Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar
Ilmu Pendidikan dengan judul “Sistem Pendidikan Nasional”. Penulis berharap
makalah ini dapat memenuhi syarat.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Sistem Pendidikan
Nasional di Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Semarang, Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
Bab II Pembahasan................................................................................................3
2.1 Pendidikan Sebagai Sistem...............................................................................3
2.2 Konsep Sistem Pendidikan Nasional................................................................7
2.3 Fungsi, Tujuan, dan Prinsip Pendidikan Nasional..........................................10
2.4 Jalur, Jenjang, Satuan, dan Jenis Pendidikan..................................................11
2.5 Standar Nasional Pendidikan..........................................................................14
2.6 Kurikulum Pendidikan....................................................................................15
2.7 Pendidik dan Tenaga Kependidikan................................................................16
2.8 Peran Masyarakat dalam Pendidikan..............................................................16
2.9 Evaluasi dan Akreditasi Pendidikan................................................................17
2.10 Ketentuan Pidana...........................................................................................17
Bab III Penutup....................................................................................................20
3.1 Kesimpulan......................................................................................................20
3.2 Saran.................................................................................................................20
Daftar Pustaka........................................................................................................21

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Didalam UUD 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan nasional
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan
bangssa. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang dapat bangkit didalam
menghadapi berbagai kesulitan. Kenyataannya dewasa ini bangsa Indonesia
sedang dilanda dan masih berada ditengah-tengah krisis yang menyeluruh,
termasuk didalam bidang pendidikan. Sesungguhnya sejak jaman perjuangan
kemerdekaan, para pejuang serta perintis kemerdekaan telah menyadari
bahwa pendidikan merupakan faktor yang sangat vital dalam usaha untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan sendiri adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan
oleh orang-orang yang diserahi tanggungjawab untuk mempengaruhi peserta
didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
Oleh sebab itu dalam menyelenggarakan pendidikan memerlukan suatu
kesatuan yang mengaturnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh proses
pendidikan yang berjalan dengan terstruktur. Satu kesatuan itulah yang
disebut sistem.
Setiap bangsa memiliki sistem nasional. Pendidikan nasional setiap
bangsa berdasarkan pada dan dijiwai oleh kebudayaan masing-masing bangsa
yang sarat dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang melalui sejarah.
Sistem pendidikan nasional Indonesia disusun berlandaskan pada
kebudayaan bangsa Indonesia, Pancasila, dan UUD 1945 sebagai kristalisasi
nilai- nilai hidup bangsa Indonesia. Penyelenggaraan sistem pandidikan
nasional disusun sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kebutuhan akan
pendidikan dari bangsa Indonesia yang secara geografis, demografis, historis,
dan cultural berciri khas.

1.2 Batasan Masalah

1
Untuk menghindari kesimpangsiuran penulis dalam membuat
makalah ini, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas di makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep pendidikan sebagai sistem?
2. Bagaimana konsep sistem pendidikan nasional?
3. Bagaimana fungsi, tujuan, dan prinsip pendidikan nasional?
4. Bagaimana jalur, jenjang, satuan, dan jenis pendidikan?
5. Bagaimana standar nasional pendidikan?
6. Apa yang dimaksud dan bagaimana konsep kurikulum pendidikan?
7. Apa yang dimaksud dengan pendidik dan tenaga kependidikan?
8. Bagaimana peran masyarakat dalam pendidikan?
9. Bagaimana konsep evaluasi dan akreditasi pendidikan?
10. Apa yang dimaksud dan bagaimana proses ketentuan pidana?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan ini dimaksudkan untuk :
1. Mengetahui konsep pendidikan sebagai sistem
2. Mengetahui konsep sistem pendidikan nasional
3. Mengetahui fungsi, tujuan, dan prinsip pendidikan nasional
4. Mengetahui jalur, jenjang, satuan, dan jenis pendidikan
5. Mengetahui standar nasional pendidikan
6. Mengetahui pengertian dankonsep kurikulum pendidikan
7. Mengetahui konsep pendidik dan tenaga kependidikan
8. Mengetahui peran masyarakat dalam pendidikan
9. Mengetahui konsep evaluasi dan akreditasi pendidikan
10. Mengetahui pengertian dan proses ketentuan pidana.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Sebagai Sistem


