Anda di halaman 1dari 17

Standar Oprasional Prosedur ( SOP )

• Scalling

• Lakukan proses penimbangan dengan mendahulukan kalibrasi pada neraca\timbangan yang


akan di gunakan dan kapasitas pada neraca\timbangan tersebut.

• Hindarkan penggunaan tempat\wadah yang sama pada tahap scalling agar tidak terjadi
reaksi sebelum proses terutama ragi, gula, dan garam.

• Sesuikan tempat\wadah yang akan di gunakan berdasarkan kapasitas dan gramatur formula.

• Mixing

• Dahulukan bahan kering pada proses mixing sebelum bahan semi cair, cair, dan lemak (
kecuali garam ).

• Gunakan kecepatan pada mixer secara bertahap.

• Sesuaikan kapasitas alat dengan formula yang akan di gunakan.

2.1 Tahapan mixing:

• Pick up, bahan kering dan bahan semi cair juga bahan cair baru tercampur. Kondisi rehologis
dan karakteristik adonan belum terbentuk.

• Clean up, bahan lemak sudah tercampur dengan bahan lain sehingga kondisi rehologis
sudah terlihat dan karakteristik adonan sudah terbentuk, terlihat dari adonan yang sudah
tidak menempel pada bowl.

• Develop, adonan sudah kalis\elastis suhu adonan yang di harapkan pada tahap ini yaitu di
atas suhu air (20) dan di bawah suhu ruangan (28).

• Let down, karakteristik, kondisi rehologis, dan suhu adonan sudah melewati titik
toleransi\oper mixing.

• Deviding

• Sanitasi dan cek kondisi alat yang akan digunakan untuk alat yang prinsip kerja nya masih
manual. Untuk alat yang prinsip kerja nya auto, lakukan proses kalibrasi pada ukuran yang
akan di gunakan.

• Rounding

• Lakukan dengan cara menekan adonan untuk membuat permukaan kulit yang halus, jangan
melakukan dengan cara menarik karena akan membuat adonan pecah dan sobek.

• Intermediet proofing

• Tempratur yang di gunakan pada tahap ini adalah suhu ruang (28).

• Waktu yang dibutuhkan minimal 15-30 menit, optimal 30-60 menit, maksimal 60-90 menit.
• Proses ini dilakukan agar daya lenting\elastisitas gluten pada adonan dapat kembali normal
dan berfungsi kembali pada tahap selanjutnya.

• Make up

• Sesuaikan karakteristik adonan berdasarkan filling dan varietas bentuk yang akan dibuat.

• Hindarkan mengulang proses rounding pada tahap ini ( untuk adonan yang menggunakan
metode dua kali ferementasi ). Karena akan mengurangi elastisitas adonan pada saat di
bentuk.

• Hindarkan perlakuan pemipihan adonan yang berlebih, karena akan membuat permukaan
adonan (skin) menjadi tipis, hal ini membuat struktur pada roti tidak kokoh pasca baking.

• Moulding

• Lakukan sanitasi dan cek kondisi alat sebelum digunakan.

• Tentukan ukuran ketebalan pada alat agar hasil adonan sesuai acuan yang di harapkan.

• Panning

• Lakukan proses sanitasi pada alat yang akan digunakan ( pan alumunium ), lumasi permukaan
alat dengan lemak ( untuk pan yang tidak menggunakan silicon carpet \ pan yang tidak
berbahan dasar teplon ).

• Simpan adonan sesuai dengan kapasitas alat tersebut, toleransi jarak\spasi pada saat
menyimpan ± 3 jari. Hal ini untuk menghindari adanya penghimpitan pada tahap fermentasi
dan memeberikan ruang pengembangan saat proses baking.

• Proofing

• Cek kondisi air pada alat, hal ini dimaksudkan agar selama proses fermentasi suhu dan
kelembaban tetap terjaga.

