GEOMORFOLOGI KARST
DOSEN:
DI SUSUN OLEH:
FADEL ANUGRAH
(200109502004)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Geomorfologi karst tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Geomorfologi Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang karst bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Fadel Anugrah
ii
DAFTAR ISI
Halaman sampul..........................................................................................................................i
Kata pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar isi...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya
pegunungan-pegunungan, lembah, bukit,baik yang ada didarat maupun didasar laut serta
dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor dan
sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi akan mendorong manusia
untuk melakukan pengamatan dan mempelajari benuk-bentuk geomorfologi yang ada di
bumi. Baik yang berpotensi berbahaya maupun aman sehingga dapat dilakukan
pengamatan dan identifikasi bentuklahan.
Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa
Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah ‘krst / krast’ yang merupakan nama suatu
kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. Moore
and Sullivan (1978) menyebutkan bahwa istilah karst diperoleh dari bahasa Slovenia,
terdiri dari kar (batuan) dan hrast (oak), dan digunakan pertama kali oleh pembuat peta-
peta Austria mulai tahun 1774 sebagai suatu nama untuk daerah berbatuan gamping
berhutan oak di daerah yang bergoa di sebelah Barat laut Yugoslavia dan sebelah Timur
Laut Italia. Beberapa ilmuwan lain menyebutkan pula bahwa asal mula ditemukannya
daerah yang akhirnya dinamakan karst adalah karena akibat adanya perumputan
(grassing) oleh ternakternak pada suatu kawasan, sehingga tersingkaplah batuan dan
fenomena didalamnya yang ternyata sangat khas dan unik. Istilah karst ini akhirnya
dipakai untuk menyebut semua kawasan berbatuan gamping di seluruh dunia yang
mempunyai keunikan dan spesifikasi yang sama, karena proses pelarutan (solusional),
bahkan berlaku pula untuk fenomena pelarutan pada batuan lain seperti gypsum, serta
batuan garam dan anhidratnya. Beberapa istilah dalam karst yang juga diambil dari
daerah ini diantaranya adalah bentukan Polje yang merupakan nama suatu kota di
Yugoslavia, Beberapa istilah bentukan karst yang lain diantaranya adalah bukit dan tower
karst, diaklas, pinacle, cockpit, uvala, doline, sinkhole, goa, lapies, speleothem, sungai
bawah tanah, dll. Bebarapa ahli menggunakan karst sebagai istilah untuk medan dengan
batuan gamping yang dicirikan oleh drainase permukaan yang langka, solum tanah tipis
dan hanya setempatsetempat, terdapatnya cekungan-sekungan tertutup (dolin), dan
terdapatnya sistem drainase bawah tanah (Summerfield, 1991). Ford dan Wiliam (1996)
mendefinisikan secara lebih umum sebagai medan dengan karakteristik hidrologi dan
bentuklahan yang diakibatkan oleh kombinasi dari batuan mudah larut dan mempunyai
porositas sekunder yang berkembang baik. Karst sebenarnya tidak hanya terjadi di batuan
karbonat, namun sebagian besar karst berkembang di batugamping. Ciri utama kawasan
karst adalah terdapatnya cekungancekungan tertutup yang disebut sebagai dolin. Apabila
2
dolin saling menyatu membentuk uvala. Di beberapa tempat, dolin dapat terisi air
membentuk danau dolin. Kenampakan permukaan daerah karst selain doline dan uvala
adalah polje, ponor, pinacle, menara karst, atau kubah karst. Kombinasi dolin dan kubah
menyebabkan panorama karst menjadi unik dengan bukit-bukit yang terhampar luas.
Keunikan lain dari kawasan karst adalah keberadaan goa dan sungai bawah tanah. Goa-
goa tersebut pada umumnya bertingkat dengan ukuran kurang dari satu meter hingga
ratusan meter persegi dengan bentuk vertikal miring maupun horisontal. Goa-goa karst
hampir semuanya dihiasi dengan ornamen (speleothem) yang sangat beragam dari mulai
yang sangat kecil (helectite) hingga yang sangat besar (column) dengan bentuk dan warna
yang bervariasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu bentuk lahan solusional(karst)?
