Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ISLAMI PERAWAT PELAKSANA TERHADAP

PASIEN SAFETY DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG TAHUN 2017

Rahmat1Dr. Muhammad Hadi.,M.Kep.,2Fitri Arofiati.,MAN.,Ph.D3

1
STIKes „Aisyiyah Bandung
2
Universitas Muhammadiyah Jakarta
3
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Correspondence email addres: syifataini.sastro17@gmail.com
ABSTRAK

Pengantar: Islam telah mengajarkan tentang pelayanan kesehatan yang memberikan


pelayanan komprehensif baik bio-psiko-sosio-kultural maupun spritual yang ditujukan kepada
individu maupun masyarakat, dengan pemikiran yang hipotetik tentang pelayanan kesehatan
yang Islami dapat mewujudkan pelayanan prima di rumahsakit-rumahsakit Islam. Patien
safety telah menjadi isu dunia yang perlu mendapat perhatian bagi sistem pelayanan
kesehatan. Patien safety merupakan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang memandang
bahwa keselamatan merupakan hak bagi setiap pasien dalam menerima pelayanan kesehatan.
Metode: jenis penelitian quasi eksperimen dengan rancangan adalah pretest-posttest with control
group design fase, dengan 60 sample yang dibagi dua kelompok yang satu sebagai kelompok
kontrol dan satu sebagai kelompok intervensi. Hasil: tahap pertama: untuk melihat penerapan
patien safety oleh perawat pelaksana di 4 ruangan. Tahap ke dua penerapan modul
keperawatan islami terhadap kelompok intervensi, tahap ke 3 akan ada pengaruh modul
pelayanan islami terhadap patien safety.uji statistic didapat hahwa Sig 0,000 < 0,05 ada
perbedaan yang signifikan pelaksanaan patien safety sesudah dilakukan intervensi pada
kelompok intervensi. Uji general linier model menunjukkan ada beda kelompok intervensi
pre-test dan post-test secara umum tidak ada perbedaan pencapaian patien safety antar
kedua kelompok. Hasil tes tidak ada perbedaan rata rata selisih skor pencapaian kompetensi
antar keempat pengukuran yaitu p=0,230(P<α): hasil uji statistic didapat.

Kata Kunci : Keperawatan Islami, Patient Safety, pelayanan Islami, Pelatihan.


Daftar Pustaka : 47 (2005-2013)
IMPLEMETATION OF ISLAMIC NURSING CARE TO WARD PATIENT SAFETY AT
MUHAMMADIYAH BANDUNG HOSPITAL 2017

xl + 111 pages + 16 tables + 4 images + 3 attachments


Introduction: Islam has taught about health services that provide comprehensive services both bio-
psycho-socio-culturally and spritually addressed to individuals and communities, with hypothetical
thoughts about Islamic health services that can achieve excellent service in Islamic hospitals. Patient
safety has become a world issue that needs attention to the health care system. Patient safety is a basic
principle of health services which views that safety is the right of every patient in receiving health
services. Methods: The experimental quasi-experimental study with the design was pretest-posttest with
control group design phase, with 60 samples divided by two groups as one control group and one as the
intervention group. Result: first step: to see the application of safety starch by the nurse in the 4 room.
The second stage of the implementation of Islamic nursing module to the intervention group, the third
stage there will be the effect of Islamic service module on the safety of the starch safety. Test statistics
obtained Sig 0.000 <0.05 there is a significant difference in the implementation of starch safety after
intervention in the intervention group. General linear test model shows there are different groups of pre-
test and post-test interventions in general there is no difference in achievement of starch safety between
the two groups. Result of test no difference difference of score difference of competency achievement
between four measurement that is p = 0,230 (P <α): statistic test result got.

Keywords: Islamic Nursing & Patient Safety.