• Kondisi suhu yang di butuhkan minimal (28-30), optimal (30-35 maksimal (40), dengan RH (
relative humadity\kelembaban ) minimal (60), optimal (60-70%), maksimal (80%). Waktu
yang di butuhkan pada proses ini ± 45 menit, acuan waktu di tetapkan agar pertumbuhan
ragi\yeast masih pada tahap\fase pertumbuhan, saat ragi\yeast memasuki tahap\fase akhir
harus sudah memasuki proses baking.

• Baking

• Lakukan perawatan sederhana sebelum mengoprasikan alat dengan cara memanaskan oven
mulai dari api bawah dan membuka semua pintu serta lubang pentilasi.
• Lakukan pemanasan alat mulai dari suhu 50 sampai api atas menunjukan suhu 100 lalu tutup
pintu oven dan lubang pentilasi, atur kembali tempratur oven secara bertahap sampai
dengan tempratur yang di butuhkan.

• Hal ini dimaksudkan untuk menghindari ledakan akibat adanya proses homogenisasi antara
oksigen dengan gas butane ( untuk oven yang prinsip kerja nya membutuhkan bahan bakar
gas dan listrik selama pemakaian ).

• Apabila akan melakukan isi ulang bahan bakar (gas) hal yang harus dilakukan pertamakali
yaitu menurunkan kembali alat pengatur tempratur pada angka nol, buka semua pintu dan
pentilasi oven lalu matikan aliran listrik.

• Setelah bahan bakar (gas) terpasang. Nyalakan api atas untuk memastikan gas sudah
terhubung setelah terjamin dan aman, tutup semua pintu dan lubang pentilasi lalu atur
kembali tempratur sesuai pemakian semula.

• Depanning

• Keluarkan setiap roti dari loyang pada saat masih panas, ini dimaksudkan untuk menghindari
perekatan roti pada permukaan pan akibat memadat nya lemak pasca baking di suhu
ruangan ( untuk pan yang tidak menggunakan silicon carpet dan berbahan dasar teplon ).
Hazard Analis Critical Control Point ( HACCP )

 Critical Control Point ( CCP ) department bakery


1. Scalling
 Lakukan proses penimbangan dengan mendahulukan kalibrasi pada neraca\timbangan yang
akan di gunakan dan kapasitas pada neraca\timbangan tersebut.
 Hindarkan penggunaan tempat\wadah yang sama pada tahap scalling agar tidak terjadi reaksi
sebelum proses terutama ragi, gula, dan garam.
 Sesuikan tempat\wadah yang akan di gunakan berdasarkan kapasitas dan gramatur formula.
2. Mixing
 Dahulukan bahan kering pada proses mixing sebelum bahan semi cair, cair, dan lemak ( kecuali
garam ).
 Gunakan kecepatan pada mixer secara bertahap.
 Sesuaikan kapasitas alat dengan formula yang akan di gunakan.