2. Apa saja ciri-ciri, faktor, dan syarat tebentuknya bentuk lahan karst ?
3. Bagaimana proses terbentuknya bentuk lahan karst ?
4. Apa saja klasifikasi bentuk lahan karst ?
5. Apa saja macam-macam bentuk lahan karst ?
6. Bagaimana stadia perkembangan topografi karst ?
7. Bagaimana persebaran karst di Indonesia?
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Proses solusi atau pelarutan terjadi di daerah yang tersusun dari batu kapur
(limestone). Pelarutan terhadap beberapa bentuk permukaan bumi pada umumnya
disebabkan oleh aliran air, jika pelarutan ini menimpa daerah limestone maka topografi
yang dihasilkan adalah topografi kars. Karst berasal dari bahasa Jerman yang diturunkan
dari bahasa Slovenia (kras) yang artinya lahan gersang berbatu. Islilah karst dalam
terminologi ilmu kebumian, mengandung makna sebagai suatu bentangalam, yang secara
khusus berkembang pada batuan yang mudah larut, utamanya batuan karbonat, karena
proses karstifikasi yang berjalan selama waktu dan ruang geologi yang tersedia. Karst
tidak hanya terjadi di daerah berbatuan karbonat, tetapi terjadi juga di batuan lain yang
mudah larut dan mempunyai porositas sekunder (kekar dan sesar intensif) seperti batuan
gypsum dan batu garam. Proses karstifikasi dikendalikan oleh struktur geologi, sifat dan
jenis batuan karbonat, kondisi iklim, serta karakteristik hidrogeologis. Fenomena dan
unsur-unsur bentang alam karst yang terdapat di suatu daerah atau wilayah disebut
kawasan karst (karst terrain). Kawasan karst memiliki nilai-nilai biotik dan abiotik yang
tinggi, serta memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang erat, serta membentuk suatu
ekosistem karst yang sangat khas (Samodra, 2001).
1. Terdapat cekungan tertutup dan lembah kering dalam berbagai ukuran dan
bentuk
2. Tidak terdapat pengaliran atau sungai permukaan
3. Terdapat gua dari sistem pengaliran bawah permukaan tanah
4
2.2.2 Faktor Terbentuknya Karst
1. Faktor Fisik
5
membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).
Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.
3. Faktor Biologis
2. Kekompakan batuan
Kestabilan morfologi karst ditentukan oleh kekompakan batuan setelah
mengalami pelarutan. Apabila batuan lunak, maka setiap kenampakan karst
yang terbentuk seperti karen dan bukit akan cepat hilang karena proses
pelarutan itu sendiri maupun proses erosi dan gerak masa batuan, sehingga
kenampakan karst tidak dapat berkembang baik.
3. Mempunyai lapisan batuan yang tebal
Ketebalan menentukan terbentuknya sirkulasi air secara vertikal lebih.
Tanpa ada lapisan yang tebal, sirkulasi air secara vertikal yang merupakan
syarat karstifikasi tidak dapat berlangsung.
6
4. Banyak terdapat diaklas atau retakan
Jalan masuknya air membentuk drainase vertikal dan berkembangnya
sungai bawah tanah serta pelarutan yang terkonsentrasi adalah melalui
retakan. Batuan karbonat yang memiliki banyak diaklas akan memudahkan
air ntuk melarutkan CaCO3. Sebab itu, batuan karbonat yang memiiki sedikit
diaklas atau tidak memiliki diaklas sama sekalipun terdapat pada daerah
curah hujan tinggi, tidak akan membentuk topografi karst.
5. Curah hujan yang cukup (>250 mm/tahun)
Curah hujan merupakan media pelarut utama dalam karstifikasi.
Semakin besar curah hujan, semakin besar media pelarut, sehingga tingkat
pelarutan yang terjadi di batuan karbonat juga semakin besar. Ketinggian
batu gamping terekspos di permukaan menentukan sirkulasi atau drainase
secara vertikal. Darinase vertikal akan terjadi apabila jarak antara permukaan
gamping dengan muka air tanah atau batuan dasar dari batu gamping semakin
besar. Semakin tinggi permukaan batu gamping terekspose, semakin besar
jarak antara permukaan batu gamping dengan permukaan tanah dan semakin
baik sirkulasi air secara vertikal, serta semakin intensif proses karstifikasi.
6. Temperature
Proses karstifikasi didorong oleh temperatur utamanya dalam
kaitannya dengan aktivitas organisme. Daerah dengan temperatur hangat
seperti di daerah tropis merupakan tempat yang ideal bagi perkembangan
organisme yang selanjutnya menghasilkan CO2 dalam tanah yang melimpah.
Temperatur juga menentukan evaporasi, semakin tinggi temperatur semakin
besar evaporasi yang pada akhirnya menyebabkan kekristalisasi larutan
karbonat di permukaan dan dekat permukaan tanah. Adanya kekristalisasi ini
akan membuat pengerasan permukaan (case hardening) sehingga bentuk
lahan karst yang telah terbentuk dapat dipertahankan dari proses denudasi
yang lain (erosi dan gerak masa batuan).
7. Penutupan batuan
Hutan yang lebat akan mempunyai kandungan CO2 dalam tanah yang
melimpah akibat dari hasil perombakan sisa-sisa organik (dahan, ranting,
daun, dan bangkai binatang) oleh mikroorganisme. Semakin besar
konsentrasi CO2dalam air semakin tinggi tingkat daya larut air terhadap batu
7
gamping. CO2di atmosfer tidak bervariasi secar signifikan, sehingga variasi
proses karstifikasi sangat ditentukan oleh CO2dari aktivitas organisme.