References: 47 (2005-2013)

Latar Belakang
Paradigma pelayanan di dunia manajemen inilah yang akan mengantarkan
kesehatan kini sudah berubah, dari pandangan rumah sakit untuk meningkatkan mutu
lama "pemberi jasa pelayanan" yang merasa pelayanan yang memperhatikan tuntutan
sangat berjasa kepada pasien, berubah masyarakat. Konsumen kini tidak lagi
menjadi "pelayan jasa kesehatan" yang mempertimbangkan fungsi, harga, cita rasa
menganggap pasien sebagai pelanggan ataupun prestise, namun juga
(customer oriented) (Widajat, 2008) mempertimbangkan nilai baik buruk, halal
Rumah sakit juga mengalami haram yang berhubungan dengan
transformasi besar, situasi global dan keyakinannya. Mayoritas penduduk muslim di
kompetitif pun tak terelakkan. Konsep Indonesia hingga mencapai 91,94 % jelas
manajemen yang jelas dibutuhkan untuk menjadi alasan kuat bagi bisnis berbasis islam
membuat perkembangan rumah sakit di termasuk pula pelayanan kesehatan dan rumah
Indonesia berjalan dengan cepat. Konsep sakit. Namun hingga saat ini jumlah rumah
sakit islam atau rumah sakit bernuansa islam tersebut harus dihadapi dengan pendekatan
yang beroperasi memberikan pelayanan silaturrahmi (interpersonal) dengan sebaik-
kesehatan masih jauh dari memadai baiknya didasari dengan iman, ilmu dan amal.
(Ayuningtyas, 2008) Untuk dapat memberikan asuhan medik dan
Walaupun jumlah rumah sakit yang asuhan keperawatan kepada pasien, dokter dan
bernuansa islam masih belum banyak, namun perawat dituntut memiliki ketrampilan
rumah sakit islam harus tetap meningkatkan intelektual, interpersonal, tehnikal serta
mutu pelayanan agar dapat bertahan di memiliki kemampuan berdakwah amar ma‟ruf
kompetesi global dan pemenuhan kebutuhan nahi mungkar.
pelayanan kesehatan islami untuk masyarakat. Melaksanakan pelayanan kesehatan
Terdapat lima aspek pelayanan kesehatan profesional yang Islami terhadap individu,
islami yaitu sikap dan perilaku petugas yang keluarga, kelompok maupun masyarakat
islami, fasilitas dan sarana pelayanan dengan berpedoman kepada kaidah-kaidah
kesehatan islami, prosedur tata cara atau Islam, medik dan keperawatan yang
mekanisme pelayanan kesehatan islami, mencakup: (1) menerapkan konsep, teori dan
suasana pelayanan kesehatan islami serta prinsip dalam keilmuan yang terkait dengan
pembiayaan pelayanan kesehatan islami asuhan medik dan asuhan keperawatan dengan
(Ayuningtyas, 2008). mengutamakan pedoman pada Al-Qur‟an dan
Islam telah mengajarkan tentang Hadits, (2) melaksanakan asuhan medik dan
pelayanan kesehatan yang memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pelayanan komprehensif baik bio-psiko-sosio- pendekatan Islami melalui kegiatan kegiatan
kultural maupun spritual yang ditujukan pengkajian yang berdasarkan bukti (evidence-
kepada individu maupun masyarakat. Kegiatan based health care), (3)
medis dan keperawatan dalam Islam mempertanggungjawabkan atas segala
merupakan manifestasi dari fungsi manusia tindakan dan perbuatan yang berdasarkan
sebagai khalifah dan hamba Allah dalam bukti (evidence-based healthcare), (4) berlaku
melaksanakan kemanusiaannya, menolong jujur, ikhlas dalam memberikan pertolongan
manusia lain yang mempunyai masalah kepada pasien baik secara individu, keluarga,
kesehatan dan memenuhi kebutuhan dasarnya kelompok maupun masyarakat dan semata-
baik aktual maupun potensial. Permasalahan mata mengharapkan ridho Allah, (5)
klien (pasien) dengan segala keunikannya bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya
untuk meningkatkan mutu pelayanan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang
kesehatan dan menyelesaikan masalah memandang bahwa keselamatan merupakan
pelayanan kesehatan yang berorientasi pada hak bagi setiap pasien dalam menerima
asuhan medik dan asuhan keperawatan yang pelayanan kesehatan (Permenkes RI, 2011).
berdasarkan bukti (evidence-based health Patien safety juga dapat diartikan sebagai
care). Praktek pelaksanaan evidence-based suatu keadaan pasien yang bebas dari cidera
healthcare adalah integrasi kemampuan klinis yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari
individual dengan bukti klinis eksternal yang cidera yang berisiko dapat terjadi (KPP-RS,
terbaik dan yang tersedia dari penelitian klinis 2008).
yang sistematis (akurasi dan presisi tes Metode Penelitian
diagnostik, kekuatan tanda-tanda prognosis, Penelitian ini merupakan jenis
kemangkusan serta keamanan terapi, penelitian quasi eksperimen dengan rancangan
rehabilitasi dan tindakan prevensi). (Rusdi yang digunakan adalah pretest-posttest with
Lamsudin 2005) control group design, yaitu terdapat dua
Perawat pelaksana memiliki peran kelompok yang satu sebagai kelompok
besar dalam pelaksanaan patien safety. Peran kontrol dan satu sebagai kelompok
tersebut di antaranya mencegah terjadinya intervensi. Penelitian ini kelompok
kesalahan pengobatan, melaporkan kejadian, intervensi menerima perlakuan/intervensi
mendidik diri sendiri dan sesama perawat, sedangkan pada kelompok kontrol tidak
memberikan rekomendasi tentang perubahan dilakukan intervensi. Sebelum kelompok
dalam prosedur dan kebijakan, melibatkan intervensi diberi intervensi, dilakukan
dalam mengidentifikasi masalah (Ramsey, pengukuran awal ( pre test ) pada kelompok
2005). MNT (2009) mengatakan bahwa intervensi dan kelompok control untuk
perawat memegang peran kunci dalam menentukan kemampuan awal. Selanjutnya
memenuhi tujuan keselamatan pasien dalam pada kelompok intervensi dilakukan
hal obat-obatan, komunikasi dan keamanan intervensi sesuai dengan yang direncanakan,
pasien. Peran tersebut menjadi tantangan bagi sedangkan pada kelompok control tidak
perawat. dilakukan intervensi. Kelompok intervensi
Patien safety telah menjadi isu dunia diberikan intervensi berupa penerapan
yang perlu mendapat perhatian bagi sistem pelatihan keperawatan Islami.
pelayanan kesehatan. Patien safety merupakan
Variabel Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(orang) (%) (orang) (%)
1. Patient safety
pengukuran ke 1
Kurang - - - -
Cukup 10 33,3 13 43,3
Baik 20 66,7 7 56,7
2. Patient safety
pengukuran ke 2
Kurang - - - -
Cukup 7 23,3 13 43,3
Baik 23 76,7 7 56,7
3. Patient safety
pengukuran ke 3
Kurang - - - -
Cukup 8 26,7 13 43,3
Baik 22 73,3 7 56,7
4. Patient safety
pengukuran ke 4
Kurang - - - -
Cukup 6 20 13 43,3
Baik 24 80 7 56,7

Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar masuk dalam kategori


pada kelompok intervensi seluruhnya cukup yaitu sebesar 43,3%. Untuk patient
masuk dalam kategori baik yaitu sebesar safety pengukuran ke 3 pada kelompok
100%, begitu pula pada kelompok kontrol intervensi sebagian besar masuk dalam
seluruhnya masuk dalam kategori baik kategori baik yaitu sebesar 73,3%,
yaitu sebesar 100%. Untuk patient safety sedangkan pada kelompok kontrol
pengukuran ke 1 pada kelompok sebagian besar masuk dalam kategori
intervensi sebagian besar masuk dalam cukup yaitu sebesar 43,3%. Untuk patient
kategori baik yaitu sebesar 66,7%, safety pengukuran ke 4 pada kelompok
sedangkan pada kelompok kontrol intervensi sebagian besar masuk dalam
sebagian besar masuk dalam kategori kategori baik yaitu sebesar 80%,
cukup yaitu sebesar 43,3%. Untuk patient sedangkan pada kelompok kontrol
safety pengukuran ke 2 pada kelompok sebagian besar masuk dalam kategori
intervensi sebagian besar masuk dalam cukup yaitu sebesar 43,3%.
kategori baik yaitu sebesar 76,7%,
sedangkan pada kelompok kontrol
No Sub Varibel Skor Total %
1 Identifikasi Pasien 663 720 92
2 Komunikasi Efektif 345 480 72
3 Keamanan Obat 259 360 72
4 Tepat lokasi & pasien 460 480 96
5 Pencegahan Resiko Infeksi 295 360 82
6 Pencegahan Resiko Jatuh 169 240 70
Berdasarkan hasil analisis pada tabel dapat indikator resiko infeksi 82%, indikator
disimpulkan bahwa indikator ketepatan keamanan obat 72%, indikator komunikasi
lokasi pasien mendapatkan skor sebesar efektif 72% dan indikator resiko jatuh 70%.
96%, indikator identifikasi pasien 92%,
Uji Beda Rata-Rata Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien, Sesudah Intervensi pada
kelompok intervensi & kelompok control