2.1 Tahapan mixing:

 Pick up, bahan kering dan bahan semi cair juga bahan cair baru tercampur. Kondisi rehologis
dan karakteristik adonan belum terbentuk.
 Clean up, bahan lemak sudah tercampur dengan bahan lain sehingga kondisi rehologis sudah
terlihat dan karakteristik adonan sudah terbentuk, terlihat dari adonan yang sudah tidak
menempel pada bowl.
 Develop, adonan sudah kalis\elastis suhu adonan yang di harapkan pada tahap ini yaitu di atas
suhu air (20℃) dan di bawah suhu ruangan (28℃).
 Let down, karakteristik, kondisi rehologis, dan suhu adonan sudah melewati titik toleransi\oper
mixing.
3. Deviding
 Sanitasi dan cek kondisi alat yang akan digunakan untuk alat yang prinsip kerja nya masih
manual. Untuk alat yang prinsip kerja nya auto, lakukan proses kalibrasi pada ukuran yang akan
di gunakan.
4. Rounding
 Lakukan dengan cara menekan adonan untuk membuat permukaan kulit yang halus, jangan
melakukan dengan cara menarik karena akan membuat adonan pecah dan sobek.
5. Intermediet proofing
 Tempratur yang di gunakan pada tahap ini adalah suhu ruang (28℃).
 Waktu yang dibutuhkan minimal 15-30 menit, optimal 30-60 menit, maksimal 60-90 menit.
 Proses ini dilakukan agar daya lenting\elastisitas gluten pada adonan dapat kembali normal dan
berfungsi kembali pada tahap selanjutnya.
6. Make up
 Sesuaikan karakteristik adonan berdasarkan filling dan varietas bentuk yang akan dibuat.
 Hindarkan mengulang proses rounding pada tahap ini ( untuk adonan yang menggunakan
metode dua kali ferementasi ). Karena akan mengurangi elastisitas adonan pada saat di bentuk.
 Hindarkan perlakuan pemipihan adonan yang berlebih, karena akan membuat permukaan
adonan (skin) menjadi tipis, hal ini membuat struktur pada roti tidak kokoh pasca baking.
7. Moulding
 Lakukan sanitasi dan cek kondisi alat sebelum digunakan.
 Tentukan ukuran ketebalan pada alat agar hasil adonan sesuai acuan yang di harapkan.
8. Panning
 Lakukan proses sanitasi pada alat yang akan digunakan ( pan alumunium ), lumasi permukaan
alat dengan lemak ( untuk pan yang tidak menggunakan silicon carpet \ pan yang tidak berbahan
dasar teplon ).
 Simpan adonan sesuai dengan kapasitas alat tersebut, toleransi jarak\spasi pada saat
menyimpan ± 3 jari. Hal ini untuk menghindari adanya penghimpitan pada tahap fermentasi dan
memeberikan ruang pengembangan saat proses baking.
9. Proofing
 Cek kondisi air pada alat, hal ini dimaksudkan agar selama proses fermentasi suhu dan
kelembaban tetap terjaga.
 Kondisi suhu yang di butuhkan minimal (28-30℃), optimal (30-35℃), maksimal (40℃), dengan
RH ( relative humadity\kelembaban ) minimal (60%), optimal (60-70%), maksimal (80%). Waktu
yang di butuhkan pada proses ini ± 45 menit, acuan waktu di tetapkan agar pertumbuhan
ragi\yeast masih pada tahap\fase pertumbuhan, saat ragi\yeast memasuki tahap\fase akhir
harus sudah memasuki proses baking.
10. Baking
 Lakukan perawatan sederhana sebelum mengoprasikan alat dengan cara memanaskan oven
mulai dari api bawah dan membuka semua pintu serta lubang pentilasi.
 Lakukan pemanasan alat mulai dari suhu 50℃ sampai api atas menunjukan suhu 100℃ lalu
tutup pintu oven dan lubang pentilasi, atur kembali tempratur oven secara bertahap sampai
dengan tempratur yang di butuhkan.
 Hal ini dimaksudkan untuk menghindari ledakan akibat adanya proses homogenisasi antara
oksigen dengan gas butane ( untuk oven yang prinsip kerja nya membutuhkan bahan bakar gas
dan listrik selama pemakaian ).
 Apabila akan melakukan isi ulang bahan bakar (gas) hal yang harus dilakukan pertamakali yaitu
menurunkan kembali alat pengatur tempratur pada angka nol, buka semua pintu dan pentilasi
oven lalu matikan aliran listrik.
 Setelah bahan bakar (gas) terpasang. Nyalakan api atas untuk memastikan gas sudah terhubung
setelah terjamin dan aman, tutup semua pintu dan lubang pentilasi lalu atur kembali tempratur
sesuai pemakian semula.
11. Panning
 Keluarkan setiap roti dari loyang pada saat masih panas, ini dimaksudkan untuk menghindari
perekatan roti pada permukaan pan akibat memadat nya lemak pasca baking di suhu ruangan (
untuk pan yang tidak menggunakan silicon carpet dan berbahan dasar teplon ).
Deskripsi job untuk bakery

1. Formulator

 Melakukan persiapan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan pada formula.
 Menggunakan alat sesuai dengan kapasitas dan SOP pada alat.
 Melakukan proses penyimpanan bahan baku pada tempat yang berbeda untuk menghindari reaksi
sebelum proses.
 Melakukan perlakuan penanganan bahan baku sesuai dengan karakteristik bahan tersebut, hal ini
dimaksudkan agar daya tahan bahan baku tersebut dapat lebih lama dan untuk menghindari
kontaminasi.
 Melakukan stock dan order bahan pada setiap periode yang telah di tentukan.
 Melakukan sanitasi ruang dan alat baik sebelum maupun sesudah proses penimbangan pada area
masing-masing.
 Melakukan penanganan dan perawatan alat yang di gunakan sesuai SOP pada alat tersebut.

2. Oprator mixer

 Melakukan pengecekan alat utama dan alat pelengkap yang menunjang pada tahap tersebut.
 Melakukan proses pencampuran bahan baku sesuai dengan metode yang digunakan.
 Menggunakan alat sesuai dengan kapasitas dan SOP pada alat.
 Melakukan sanitasi ruang dan alat baik sebelum maupun sesudah proses pengolahan pada area
masing-masing.
 Melakukan penanganan dan perawatan alat yang di gunakan sesuai SOP pada alat tersebut.

3. Bagian pembentukan ( make up )

 Melakukan persiapan alat, ruangan, dan bahan-bahan yang akan digunakan pada tahap tersebut.
 Melakukan pembentukan adonan sesuai dengan varietas yang telah ditentukan.
 Membuat laporan secara tertulis tentang jumlah dan jenis varietas yang telah di buat.
 Melakukan stock dan order bahan pada setiap periode yang telah di tentukan.
 Melakukan sanitasi ruang dan alat baik sebelum maupun sesudah proses pengolahan pada area
masing-masing.
 Melakukan penanganan dan perawatan alat yang di gunakan sesuai SOP pada alat tersebut.
 Memberikan informasi kepada operator oven apabila adonan sudah memasuki tahap fermentasi.

4. Oprator oven

 Melakukan persiapan alat, ruangan, dan bahan-bahan yang akan digunakan pada tahap tersebut.
 Melakukan pengecekan alat utama dan alat pelengkap yang menunjang pada tahap tersebut.
 Mengontrol proses fermentasi secara keseluruhan.
 Melakukan proses pemasakan prodak berdasarkan jenis dan konsep yang telah di tentukan.
 Melakukan sanitasi ruang dan alat baik sebelum maupun sesudah proses pengolahan pada area
masing-masing.
 Melakukan penanganan dan perawatan alat yang di gunakan sesuai SOP pada alat tersebut.
5. Bagian pengemasan dan fhinising

 Melakukan persiapan alat, ruangan, dan bahan-bahan yang akan di gunakan pada tahap tersebut.
 Melakukan penopingan pada prodak sesuai dengan jenis dan varietas yang telah di tentukan.
 Membuat laporan secara tertulis tentang jenis prodak yang layak dan tidak layak.
 Melakukan proses pengemasan sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan.
 Melakukan stock dan order bahan pada setiap periode yang telah di tentukan.
 Melakukan sanitasi ruang dan alat baik sebelum maupun sesudah proses pengemasan pada area
masing-masing.
 Melakukan penanganan dan perawatan alat yang di gunakan sesuai dengan SOP pada alat tersebut.

6. Bagian toping

 Melakukan persiapan alat, ruangan, dan bahan-bahan yang akan di gunakan pada tahap tersebut.
 Membuat semua jenis toping dan filling berdasarkan formula dengan varietas yang telah di tentukan.
 Melakukan stock dan order bahan pada setiap periode yang telah di tetapkan.
 Melakukan sanitasi ruang dan alat baik sebelum maupun sesudah proses penopingan pada area
masing-masing.
 Melakukan penanganan dan perawatan alat yang di gunakan sesuai dengan SOP pada alat tersebut.