Sumber :
https://bacbanyumas.files.ordpress.com/2015/08
/skema1.jpg
Ada beberapa proses pembentukan rupa bumi karst, dan memiliki tahapan yang
terjadi. Di kawasan karst yang sudah dianggap lazim di dunia yaitu di sebelah timur laut
8
Adriatic. Di kawasan ini batu-batuannya mengalami patahan dan retakan yang hebat.
Tahap pertama hanya terjadi batu kapur. Walaupun begitu, aliran di permukaan tanah
adalah hal yang sudah biasa. Kadang juga ditemukan lekukan-lekukan yang mempunyai
sisi yang curam yang berasal dari proses gerak bumi. Dan ditengah-tengah retakan yang
biasa disebut poljes. Bentuk-bentuk ini adalah bentukan kawasan karst yang sudah biasa
ditemui di kawasan karst yang sudah mengalami perubahan seperti yang ada di
Kentucky. Aliran di kawasan ini ditemukan bahwa mengikuti zona-zona patahan dan
lipatan.
Proses yang kedua adalah bentuk-bentuk dolin ataupun tekukan yang berbentuk
corong, semakin bertambah banyak, sehingga hampir mencakup seluruh dari kawasan
tersebut. Bentuk-bentuk aliran di permukaan tanah mulai digantikan oleh aliran dibawah
permukaan tanah. Beberapa dolin menjadi bertambah besar, yang dikarenakan oleh
pengikisan-pengikisan bagian tepi dari dolin dan runtuhan dari goa-goa batu tadi.
Sehingga beberapa dolin bertemu dan membentuk suatu lekukan yang panjang. Yang
berbentuk seperti lorong panjang yang disebut uvalas.
Pada proses berikutnya dimana keadaan rendah tinggi berada di banyak bagian dan
permukaan tanah hilang. Dari dolin-dolin yang tererosi tadi tanahnya dialirkan ke daerah
yang lebih rendah, sehingga lembah-lembah menjelma menjadi shale yang dibawahnya
terdapat aliran yang tidak tetap. Aliran-aliran anak sungai yang tadinya mengalir jauh di
atas permukaan tanah mulai mengalir kedalam tanah karena batu kapur yang terkikis oleh
perkembangan flora dalam tanah. Permukaan yang masih memiliki batu kapur
permukaannya tidak merata yang membentuk puncak-puncak serta rangkaian lapies yang
terjadi karena pelarutan yang terjadi di sepanjang retakan batu yang terjadi bertahun -
tahun. Bentuk ini berbentuk seperti kulit kerang yang di dalamnya terdiri dari beberapa
goa.
Proses terakhir dimana sistem biasa anak-anak sungai dipermukaan bumi yang
memenuhi permukaan tanah. Lapisan batuan itu menonjol di hampir semua daerah.
Diatasnya terdapat bukit kecil (hums) yang letaknua tidak terlihat diantara bukit-bukit
(hums) yang lain.
9
Pengklasifikasian daerah karst berdasarkan pada keputusan Menteri
Energi dan Sumberdaya Mineral 1456.k/20/MEM/2000 tentang pedoman
pengelompokan kawasan karst:
1. Kawasan karst kelas 1
Berfungsi sebagai kawasan yang menyimpan air, terdapat gua-gua dan sungai
bawah tanah yang aktif, gua-gua yang ada peninggalan sejarah. Berdasarkan
hasil penelitian dari pola kelurusan lembah (sturktur) dapat dilihat bahwa
kelurusan di daerah ini umumnya panjang dan lebar, pola demikian dapat
diterangkan bahwa proses pelarutan di daerah ini berjalan sangat intensif,
dengan lembah yang luas akan sangat mudah untuk menampung air hujan yang
kemudian diteruskan melalui pori-pori gerowong yang pada akhirnya akan
membentuk sistem pola pengaliran dibawah tanah. Pantai yang masuk ke
daratan akan mempunyai flora dan fauna yang khas. Terdapatnya sungai
permukaan yang tiba-tiba hilang merupakan salah satu ciri adanya sungai bawa
tanah .
2. Kawasan karst kelas 2.
Kawasan ini mempunyai kritreria sebagai pengimbuh air bawah tanah,
mempunyai jaringan gua-gua yang tidak aktif. Kawasan ini terdapat di daerah
Purwosari dan Girisobo dari citra bahwa pola kelurusan lembah pendek dan
sempit yang menidenditikasikan bahwa daerah ini bukan merupakan daerah
penyimpan air. Keberadaan batugamping di sini berbeda dengan batugamping
di kawasan kelas 1, dikawasan kelas 2 batugampingnya relatif lebih tipis karena
berada di daerah tinggian, sehingga proses pelarutan pada daerah lembah tidak
seintensif pada kawasan kelas 1.