Kelompok N Rerata Pvalue


Eksperimen 30 73,03
0,000
Kontrol 30 66,27

Pada tabel tampak hasil uji statistik patien savety sesudah diberlakukan
didapatkan bahwa Sig 0,000 < 0,05 maka intervensi, pada kelompok intervensi &
H0 ditolak, dan kesimpulanya adalah ada kelompok kontrol.
perbedaan yang signifikan pelaksanaan
Distribusi Capaian Skor Pelaksanaan Patien Savety Pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol.
Pengukuran Kelompok Mean Std. Deviation N
Pengukuran Pertama Intervensi 69,67 7,635 30
Kontrol 70,00 7,978 30
Total 69,83 7,744 60
Pengukuran Kedua Intervensi 73,97 4,657 30
Kontrol 67,83 8,879 30
Total 70,90 7,679 60
Pengukuran Ketiga Intervensi 73,27 4,785 30
Kontrol 68,10 9,163 30
Total 70,68 7,701 60
Pengukuran Keempat Intervensi 73,03 5,430 30
Kontrol 66,27 7,570 30
Total 69,65 7,369 60
Distribusi rata-rata pencapaian Pencapaian kompetensi pengukuran ke-3
kompetensi pengukuran ke-1 pada kelompok pada kelompok intervensi menunjukan skor
intervensi menunjukan skor rata-rata sebesar rata-rata sebesar 73,27 dengan standar deviasi
69,67 dengan standar deviasi 7,635 4,785 sedangkan pada kelompok kontrol
sedangkan pada kelompok kontrol menunjukan skor rata-rata sebesar 70,68
menunjukan skor rata-rata sebesar 70 dengan dengan standar deviasi 9,163. Pencapaian
standar deviasi 7,978. Pencapaian kompetensi kompetensi pengukuran ke-4 pada kelompok
pengukuran ke-2 pada kelompok intervensi intervensi menunjukan skor rata-rata sebesar
menunjukan skor rata-rata sebesar 73,97 73,03 dengan standar deviasi 5,430
dengan standar deviasi 4,657 sedangkan pada sedangkan pada kelompok kontrol
kelompok kontrol menunjukan skor rata-rata menunjukan skor rata-rata sebesar 66,27
sebesar 67,83 dengan standar deviasi 8,879. dengan standar deviasi 7,570.