7. Bagian logistic dan gudang

 Melakukan input data beradasarkan stock dan order dari setiap bagian produksi.
 Melakukan penyediaan semua bahan sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan.
 Melakukan stock dan order bahan secara umum pada setiap periode yang telah di tentukan.
 Membuat laporan secara tertulis tentang penyediaan semua bahan yang berkaitan dengan proses
produksi kepada pihak menejemen.
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP) ALAT BAKERY

1. Planetary Mixer

1. Jangan menggunakan alat ini apabila anda belum dilatih mengoperasikan


2. Berikut cara pengoperasian alat yang benar :
a. Pastikan bahwa alat ini siap dioperasikan. Laporkan kepada teknisi apabila terdapat
kondisi alat yang tidak standar.
b. Pasang bowl pada cradle . Pegang kedua handle (pegangan) dan masukan pin
( besi menonjol ) ke dalam lubang cradle. Dan kedua lubang bowl dibawah handle
masukkan ke stady hook dan kunci.
c. Gunakan asesoris pengaduk (agitator) berikut untuk produk:
a) Kneader : Roti, pizza.
b) Paddle : Semi hard materials, short pastry, chow pastry, cake mixes, mixing of
meats.
c) Whisk : Untuk semua emulsi, butter cream, mayonnaise, sponge cake.
Pasang agitator (batang pengaduk) dengan hati – hati sampai grove (lekukan)
menempel pada pengunci (pin).
d. Masukkan bahan baku yang akan dicampur ke dalam bowl.
e. Angkat bowl dengan cara memutar ke depan heihgt adjuster sampai batas.
f. Tempatkan gear change pada posisi angka 1 untuk pencampuran awal, gigi (gear) 2
dan 3 untuk pengadukan sampai adonan yang dikehendaki.
g. Putar kearah kanan tombol merah pada posisi ON dengan hati – hati untuk memulai
mencampur ( Anda salah memutar tombol ini bisa patah ).
h. Putar ke posisi OFF untuk mematikan mesin atau apabila anda akan mengubah
kecepatan ( Gear 1 ke 2 atau 3).
i. Putar kembali ke posisi ON dan seterusnya. Untuk mematikan putar ke OFF.
j. Turunkan bowl dengan memutar ke belakang Height adjuster dan angkat lengan
pengaduk. Lepas lengan pengaduk (agitator) dengan hati-hati.
k. Bowl yang berisi adonan diangkat ke meja kerja.
3. Matikan mixer apabila ada penambahan bahan lain. Kecelakaan akan terjadi
( tangan anda patah atau lengan pengaduk rusak ) apabila operator menambahkan
bahan dalam posisi lengan pengaduk berputar, memasukkan tangan anda dalam bowl
untuk mengecek kekalisan adonan, dan secara reflek memungut alat dan bahan lain yang
tidak sengaja jatuh selama pengadukan.
4. Hindari pemakaian terlalu lama ( maksimal 45 menit ) untuk 1 kali tahapan pengadukan.
5. Hindari mengubah kecepatan dalam keadaan alat bekerja.

SOP by @!
Cara pengubahan Gear dan Switch ON putar ke kanan
sebagai berikut : OFF

3 3

1 1
ON
2 2

Cara pemindahan gear yang benar Cara pemindahan gear yang salah Posisi Switch ON-OFF

6. Jangan menggunakan gear 3 untuk pembuatan adonan roti, alat akan cepat rusak (
gear aus ).
7. Sesuai kan formula resep dengan kapasitas alat.
8. Cuci Bowl, lengan pengaduk dari sisa adonan , hindari pemakaian benda tajam saat
membersihkan sisa adonan yang menempel, kemudian keringkan dengan towel.

SOP by @!
2. Manual Dough
Devider

1. Jangan menggunakan alat ini apabila anda belum dilatih mengoperasikan

2. Berikut cara pengoperasian alat yang benar :


a. Pastikan alat ini siap dioperasikan ( bersih dan kering ). Laporkan kepada teknisi
apabila terdapat kondisi alat yang tidak standar.
b. Lumasi dengan lemak / minyak pada bagia dasar loyang dan permukaan alat
pemotong.
c. Masukkan adonan yang telah ditimbang kedalam loyang kemudian ratakan
permukaannya.
d. Masukkan loyang berisi adonan tepat pada posisi dibawah pisau Devider.
e. Turunkan Handle pengungkit devider.( tidak usah terlalu keras!!)
f. Tarik Handle kecil pemotong kebagian bawah sampai adonan terbagi menjadi 36
bagian.
g. Lepaskan kembali semua Handle ke atas dan keluarkan loyang.

