Gagal napas akut adalah memburuknya proses 1. Tanda pertukaran gas paru yang mendadak dan a. Gagal nafas total mengancam jiwa, menyebabkan retensi karbon b. Gagal nafas parsial dioksida dan oksigen yang tidak adekuat 2. Gejala klinis (Morton, 2011). a. Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2) b. Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau ETIOLOGI sianosis (PO2 menurun) 1. Depresi sistem saraf pusat c. Batuk dan berdahak 2. Kelainan neurologis primer d. Kesadaran menurun, agitasi 3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumotoraks e. Peningkatan frekuensi napas, berupa: retraksi 4. Trauma suprasternal, interkostal, supraklavikulardan retraksi 5. Penyakit akut paru epigastrium, takipneu, pernapasan paradoks 6. Penyakit kardiovaskular f. Sianosis 7. Pasca bedah toraks (Davey, 2005). g. Takikardia h. Bradipneu
PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN
1. Pemeriksaan gas darah arteri 1. Atasi Hipoksemia(terapi oksigen) Hipoksemia : 2. Atasi Hiperkapnea(jalan napas,ventilasi bantuan) - Ringan : PaO2 < 80 mmHg 3. Terapi Suportif lainnya ( fisiotherapy - Sedang : PaO2 <60 mmHg dada,bronkodilator,antikolinergik/parasimpatolitik, - Berat : PaO2 < 40 mmHg penatalaksanaan kausatif/spesifik) 2. EKG, memperhatikan bukti- bukti regangan jantung di sisi kanan distritmia Pengkajian 3. Angiografi Pengkajian primer : 4. Radiografi 1. Airway : 5. CT Scan - Peningkatan sekresi pernafasan 6. Elektrolit serum - Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi 7. Pemindaian ventilasi perfusi 2. Breathing : 8. Pemeriksaan sputum - Distress pernapasan :pernapasancupinghidung, 9. Pemeriksaan fungsi paru. takipneu/bradipneu, retraksi - Menggunakan otot sensori pernafasan - Kesulitan bernafas : sianosis 3. Circulation : - Penurunan curah jantung: gelisah, latergi, takikardia - Sakit kepala - Gangguan tingkat kesadaran: ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk - Papildema - Penurunan haluaran urine - Kapiler refil - Sianosis Pathway
Penumpukan cairan alveoli Cairan masuk ke intertitial
Oedema pulmo Kehilangan tahanan jalan nafas
Penurunan comlain paru Kehilangan fungsi silia sel pernafsan
Cairan surfaktan menurun Bersihan jalan nafas tidak efektif
Gangguan pengembangan paru
Kolaps alveoli
Ventilasi dan perfusi tidak seimbang Gangguan pertukaran gas
Hipoksemia, hiperkapnea O2 CO2 (dyspneu, Cianosis)
Tindakan Primer (A,B,C,D dan E)
Ventilasi mekanik
Resiko Infeksi Resiko tinggi cidera
Sumber : Sjamsuhidayat & Jong, 2014
Diagnosa 1 : Gangguan pertukaran gas (NANDA,2012) Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria): Berdasarkan NOC Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan pasien tidak mengalami gangguan pertukaran gas dengan kriteria hasil : - Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat - Memelihara kebersihan paru dan bebas dari tanda-tanda distres pernafasan - Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dypsneu (mampu mengeuarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah) - Tanda-tanda vital dalam batas normal Intervensi Keperawatan : Berdasarkan NIC Airway Management - Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu - Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi - Identifikasikan pasien perlunya alat jalan nafas buatan - Pasang mayo bila perlu - Keluarkan sekret dengan batuk atau suction - Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan - Monitor respirasi dan status O2 Respiratory Monitoring - Monitor rata-rata dan kedalaman, irama dan usaha respirasi - Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan - Monitor suara nafas, seperti dengkur - Monitor pola nafas - Catat lokasi trakeamonitor kelelahan otot diafragma
Diagnosa 2 : Resiko infeksi (NANDA, 2012)
Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria): Berdasarkan NOC Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam maka infeksi dapat dicegah dengan kriteria hasil : - Mencapai penyembuhan luka (craniotomi) tepat pada waktunya. Intervensi Keperawatan : Berdasarkan NIC - Berikan perawatan aseptik dan antiseptic - Pertahankan teknik cuci tangan yang baik - Catat karakteristik dari drainase dan adanya inflamasi - Pantau suhu tubuh secara teratur. Catat adanya demam, menggigil dan perubahan fungsi mental (penurunan kesadaran) - Batasi pengunjung yang dapat menularkan infeksi atau cegah pengunjung yang mengalami infeksi saluran nafas bagian atas - Berikan antibiotik sesuai indikasi - Ambil bahan pemeriksaan (spesimen) sesuai indikasi Daftar Pustaka Corwin, E.J (2001). Buku Saku Patofisiologi, Edisi bahasa Indonesia, EGC : Jakarta Davey. (2005). AT a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga Morton, Patricia Gonce, 2011, Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Kep. Holistik, Ed. 8,EGC: Jakarta Price, SA & Wilson, LM. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Vol 2. Jakarta: EGC Sjamsuhidayat, R & Jong, WD. (2014). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC Wilkinson, JM & Nancy, RA. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan: Diagnosa NANDA, Intrevensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC