8][9] sehingga didapatkan variabel pengelola, kuisioner ke wisatawan dengan variabel-variabel dalam siklus
atraksi, sarana dan prasarana, aksesibilitas, upaya promosi, dan hidup pariwisata. Hasil observasi dan wawancara pengelola
pengunjung (Tabel 1 dan 2). memberikan data mengenai ketersedian variabel yang terdapat
C. Metode Pengumpulan Data di taman wisata kalimas. Sedangkan kuisioner wisatawan
Pengumpulan data dilakukan melalui survei primer dan memberikan data berupa kondisi setiap variabel berdasarkan
sekunder. Survei primer merupakan pengumpulan data yang kriteria tahapan siklus hidup pariwisata. Melalui perbandingan
dilakukan langsung di lapangan. Survei primer teridiri dari tersebut kemudian didapatkan kesimpulan mengenai
observasi dan wawancanar. Observasi merupakan pengamatan karakteristik variabel siklus hidup pariwisata di setiap taman
dengan menggunakan pedoman amatan. Sedangkan wawancara wisata kalimas.
merupakan komunikasi personal yang dilakukan dengan pihak
pengelola taman wisata dan wisatatawan. Pengelola
III. HASIL DAN DISKUSI
memberikan keterangan mengenai ketersediaan fungsi taman
komponen pariwisata sedangakan wisatawan memberikan Penelitian ini dilakukan pada taman wisata di bantaran sungai
keterangan kualitas dari komponen pariwisata yang tersedia kalimas yang termasuk taman hasil revitalisasi revitalisasi [2]
dan menjadi objek wisata kota [3]. Taman tersebut diantaranya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 2, (2018) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D77
Gambar 8. Diagram Perbandingan Karakteristik Pengelola Antar Taman Gambar 10. Diagram Perbandingan Karakteristik Sarana Prasarana Antar
Wisata di Kalimas. Taman Wisata di Kalimas.
Gambar 9. Diagram Perbandingan Karakteristik Atraksi Antar Taman Gambar 11. Diagram Perbandingan Karakteristik Aksesibilitas Antar
Wisata di Kalimas. Taman Wisata di Kalimas.
adalah Taman Wisata Keputran, Taman Wisata BMX & Skate, Disamping itu hasil observasi dan pernyataan pengelola
Taman Wisata Prestasi, Taman Wisata Ekspresi, dan Taman mengenai sarana dan prasarana menyatakan bahwa karakteristik
Wisata Jayengrono (Gambar 2). sarana di TW. Keputran yang tersedia terdiri dari sarana
rekreasi serta sarana sanitasi portabel dengan prasarana berupa
A. Karakteristik Siklus Hidup Pariwisata Taman Wisata
listrik, drainase, dan persampahan. Wisatawan menyatakan
Keputran
kondisi sarna dan prasarana terawat, tidak ada dampak negatif,
TW. Keputran berlokasi di dekat Pasar Keputran Surabaya, namun perlu peremajaan pada sarana rekreasi karena tidak
taman ini dibangun untuk menggantikan bangunan kumuh menarik
luberan dari Pasar Keputran. Berikut adalah karakteristik TW Untuk aksesibilitas, hasil observasi dan pernyataan pengelola
(Gambar 3). Keputran ditinjau dari segi pengelola, atraksi, menunjukkan bahwa karakteristik akses pada TW. Keputran
fasitilas dan infrastruktur, aksesibilitas, promosi, serta telah terbanugn jalan aspal, tersedia tempat parkir roda 2 dan 4,
pengeunjung. serta adanya transportasi umum. Menurut wisatawan akses TW.
Berdasarkan hasil observasi karakteristik pengelola TW. Keputran terawat dan memadai.
Keputran dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Upaya promosi berdasarakan hasil observasi menunjukkan
Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Pengelola menambahkan bahwa karakteristik promosi TW. Keputran tidak ditemukannya
bahwa TW. Keputran dikelola oleh DKRTH dan ditangani oleh upaya promosi dari pihak pengelola, namun pengelola
UPTD Taman rekreasi bersama korlap yang perannya menata menyatakan upaya promosi disebarkan melalui leaflat dan situs
dan merawat taman. Hal ini selaras dengan pernyataan resmi DKRTH Kota Surabaya. Meski demikian wisatawan
wisatawan bahwa terdapat pengelola dari pemerintah kota yang tidak pernah mengetahui upaya promosi dari pengelola.
berperan merawat taman. Sedangkan dari segi pengunjung berdasarkan hasil observasi
Untuk atraksi, hasil observasi menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung di TW. Keputran
karakteristik atraksi di TW. Keputran terdapat atraksi alami dan masih memanfaatkan sarana prasarana yang ada. Meski
buatan. Hal ini selaras dengan pernyataan pengelola bahwa demikian menurut pengelola trend jumlah kunjungan wisatawan
pada TW. Keputran terbangun atraksi alami dan buatan untuk meningkat namun tidak signifikan dengan hari kunjungan paling
memenuhi fungsi lingkungan, sosial, dan estetika pada taman. ramai cenderung senin-sabtu. Wisatawan menegaskan bahwa
Meski demikian menurut wisatawan atraksi dirasa kunjungan ke TW. Keputran dilakukan sembari menunggu
membosankan dan menginginkan atraksi baru. keluarga yang sedang berbelanja di pasar keputran.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 2, (2018) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D78
Gambar 12. Diagram Perbandingan Karakteristik Upaya Promosi Antar Taman Gambar 13. Diagram Perbandingan Karakteristik Pengunjung Antar Taman
Wisata di Kalimas. Wisata di Kalimas.
sarana di TW. Prestasi terdiri dari sarana rekreasi, sanitasi, Upaya promosia berdasarkan hasil observasi menunjukkan
ibadah, dan penjualan dengan prasarana berupa listrik, drainase, bahwa karakteristik promosi TW. BMX & Skate tidak
dan persampahan. Wisatawan menyatakan kondisi sarna dan ditemukannya upaya promosi dari pihak pengelola, namun
prasarana terawat, tidak ada dampak negatif, dan tidak perlu pengelola menyatakan upaya promosi disebarkan melalui leaflat
peremajaan. dan situs resmi DKRTH Kota Surabaya. Meski demikian
Disamping itu hasil observasi dan pernyataan pengelola wisatawan tidak pernah mengetahui upaya promosi dari
menunjukkan bahwa karakteristik akses pada TW. Prestasi telah pengelola.
terbangun jalan aspal, tersedia tempat parkir roda 2 dan 4, Sedangkan dari segi pengunjung hasil observasi
namun tidak tersedia transportasi umum. Menurut wisatawan menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung di TW. Ekspresi
akses TW. prestasi terawat dan memadai. masih memanfaatkan sarana prasarana yang ada. Menurut
Upaya promosi berdasarkan hasil observasi menunjukkan Pengelola Trend jumlah kunjungan wisatawan masih meningkat
bahwa karakteristik promosi TW. Prestasu tidak ditemukannya signifikan dengan hari kunjungan paling ramai cenderung akhir
upaya promosi dari pihak pengelola, namun pengelola pekan. Wisatawan menegaskan bahwa kunjungan ke TW.
menyatakan upaya promosi disebarkan melalui leaflat dan situs Prestasi dilakukan setidaknya 4 kali dalam sebulan.
resmi DKRTH Kota Surabaya. Meski demikian wisatawan
D. Karakteristik Siklus Hidup Pariwisata Taman Wisata
tidak pernah mengetahui upaya promosi dari pengelola.
Jayenrono
Sedangkan hasil observasi mengenai pengunjung
menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung di TW. Prestasi Taman Wisata Jayengrono berlokasi di kawasan Jembatan
masih memanfaatkan sarana prasarana yang ada. Menurut Merah Surabaya. taman ini merupakan peninggalan sejak abab
pengelola trend jumlah kunjungan wisatawan meningkat ke XIX. Saat ini TW. Jayengrono digunakan untuk mengenang
signifikan dengan hari kunjungan paling ramai cenderung akhir peristiwa sejarah-sejarah yang pernah terjadi di Surabaya
pekan. Wisatawan menegaskan bahwa kunjungan ke TW. khususnya di sekitaran Jembatan Merah. Berikut adalah
Prestasi dilakukan setidaknya 4 kali dalam sebulan. karakteristik TW. Jayengrono ditinjau dari segi pengelola,
atraksi, fasitilas dan infrastruktur, aksesibilitas, promosi, serta
C. Karakteristik Siklus Hidup Pariwisata Taman Wisata pengeunjung (Gambar 7).
Eskpresi Berdasarkan hasil observasi karakteristik pengelola TW.