3. Pastikan alat setelah digunakan kembali dalam kondisi bersih ( untuk loyang dapat
dicuci dengan menggunakan air )sedangkan untuk bagian lain cukup dilap dengan kain
towel bersih dan kering, terutama bagian body dan bagian pemotong dibersihkan dari
sisa adonan yang menempel.

SOP by @!
3. Dough Moulder

1. Jangan menggunakan alat ini apabila anda belum dilatih mengoperasikan.


2. Berikut cara pengoperasian alat yang benar :
a. Pastikan alat ini siap dioperasikan . Laporkan kepada teknisi apabila terdapat kondisi
alat yang tidak standar.
b. Hidupkan mesin dengan menekan tombol ON ( disebelah samping body mesin ), dan
tarik wadah yang ada dibawah body mesin ( bagian muka alat ) untuk menampung
adonan yang telah dimoulder
c. Buka penutup roller penggiling adonan dengan memutar skrup ke arah kiri, dan
mendorong bagian penutupnya kearah kanan dan kiri.
d. Masukkan adonan kedalam Roller bagian atas.
e. Atur jarak roll untuk membentuk moulding adonan dengan memutar kedua skrup
yang ada dibagian muka alat.
f. Lakukan 2 sampai 3 kali sampai terbentuk moulding adonan yang diharapkan.
3. Matikan alat ini dengan menekan tombol Off, dan tutup kembali bagian roller dengan
posisi seperti semula.
4. Selama proses moulding usahakan belt / sabuk berada pada posisi simetris ( tidak
bergesekan dengan baud karena akan merusak belt / sabuk ), bila itu terjadi posisi belt
/ sabuk dapat diatur dengan menggunakan kedua skrup yang ada disebelah muka alat.
5. Bagian alat yang dibersihkan :
a. Bagian belt dengan menggunakan sikat kering dan bersih.
b. Untuk bagian body mesin lainnya menggunakan kain towel yang bersih dan kering

SOP by @!
4. Proofer

1. Jangan menggunakan alat ini apabila anda belum dilatih mengoperasikan.


2. Berikut cara pengoperasian alat yang benar :
a. Pastikan alat ini siap untuk digunakan. Laporkan kepada teknisi apabila terdapat
kondisi alat yang tidak standar.
b. Periksa loyang / wadah air yang ada dibagian dalam proofer dan pastikan dalam
kondisi selalu terisi dan bersih pada waktu menggunakan alat ini. Hati-hati
membersihkan, jangan merusak elemen pemanas. Buang air yang ada diloyang
dengan cara menggunakan slang yang ada dibagian bawah proofer dan air buangan
tersebut ditampung dengan loyang plastik
b. Aturlah suhu dan kelembaban dengan cara memutar temperatur suhu dan
kelembaban yang ada dibagian bawah proofer ( suhu yang digunakan 40֯c dan
kelembaban 80 ).
c. Alirkan arus listrik dengan menekan tombol bergambar ( ) keangka I dan untuk
pembuangan udara / ventilasi tekan tombol bergambar kipas angin keangka I.

0 I O N
0 I
OFF
Tombol untuk mengalirkan arus Tombol untuk mengaktifkan kipas Tombol untuk menghidupkan lampu
listrik angin neon (sebagai indikator)

d. Untuk mengetahui pengembangan roti tekan tombol ON lampu penunjuk ( lampu


neon ) yang ada dibagian dalam alat menyala.
e. Apabila suhu dan kelembaban sudah tercapai seperti yang telah ditentukan
masukkan adonan yang telah disiapkan.
f. Lama fermentasi :
- Roti manis 45 menit.
- Roti tawar ± 45 menit atau tergantung kebutuhan
g. Jangan selalu membuka tutup penyekat / proofer karena akan berpengaruh pada
suhu dan kelembaban ( temperatur akan turun karena kondisi alat dan ruangan
berbeda ), dan apabila hal ini terjadi maka adonan roti tidak akan berkembang sesuai
dengan yang diharapkan.
h. Keluarkan adonan yang sudah mencapai masa waktu yang sudah di tentukan untuk
menghindari over proofing.
Matikan alat dengan cara menekan semua tombol ke posisi Off / angka 0 kecuali bagian
ventilasi ( dibiarkan sebentar untuk menghilangkan udara ).