3. Kawasan karst kelas 3
Kawasan ini tidak memiliki kriteria seperti diatas, kawasan ini terletak di daerah
Wonosari yang dicirikan olah adanya bukit-bukit yang bentuknya melengkung.
Bentuk bukit yang demikian disebabkan karena daerah ini terdiri dari
perselingan batugamping berlapis, batupasir gampingan dan napal. Yang
mempunyai tingkat pelarutan yang berbeda.
14
2.6 Macam-macam Bentuk Lahan Karst
15
yang terkonsentrasi. Tempat proses pelarutan merupakan tempat
konsentrasi kekar, tempat konsentrasi mineral yang paling mudah larut,
perpotongan kekar dan bidang perlapisan batuan miring. Doline-doline
tunggal akan berkembang lebih luas dan akhirnya dapat saling menyatu.
Setiap doline atau cekungan tertutup tersusun oleh tiga komponen
(White, 1988):
1. Pengatus, yaitu saluran dengan permeabilitas tinggi yang mengatuskan
air ke sistem drainase bawah tanah.
2. Mintakat, yang terubah oleh proses pelarutan di permukaan dan dekat
permukaan batuan.
3. Tanah tertutup, kolovium, endapan glasial, abu vulkanik atau lepas yang
lain. Namun demikian di beberapa tempat, material permukaan tidak
ditemukan.
Bentuk doline sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.
Bentuk doline di iklim sedang cenderung lebih teratur dengan bentuk
membulat hingga lonjong. Di daerah ilkim tropis, bentuk doline tidak
sesempurna bentuk doline di iklim sedang, dalam hal ini bentuk doline di
daerah tropis mempunyai bentuk tidak teratur. Salahsatu bentuk planar
doline yang banyak ditemukan di daerah tropis adalah bentuk seperti
bintang yang disebut cockpit.
Gambar 3.2: Perbedaan doline di daerah iklim sedang dan di daerah tropis
(Williams, 1969)
Sumber : https://bacbanyumas.wordpress.com/2015/08/23/110/
16
Secara planar doline dapat berbetuk bulat lonjong atau memanjang
terbentuk apabila perkembangan doline dikontrol oleh keberadaan
kelurusan baik oleh kekar maupun sesar, Haryono (2000) menemukan
bahwa doline memanjang banyak ditemukan di daerah Gunung Sewu.
Banyaknya doline memanjang di Gunungsewu disebabkan oleh lereng
regional miring ke arah selatan, keberadaan kekar dan sesar yang intensif,
dan pengaruh dari proses fluvial. Kenampakan doline memanjang dan
cockpit di kars Gunungsewu ditunjukan pada gambar 3.2
Doline, oleh Cvijic (1893) dikelompokkan menjadi tiga katergori
yaitu doline mangkok, doline corong, dan doline sumur.
1. Doline mangkok dicirikan oleh perbandingan lebar dan kedalaman 10:1
dan kemiringan lereng doline berkisar antara 10o-12o. Dasar rata dan
tertutup oleh tanah atau berawa.
2. Doline corong mempunyai diameter dua atau tiga kali kedalamannya
dan lereng doline berkisar antara 30o–40o, dengan dasar sempit dapat
tertutup tanah maupun berupa singakapan batuan.
3. Doline sumuran dicirikan oleh diameternya yang lebih kecil dari
kedalamannya, lereng vertikal berupa singkapan batuan.
17
Genetik doline Bogli (1980) lebih lanjut berdasarkan cara
pembentukannya (genetik) mengklasifikasikan doline menjadi doline
pelarutan, doline aluvial, doline amblesan, dan dolin runtuhan.
18
Doline tipe ini dicirikan oleh terdapatnya rombakan batugamping dengan
sortasi jelek di dasar doline dan lereng yang miring hingga terjal.
4. Doline runtuhan terbentuk apabila goa atau saluran dekat permukaan
runtuh karena tidak mampu menahan atapnya. Bogli (1980) menjelaskan
bahwa doline runtuhan terjadi bila runtuhan terjadi seketika, sedangkan
doline amblesan terjadi secara perlahan-lahan. Doline tipe ini dicirikan
oleh lereng curam hingga vertikal. Tiga mekanisme yang membentuk
doline runtuhan adalah a) pelarutan di atas goa, b) pelarutan atap goa
dari bawah, dan c) penurunan muka air tanah di atap goa.
2. Uvala
Bentuk lain dari doline adalah uvala. Doline majemuk (compound
doline) di literatur karst sering disebut dengan uvala. Uvala merupakan
gabungan dari doline-doline yang terbentuk di karst pada stadium
perkembangan karst agak lanjut. Menurut Sweeting ukuran uvala berkisar
antara 500-1000 meter dengan kedalaman 100-200 meter dengan ukuran
tidak teratur. Cockpit dari sudut pandang ini dapat dianggap sebagai uvala
atau doline majemuk yang berbentuk bintang, karena cockpit merupakan
beberapa yang tepi atau sisi-sinya saling berhubungan/bergabung.
