Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRATIKUM KIMIA

MATA KULIAH : KIMIA UMUM

JUDUL PERCOBAAN : LARUTAN

DOSEN PENGAMPU : Dr. RATU ELVINA DIBIYANTINI M.SI

DISUSUN OLEH :

NAMA : ENINA ENINTA Br SINUHAJI

NIM : 4203121034

KELAS : PENDIDIKAN FISIKA C 2020

KELOMPOK : 3 (TIGA)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


I. JUDUL : LARUTAN
II. TUJUAN : Dalam melakukan pratikum larutan ini untuk mengetahui
bagaimana cara menentukan konsentrasi larutan, menentukan volume larutan,
molaritas larutan denga menggunakan percobaan yang dilakukan
III. TEORI /TINJAUAN PUSTAKA

Larutan adalah campuran homogeny yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solute, sedangkan
zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut
atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut
membentuk larutan disebut pelarut atau solvasi.

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan


pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan
jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan
jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi
adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu,
secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi
rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

Menurut (Baroroh,2004) satuan-satuan dari konsentrasi adalah sebagai berikut:

1. Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan
jumlah mol seluruh komponen yanng terdapat dalam larutan

2. Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan

3. Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram larutan

4. Molaritas (M) menyakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.

Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan


tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah
dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika
pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut
mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan
pelarut tetap stabil. Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam
pelarut, pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi.
Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada
suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah
zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai
larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum,
kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu)
sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada
perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka
terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas
dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.

Aspek kuantitatif adalah zat terlarut dan pelariy dimana zat terlarut memiliki
jumlah lebih sedikit dan pelarut adalah jumlah lebih besar yang membuat mudah
seperti garam dilarutkan dalam air. Larutan yang memiliki zat terlarut dan pelarut
merupakan campuran homogen.

Contoh Zat Terlarut Zat Pelarut Keadaan Larutan


Oksigen dalam Oksigen Udara gas
udara
Larutan garam Garam Air Cair
Batu apung udara Batu apung Padat

Jenis –Jenis Larutan

Keadaan Pelarut Zat pelarut contoh


Larutan
Gas Gas Gas Udara
Cair Cair Gas O2 dalam air
Cair Cair Cair Alcohol dalam air,
larutan cuka
Cair Cair Padat Garam dalam air,
I2, dalam CCI4
Padat Padat Gas Batu apung, H2/Pt
Padat Padat Cair Hg/Ag,Hg/Na
Padat padat Padat Perak dalam emas

Molalitas

Penjumlahan penuruan titik beku atau kenaikan titik didih menggunakan


kosentrasi satuan molal. Molalitas dilambangkan m, pada sebuah larutan nilai pada
partikel larutan perkilogram pada pelarut. Persamaan ini untuk molaritas tetapi
satuan molaritas mengacu pada massa pelarutnya bukan volume larutan.

IV. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
 500 Liter larutan  Neraca
 0,5 molar tembaga  Solid Labu
 2 klorida  Air
 2 tembaga klorida dihidrat  Gelas Ukur
 CuCl2 134.45 g/mol  Batang pengaduk
 CuCl2.2H2O 170.49 g/mol  Beker gelas
 Corong

V. PROSEDUR KERJA
 Menyiapkan alat dan bahan atau larutan yang akan di teliti. Hal yang
paling umum dilakukan adalah menyiapkan larutan yang diketahui
konsentrasinya untuk mempermudah penelitian
 Saat mempersiapkan kegiatan laboraturium, maka harus kita tinjau
beberapa perhitungan dan langkah-langkah yang terlibat dalam
menyiaplam larutan untuk solusi yang akurat
 Tentukan telebih dahulu kosentrasi atau molaritas yang dibutuhkan
oleh larutan
 Mengukur jumlah nahan mol terlarut dalam 1 liter (1000 mili
liter )larutan
 Selanjutnya, tentukan berapa volume larutan yang diperlukan, dimana
volume diukur dalam satuan liter
 Rumusan massa molar dapat ditentukan dengan menggunakan
anhydrous atau hydrated solid dengan cara memerika labelnya
 ditinjau beberapa perhitungan dan langkah-langkah yang terlibat
dalam menyiapkan solusi yang akurat dari yang solid
 Molaritas adalah ukuran jumlah bahan yang dilarutkan mol dalam satu
liter larutan .

