Anda di halaman 1dari 15

A.

Karakteristik dan keterbatasan Akuntansi dan Laporan Keuangan

Konsep dasar merupakan konsep yang dianut dan dijadikan dasar dalam
penelaran dan perekayasaan. Disebut konsep dasar karena kalau konsep
tersebut dianut akan

mempunyai implikasi akuntansi tertentu. Konsep dasar dapat disebut dengan


berbagai nama yaitu:

1. Postulat
2. asumsi dasar
3. prinsip mendasar / umum
4. aksioma
5. doktrin
6. konvensi
7. fundamental
8. premis dasar
9. kendala

B. Sumber Konsep Dasar

Dalam pengajuan konsep dasar akuntansi,terdapat berbagai sumber yang


mengajukan persepsinya dalam konsep dasar akuntansi. Berbagai persepsi
tersebut,akan kami jabarkan di bawah ini.

1. IAI dan IFRS


Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifikasi dalam rerangka
konseptual IASC, antara lain :
a. Basis Akrual (accrual basis) : Konsep ini menyatakan bahwa
dalam menentukan laba periodic dan posisi keuangan suatu
unit usaha , akuntansi mendasarkan diri pada pengukuran dan
penandingan secara ekonomik pendapatan dan biaya bukannya
perbandingan biaya atas dasar kas masuk dan kas keluar (asas
tunai) konsep ini dapat dikatan sebagai konsekuensi konsep
kontinuitas usaha dan konsep periodic usaha.
b. Kelangsungan Usaha (Going Concern) :Dalam konsep ini
menjelaskan bahwa perusahaan akan terus berlanjut samapai
waktu yang tidak ditentukan. Implikasi dari asumsi ini pada
keadaan luar biasa, nilai laporan likuidasi untuk asset dan
ekuitas adalah ‘pelanggaran’ atas konsep ini. Hal ini
disebabkan konsep kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa
perusahaan akan mampu mempertahnkan kegiatan usahanya
dalam jangka panjang dan tidak untuk dilikuidasi dalam jangka
pendek. Belkaoui juga menambahkan pendapatnya bahwa
dalam konsep ini entitas juga akan melanjutkan operasi
perusahaan cuku lama untuk mewujudkan proyek-
proyek,komitmen dan kegiatan yang sedang berlanjut.

Patton dan Littleton

Konsep dasar yang dikemukan Patton dan Littleton diterbitkan dalam :

1. Kesatuan usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai
suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri,
bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari
pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan
kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut
pandang akuntansi. Jadi kesatuan usaha merupakan pusat pertanggung
jelasan.

2. Batas kesatuan
Batas kesatuan usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan
yuridis atau hokum melainkan kesatuan ekonomik. Batas kesatuan
ekonomik adalah kendali (control) oleh satu manajemen.
3. Pengertian ekuitas
Ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap asset bersih
sebagaimana didefinisi dalam rerangka konseptual FASB. Sudut pandang
FASB adalah pemilik.
4. Pengertian pendapatan
Konsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan (dan
utang) didefinisi sebagai kenaikan atau aliran masuk asset. Dengan konsep
kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai oleh
perusahaan merupakan asset perusahaan bukan asset pemilik. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan menambah ekuitas (utang
kesatuan usaha kepada pemilik).
5. Pengertian Biaya
Definisi biaya sebagai penurunan asset atau timbulnya kewajiban
dapat dijelaskan dengan konsep kesatuan usaha. Penyerahan produk dalam
rangka menciptakan penedapatan, menyebabkan asset(persediaan barang)
berkurang. Berkurangnya asset (sebesar kos barang terjual) inilah yang
disebut biaya. Jadi, dapat dikatakan bahwa biaya mengurangi ekuitas. Definisi
biaya oleh FASB konsistensi dengan konsep kesatuan usaha.

6. System berpasangan
Sistem berpasangan atau aspek ganda yang dikemukakakn Anthony,
Hawkins, dan Merchant sebenarnya merupakan konsekuensi logis atau
turunan dari konsep kesatuan usaha. Hubungan bisnis antara manajemen dan
pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu memepertanggungjawabkan
asset yang dikelolanya dan sumber aseet tersebut. Ini berarti bahwa pengaruh
transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan (termasuk utang-
piutang dengan pemilik serta pihak lainnya) harus selalu ditunjukkan. Untuk
melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakan system
berpasangan.