Gabungan dari tepi-tepi doline inilah yang secara planar (tampak atas)
membentuk bentuk-bentuk lancip seperti bintang Mengacu pada pandangan
Grund tentang perkembangan karst, terbentuknya uvala merupakan ciri dari
stadium adolescent karst atau perkembangan tahap II. Uvala juga dapat
perkembang dari lembah permukaan. Uvala tipe ini merupakan
perkembangan akhir dari lembah permukaan yang terdegradasi.
Perkembangan diawali oleh hilangnya aliran permukaan ke bawah tanah di
titititik tertentu. Di tempat masuknya aliran permukaan ini selanjutnya
doline berkembang yang semakin lama semakin dalam dan lebar, sehingga
bergambung satu dengan lainnya membentuk uvala.
19
Gambar 3.8 Uvala
Sumber:http://3.bp.blogspot.com/-
0DQOYFHO3E/TZY16uHQqQZI/AAAAAAAAB4/iahtl1ufP2k/s16
00/uvala.com
3. Polje
Polje merupakan istilah di Karst Dinaric yang berasal dari bahasa
Slovenia yang berarti ladang yang dapat ditanami. Istilah polje di negara
asalnya tidak mempunyai kaitan dengan bentuklahan karst. Definisi formal
pertama tentang polje dikemukaan oleh Cvijic tahun 1985 (dalam Gams,
1978) bahwa polje merupakan bentuklahan karst yang mempunyai elemen:
cekungan yang lebar, dasar yang rata, drainase karstik, bentuk memanjang
yang sejajar dengan struktur lokal, dasar polje mempunyai lapisan batuan
Tersier. Publikasi selanjutnya oleh Cvijic (1990) mengungkapkan bahwa
polje merupakan bentukan dari evolusi/perkembangan uvala.
Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-
_6pd7Z8V0Mg/Tzy24TBuyOI/AAAAAAAACA/QKKWtopIBZ8/S1600/P
OLJE.COM
20
Definisi formal pertama tentang polje dikemukaan oleh Cvijic tahun
1985 (dalam Gams, 1978) bahwa polje merupakan bentuklahan karst yang
mempunyai elemen:
21
tergenang. Pada musim kemarau muka air tanah kurang dari satu meter.
Kondisi air yang melimpah inilah yang menyebabkan polje merupakan
daerah yang paling subur di daerah karst. Polje di Karst Maros dan
Gunungsewu digunakan untuk persawahan. Di Karst Dinarik, polje
merupakan pusat-pusat permukiman. Polje struktural dapat dijumpai di
sekitar Ponjong, Gunung Kidul, DIY.
3. Polje baselevel, terbentuk apabila regional muka air tanah memotong
permukaan tanah. Polje tipe ini pada umumnya terbentuk di bagian bawah
(outflow) dari kawasan karst.Polje base level dijumpai di Karst Maros,
yaitu diperbatasan antara Daimanggala dan Bonto-bonto di bagian timur
karst maros dengan lebar 1 dan 2,5 km. Dasar polje berupa endapan
alucium dari material volkanik yang terbawa oleh sungai alogenik.
Sungai-sungai alogenik ini selanjutnya masuk ke bawah permukaan
menjadi sungai-sungai bawah tanah.
22
4. Lembah Kars (Kars Valley)
Lembah karst adalah lembah atau alur yang besar yang terdapat pada
lahan kars. Lembah ini terbentuk oleh aliran air permukaan yang mengerosi
batuan yang dilaluinya. Secara umum, lembah kars dapat dibedakan
menjadi beberapa macam dengan sifat pembaeda yang jelas (Ritter, 1978).
Dalam hal ini disebutkan ada empat macam lembah kars, yaitu :
a) Allogenic Valley, yaitu lembah yang bagian hulunya berada pada
batuan yang kedap air kemudian masuk kedalam daerah kars. Panjang
pendeknya lembah allogenik ini tergantung pada besar kecilnya aliran
yang membentuk, semakin besar alirannya maka semakin panjang
lembah yang terbentuk.
b) Lembah Buta (Blind Valley), yaitu lembah atau sungai pada lahan kars
yang secara tiba-tiba berakhir pada suatu tempat dan biasanya pada
akhir lembah ini air permukaan tanah akan masuk kedalam tanah. Bila
suatu saat aliran dapat melampaui lembah tersebut (misal, saat hujan
lebat atau terjadi pencairan es), maka lembah ini disebut sebagai
semiblind valley, Sayatan memanjang sebuah lembah buta (Riiter,
1978).
Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-
xZ9UTRmgWeg/Tzy3ubP5J0I/AAAAAAAACI/unx7KGNKx2o/s160
0/lembah+buta.jpg.com
23
c) Pocket Valley, yaitu lembah yang dimulai dari tempat keluarnya air
yang masuk melalui surupan. Pada umumnya pocket valley berasosiasi
dengan mata air yang besar yang keluar diatas batuan kedap air yang
terletak dibawah lapisan batugamping yang tebal. Lembah in umumnya
berbentuk huruf U dan memiliki tebing yang curam, ukurannya
tergantung besar kecilnya debit mata air yang keluar. Sweeting (1973)
dalam Ritter (1978) menyebutkan bahwa panjang lembah ini dapat
mencapai 8 km, lebar 1 km dan dalamnya berkisar antara 300 - 400
meter.
d) Lembah Kering (Dry Valleys), yaitu lembah pada lahan kars yang
mirip dengan lembah fluviatil, hanya saja (sesuai dengan namanya)
lembah ini tidak berfungsi sebagai penyaluran air permukaan (kering),
karena air hujan yang jatuh dan masuk kedalam lebah ini dengan segera
akan meresap kedalam retakan batuan dasarnya.
5. Lapies
Merupakan bentuk tak rata pada permukaan batugamping akibat
adanya proses pelarutan, penggerusan atau karena proses lain.
Lapisan batu kapur yang lapuk di daerah karst dan terdiri dari puncak batu
terukir, bergalur, dan padu yang dipisahkan oleh lekukan dalam. Permukaan
kasar ini dibentuk oleh larutan batuan dan daerah yang kelarutannya lebih
besar dengan air yang mengandung asam karbonat dan humat. Tidak jelas
apakah bentuk lapies pada batuan atau bentuk batuan di bawah tanah dan
kemudian terbuka. Alur lapies dapat bervariasi secara mendalam dari
beberapa milimeter sampai beberapa meter. Lapisan ini biasanya terbentuk
pada bebatuan miring, dan dasar batu kapur menjadi sangat keras.Klasifikasi
Lapies menurut Ritter (1979) :
Sumber :http://2.bp.blogspot.com/-uE07l-
g4MuI/U0vdAcrwziI/AAAAAAAAAFM/4hr-jkhrTMg/s1600/lapiaz.jpg
24
6. Karst Split
Karst Split adalah celah pelarutan yang terbentuk dipermukaan. Kars
split sebenarnya merupakan perkembangan dari kars-runnel (solution
runnel). Bila jumlah kars runnel banyak dan saling berpotongan maka akan
membentuk kars split (Srijono, 1984 dalam Widagdo, 1984).
Sumber : https://catatansidogol.wordpress.com/2016/08/12/bentang-alam-
karst/
7. Parit Karst
Parit karst adalah alur pada permukaan yang memanjang membentuk
parit. Srijono (1984), mengemukakan bahwa parit kars ini merupakan kars
split yang memajang sehingga membentuk parit kars.
Sumber :http://3.bp.blogspot.com/-
bUXb3sUortg/U0vdVcgdHsI/AAAAAAAAAFU/5sji-
ebmgdE/s1600/karst+split.JPG
25
7. Palung Karst
Palung karst adalah alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar,
dibentuk oleh proses pelarutan. Kedalamannya dapat mencapai lebih dari
50 cm. biasanya terbentuk pada permukaan batuan yang datar atau miring
rendah dan dikontrol oleh struktur yang memanjang.
8. Jendela Karst
sumber: http://pinterest.com/pin/485192559829768829/?source_app=android
9. Speleothems
Speleothem adalah hiasan yang terdapat didalam gua yang dihasilkan
oleh endapan berwarna putih, bentuknya seperti tetesan air, mengkilat dan
menonjol. Hiasan ini merupakan endapan CaCO3 yang mengalami
presipitasi pada saat air tanah yang membawanya masuk kedalam gua
(Sanders, J.E., 1981). V.8). Contoh Stalagmit, Stalagtit dan Masif Column.
Masif column adalah bila stalagmite dan stalagtit bertemu.
26
Sumber : https://phinemo.com/wp-content/uploads/2017/03/2-7.jpg
10. Fitokarst
Fitokarst adalah permukaan yang berlekuk-lekuk, dengan lubang-
lubang yang saling berhubungan. Antara lubang satu dengan yang lainnya
dibatasi oleh tepi-tepi yang tajam, sehingga memberikan bentuk seperti
bunga karang pada menara (pinnacles) kars. Morfologi ini terbentuk karena
adanya pengaruh aktifitas biologis yaitu adanya algae yang yang tumbuh
didalam batugamping.
11. Gua (Cave)
Guayaitu serambi atau ruangan bawah tanah yang dapat dicapai dari
permukaan dan cukup besar bila dimasuki oleh manusia (Sanders, 1981).
Gua teridiri dari rangkaian ruangan sehingga kedalamannya dapat mencapai
ratusan meter (Lihat gambar V.13). Gambar V.13. Mulut Gua Semuluh di
Gunung Sewu yang bentuknya dipengaruhi oleh kekar (Samodra, 1996).