2.1.1 Pengertian Sistem
Istilah sistem banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dengan konsep dan pengertian yang berbeda-beda. Sistem berarti metode
atau pola pelaksanaan seperti dalam system Dalton, system modul, system
jarak jauh, system klasifikasi menurut Dewey dan sebagainya.
Dalam istilah Yunani “Systema” Memiliki pengertian yaitu
“Keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang terorganisasi atau suatu
konstruksi bagian yang membentuk suatu keseluruhan yang kompleks”
Dalam arti luas Sistem diartikan sebagai serangkaian komponen
atau bagian yang saling terkait dan berfungsi untuk tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Pengertian sistem mengandung 3 kata kunci yaitu hubungan
(interaksi/kaitan), komponen (elemen/bagian/sub/aspek), dan tujuan
(maksud/sasaran/objektif).
a. Interaksi atau saling hubungan. Semua komponen dalam suatu system
saling berhubungan satu sama lain secara sinergis saling mempengaruhi
dan saling membutuhkan.
b. Komponen-komponen. Demi terlaksananya masing-masing fungsi yang
dapat menunjang usaha pencapaian tujuan, di dalam suatu system terdapat
bagian yang melaksanakan masing-masing fungsi tersebut.
c. Tujuan (output). Sistem mempunyai tujuan. Tujuan yang harus dicapai
suatu system menuntut terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan
untuk menunjang usaha terciptanya tujuan tersebut.

2.1.2 Klasifikasi Sistem

3
Berdasarkan sifatnya sistem dapat dipilah menjadi dua yaitu :
1. Sistem tertutup
adalah sistem yang interaksi antar berbagai komponen
pendukungnya berupa siklus yang tertutup. Dengan demikian dalam
sistem ini tidak ada awal dan akhir rangkaian sistem. Sistem demikian juga
tidak memperoleh masukan dan tidak menghasilkan keluaran terhadap
lingkungan. Sistem tertutup sebagai sistem yang terisolasikan dari segala
pengaruh luar sistem itu sendiri, dari pengaruh sistem yang lebih besar
atau lebih luas atau dari lingkungannya.

INPUT Tidak ada pertukaran dengan OUTPUT


lingkungan

Gambar : sistem tertutup

Masukkan diketahui Pertukaran terkendali keluaran diketahui


dengan lingkungan disekat
dan didefinisikan dan didefinisikan
dari gangguan luar

Gambar : sistem relatif tertutup


2. Sistem Terbuka
Sistem ini berhubungan dengan lingkungannya, komponen-
komponennya dibiarkan mengadakan hubungan keluar dari batas luar
sistem. Dengan demikian sistem ini terdiri dari komponen masukan
(input), proses, dan Iuran (output). Sistem ini diawali dengan masukkan
dan diakhiri dengan Iuran.

diketahui Menerima masukan yang diketahui dan


keluaran
tidak diketahui tidak diketahui. Menerima gangguan dari
luar

4
gangguan

Gambar : sistem terbuka


Dalam kenyataan sebenarnya tidak ada sistem yang benar-benar
tertutup, karena komponen-komponennya selalu dipengaruhi berbagai
kekuatan yang ada di lingkungannya. Karena itulah, dapat disimpulkan
bahwa sistem itu pada dasarnya bersifat terbuka. Keterbukaan merupakan
ciri sistem. Bagi suatu sistem , lingkungan adalah sumber masukan (input)
yang diolah oleh sistem tersebut menjadi keluaran (output). Sebaliknya
pula, lingkungan itu merupakan pemakai hasil keluaran sistem tersebut.
Jadi, lingkunagn adalah sumber bahan yang akan dipergunakan oleh
sistem, dan sekaligus merupakan pemakai hasil keluaran sistem tersebut.
Sedangkan berdasarkan ukuran (magnitudo) sistem dipilah menjadi 3
yaitu :
1. Supra Sistem adalah sistem yang lebih besar dan melingkupi sistem yang
lain.
2. Sistem adalah sekumpulan subsistem yang saling terkait dan terpadu.
3. Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dan merupakan bagian dari
sistem yang lain.