Patient safety dengan waktu yang lebih


singkat dibandingkan dengan ruangan yang
Grafik rata-rata pencapaian skor belum menerapkan pelatihan tersebut. maka
pelaksanaan sasaran keselamatan pasien kesimpulanya adalah pelatihan tersebut
antar kelompok menunjukan perbedaan harus diberikan lebih dari satu kali.
yang signifikan. Pada kelompok intevensi Pembahasan
pencapaian skor pelaksanaan patien safety Hasil uji statistik didapatkan bahwa
lebih maksimum dibandingkan dengan Sig 0,011 < 0,05 maka H0 ditolak, dan
kelompok kontrol. Pada kelompok kesimpulanya adalah ada perbedaan yang
intervensi pencapaian skor mulai signifikan pelaksanaan patien savety
menunjukan peningkatan dan maksimum sebelum & setelah diberlakukan intervensi
mulai dari pengukuran ke 2. Hasil tersebut pada kelompok intervensi.
memperlihatkan bahwa pelatihan perawat
islami yang dilakukan di ruangan cukup
potensial dalam pencapaian pelaksanaan
Uji perbedaan pelaksanaan sasaran sekalian untuk menunauikan anamat
keselamatan pasien, sesudah & sebelum kepada Ahlinya”. (QS. An-Nisa :58)
intervensi pada kelompok intervensi & 4. Istiqomah mengajarkan bekerja dengan
kelompok kontrol. sungguh sungguh, konsisten, komitmen
Hasil uji statistik didapatkan bahwa tinggi, bekerja keras, ulet, tidak menegenal
Sig 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, dan lelah, yang sesuai dengan salah satu sifat
kesimpulanya adalah ada perbedaan yang Rasul Allah SAW.
signifikan pelaksanaan patien savety 5. Sabar mengajarkan bekerja dengan tenang,
sesudah diberlakukan intervensi, pada tidak tergesa gesa, tetapi cepat dan tepat,
kelompok intervensi & kelompok kontrol. terus berupaya saat tawakal, sabar tidak
Dalam intervensi melalui pelatihan berarti lamban, innallaha ma‟ashobirin
keperawatan islami yang menamkan nilai (sesungguhnya Allah menyukai orang
1. Professional yang di dalamnya terkandung yang sabar)
pesan bahwa Keperawatan islami Firman allah : Hai orang-orang
mengutamakan bekerja dengan cerdas, dan yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat
dilandasi ilmu sesui dengan Al-Quran sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah
Surat Al _mujadllah: 11 “ Niscaya allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al
akan meninggikan orang-orang Baqarah ayat 153)
diantaramu dan orang-orang yang berilmu Sabar adalah menahan diri ataupun
pengetahuan beberapa derajat”. menyiapkan diri untuk tidak mudah
2. Ramah menuntun bekerja dengan muka terganggu, tidak mudah tergoda dan tidak
cerah, senyum, komunikasi yang baik, mudah dibawa kemanapun tanpa
sikap yang menyejukkan. “ sesungguhnya kejelasan. Maka di dalam menghadapi
jika kamu tidak menolong mereka dengan suatu ujian dan cobaan serta kesabaran ada
hartamu, maka (dapat juga) kamu tiga hal, sabar dalam menunaikan ibadah,
menolong mereka dengan muka berseri sabar dalam menghadapi musibah dan
dan pekerti yang baik”. ( HR.abu Ya‟la) sabar dalam menjauhi maksiat seseorang
3. Amanah mengembangkan sifat : jujur, bisa di katakan sabar apabila dalam
bertanggung jawab, terpecaya “ kehidupannya dia tidak selalu merasa
sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyesal, dalam hidupnya dia selalu
memandang ke arah kemajuan(positive
thinking), karena seseorang yang di Ihklas Bekerja harus ihklas,
limpahkan keimanan akan selalu meyakini jangan terpaksa, Al „amalu bi niyah
janji Allah untuk selalu bersabar, (setiap pekerjaan dinilai sesuai niatnya )
sebagaimana janji-Nya dalam akhir surat (al hadist). Bekerja dengan niat ihklas
Az-Zumar ayat 10: akan mendapatkan pahala dan bila tidak
“Sesungguhnya hanya orang- ikhlas tidak berpahala “ Dan tidaklah
orang yang bersabarlah yang dicukupkan mereka disuruh, kecuali supaya
pahala mereka tanpa batas”. menyembah Allah dengan
Dalam surat lain, Allah dengan mengkhilaskan kataatan kepadaNya
indah menggambarkan bahwasanya dalam menjalankan Agama dengan
orang-orang yang kelak mendapatkan lurus” (QS al Bayyinah : 5) “Padahal
keberkatan yang sempurna yaitu mereka mereka tidak disuruh kecuali supaya
yang masuk ke dalam kategori ayat ini: menyembah Allah dengan memurnikan
Dan sungguh akan Kami berikan ketaatan kepada-Nya dalam