Sumber :
http://picture.triptrus.com/image/2014/06/gua-sagea.jpeg
27
12. Terowongan
Terowongan yaitu lorong bawah tanah yang terbentuk oleh pelarutan
dan penggerusan air tanah atau oleh aliran bawah tanah (Von Engeln,
1942). Terowongan alam memiliki ukuran yang bervariasi artinya dapat
berukuran besar atau kecil. Sebagai contoh, terowongan di Virginia dapat
berukuran mencapai 275 meter, tingginya 23 meter dan lebarnya 40 meter.
2.6.2 Bentuk Lahan Positif
1. Kerucut karst
Sumber :http://pinterest.com/pin/567875834242132825/?source_app=android
28
2. Menara Karst
Menara karst adalah bukit sisa pelarutan dan erosi yang berbentuk menara dengan
lereng yang terjal tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yang lainnya dan
dikelilingi dataran aluvial. Menurut Jenning (1971) dan Ritter (1978) berpendapat
menara kars dan kerucut kars dibedakan dalam hal keterjalan lereng dan adanya rawa
atau dataran alluvial yang mengelilinginya. Menara karst disebut juga dengan pepino
hill atau haystack atau turmkarst.
Sumber
:http://pinterest.com/pin/381961612119411262/?source_app=android
3. Mogote
Mogote, adalah bukit terjal yang merupakan sisa pelarutan dan erosi,
umumnya dikelilingi oleh dataran alluvial yang hampir rata. Bentuknya
kadang-kadang tidak simetri antara sisi yang mengarah ke arah datangnya
angin dengan sisi sebaliknya. Mogote dan menara karst dibedakan dari
bentuk dan keterjalan lereng sisi-sisinya.
Sumber: https://geohazard009.files.wordpress.com/2009/12/mogote.jpg
29
4. Turm Karst
Sumber : https://catatansidogol.files.wordpress.com/2016/08/menara-
karst1.jpg?w=300&h=172
Stadia perkembangan topografi karst memiliki empat stadia yang terdiri dari
stadia muda, stadia muda lanjut, stadia dewasa, dan stadia tua.
Sumber : http://kentuckykarst-vs-
chinakarst.weebly.com/uploads/1/1/9/8/11987045/2545167_orig.jpg?0
30
1. Peringkat Muda
Peringkat ini ditandai dengan pengaliran yang terus berlangsung
diatas permukaan.
2. Peringkat Muda Lajut
Pada peringkat ini sistem pengaliran di atas permukaan sudah mulai
beralih ke sistem pengaliran di bawah tanah. Dolina sudah terbentuk serta
gua bawah tanag sudah berkembang.
3. Peringkat Dewasa
Pada peringkat ini pengaliran di bawah tanah telah mencapai
maksimum. Pengaliran di atas permukaan hanya terbatas oleh sinking
creeks(sungai bawah tanah) yang pendek-pendek. Gua-gua dengan segala
macam endapannya menjadi ciri khusus peringkat ini telah optimum.
4. Peringkat Tua
Pada permulaan peringkat ini gejala karst mulai berkurang. Uvala
mulai berkembang. Kemudian bentuk-bentuk sisa menjadi dominan (hums)
dan pada akhirnya sistem pengaliran di permukaan berulang kembali dan
bentuk terbatas jumlahnya.
31
1) Pulau Sumatra, bentang alam dipulau Sumatra sangat kurang sangat
berkembang, hanya sebagian tempat di Aceh, Sumatra Barat (Singkarak) dan
Sumatra Selatan.
2) Pulau Jawa, sebaran batugamping dipulau Jawa umumnya berada dibagian
selatan dan beberapa diantaranya berkembang menjadi kawasan kars yang
penting serta terkenal di kalangan pemerhati kars. Kawasan bentang alam kars
tersebut berada didaerah Gombong Selatan dan Gunung Sewu.
3) Pulau Kalimantan, dari ekspedisi speleogi dari tim prancis yang dilakukan pada
tahun 1980-an (ESFIK-1982, 1983) melaporkan bentang alam kars di wilayah
pegunungan Mangkalit, Kalimantan TImur. Di Kalimantan Tengah dapat
dijumpai bentang alam kars yang meliputi Gunung Haje dan Gunung Menunting
di Muara Teweh. Di Klaimantan Selatan terdapat diwilayah Pegunungan
Meratus yang penyebarannya terputus-putus.
4) Pulau Sulawesi, benrkembang bentang alam kars sangat baikterutama Sulawesi
Selatan. Bentang alam kars Maros sangat terkenal dan telah diadakan penelitian
serta didapat data sedikitnya 29 gua yang harus dilindungi.