SOP by @!
5. Dough Sheeter

1. Jangan menggunakan alat ini apabila anda belum dilatih mengoperasikan.

2. Berikut cara penggunaan alat yang benar :

a. Pastikan bahwa alat ini siap untuk dipakai. Laporkan kepada teknisi apabila terdapat
kondisi alat yang tidak standar.
b. Rubah posisi ( MCB ) ke atas yang menandakan bahwa alat ini sudah terhubung
dengan arus listrik.
c. Atur ketebalan roller dengan cara mengatur Handle ketebalan ( Tekan Handle dan
geser secara perlahan – lahan, posisikan pada ketebalan yang diinginkan ).
d. Posisi Flag besi ( yang berwarna kuning ) harus horizontal, karena flag besi berfungsi
sebagai stop kontak, apabila posisinya menghadap ke atas maka Dough Moulder ini
tidak akan jalan.
e. Stop kontak berada diposisi ON yang berarti alat siap digunakan.
f. Simpan adonan diatas belt / sabuk, dan jalankan dengan cara menginjak pedal yang
berada dibawah alat atau handle yang ada dibagian tengah alat, setiap melakukan
pemipihan ditaburi dengan sedikit tepung terigu supaya adonan tidak lengket pada
alat.
g. Untuk mengatur arah dengan menggunakan handle diarahkan ke kanan dan kekiri,
untuk pedal, arah kanan injak pedal sebelah kanan dan arah kiri injak pedal sebelah
kiri.
h. Pengaturan ketebalan dimulai dari 35 ke 30, 30 ke 25, dst ( penurunan ketebalan 3x5
( 35 ke 30, 30 ke 25 ) adonan dilipat dan setiap penurunan ketebalan berjarak 5
angka/ digit), untuk pastry batas akhir pemipihan pada angka 4.
i. Apabila pemipihan melewati panjang belt gunakan roller alumunium. Adonan yang
pipih digulung keatas menggunakan rol tersebut.
j. Lakukanlah pemipihan sampai didapat adonan dengan ketebalan yang diinginkan.

3. Apabila pemipihan telah dilakukan rubah lagi posisi MCB ke posisi semula ( ke arah
bawah ). Stop kontak ubah ke posisi OFF dan
Handle ketebalan
Flag besi warna kuning naikkan ke atas dan (c) Flag besi
MCB turunkan kembali. horizontal /
datar ( d )
4. Bersihkan Dough Sheeter ( bagian belt / sabuk
) dengan menggunakan sikat yang bersih dan
kering, dan untuk bagian yang lain bisa menggunakan lap Handle ON – OFF ( g
))
kering dan bersih.
5. Hati – hatilah menggunakan alat ini karena alat ini
Pedal ON - OFF
menggunakan listrik bertegangan tinggi.