cobaan kepadamu, dengan sedikit (menjalankan) agama”. (QS. Al
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, Bayyinah : 5)
jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah HR Ahmad: Rasulullah
berita gembira kepada orang-orang yang shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: takutkan terjadi pada kalian adalah syrik
“Inna Lillaahi Wa Innaa Ilaihi kecil”, para sahabat bertanya : “Wahai
Raaji‟uun” Rasulullah, apa itu syirik kecil?
Pujian Allah bagi orang-orang Rasulullah menjawab : “Riya”.
yang sabar Sebagaimana yang terdapat HR. Bukhari : “Sesungguhnya
dalam Al-Baqarah akhir ayat 177: setiap amalan harus disertai dengan niat.
“…Dan orang-orang yang bersabar Setiap orang hanya akan mendapatkan
dalam kesulitan, penderitaan dan dalam balasan tergantung pada niatnya.
peperangan. Mereka itulah orang-orang Barangsiapa yang hijrah karena cinta
yang benar imannya dan mereka itulah kepada Allah dan Rasul-Nya maka
orang-orang yang bertaqwa.” hijrahnya akan sampai kepada Allah dan
Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya
karena menginginkan perkara dunia atau pelaksanaan patien safety lebih
karena wanita yang ingin dinikahinya, maksimum dibandingkan dengan
maka hijrahnya (hanya) mendapatkan kelompok kontrol. Pada kelompok
apa yang dia inginkan.” intervensi pencapaian skor mulai
Menurut peneliti nilai nilai yang menunjukan peningkatan dan
terkandung dalam keperawatan islami maksimim mulai dari pengukuran ke
membuat individu bahwasanya bekerja 2 setelah dilakukan pelatihan.
harus dengan hati yang mengorientasikan 4. Terdapat hasil Pelatihan keperawatan
apa yang dilakukan hanya untuk ibadah islami yang dilakukan cukup potensial
tunduk rukuk sujud hanya kepada allah, dalam pencapaian pelaksanaan patien
dengan pemahaman yang begitu maka safety dengan waktu yang singkat.
setiap individu menpunyai tanggung Saran
jawab terhadap apa yang dilakukan dan
1. Bagi Pendidikan Keperawatan.
dilaksanakan karena segala apa yang
Masukan untuk Institusi pendidikan
dilakukan di awasi oleh allah dan akan
keperawatan agar memberikan
diminta pertanggung jawabkannya di
kemampuan kepada mahasiswa
akhirat kelak.
keperawatan untuk dapat melakukan atau
Simpulan
menerapkan keperawatan islami dalam
Berdasarkan hasil penelitian, melakukan asuhan keperwatan terhadap
diperoleh kesimpulan : pasien di Rumah Sakit.
1. Ada perbedaan yang signifikan 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
kelompok intervensi sebelum dan Peneliti selanjutnya dapat
sesudah dilakukan pelatihan dengan mengembangkan penelitian dengan
nilai p value 0,000 < 0,05) mempertimbangkan pendampingan
2. Karakteristik responden pada rentan selama intervensi sehingga mendapatkan
usia dewasa dan sebagian besar hasil yang maksimal.
berpendidikan D3 yaitu sebesar 3. Bagi Pelayanan Kesehatan.
73,3% pada kelompok intervensi dan Bagi rumah sakit dapat
kelompok control. menerapkan kebijakan tentang standar
3. Terdapat peningkatan Pada pelatihan keperwatan islami dalam upaya
kelompok intevensi pencapaian skor peningkatan pelayanan dan bisa
dilakukan secara teratur dan dilakukan Perawat dapat meningkatkan
supervisi dan monitoring sehingga kompetensi dalam pelayanan keperwatan
keberjalanan program bisa lebih islami secara istiqomah dan terus
masimal. elaksanakan tanpa dan adanya supervisi
4. Bagi Perawat dari atasan.
Daftar Pustaka
Agustian, A.G. Rahasia Sukses
membangkitkan ESQ Power; Sebuah Izzan, A. Sakitku Ibadahku; Panduan Ibadah
inner Journey melalui Al. Ihsan. Jakarta; bagi pasien, keluarga pasien, dokter, dan
Arga Publishing.2009 perawat ; agar sakit selalu bernilai
ibadah. Jakarta: Klinikal Mahira. 2010
Alimul Azis H & Uliyah Musrifatul, Buku
Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Editor ; Kinasih & Wahyuningsih, Peran
Moh Wildan. Health Books Publishing, Pendampingan Spiritual Terhadap
Surabaya. 2012 Motivasi Kesembuhan Pada Pasien
Lanjut Usia. Jurnal Stikes Volume 5,
Denise F Palit, Cheryl Tatang Beck. Nursing No.1, Juli 2012
Research Principles and Metods. Sevent
edition. Philadelphia. Lippincott. 2005 Laksono,N.I. Analisis Kepuasan Dan