M=
 Persamaan ini membantu molaritas sama dengan mol dibagi liter.
Molaritas = ................. M
Volume = .................. L
 Selanjutnya tentukan volume larutan itu diperlukan untuk lab. Pastikan
volume diukur dalam liter.
Volume = ................. L
Rumus :
CuCl2 = 134,45 g / mol CuCl2 x 2H2O = 170,49 g / mol
 Dibutuhkan larutan 500 ml larutan menggunakan timbangan
mendapatkan jumlah yang dibutuhkan
 Solid labu ukur memberikan pengukuran paling akurat di beberapa
tempat
 Tambahkan air kedala gelas beker aduk-aduk terus sampai volume
solusi yang tepat tercapai.
 Gunakan labu ukur untuk mengukur volume air secara akurat dan
kemudian tambahkan padtan dengan bertahap atau sedikit demi
sedikit serta terus aduk hingga rata hingga menghasikkan volume yang
dibutuhkan.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari rumus CuCl2 = 134,45 g / mol CuCl2 x 2H2O = 170,49 g / mol, massa
molar dapat ditentukan. Ingatlah jika Anda menggunakan padatan anhidrat atau
terhidrasi. Periksa labelnya untuk memastikan. Dengan menggabungkan volume
molaritas dan massa molar, kita dapat dengan mudah mencari massa bahan kimia
yang dibutuhkan. Mari kita lihat berikut contoh: Suatu prosedur membutuhkan 500
mililiter larutan 0,5 molar tembaga 2 klorida.

Molaritas = 0,50 M

Volume= 0,500 L

Isikan variabel rumus molaritas (M = mol / L ⇒ 0,50 M = x / 0,500 L).

Kalikan silang untuk mencari jumlah mol :

(M = mol / L ⇒ 0,50 M

= x / 0,500 L ⇒ x = 025 mol).

Kalikan mol dengan rumus berat

(M = mol / L ⇒ 0,50 M

= x / 0,500 L ⇒ 0,25 mol x 170,49 g / mol).

Dalam hal ini, kita mulai dengan padatan tembaga 2 klorida dihidrat dengan
berat rumus 170,49 gram per mol. Hal ini menyebabkan sejumlah 42, 62 gram
padatan yang dibutuhkan untuk larut dalam 500 mililiter larutan (M = mol / L ⇒ 0,50
M = x / 0,500 L ⇒ 0,25 mol x 170,49 g / mol ⇒ 42 , 62 g).
Dengan menggunakan timbangan, untuk mendapatkan jumlah padatan yang
dibutuhkan, ukur botol memberikan volume yang paling akurat pengukuran:
tambahkan sedikit air, tambahkan aduk padat dan aduk, terus tambahkan air dan
aduk sampai volume larutan yang benar tercapai.

VII. KESIMPULAN

Larutan adalah campuran homogeny yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solute, sedangkan
zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut
atau solven. Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut
dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan
jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan
jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam pratikum larutan adalah sejumlah
42, 62 gram padatan yang dibutuhkan untuk larut dalam 500 mililiter larutan (M =
mol / L ⇒ 0,50 M = x / 0,500 L ⇒ 0,25 mol x 170,49 g / mol ⇒ 42 , 62 g). untuk
mendapatkan jumlah padatan yang dibutuhkan, ukur botol memberikan volume yang
paling akurat pengukuran: tambahkan sedikit air, tambahkan aduk padat dan aduk,
terus tambahkan air dan aduk sampai volume larutan yang benar tercapai.

Anda mungkin juga menyukai