Supra sistem

Sistem
Subsistem

Gambar : ukuran sistem

2.1.3 Sistem Pendidikan


Pendidikan Berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid”
artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya
istilahpedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak.

5
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar atau
disengaja guna untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman
untuk menentukan tujuan hidup sehingga bisa memiliki pandangan yang
luas untuk kearah depan lebih baik dan dengan pendidikan itu sendiri
dapat menciptakan orang- orang berkwalitas. Pendidikan juga merupakan
suatu usaha untuk mengembangkan intelektualitas supaya cepat dan tepat
dalam mencerna semua gejala yang ada.
Pendidikan sebagai suatu sistem dapat di lihat dari dua hal :
1. Sistem pendidikan secara mikro
Pendidikan dapat di lihat pada beberapa komponen pokok yaitu
tujuan, bahan, proses, hasil, pendidik dan peserta didik serta interaksi
keduanya dalam usaha pendidikan.
2. Sistem pendidikan secara makro
Sistem pendidikan menyangkut berbagai hal atau komponen
yang lebih luas :
a. Masukan (input), ada 4 jenis masukan pendidikan, yaitu:
 Sistem nilai dan pengetahuan, misalnya falsafah negara, tujuan
pendidikan nasional, dan sebagainya.
 Sumber daya manusia, termasuk di dalamnya masyarakat,
peserta didik, pendidik dan sebagainya
 Masukan instrumental seperti, perangkat kurikulum, panduan, dan
silabus.
 Masukan sarana termasuk di dalamnya fasilitas dan sarana
pendidikan yang harus di siapkan.
b. Proses yaitu segala sesuatu yang berkaitan denganproses belajar
mengajar atau proses pembelajaran di sekolah atupun di luar
sekolah, dalam komponen proses ini termasuk di dalamnya telaah
kegiatan belajar dengan segala dinamika dan unsur yang
mempengaruhinya, serta telaah kegiatan pembelajaran yang di
lakukan pendidik dalam kerangka memberi kemudahan kepada
peserta dididik untuk terjadinya proses pembelajaran.

6
3. Keluaran (output), hasil yang di peroleh pendidikan bukan hanya
terbentuknya pribadi lulusan/ peserta didik yang memiliki pengethuan,
sikap dan keterampilan sesuai dengan yang di harapkan dalam tujuan
yang ingin di capai.
Pendidikan sebagai salah satu sistem tersendiri dari sejumlah
komponen yang saling berhubungan. model sistem terbuka. Disebut
terbuka karena menggambarkan model sistem pada umumnya yang
berlaku atau terdapat pada berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.
Dalam bidang pendidikan:
1. Sistem baru merupakan masukan mentah (raw input) yang akan
diproses menjadi tamatan (output)
2. Guru dan tenaga non guru, administrasi, sekolah, kurikulum, anggaran
pendidikan, sarana dan prasarana merupakan instrumental
(instrumental input) yang memungkinkan dilaksanakannya
pemrosesan masukan mentah menjadi tamatan.
3. Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan,
politik, dan keamanan Negara merupakan faktor lingkugan atau
masukan lingkugan (environmental input)

2.2 Konsep Sistem Pendidikan Nasional


Menurut Sunarya, Pendidikan nasional adalah sistem pendidikan yang
berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan
tujuannya bersifat mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa
tersebut.
Sementara itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, merumuskan
bahwa pendidikan nasional ialah suatu usaha yang membimbing para warga
negara Indonesia menjadi Pancasila, yang berpribadi, berdasarkan akan
Ketuhanan berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.
Dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab I Pasal 2 berbunyi: Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berakar dari pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Dasar ini dapat dilihat dari Pembukaan UUD 1945 alinea 4
batang tubuh UUD 1945 Bab XIII Pasal 31.

