B. Pathway
Intervensi bedah
Manisfestasi (Huda & Kusuma, relatif/konservatif
2016) Diatas ligamentum
1. Berupa benjolan keluar iguinal mengecil bila
msuk/keras dan yang sering berbaring
tampak benjolan di lipat paha Pembedahan
2. Adanya rasa nyeri pada daerah
benjolan bila isinya terjepit
disertai perasaan mual
3. Terdapat gejala mual dan muntah
atau distensi bila telah ada Resiko tinggi
Asupan Gizi kurang Mual
komplikasi Perdarahan, Resiko
4. Bila terjadi hernia inguinalis tinggi Infeksi
stragulata perasaan sakit akan
bertambah hebat serta kulit
diatasnya menjadi merah dan Peristaltik usus Nafsu Makan
Terputusnya jaringan
panas menurun Menurun
saraf
5. Hernia femoralis kecil mungkin
berisi dinding kandung kecing
sehingga menimbulkan gejala
sakit kencing (disuria) disertai Nyeri Intake makanan
hematuria (kencing darah) inadekuat
disamping benjolan dibawah sela
paha Hernia Insisional Kantung Hernia memasuki
6. Hernia diafragmatika celah insisi Ketidakseimbangan
menimbulkan perasaan sakit nutrisi kurang dari
didaerah perut disertai sesak Kantung Herniamemasuki kebutuhan tubuh
nafas Heatus Hernia rongga thoraks
7. Bila mengejan atau batuk maka
benjolan hernia akan bertambah
besar
Komplikasi :
1. Hernia berulang,
2. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
3. Pendarahan yang berlebihan / infeksi luka bedah,
4. Luka pada usus (jika tidak hati-hati)
5. Setelah Herniografi dapat terjadi Hematoma,
6. Fostes urin dan feses,
7. Residip, Keterangan :
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa 1: Nyeri akut (00132)
a. Batasan karakteristik :
1) Perubahan selera makan
2) Perubahan tekanan darah
3) Perubahan frekuensi jantung
4) Perubahan frekuensi pernapasan
c. NOC :
1) Pain level
2) Pain control
3) Comfort level
Dengan Kriteria hasil :
1) Mampu mengontrol nyeri (tau penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
3) Mampu mengenali nyeri(skala, frekuensi dan tanda nyeri)
d. NIC :
1) Intervensi : Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi
Rasional : Untuk mengetahui keadaan nyeri
2) Intervensi : Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Rasional : Mengetahui adanya nyeri
3) Intervensi : Ajarkan tentang penanganan nonfarmakologi, manajemen
nyeri
Rasional : Manajemen nyeri membuat pasien merasa lebih nyaman
4) Intervensi :Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan untuk nyeri tidak berhasil
Rasional : Membantu mengurangi nyeri
c. NOC :
1) Nutritional status
2) Fluid intake
3) Weight control
Dengan Kriteria hasil
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
d. NIC
1) Intervensi : Kaji adanya alergi makanan
Rasional : Untuk mengetahui adanya alergi
2) Intervensi : Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Rasional : Pemerian informasi agar pasien mengerti pentingnya
nutrisi untuk kebutuhan tubuh
3) Intervensi : Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
Rasional : Untuk pemenuhan kebutuhan tubuh
4) Intervensi : Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang diperlukan pasien
Rasional : Untuk pemenuhan nutrisi yang sesuai
C. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Huda dan Kusuma (2016), pemeriksaan penunjang hernia adalah sebagai
berikut:
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih dan ketidakseimbangan
elektrolit
D. Penatalaksanaan
Menurut Huda dan Kusuma (2016), penatalaksaan hernia ada dua macam, yaitu:
1. Konservatif (Townsend CM)
Pengobaan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi,
bukan merupakan tindakan definitive sehingga dapat kambuh kembali, terdiri atas :
a) Reposisi
Reposisi adalah suatu usaha untuk mengembalikan isi hernia kedalam cavum
peritonil atau abdomen. Reposisi dilakukan secara bimanual. Reposisi dilakukan
pada pasien dengan hernia reponibilis dengan cara memakai dua tangan. Reposisi
tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate kecuali pada anak-anak.
b) Suntikan
Dilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alkohol didaerah sekitar hernia
yang menyebabkan pintu hernia mengalami sklerosis atau penyempitan sehingga
isi hernia keluar dari cavum peritonil
c) Sabuk hernia
Diberikan pada pasien yang hernia masih kecil dan menolak dilakukan operasi
2. Operatif
Operasi hernia dapat dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
a) Herniotomy
Membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi hernia ke
cavum abdominalis
b) Hernioraphy
Mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada conjoint tendon
(penebalan antara tepi bebas m.obliquus intraabdominalis dan m.transversus
abdominalis yang berinsersio di tuberculum pubicum)
c) Hernioplasty
Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinale agar LMR
hilang/tertutup dan dinding perut jadi lebih kuat karena tertutup otot.
Daftar pustaka
Huda, A. dan Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Volume 1. Jogjakarta: Medi
Action
Ignatavicius, Donna, et.All. 2006. Medical Surgical Nursing. Philadelphia: W.B Saunders
Company.
(…………………………...) (..…..……..……………….)