Puji Syukur kami panjjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan Karunia-
Nya., sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Tidak lupa sholawat serta salam kami sampaikan kepada Rasulullah, SAW,
yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Kami berharap makalah kami yang berjudul “KORUPSI DANA APBD” dapat menjadi
referensi bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang hal yang terkait. Selain itu,, kami juga
berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalh yang kami buat tentunya masih banyak kekurangan. Kami menerima
segala bentuk kritikan dan saran demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat kesalahan
dalam makalah ini. Kami memohonmaaf. Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Pengertian APBD
2. Korupsi dana APBD
3. Akibat dana APBD yang di korupsi
4. Solusi
5. Pendapat
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAn
1. Pengertian APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.1 Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai
dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
APBD terdiri atas:
1. Anggaran Pendapatan, terdiri atas:2
Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah, dan Penerimaan lainnya.
Bagian Dana Perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum
(DAU), dan Dana Alokasi Khusus.
Lain-lain pendapatan yang sah seperti Dana Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil
Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya dan
Pendapatan Lain-Lain.
2. Anggaran Belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas
pemerintahan di daerah.
3. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-
tahun anggaran berikutnya.
Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Fungsi otorisasi bermakna bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk merealisasi
pendapatan, dan belanja pada tahun bersangkutan. Tanpa dianggarkan dalam APBD
sebuah kegiatan tidak memiliki kekuatan untuk dilaksanakan.
Fungsi perencanaan bermakna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
Fungsi pengawasan mengandung makna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk
menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintah daerah.
Fungsi alokasi mengandung makna bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan pemborosan sumberdaya,
serta meningkatkan efisiensi, dan efektivitas perekonomian daerah.
1
^ a b Media, Kompas Cyber. "APBD: Pengertian, Unsur, Jenis, Fungsi, dan Tujuannya Halaman all". KOMPAS.com.
Diakses tanggal 2020-10-07
2
^ "Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)". Pemerintah.net (dalam bahasa Inggris). 2015-02-16.
Diakses tanggal 2020-10-07
Fungsi distribusi memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan dalam penganggaran
daerah harus memperhatikan rasa keadilan, dan kepatutan.
Fungsi stabilitasi memliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara,
dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.
3
http://id.scribd.com/doc/21625588/konsep-pajak-dan-penerimaan-pemerintah-daerah Diakses tanggal 2020-12-
16
sebagaimanaseharusnya mereka akan membutuhkan akses untuk sumber
penerimaan yanglebih elastis.