Hubungannya Dengan Loyalitas Pasien
Dewi, M. 2012. Pengaruh pelatihan timbang Rawat Inap Di Rumah Sakit Dedi Jaya
terima pasien terhadap penerapan Kabupaten Brebes, Program Pasca
keselamatan pasien oleh perawat Sarjana, Universitas Diponegoro (tidak
pelaksana di RSUD Raden Mattaher dipublikasikan).2008
Jambi. Jurnal Health & Sport, Vol. 5,
No. 3. Lim,JW., & Yi, J. The Effects of religiosity,
Spirituality, and Social Support an
Hamid, A. Yani . Buku Ajar Spiritual Dalam Quality of Life: A Comparison between
Keperawatan, Jakarta: Widya Korean American and Korean Breast and
Medika.2005 Gynecologic cancer survivars. Jurnal
oncology nursing forum. Vol.36 ( 6
Ikram, Jurnal Hubungan Karakteristik Pasien ).699. 2009
Dengan Kualitas Pelayanan: Persepsi
Pasien Pelayanan Rawat Inap RSUD Mauk, LK. & Schmidt, NK.Spiritual Care in
Majene, 2013 Nursing Practice. Philadelphia: Lippicott
Williams & Wilkins.2005
Ilhamsyah, Hubungan Pelaksanaan
Keperawatan Spiritual Terhadap Nanda International. Diagnosis Keperawatan;
Kepeuasan Spiritual Pasien di Rumah Definisi dan klasifikasi. Alih Bahasa;
SakitIbnu Sina Makasar, Fakultas Made Saraswati, Dwi widiarti, dan Estu
Kedokteran, Manajemen Ilmu Tiar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Keperawatan Universitas Hasanudin, EGC. 2011
2010
Nursalam, Konsep & Penerapan Metodologi Firdaus Iii Rs. Al-Islam Bandung. Jurnal
Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman Unpad. Volume 11 No. XX Maret 2009
Skripsi, Thesis dan Instrumen – September 2009 Hal – 60
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika. 2011 Rohman. Faktor – faktor yang berhubungan
dengan pemberian asuhan spiritual oleh
Nursalam, Manajemen Keperawatan Aplikasi perawat di RS Islam Jakrta. Tesis
dalam Praktek Keperawatan Profesional, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Edisi 3, Jakarta. Salemba Medika. 2011 Indonesia ( FIK. UI ). Tidak
dipublikasikan.2009
Nurwahidah, .Hubungan Kepuasan Pasien
Terhadap Bimbingan Ibadah Pasien Sastroasmoro,S., & Ismael, S., Dasar – dasar
Dengan Motivasi Sembuh di RS Islam Metodologi penelitian Klinis. Edisi 3.
Darrussalam, Fakultas Keperawatan Jakarta: CV. Sagung Seto. 2008
Universitas Padjajaran,2013
Setiadi. Konsep & Penulisan Riset
Patima.,As‟ad,S.,Saleh,A.Hubungan Kepuasan Keperawatan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Pasien Berdasarkan Dimensi Pelayanan 2007
Keperawatan dengan Words Of Mouth di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Soekidjo Notoatmodjo. Metodologi Penelitian
Faisal Makassar Tahun 2013, UIN Kesehatan. Edisi Revisi Cetakan II.
Alauddin Makassar (tidak Jakarta. Rineka Cipta. 2012
dipublikasikan).2013
Sopiyudin Dahlan. Statistik Untuk Kedokteran
Pohan, Is, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan; dan Kesehatan. Jakarta.Salemba Medika.
Dasar – dasar pengertian dan Penerapan. 2012
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.2007 Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung.
Alfabeta. 2004
Potter, PA. & Perry, AG. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan : Konsep, Triwibowo,C.Perizinan dan Akreditasi Rumah
Proses, dan Praktik. ( Y. Asih, M. Sakit Sebuah Kajian Hukum Kesehatan,
Sumarwati, D. Evriyani, L. Mahmudah, Yogyakarta, Nuha Medika.2012
Ellen. P., Kusrini, Sari, K., E. Novie
Astari, Penerjemah ). Edisi 4. Jakarta : Utami, Hubungan Antara Pengetahuan dengan
EGC. ( Buku Asli dipublikasikan 1997 Sikap Perawat dalam Pemenuhan
).2005 Kebutuhan Spiritual Pasien di RSUD
Sukoharjo, Jurnal Berita Ilmu
Prastiwi,E.N., Ayubi,D. Hubungan Kepuasan Keperawatan, 2009
Pasien Bayar Dengan Minat Kunjungan
Ulang Di Puskesmas Wisma Jaya Kota Wright, LM. Spirituality, Suffering, and Illness
Bekasi Tahun 2007. Makara, Kesehatan, Ideas for Healing. Philadhelphia; F.A.
Vol. 12, No. 1: 42-46.2008 Davis Company.2005
Wright, LM. Spiritually, Suffering, and Illness
Puspita Inggriane Aplikasi Asuhan : Ideas for Healing. Philadhelphia: F.A
Keperawatan Spiritual Muslim Di R. Davis Company. 2005
Young, C & Koopsen, C. Spiritualitas,
Kesehatan, dan Penyembuhan. Medan ;
Bina Media Perintis. 2007

Anda mungkin juga menyukai