7
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan
nasional adalah keseluruhan komponen pen didikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Dasar Pendidikan Nasional


Pancasila menjadi dasar sistem nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagai termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dan
Pancasila sehingga pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan Pancasila.
Melalui sistem pendidikan nasional diharapkan setiap rakyat Indonesia
mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya dan secara bersama-sama
membangun masyarakatnya. Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan ideal
adalah Pancasila, landasan konstitusional ialah UUD 1945, dan landasan
operasional ialah ketetapan MPR tentang GBHN.
a. Landasan Ideal
Dalam Undang-Undang Pendidikan No. 4 Thun 1950 tentang
Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran Sekolah pada Bab III Pasal 4
tercantum bahwa landasan ideal pendidikan dan pengajaran ialah
membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan Tanah Air.
b. Landasan Konstitusional
Pendidikan Nasional didasarkan atas landasan
konstitusional/Undang-Undang Dasar 1945 pada Bab XIII Pasal 31 yang
berbunyi:
Ayat 1 :  Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.

8
Ayat 2 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional yang ditetapkan dengan Undang-Undang.
Pasal 32 berbunyi : Pemerintah memajukan kebudayaan nasional
Indonesia.
Dalam pembukaan UUD 1945 dapat dilihat bahwa pemerintah:
1. Memajukan kesejahteraan umum.
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
c. Landasan Operasional
Dalam GBHN 1988 dirumuskan tujuan pendidikan, yaitu untuk
membentuk manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bekepribadian, berdisiplin, bekerja keras
dan tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat
jasmani dan rohaani.
Berikut ini dikemukakan Ketetapan MPR tentang GBHN sejak
tahun 1966-1988 sebagai landasan operasional pendidikan nasional dan
tujuan pendidikan nasional.
1. TAP MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3
2. TAP MPR No. IV / MPR/1973
3. TAP MPR No. IV / MPR/ 1978
4. TAP MPR No. II / MPR/1983
5. TAP MPR No. II / MPR/1988
6. Bab II Pasal 4 UU RI No. 2 Tahun 1989.[6]

Unsur-unsur Pokok dan Asas-asas Pelaksanaan Pendidikan Nasional


a. Unsur-unsur Pokok
Unsur-unsur pokok Pendidikan Pancasila terdiri dari Pendidikan
Moral Pancasila berdasarkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila, pendidikan agama, pendidikan watak dan kepribadian,
pendidikan bahasa, pendidikan jasmani, pendidikan kesenian, pendidikan

9
ilmu pengetahuan, pendidikan keterampilan, pendidikan kewarganegaraan,
dan pendidikan kesadaran bersejarah.
b. Asas-asas Pelaksanaan
Pendidikan Nasional dilaksanakan dengan memperhatikan asas-
asas pelaksanaan seperti berikut:
1. Asas semesta menyeluruh dan terpadu
2. Asas pendidikan seumur hidup
3. Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga, sekolah
dan masyarakat
4. Asas tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah
5. Asas keselarasan dan keterpaduan dengan ketahanan nasional dan
wawasan nusantara
6. Asas Bhineka Tunggal Ika
7. Asas keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kebulatan yang utuh
dalam seluruh kegiatan pendidikan.
8. Asas manfaat, adil dan merata yang memandang manusia Indonesia
seutuhnya tanpa deskriminasi antara rakyat kota, desa, daerah-daerah,
suku-suku bangsa, jennis kelamin,  agama, dan lain-lain.
9. Asas Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri
Handayani
10. Asas mobilitas, efisiensi dan efektivitas, yang memungkinkan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi manusia Indonesia untuk 
memperoleh pendidikan.
11. Asas kepastian hukum

Pada asas pendidikan di atas, pendidikan nasional diharapkan


memungkinkan setiap rakyat Indonesia mempertahankan hidupnya,
mengembangkan dirinya, dan secara bersama-sama membangun masyarakatnya.

2.3 Fungsi, Tujuan, dan Prinsip Pendidikan Nasional

10
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
upaya mewujudkan tujuan nasional.
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Prinsip Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadila serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi amnesia, nilai
keagamaan, nilai cultural, dan kemajemuka bangsa.
2. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu kesatuan yang sistematik
dengan sistem terbuka dan multimakna.
3. Pendidikan diselenggarakan sebagai sutu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4. Pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
6. Pendidikan dselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan.

2.4 Jalur, Jenjang, Satuan, dan Jenis Pendidikan


1. Jalur Pendidikan
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur
pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.

11
1. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar secara berjenjang dan
bersinambungan
2. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang
diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang
tidak harus berjenjang dan bersinambungan. Pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan
agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan.

Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk


mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Jalur pendidikan terdiri atas :
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas:  pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.
2. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal sendiri
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi:
·      pendidikan kecakapan hidup,
·      pendidikan anak usia dini,

12
·      pendidikan pemberdayaan perempuan,
·      pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
3. Pendidikan Informal
Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan. Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga
dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil
pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan
nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan.

2. Jenjang Pendidikan
1. Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberi bekal dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dasar. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003
Pasal 6 Ayat 1 menyebutkan bahwa, “Setiap warga negara yang berusia
tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan
dasar.”
2. Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah berfungsi
sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dan dalam hubungan
ke atas mempersiapkan peserta didikuntuk mengikuti pendidikan tinggi
ataupun memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah terdiri atas
pendidikan umum, pendidikan menengah kejuruan, dan pendidikan
menengah luar biasa, pendidikan kedinasan dan pendidikan menengah
keagamaan.
3. Jenjang Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan/atau
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. Output

13
pendidikan tinggi diharapkan dapat mengisi kebutuhan yang beraneka
ragam dalam masyarakat.

3. Satuan Pendidikan
Satuan pendidikan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar
yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah dan merupakan bagian
dari pendidikan yang berjenjang dan bersinambungan. Satuan pendidikan
luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus, dan satuan
pendidikan sejenis.

4. Jenis Pendidikan
Jenis Program Pendidikan Nasional :
1. Pendidikan Umum, pendidikan yang mengutamakan perluasan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang
diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan.
2. Pendidikan Kejuruan, pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu.
3. Pendidikan Luar Biasa, pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk
peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental.
4. Pendidikan Kedinasan, pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi
pegawai atau calon pegawai suatu departemen pemerintah atau lembaga
pemerintah nondepartemen.
5. Pendidikan Keagamaan, pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta
didik untuk dapat melaksanakan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan khusus tentang ajaran agama.

2.5 Standar Nasional Pendidikan


Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan

14
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum. Pengembangan Standar Nasional Pendidikan serta pemantauan dan
pelaporan pencapaiananya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan
Standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.

2.6 Kurikulum Pendidikan


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan :
a. Peningkatan iman dan takwa
b. Peningkatan akhlak mulia
c. Peningkatan kompetensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
f. Tuntutan dunia kerja
g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
h. Agama
i. Dinamika perkembangan global
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Kurikulum pendidikan dasar wajib memuat:
a. Pendidikan Agama
b. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia
d. Matematika
e. Ilmu Pengetahuan Alam
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
g. Seni Budaya

15
h. Pendidikan Jasmani dan Olahraga
i. Keterampilan/kejuruan
j. Muatan lokal
Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat :
a. Pendidikan Agama
b. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia

2.7 Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Pendidik adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
terhadap masyarakat, terutama bagi pendidik dan perguruan tinggi.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.Tenaga
kependidikan bertugas melaksanakan administrasi pengelolaan, pengembangan,
pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada
satuan pendidikan.Penyelenggara pedidikan oleh masyarakat berkewajiban
membina dan mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan
yang diselenggarakannya.

2.8 Peran Masyarakat dalam Pendidikan


Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta
perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi
kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan
pendidikan. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana,
pengguna hasil pendidikan.
Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat
pada pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama,
lingkunga sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat. Pendidikan
berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat
pada pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, sosial,

16
budaya, aspirasi dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari
oleh dan untuk masyarakat.
Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber
dari penyelenggara, masyarakat, pemerintah, pemerintah daerah dan/atau sumber
lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Peran masyarakat dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan adalah
perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan melalui dewan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah. Dewan pendidikan adalah lembaga
mandiiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan
dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan
prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi,
kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hierarkis.
Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan
orang tua atau wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat
yang peduli pendidikan. Komite sekolah/madrasah sebagai pelayanan dengan
memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana,
serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

2.9 Evaluasi dan Akreditasi Pendidikan


Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan. Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian
mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan
terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan
nonformal untk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan
pendidikan berdasarkan criteria yang telah ditetapkan. Akreditasi terhadap
program dan satuan pendidikan dilaukan oleh pemerintah dan/atau lembaga

17
mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. Akreditasi
dilauakn atas dasar kriteria yang berrsifat terbuka.