7. Persamaan Akuntansi
Konsep kesatuan usaha memisahkan managemen dengan penyedia
danadan manajemen bertanggung jawab kepada mereka. Pertanggungjelasan
menuntut agar asset yang dipercayakan kepada manajemen selalu ditunjukkan
sumber atau asalnya. Pelaporan keuangan harus menunjukkan hubungan ini.
Hubungan fungsional inilah yg disebut Persamaan Akuntansi.
Agar penyususnan statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat,
system akuntansi buku besar harus di organisasi atas dasar persamaan
akuntansi. Oleh karena itu, persamaan akuntansi dapat dikatakan sebagai
hubungan fungsional buku besar yang mempresentasikan elemen statemen
keuangan. Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat dinyatakan sebagai
berikut.
A = K + E + P – B + I – D atau A = K + E + P – B
8. Artikulasi
Sebagai konsep dasar yang dikemukakan APB yaitu bahwa
statemen
keuangan berkaitan secara mendasar ( Fundamentally Related
Financial Statemens ), artikulasi sebenarnya turunan atau konsekuensi
dari konsep kesatuan usaha. Dengan artikulasi, akan slalu dapat
ditunjukkan bahwa laba dalam statemen laba rugi akan sama dengan
laba dalam statemen perubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas
dalam neraca.
9. Kontinuitas Usaha.
Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan
bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti
dimasa dating bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi
maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan
berlangsungsung terus sampai waktu yang tidak terbatas.
Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan
statemen keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai
pilihan dalam proses perekayasaan atau penyususnan standar karena
kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dimasa dating tidak
pasti.
Dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha,
akuntansi menganut konsep ini atas dasar penalaran bahwa harapan
normal atau umum pendiri perusahaan adalah untuk berlangsung terus
dan berkembang bukan untuk mati atau dilikuidasi.
10. Arti Penting Laporan Periodik
Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk
maju dan berkembang dengan jalan menciptakan laba terus menerus
dalam jangka panjang. Laba diperoleh melalui kegiatan menyerahkan
barang atau jasa yang menimbulkan biaya sebagai aliran keluar asset
(sumber ekonomik) dan kegiatan mnedatangkan pendapatan yang
merupakan aliran asset masuk akibat penyerahan barang atau jasa
tersebut. Dengan demikian, kesatuan usaha dapat dipandang sebagai
pusat aliran pendapatan dan biaya yang berlangsung terus. Dengan
penalaran di atas, kinerja akhir dapat diketahui secara tuntas dan
objektif kalau perusahaan dinyatakan benara-benar berhenti, dinilai
pada saat itu, dan kemudian dilikuidasi.
11. Kedudukan Statemen Laba Rugi
Untuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran kontinus
sumber ekonomik masuk dan keluar kesatua usaha ( pendapatan dan
biaya ) harus dipenggal-penggal dengan peroda waktu sebagai wadah
atau penakar. Jadi, konsep konsep perioda waktu yang dikemukakan
oleh Hawkins, Anthony, dan Merchant atau perioda akuntansi ole APB
sebenarnya merupakan turunan dari konsep dasar kontinuitas usaha.
Penggalan pendapatan dan biaya untuk suatu perioda dituangkan
dalam statemen laba rugi periodic sehingga statemen laba rugi
dipandang sebagai statemen yang paling penting dalam pelaporan
keuangan karena tingkat laba dalam rangka menilai daya melaba.
12. Fungsi Neraca Dan Penilaian Elemennya
Konsep kontinuitas usaha sangat besar peranannya dalam
mendasari penilaian elemen atau pos neraca dan interpretasi jumlah
rupiah yang dimuat didalamnya. Dengan konsep kontinuitas usaha,
tujuan pelaporan pos neraca dalah untuk menunjukkan sisa potensi-
potensi jasa atau sumber-sumber ekonomik yang belum dikonsumsi
dalam tahun yang berakhir pada tahun neraca. Dengan kata lain,
neraca berfungsi untuk menunjukkan potensi jasa yang masih
dimiliki / dikuasai kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan
dalam perioda-perioda berikutnya.
13. Penghargaan Sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga atau
penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan
pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif
terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk dan sumber
ekonomi yang keluar. Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos
pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.
14. Istilah Yang Tepat
P & L tidak menyebut bahan olah dasar akuntansi sebagai nilai karena
bagi orang yang satu mungkin sekali berbeda dengan nilai bagi orang yang
lain sehingga nilai akan menimbulkan berbagai interpretasi. Istilah nilai akan
member kesan bahwa akuntansi mengolah bahan yang tidak homogenus. Nilai
bersifat subjektif dan interpretative sedangkan penghargaan sepakatan adalah
apa yang melekat pada objek sehingga bersifat objektif dan inheren.
P & L tidak menggunakan istilah cost untuk menunjuk penghargaan
sepakatan karena cost terlanjur mempunyai makna umum sebagai acquisition
cost dari sudut pandang pihak yang memperoleh sumber ekonomik.
Menurut pendapat penulis, istilah cost sebenarnya cukup tepat untuk
menyatakan price-agregate atau measured consideration karena alas an-alasan
berikut :
a. Dari segi penjual, walaupun istilah cost tidak cukup luas, aliran masuk
penghargaan sepakatan penjualan atau pendapatan/pendapatan yang
dicatat akhirnya akan menjadi cost juga kalau sudah digunakanuntuk
memperoleh barang dan jasa.
b. Dari segi pembeli, kalau istilah cost mempunyai keterbatasan karena
tidak dapat menyatakan hal yang sama dari kedua belah pihak dalam
suatu pertukaran, keterbatasan ini sebenarnya tidak masalah karena
akuntansi menganut konsep kesatuan usaha.