SOP by @!
6. Auto Gas Oven

1. Jangan menggunakan alat ini apabila anda belum dilatih mengoperasikan.


2. Berikut cara penggunaan alat yang benar :

a. Pastikan alat ini siap dipakai. Laporkan kepada teknisi apabila terdapat kondisi alat yang
tidak standar.
b. Masukkan steker oven ke Stabilizer pada tegangan 220 V, dan nyalakan Stabilizer
dengan cara menekan tombol ON.
c. Buka saklar regulator gas, sebelumnya periksa terlebih dahulu apakah regulator sudah
terpasang dengan benar ( tidak mengeluarkan bau gas ).
d. Buka pintu oven dan tarik handle . Langkah ini untuk menghindari kebocoran gas.
Hidupkan exhauster.
e. Putar Pengatur temperatur atas dan bawah dengan hati-hati sesuai dengan suhu
pembakaran yang dikehendaki.
f. Tekan tombol bertanda halilintar dalam posisi angka 1.
g. Selanjutnya terdengar bunyi pemantikan, dan lampu indikator paling atas menyala
merah dan diikuti lampu indikator bawah menyala.. Pada saat pintu oven dibuka
terlihat api biru menyala dengan rata.
h. Pada panel digital terbaca angka temperatur dan makin lama naik sesuai pengaturan
suhu yang dikehendaki. Tutup pintu oven.
i. Atur timer pembakaran dengan menekan panel seuai waktu yang dikendaki. Tekan
panel disampingnya pada posisi 1.
j. Setelah mencapai suhu yang dikehendaki, masukkan loyang yang berisi adonan yang
akan dipanggang.
k. Terdengar suara sirine apabila telah mencapai waktu yang diprogram. Tekan tombol
pada posisi 0 suara sirene akan mati.
l. Untuk mengecek kematangan roti yang dipanggang, dapat menekan tombol bertanda
lampu. Loyang posisinya dapat dibalik untuk meratakan pemanggangan.

3. Gunakan sarung tangan anti panas untuk mengeluarkan loyang dari oven.
4. Untuk mematikan oven.Tekan tombol bertanda halilintar pada posisi 0, dan putar pelan-
pelan tombol pengatur suhu pada angka 0. Matikan stabilizer dengan menekan tombol
OFF.
5. Buka pintu oven untuk menurunkan temperatur.

SOP by @!
7. Bread Slicer

1. Janganlah menggunakan alat ini apabila anda belum dilatih mengoperasikan.

2. Berikut cara pengoperasian alat yang benar :

a. Pastikan alat ini siap untuk dipakai. Laporkan kepada teknisi apabila kondisi alat
tidak standar.
b. Operasikan alat ini dengan cara menekan tombol on-off yang ada disebelah sisi
kanan alat ke posisi I.
c. Masukkan roti tawar ketempat penyimpanan roti yang berada di bagian belakang
alat ( kap. Penyimpanan roti maks. 5 pcs ).
d. Apabila ukuran roti terlalu besar atau kecil, ukuran tempat penyimpanan roti bisa
diubah dan disesuaikan dengan ukuran roti, dengan cara memutar skrup untuk
ketinggian dan skrup untuk panjang yang ada di bagian belakang alat.
e. Dorong roti dengan hati-hati, sampai terpotong sesuai ukuran. Tempatkan pada
wadah terpisah roti yang terpotong untuk dikemas.
3. Matikan alat ini dengan cara menekan tombol on-off dari posisi I diubah ke posisi O.

Bersihkan semua bagian alat dengan towe bersih dan kering. Kotoran berupa remah roti
harus dibersihkan ( remah yang menempel di alat dan meja alas).

SOP by @!
8. SPIRAL MIXER

1. Jangan menggunakan alat ini apabila anda belum dilatih mengoperasikan


Berikut cara pengoperasian alat yang benar :
a. Pastikan bahwa alat ini siap dioperasikan. Laporkan kepada teknisi apabila
terdapat kondisi alat yang tidak standar.
b. Sesuaikan formula yang akan di proses dengan kapasitas pada alat.
c. Gunakan kecepatan rendah untuk tahap pengadukan bahan kering,semi cair
dan cair.
d. Gunakan kecepatan tinggi untuk tahap pengadukan bahan lemak sampai
tahap akhir ( kalis / elastis ).
e. Matikan mixer setiap kali menbahkan bahan ke dalam alat,untuk
menghindari resiko kecelakaan pada oprator.
2. Cuci bowl dengan menggunakan air dan spons, hindari pemakaian benda tajam
untuk membersihkan sisa adonan yang menempel pada permukaan alat.
3. Keringkan setiap bagian permukaan alat dengan menggunakan towel.
4. Pada saat proses sanitasi, kondisi alat harus dalam keadaan off / tidak terdapat aliran
listrik.

SOP by @!

Anda mungkin juga menyukai