Taman Wisata Ekspresi berlokasi di Jalan Genteng Kali Jayengrono dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka
Surabaya. Taman ini dibangun untuk tempat mengekspresikan Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Pengelola menambahkan
karya seni. Berikut adalah karakteristik TW. Ekspresi ditinjau bahwa TW. Jayengrono dikelola oleh DKRTH dan ditangani
dari segi pengelola, atraksi, fasitilas dan infrastruktur, oleh UPTD Taman rekreasi bersama korlap yang perannya
aksesibilitas, promosi, serta pengunjung (Gambar 6). menata dan merawat taman. Hal ini selaras dengan pernyataan
Berdasarkan hasil observasi karakteristik pengelola TW. wisatawan bahwa terdapat pengelola dari pemerintah kota yang
Ekspresi dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka berperan merawat taman
Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Pengelola menambahkan Untuk atraksi, hasil observasi dan pernyataaan pengelola
bahwa TW. Ekspresi dikelola oleh DKRTH dan ditangani oleh menunjukkan bahwa karakteristik atraksi TW. Jayengrono
UPTD Taman rekreasi bersama korlap yang perannya menata terbangun atraksi alami dan buatan untuk memenuhi fungsi
dan merawat taman. Hal ini selaras dengan pernyataan lingkungan, sosial, dan estetika pada taman dengan atraksi
wisatawan bahwa terdapat pengelola dari pemerintah kota yang alami yang lebih diutamakan. Selain itu juga sering terdapat
berperan merawat taman. atraksi event berupa acara pagelaran budaya dari Dinas
Untuk atraksi hasil observasi dan pernyataaan pengelola Pariwisata dan Kebudayaan Surabaya setiap minggunya.
menunjukkan bahwa karakteristik atraksi TW. Ekspresi Wisatawan menyatakan atraksi dirasa menarik, dan tidak perlu
terbangun atraksi alami dan buatan untuk memenuhi fungsi adanya peremajaan.
lingkungan, sosial, dan estetika pada taman dengan atraksi Dismaping itu, hasil observasi dan pernyataan pengelola
alami yang lebih diutamakan. Selain itu juga sering terdapat mengenai sarana dan prasarana menyatakan bahwa karakteristik
atraksi event berupa acara kesenian yang dadakan pihak terentu. sarana di TW. Jayengrono terdiri dari sarana rekreasi, sanitasi,
Wisatawan menyatakan atraksi dirasa menarik, dan tidak perlu penjualan (melalui JMP Mall) dengan prasarana berupa listrik,
adanya peremajaan. drainase, dan persampahan. Wisatawan menyatakan kondisi
Sedangkan hasil observasi dan pernyataan pengelola sarna dan prasarana terawat, tidak ada dampak negatif, dan
mengenai sarana dan prasarana menyatakan bahwa karakteristik tidak perlu peremajaan.
sarana di TW. Ekspresi terdiri dari sarana rekreasi dan sanitasi Sedangkan hasil observasi dan pernyataan pengelola
dengan prasarana berupa listrik, drainase, dan persampahan. mengenai aksesibilitas menunjukkan bahwa karakteristik akses
Wisatawan menyatakan kondisi sarna dan prasarana terawat, pada TW. Jayengrono telah terbangun jalan teraspal, tersedia
tidak ada dampak negatif, dan tidak perlu peremajaan. tempat parkir roda 2 dan 4 di JMP Mall, serta adanya
Disamping itu hasil observasi dan pernyataan pengelola transportasi umum karena dekat dengan terminal. Menurut
mengenai aksesibilitas menunjukkan bahwa karakteristik akses wisatawan akses TW. JAyengrono terawat dan memadai
pada TW. Ekspresi telah terbangun jalan aspal, tersedia tempat Upaya promosi berdasarkan hasil observasi menunjukkan
parkir roda 2 di dalam taman dan roda 4 di tepi jalan, serta bahwa karakteristik promosi TW. Jayengrono tidak
tersedia transportasi umum. Menurut wisatawan akses TW. ditemukannya upaya promosi dari pihak pengelola, namun
prestasi terawat dan memadai pengelola menyatakan upaya promosi disebarkan melalui leaflat
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 2, (2018) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D80
dan situs resmi DKRTH Kota Surabaya. Meski demikian TW. Prestasi, Ekspresi, dan Jayengrono atarksi masih
wisatawan tidak pernah mengetahui upaya promosi dari menarik.
pengelola. 2. Jumlah pengunjung pada taman wisata di kalimas ada
Sedangkan hasil observasi mengani pengunjung yang meningkat sedikit dan ada yang meningkat
menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung di TW. signifikan. Pada TW. Keputran dan BMX & Skate
Jayengrono masih memanfaatkan sarana prasarana yang ada. jumlah kunjungan hanya meningkat sedikit, sedangkan
Menurut Pengelola Trend jumlah kunjungan wisatawan masih pada taman wisata Prestasi, Ekspresi, dan Jayengrono
meningkat signifikan dengan hari kunjungan paling ramai meningkat signifikan
cenderung akhir pekan karena ada event. Wisatawan 3. Pengelola di seluruh taman wisata kalimas adalah
menegaskan bahwa kunjungan ke TW. Jayengrono dilakukan DKRTH Kota Surabaya yang diturunkan pada UPTD
setidaknya 4 kali dalam sebulan. taman Rekreasi dengan korlap dan satgas lapangan.