15. Jasa Dibalik Kos


Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan
tersebut paling mudah untuk mengkualifikasi objek atau jasa kedalam
satuan yang homogenus dan juga karena harga dalam satuan uang
adalah cara yang sudah umum untuk menyatakan kesepakatan dalam
pertukaran. Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu
sendiri yang mempunyai arti penting meleinkan justru potensi jasa
yang ada dibalik angka koslah yang mempunyai arti penting. Perlu
diingat bahwa kos merupakan salah satu atribut untuk merepresentasi
secara tepat realitas kegiatan perusahan.

16. Keterbatasan Informasi Akuntansi


Dengan memahami kos sebagai bahan olah akuntansi
sebenarnya dapat dikenali keterbatasab akuntansi dalam memberikan
informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan. Informasi
akuntansi hanya merupakan sebagian dari informasi yang dibutuhkan
untuk penganbilan keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen.
17. Kos Melekat
Konsep in I menyatakan bahawa kos melekat pada objek yang
dipresentasinya sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat
dipecah-pecah dan digabung.-gabungkan kembali mengikuti objek
yang di dekatinya. Berbagai kos mempunyai daya salinh mengikat
antara yang satu dengan yang lainnya mengikuti ikatan objek-objek
yang disimbolkannya.
18. Saat Pengakuan Nilai Tambah
Secara ekonomik, kegiatan perusahaan terdiri atas penggabungan
berbagai factor produksi untuk menghasilkan produk baru yang
manfaatnya lebih tinggi. Kalau kegiatan produksi menggunakan bahan
baku dan berbagai macam factor produksi, kegiatan akuntansi
menggunakan kos untuk menyatakan pemrosesan factor produksi tersebut.
Tujuan kegiatan akuntansi adalah mengikuti secara tepat perubahan
tersebut dengan menggolongkan, memecah, dan mengikhtisarkan kos
bahan baku, kos tenaga kerja, kos bahan mesin, dan kos factor produksi
lainnya sehingga seluruh kos tersebut secara bersama-sama akan
membentuk kos produksi. Jadi, dasar konsep kos melekat diperlukan
karena dalam mengikuti aliran fisis tersebut harus ada anggapan bahwa
tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan dengan kos
lain secara tepat.
Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat
pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. Kalau kos
produk menunjukkan nilai, maka kedalam kos produk tersebut harus
dimasukkan jumlah rupiah nilai yang merupakan tambahan manfaat yang
melekat pada produk sebagai akibat dari proses produksi itu. Akan tetapi
tidak diketahui secara objektif dan meyakinkan berapa besarnya nilai
tambah tersebut.
19. Wadah Penggabungan
Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos dipecah,
dikelompokkan, dan kemudian digabungkan kembali mengikuti unit fisis
produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan dengan dengan produk sebagai
wadah atau penakar penggabungan.
20. Upaya Dan Hasil
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam
rangka memperoleh hasil berupa pendapat. Dengan kata lain, tidak ada
hasil tanpa upaya. Secara konseptual, pendapat timbul karena biaya
bukan sebaliknya pendapat menanggung biaya. Artinya, begitu
kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif maka pendapat dapat
dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum terealisasi.
21. Ojektivitas Bukti
Maust dan Sharaf menjelaskan pengertian dan lingkup bukti audit sebagai
berikit:
Audit evidence includes all influences on the mind pof auditor which
affect his judgment about the truthfulness of the financial statement
proposition, submitted to him for review.
Bukti adalah sarana untuk memastikan kebenaran atau memberikan
pembuktian.
22. Objektivitas Relatif
Akuntansi bukan ilmu pasti sehingga objetivitas bukti dalam akuntansi
bersifat relatif. Kegiatan usaha tidak memungkinkan untuk dijadikan bahan
analisis laboratorium dan tidak pula mengikuti rumus-rumus matematika.
Dengan demikian pakta akuntansi tidak akan selalu beersifat objektif penuh
( conclusively objective ) dan dapat diverifikasi secara tuntas ( completely