2.10 Ketentuan Pidana


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 67 Perseorangan, organisasi, atau
penyelenggara pendidikan yang memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelarak
ademik, profesi, dan/ atau vokasi tanpa hak dipidana dengan pidana penjara paling
lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00.
Penyelenggara perguruan tinggi yang dinyatakan ditutup berdasarkan Pasal 21
ayat (5) yaitu Penyelenggara pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan
pendirian  dan masih beroperasi dipidana dengan pidana penjara paling lama
sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00.
Penyelenggara pendidikan yang memberikan sebutan guru besar atau professor
dengan melanggar Pasal 23 ayat (1) yang berbunyi “pada universitas, institut, dan
sekolah tinggi dapat diangkat guru besar atau profesor sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku” dipidana dengan pidana penjara paling lama
sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyakRp 1.000.000.000,00.
Penyelenggara pendidikan jarak jauh yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00.
Dalam pasal 68 Undang-undang ini Setiap orang yang membantu
memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan/atau
vokasi dari satuan pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan dipidana dengan
pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
500.000.000,00. Setiap orang yang menggunakan ijazah, sertifikat kompetensi,
gelar akademik, profesi, dan/atau vokasi yang diperoleh dari satuan pendidikan
yang tidak memenuhi persyaratan dipidana dengan pidana penjara paling lama
lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00. Setiap orang
yang menggunakan gelar lulusan yang tidak sesuai dengan bentuk dan singkatan
yang diterima dari perguruan tinggi yang bersangkutan sebagaimana dimaksud

18
dalam Pasal 21 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00. Setiap orang yang
memperoleh dan/atau menggunakan sebutan guru besar yang tidak sesuai dengan
Pasal 23 ayat (1) dan/atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama
lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00.
Dalam pasal 70 disebutkan bahwa Lulusan yang karya ilmiah yang
digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2)  terbukti merupakan jiplakan
dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). 
Penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan tanpa izin Pemerintah
atau pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pendidikan nasional Indonesia disusun berlandaskan pada budaya
bangsa Indonesia serta berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 sehingga
sisitem pendidikan nasional Indonesia mempunyai kekhasan. Sistem tersebut
mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar tercipta
kesejahteraan umum, dan dapat melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, yang
dilaksanakan melalui kelembagaan, program, dan pengelolaan pendidikan.

3.2 Saran
Mengingat sistem pendidikan di Indonesia yang semakin terpuruk dan
banyak anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah, seharusnya pemerintah harus
tanggap terhadap hal tersebut, seperti menambah anggaran pendidikan dalam
APBN, meningkatkan kesejahteraan Guru, menambah infrastruktur sekolah,
mencanangkan wajib belajar 12 tahun, serta memperbaiki sistem pendidikan
yang terkesan carut-marut yang pada akhirnya semakin membingungkan peserta
didik.
Perbaikan mutu pendidikan juga sangat diperlukan, karena di era
globalisasi seperti sekarang ini yang menuntut kemajuan pendidikan di negara
kita.Sistem pendidikan yang tangguh juga sangat diperlukan untuk memajukan
peserta didik yang tangguh pula. Peran besar pemerintah juga sangat diperlukan
untuk memajukan mutu pendidikan di pedalaman Indonesia, yang sekarang

20
terkesan diabaikan. Pada intinya, semuanya dimulai dari perbaikan sistem
pendidikan, mutu pendidikan serta anggaran pendidikan yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

New
Utanto,Yuli, dkk. 2018. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UNNES PRESS.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/WAHYUDI
N/klasifikasi-sistem.pdf (Jumat, 24 Mei 2019)
https://studylibid.com/doc/739207/pendidikan-sebagai-sistem--pendidikan-
sebagai-proses (Jumat, 24 Mei 2019)
http://blog.umy.ac.id/wahyuprastiyani/files/2012/11/SISTEM-PENDIDIKAN-
NASIONAL.pdf (Jumat, 29 Mei 2019)

21

Anda mungkin juga menyukai