Berdasarkan hasil identifikasi karakteristik tiap taman di
Peran DKRTH dan UPTD taman rekreasi yakni menata
atas, apabila dibandingkan karakteristik tiap taman maka
dan merawat taman wisata
didapatkan bahwa meski seluruh taman memiliki pengelola
4. Fasilitas yang tersedia di seluruh taman rata-rata adalah
resmi yang berperan mengelola taman, namun TW. Keputran
dan TW. BMX memiliki atarksi yang tidak menarik sedangkan sarana rekreasi dan sanitasi dengan kondisi terawat.
TW. Prestasi, TW. Ekspresi, dan TW. Jayengrono masih Hanya pada TW. Prestasi terdapat sarana rekreasi,
memiliki atraksi yang menarik. Meski demikian, karakteristik sanitasi, ibadah, dan penjualan. Sedangkan prasarana di
sarana dan prasana di setiap taman memiliki kondisi yang semua taman wisata sudah terlayani listrik, air bersih,
terawat. Diagram perbandingan karakteristik pengelola taman drainase, dan persampahan. Sarana dan prasaran di
wisata dapat dilihat pada Gambar 8. Diagram perbandingan seluruh taman wisata tidak memberi dampak negatif baik
karakteristik setiap taman dari segi atraksi Gambar 9. Dan pada ekonomi, sosial, dan lingkungan sekitar.
Diagram sarana prasarana dapat dilihat pada Gambar 10. 5. Aksesibilitas pada taman wisata di kalimas rata-rata
Sedangkan dari segi aksesibilitas secara keseluruhan sudah terbangun jalan umum dengan kondisi baik.
memiliki kondisi yang baik, hanya TW. BMX & Skate yang Hanya pada TW. BMX & skate jalan utama dirasa
memiliki kondisi akses utama kondisi cenderung rusak. Disisi terlalu sempit dan ada kerusakan. Sedangkan
lain upaya promosi untuk setiap taman memiliki upaya yang transportasi umum sudah tersedia di setiap taman wisata
hanya terbatas, tidak ada taman yang melakukan upaya promosi kecuali TW. Prestasi.
secara intens. Meski demikian tak rata-rata trend kunjungan 6. Promosi di setiap taman wisata memiliki karakteristik
wisatawan di setiap taman wisata meningkat signifikan, hanya yang sama yakni hanya dengan memanfaatkan leaflat,
pada TW. Keputran dan TW. BMX & Skate yang memiliki dan situs resmi DKRTH Surabaya.
jumlah kunjungan yang hanya meningkat sedikit. Diagram
perbandingan karakteristik akssisibilitas antar taman dapat
dilihat pada Gambar 11. Untuk diagram perbandingan upaya DAFTAR PUSTAKA
promosi dapat dilihat pada dilihat pada Gambar 12. Sedangkan [1] Badan Perencana Pembangungan Kota Surabaya, “Rencana Tata
diagram perbandingan karakteristik pengunjung dapat dilihat Ruang Wilayah Kota Surabaya tahun 2014-2034,” Surabaya, 2014.
pada Gambar 13. [2] Badan Perencana Pembangunan Kota Surabaya, “Rencana Penataan
dan Revitalisasi Sungai Kalimas tahun 2006,” Surabaya, 2006.
[3] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, “Draft Rencana
Induk Pariwisata Kota Surabaya tahun 2017-2032,” Surabaya.
IV. KESIMPULAN
[4] S. Bakti, “Implementasi Revitalisasi Bantaran Sungai Kalimas Pada
Pada hasil penelitian ini identifikasi karakteristik Taman Keputran Di Kota Surabaya,” J. Undip, vol. 3, no. 6, 2015.
berdasarkan setiap varibel siklus hidup pariwisata di Taman [5] P. Sasongko, “Kajian Perubahan Fungsi Taman Kota di Semarang,”
Semarang, 2002.
Wisata BMX & Skate, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: [6] K. Pitana, I., & Diarta, Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:
1. Atraksi pada taman wisata kalimas secara keseluruhan Andi, 2009.
terbangun atraksi alami (lingkungan dan estetika) serta [7] I. Beladdinilma, “Konsep Pengembangan Taman Kota Di Surabaya
Timur,” Surabaya, 2010.
buatan. Pada semua taman kalimas atraksi alami lebih [8] G. Gunardi, “Identifikasi Potensi Kawasan Wisata Kali Pasir, Kota
ditonjolkan daripada buatan kecuali pada TW. BMX Tangerang,” J. Planesa, vol. 1, no. 1, pp. 28–35, 2010.
dan Skate atraksi buatan lebih ditonjolkan. Pada TW. [9] H. Nursinggih, “Kajian Komponen Penawaran dan Permintaan
Keputran dan BMX & skate atraksi dianggap Wisata Sebagai Penunjang Kepariwisataan Budaya Kota Cirebon,”
Semarang, 2001.
membosankan dan butuh peremajaan, sedangkan pada