verifiable). Oleh Karena itu, konsep objektivitas dalam penciptaan data
akuntansi adalah objektivitas yang disesuaikan dengan keadaan yang ada pada
saat penentuan fakta bukan objektivitas mutlak.
23. Objektivitas Dan Keterverifikasian Jangka Panjang
Bukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti yang
sepenuhnya objetif. Akan tetapi, bila persyaratan ojektivitas semacam ini
harus diikuti secara mutlak dalam segala hal maka akuntansi akan menjadi
perpandangan jangka pendek dan bertentangan dengan konsep kontinuitas
usaha.
Bukti akuntansi juga tidak harus mendasar pada bukti yuridis. Itulah
sebabnya, untuk dapat dinyatakan sebagai asset yang harus dilaporkan oleh
kesatuan usaha, suatu asset tidak harus memiliki kesatuan usaha tetapi cukup
dikuasai.
Dalam jangka panjang ,ada resiko dari konsep objektivitas relative
yaiti bahwa perilakuan akuntansi atas dasar bukti yang tersedia sekarang
menjadi tidak sesuai dengan keadaan dan fakta priode masa datang. Akan
tetapi, kalau fakta ( bukti ) yang digunakan adalah yang terbaik diperoleh
( best obtainable ) maka tidak ada lagi yang dapat diperbuat pada waktu itu.
Akuntansi hendaknya berusaha untuk mendapatkan bukti yang terbaik
tampa mengorbankan reliabil;itas. Namun memperoleh bukti yang secara
menyakinkan objektif juga memerlukan kos yang tinggi.Dengan konsep dasar
ini, akuntansi dapat menggunakan taksiran-taksiran dan aproksimasi
sebagaimana konsep yang diajukan dalam APB No. 4.
24. Asumsi
Beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memiliki
konsep yang relevan.
 Kontinuitas Usaha
Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman
perusahaan pada umumnya.
 Priode Satu Tahun
Pelaporan priodek dengan waktu sebagai wadah pengukuran adalah salah satu
kebiasaaan penting dalm akuntansi.untuk tujuan “penakaran” terhafap
pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebit, interval waktu
yang biasanya yang digunakan adalah satu tahun, baik tahun kalender ataupun
tahun buku/fiscal.
 Kos Sebagai Bahan Olah
Penghargaan sepakaian yang menjadi bahan oleh akuntansi didasarkan atas
asumsi bahwa kos factor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukan
nilai wajar pada saat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah
bahwa para pelaku ekonomi bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak
terlalu benar dalam tiap keadaan.
 Daya Beli Uang Stabil
Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan nilai
dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa. Dalam
priode-priode yang mengalami inflasi cukup tinggi asumsi tersebut jelas tidak
berlaku lagi untuk tujuan-tujuan tertentu.
 Tujuan Mencari Laba
Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang ditandingkan
sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan adalah objek yang dituju
oleh upaya yang diukur dengan kos. Dengan kata lain, perusahaan dipandang
sebagai suatu organisasi yang dibentuk menghasilkan laba. Asumsi ini tidak
diragukan kelayakannya. Keinginan untukmenghasilkan laba adalah
karakteristik nyata yang melekat pada perussahaan-perusahaan komersial pada
umumnya.
 Konsep Dasar Lain
Konsep-konsep dasar yand diuraikan oleh P&L diatas merupakan konsep-
konsep dasar yang terpadu dan lengkap sebagai landasan konseptual untuk
merekayasa pelaporan keuangan. Telah dibahas pula kaitan dengan konsep-
konsep dasar tersebut dengan konsep dasar dari sumber lain yang berpaut.
 Substansi Daripada Bentuk
Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep ditingkat
perekayasaan atau dalam menetapkan standar ditingkat penyusun standar,
akuntansi akan menekankan makna atau substansi ekonomi suatu objek atau
kejadian dari pada makna yuridisnya meskipun makna yuridis mukin
menghendaki atau menyarankan perlakuan akuntansi yang berbeda.
25. Pengakuan Hak Milik Pribadi
Akuntansi yang dikenal sekarang ini sebenarnya dilandasi oleh suatu
lingkungan yang melindungi atau mengakui hak milik pribadi sehingga
pertanggung jawaban bisnis menjadi sangat penting. Hak milik pribadi
merupakan landasa untuk penguasaan suatu sumbeer ekonomik yang
membentuk asset.