5) Pulau Sumbawa, bentang ala mini terdapat didaerah Waingapu, Sumbawa Barat
yang nilai ekonomisnya berupa sumber daya air dengan debit kurang lebih 1000
lt/dt (MENLH & Yayasan Jatidiri, 1998).
6) Pulau Irian Jaya, Pulau Irian merupakan pulau yang kaya akan sebaran
batugamping yang berkembang menjadi bentang alam kars. Kawasan kars
terdapat didaerah Wamena-Pegunungan Trikoradengan nilai ilmiah berupa
dolina raksasa, gua terdalam, sungai bawah tanah terbesar serta didaerah Biak
dan pulau Misool dengan nilai peninggalan arkeologi. Kawasan bentang alam
kars di Irian Jaya merupakan satu-satunya formasi batuan yang paling baik
mengandung air (MENLH & Yayasan Jatidiri, 1998).
32
BAB III
PENUTUP
2.7 Kesimpulan
Karst adalah istilah dalam bahasa Jerman yang diambil dari istilah Slovenian
kuno yang berarti topografi hasil pelarutan (solution topography) (Blomm,1979).
Sedangkan topografi karst adalah suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan
litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran
yang tidak teratur, aliran sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan
meninggalkan lembah kering untuk kemudian keluar ditempat lain sebagai mata air
yang besar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi topografi karst, yaitu:
• faktor fisik
• faktor kimiawi
• faktor biologi
Adapun proses yang terjadi untuk bisa membentuk bentuk lahan karst disebut
sebagai karstifikasi. Dalam karstifikasi atau proses pembentukan bentuklahan karst
didominasi oleh proses pelarutan dengan media air dengan proses kimiawi. Secara
garis besar, para ahli mengklasifikasikan karst menjadi tiga macam, yaitu:
• Klasifikasi Cvijic
• Klasifikasi Gvodeckij
• Klasifikasi Sweeting
Bentukan alam permukaan kawasan karst sangat beragam dan tiap daerah memiliki
ciri atau bentukan yang berbeda.Bentuk lahan kawasan karst dibagi menjadi bentuk lahan
positif dan negatif. Bentuk lahan positif adalah bentuk lahan yang setara atau lebih tinggi
dari bentuk lahan disekitarnya. Bentuk lahan positif terdiri dari kerucut karst, menara
karst, mogote, dan turm karst. Sedangkan bentuk lahan negatif adalah doline, polje,
lembah buta, lapies, karst split, parit karst, palung karst, dan jendela karst.
33
Kawasan kars di Indonesia mencakup luas sekitar 15,4 juta hektare dan tersebar
hampir diseluruh Indonesia. Keberadaan kawasan ini menunjukkan bahwa pulau-pulau
Indonesia banyak yang pernah menjadi dasar laut, namun kemudian terangkat dan
mengalami pengerasan.
2.8 Saran
Sebagai seorang penulis, kami menyarankan supaya pembaca bisa memanfaatkan
sumberdaya alam yang ada dalam bentuk lahan karst secara arif dan bijak. Walaupun
daerah karst merupakan daerah yang kering dan tidak subur, tetapi bentuk lahan karst
menyimpan sejuta manfaat. Seperti yang kita ketahui bentuklahan karst merupakan
penyimpan air yang besar dan mencukupi kebutuhan air masyarakat sekitar. Selain itu
kawasan karst juga bisa dijadikan kawasan wisata alam seperti wisata alam Geopark
Gunung Sewu. Geopark Gunung Sewu merupakan kawasan wisata alam dengan
bentukan lahan yang cukup lengkap dijadikan objek wisata edukasi. Dengan mempelajari
bermacam-macam bentuklahan, kita bisa lebih bersyukur atas ciptaan Tuhan yang sangat
indah dan menyadari bahwa kita sebagai manusia hanya bisa menjaga alam ciptaan-Nya
serta tidak berhak merusaknya. Oleh karena itu dengan ditulisnya makalah ini, pembaca
diharapkan menggunakan makalah ini sebagaimana semestinya.
34
Daftar Pustaka
Ritter, Dale. 1986. Process Geomorphology. United State of America: Wm. C. Brown
Publishers
Suharini dan Palangan. 2014. Geomorfologi Gaya, Proses, dan Bentuk Lahan. Yogyakarta:
Penerbit Ombak
Massinai, Muhammad Altin. 2016. Geomorfologi Tektonik. Yogyakarta: Pustaka Ilmu
Haryono dan Adji.----. Geomorfologi Dan Hidrologi Karst Bahan Ajar. Universitas Gajah
Mada
Makalah Kars Dan Prospek Pengembangannya Di Indonesia. 1999. PIT IGI Universitas
Indonesia
http://ceritapgz.blogspot.co.id/2012/11/analisis-bentuk-lahan-yang-ada-di.html
http://ryancoret.blogspot.co.id/2014/04/bentuk-lahan-denudasional_2839.html
35