Anda di halaman 1dari 4

METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI

“IKLIM DAN VEGETASI”

DOSEN:

Prof. Dr. H. Ramli Umar, M.Si

Disusun Oleh:

Fadel Anugrah

(200109502004)

PENDIDIKAN GEOGRAFI (B)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


RINGKASAN MATERI IKLIM DAN VEGETASI

A. Hubungan iklim dan vegetasi


Terdapat hubungan yang erat antara pola iklim dengan penyebaran aneka jenis
tanaman. Ada beberapa klasifikasi iklim berdasarkan batas-batas alami dari tumbuhnya
tanaman. Tanaman dipandang sebagai instrumen meteorologis yang rumit serta peka
yang bereaksi terhadap kenyataan perbedaan faktor-faktor iklim yaitu panas, kelembaban
udara dan sinar matahari.
Jika suatu populasi tanaman dilenyapkan maka akan tumbuh tanaman baru dalam
bentuk degenerasinya yang dikenal dengan pertumbuhan kedua. Di bekas hutan
muncullah campuran tanaman rendah dan semak-semak berduri. Dalam jangka waktu
tertentu pertumbuhan pertumbuhan kedua ini dapat mengalami pemulihan kembali pada
tanaman asli, maka tercapailah suatu klimaks. Tetapi jika pemulihan ini berjalan lambat,
klimaks baru akan tercapai dalam jangka lama, bisa ratusan tahun.
Di samping pengaruh iklim terhadap tumbuhan, sebaliknya ada pengaruh
tumbuhan kepada iklim. Hutan yang lebat meningkatkan kelembaban udaranya melalui
transpirasi, pepohonan menurunkan suhu udara melalui evaporasi. Demikian pula sifat
tanah sampai ketinggian tertentu tergantung iklim. Selanjutnya masih ada hubungan
antara tanah dan komunitas tanaman seperti digambarkan dalam sketsa di bawah ini :

Arah panah menunjukkan arah pengaruh. Flora tak sama di semua bagian dari
iklim yang sama. Misalnya jenis tanaman di hutan hujan tropika di Afrika, lain dengan
yang terdapat di Amerika Selatan, meskipun manusia telah berhasil memindahkannya
dari benua yang satu ke benua yang lain.

B. Peranan curah hujan

Curah hujan lebih tepat lagi banyaknya air yang tersedia di bumi, telah
memungkinkan penggolongan vegetasi dalam empat golongan :

- Hutan.
- Rerumputan.
- Semak-semak.
- Gurun.
Kecukupan air sepanjang tahun atau musim menyebabkan pembentukan hutan.
Makin berkurang jumlah air yang tersedia, makin menurun kualitas hutannya, dan
terbentuklah semak atau rerumputan. Semua tanaman memerlukan air meskipun
banyaknya berbeda-beda, sehingga dunia tanaman dibagi menjadi tiga golongan :
- Higrofita, yakni tanaman yang hidup di lingkungan yang banyak airnya, misalnya
bakau.
- Mesofita, yakni tanaman yang kebutuhan akan air sedang/cukup seperti kebanyakan
pohon.
- Xerofita, yakni tanaman yang telah menyesuaikan diri dengan kekurangan air sampai
batas tertentu, dalam arti sepanjang tahun atau musim saja. Adanya daun berlapis lilin,
kulit yang tebal, sistem akar yang dalam, perakaran yang tebal membantu penolakan
terhadap efek dari pemanasan suhu. Ada banyak tanaman yang sedikit banyak dapat
tahan kekeringan tetapi tak tergolong xerofita dinamakan tropofita.

C. Peranan suhu

Suhu bulanan rata-rata setinggi 6,1o C dipandang sebagai batas bawah dari
tumbuhnya tanaman. Adapun batas atasnya ditentukan oleh evaporasi, yang pertama
adalah fungsi suhu. Tanaman berbeda dalam daya tahannya terhadap suhu yang tinggi,
tapi tanpa pandang jenis, semua dirugikan oleh suhu tinggi.

Lamanya musim dingin yang fungsinya menghentikan pertumbuhan amat


menentukan sifat vegetasi hutan dan padang rumput dalam perkembangannya. Juga
menentukan batas-batas antara hutan dan padang rumput atau gurun. Jumlah bulan dan
hari dengan suhu di atas 6,1o C menguntungkan bagi efektivitas termal.

Seperti halnya terhadap air, tanaman dapat diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan


terhadap suhu, Candole menyusun empat golongan tanaman sebagai berikut :

- tanaman megatermal, rata-rata suhu dari bulan terdingin harus di atas 18o C.
- tanaman mesotermal, bulan terdingin di bawah 18o C tetapi di atas – 3o C; bulan
terpanas di atas 18o C; musim dinginnya pendek.
- tanaman mikrotermal, bulan terpanas di atas 10o C; bulan terdingin di bawah – 3o C;
musim dingin panjang.
- tanaman hekistotermal, bulan terpanas di bawah 10o C tanpa musim panas.

D. Peranan angin dan penyinaran matahari


Angin dapat mendorong peningkatan evaporasi dan transpirasi sehingga efeknya
mengeringkan vegetasi. Angin dinginpun dapat merugikan tanaman yang ada, sedang
angin kuat yang tiupannya ajeg mengubah bentuk dan tegaknya tanaman. Di beberapa
daerah angin merupakan faktor yang menentukan bagi vegetasi.
Peranan cahaya matahari terletak pada fungsinya membentuk khlorofil. Terdapat
nilai optimal serta suatu maksimum yang di atas itu khlorofil malah dibongkar. Untuk
mencegah pembongkaran khlorofil itu di daerah-daerah berlintang tempat rendah
tanaman menghadapkan sisi daunnya ke arah matahari.
Ada kemungkinan bahwa gugurnya daun dan terhentinya pertumbuhan tanaman
pada musim dingin di daerah iklim sedang disebabkan pula oleh kurangnya cahaya
matahari. Adapun di daerah dekat kutub bumi di mana pembagian cahaya matahari begitu
ketatnya menurut bergilirnya musim, di sana vegetasi tundra berkembang dengan baik.
Ciri-ciri yang khas adalah meningkatnya daya pertumbuhan mendadak jika sempat
menerima cahaya matahari dan panasnya meskipun dalam waktu relatif pendek.

Peranan Lengas Udara

Faktor lengas udara bersama dengan curah hujan amat penting bagi pertumbuhan
tanaman. Lengas udara sendiri tergantung dari suhu, curah hujan dan angin. Suhu dan
curah hujan dapat memberikan petunjuk yang berharga bagi penelitian mengenai
persebaran jenis-jenis tanaman dan jenis iklim.

Dari hasil penelitian Miller menemukan perbandingan berikut :

R = 3T/4 – 12 merupakan batas layak bagi tumbuhnya tanaman, R = 3T/5 batas layak
dari gurun. Di mana R = Curah hujan tahunan (inchi), T = rata-rata suhu tahunan (o C)

Anda mungkin juga menyukai