26. Keanekaragaman Akuntansi Antarentitas


Keseragaman dalam pelaporan merupakan syarat untuk membantu
pembandingan. Akan tetapi, keseragaman yang kaku justru akan
menyembunyikan karakteristik penting yang harus diungkap secara unik. Oleh
karana itu, standar akuntansi harus member keleluasan kepada kesatuan usaha
secara individual dalam batas-batas yang realistic dan bermakna untuk
menyajikan informasi yang paling sesuai dengan karakteristik kepada
usahanya.

27. Konservatisma
Konservantisma merupakan konsep dasar yang menjadi landasan
penentuan perlakuan akuntansi dalam kondisi ketidakpastian. Secara umum,
akuntansi menghadapi pilihan utuk mengakui pendapatan ( laba ) atau rugi
yang kepastiannya bergantung pada keadaan di masa datang. Karena
mengannut konservatisme akuntansi pada umumnya segera mengakui rugi
tetapi menunda pengakuan pendsapatan ( laba ).

28. Pengendalian Internal Menjamin Keterandalan Data


Pengendalian internal yang baik merupakan prasyarat tercapainya
keterandalan data akuntansi. Pengendalian internal yang memadai
memungkinkan dicapainya keterverifikasi yang keobjektifan bikti yang paling
tinggi. Struktur pengendalian internal menjadi sasaran bagi auditor untuk di
evaluasi untuk m,enentukan luasnya pengumpulan bukti audit.

Paul Grady
Grady mendiskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas
kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan
yang melekat pada statemen keuangan.

Accounting Principles Board


Accounting Principles Board (APB) menyebut konsep dasar sebagai cirri-ciri
dasar dan memuatnya dalam APB statement No.4. APB mengidentifikasi
tigabelas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan diterapkannya
akuntansi

Wolk, Tearney, dan Dodd


Wolk dan Teraney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan
beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan (input-oriented
principles) yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality, dan
objectivity dan prinsip berorientasi keluaran (output oriented principles) yaitu
comparability,consistency, dan uniformity. Keempat konsep yang dikategori
sebagai postulat adalah;
1. Usaha berlanjut (going concern)
2. Periode waktu (Time period)
3. Entitas akuntansi (Accounting entity)
4. Unit moneter (Monetary unit)

Anthony, Hawkins, dan Merchant


Konsep dasar 1 sampai 5 dikategori sebagai pelandas statement posisi keuangan
(neraca) sedangkan konsep dasar 6 sampai 11 dikategori sebagai pelandas
statement laba rugi.
a. pengukuran dengan unit uang)
b. entitas
c. usaha berlanjut
d. cost
e. aspek ganda
f. perioda akuntansi
g. konservatisme
h. realisasi
i. penandingan
j. konsistensi
k. materialitas.

C. Manfaat Konsep Dasar


Bahwa konsep dasar berfungsi melandasi penalaran pada tingkat
perekayasaan akuntansi,konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi
penyusunan staandar dalam berargumen untuk menentukan konsep, prinsip,
metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar.
Dalam tiap standar yang diterbitkan, misalnya, FASB menyertakan bagian
yang disebut Basis Penyimpulan yang didalamnya terrefleksi konsep dasar
yang dianut baik secara eksplisit maupun implicit. Patton &Littleton
menegaskan bahwa penyusunan standar harus dilandasi oleh pemikiran atau
penalaran yang jelas dan jernih.
Daftar Pustaka

 Suwardjono.2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan.


Edisi Ketiga. BPFE: Yogyakarta
 Jaka Isgrayanta, 2009, “Perumusan Konsep Entitas Akuntansi Islam”,
JAAI Volume 13 No. 1, Juni 2009: 77–86
 Iwan triyuwono,2003, “Konsekuensi Penggunaan Enthity Teori Sebagai
Konsep Dasar Standart Akuntansi Perbankan Syariah”, JAAI Volume 7
No. 1, Juni 2003

Anda mungkin juga menyukai