Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berhasil
tersusunnya buku kuliah geomorfologi ini.
Isi buku iini materinya masih sederhana. Pada masa masa buku berkala,
buku ini akan tetap dilakukan perbaikan dan penambahan, baik dalam segi
teori/ilmiah maupun dalam segi teknis.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terimah kasih kepada rekan pengampu kuliah
geomorfologi yaitu ir.Suroso sastroprawiro MSi.Dan juga Alm.Ir. Yudo Wiyono
sebagai rekan bidang Geomorfologi.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Defenisi geomorfologi
1.2.Perkembangan geomorologi sebagai suatu sains bumi
1.3.Konsep asas geomorfologi
1.4.Kedudukan geomorfologi dalam ilmu kebumian
BAB II PROSES GEOMORFOLOGI
2.1. defenisi proses geomorfologi
2.2. klasifikasi proses geomorfologi
2.3. proses eksogen
2.4. proses endogen
2.5. proses asal bumi luar
BAB III POLA PENYALIRAN SUNGAI
3.1. klasifikasi system penyaliran
3.2. jenis jenis pola penyaliran
BAB IV BENTUK PERMUKAAN BUMI DAN JENTERA
GEOMORFOLOGI
4.1. bentuk permukaan bumi
4.2. relief
4.3. jentera geomorfologi
BAB V BENTUK LAHAN ASAL DNUDASIONAL
5.1. umum
5.2. kadar denudasi
5.3. paneplain
BAB VI BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL
6.1. umum
6.2. plateau
6.3. kubah
6.4. lipatan
6.5. bentuk lahan kompleks
6.6. bentuk lahan kawasan sedimen miring
6.7. morfologi kawasan tersesar
BAB VII BENTUK LAHAN VOLKANIK
7.1. umum
7.2. tipe tipe gunung api
7.3. gunung api piroklastik
7.4. erupsi campuran
7.5. bentuk lahan vulkanik
BAB VIII BENTUK LAHAN ASAL FLUVIAL
8.1. umum
8.2. sungai
8.3. delta
BAB IX BENTUK LAHAN ASAL MARINE
9.1. umum
9.2. pergerakan air laut
9.3. pesisir
9.4. pantai
9.5. terumbu karang
BAB X BENTUK LAHAN PELARUTAN
10.1. batasan pengertiantopografi karst.
10.2. proses pembentukan lahan karst.
10.3. bentuk lahan karst
10.4. siklus topografi karst.
BAB XI BENTUK LAHAN ASAL AEOLIAN (ANGIN)
BAB XII PERAN GEOMORFOLOGI DALAM GEOLOGI
12.1. hubungan berbagai aspek geomrfologi untuk geologi
12.2. bentuklahan dan evaluasi geologinya
12.3. bukti geomorfologi bagi gerakan tektonik
BAB XIII geomorfologi lingkungan
13.1. batasan geomorologi lingkungan
13.2. arti penting bentuk lahan dalam geomorfologi lingkungan.
13.3. aspek potensi dari bentang lahan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN
a. The same physical presses and laws that operate today operated
throughout geology time althpugh not necesserly always with the
same intensity as now.
b. Geology structure is a dominant contro factor in the evolution of
landform and is reflected in them.
c. Geomorphic presses leave their distinvtie imorint upon land forms,
and each geomorphic process develops its own characteristics
assemblage of land forms.
d. As the different erosional agencies act upon the earths surface there is
produced a sequenc og land forms having distinctivecharacteristics at
the successive stage of their development.
e. Complexity of geomoephic evolution is more common than
simplicity.
f. Little of the earths surface topography is older than tertiary and most
of it no older than Pleistocene.
g. Proper interpretation of present-day landscapes is impossible without
a full appreciation of the manifold influences of geologic and climatic
change dujing the Pleistocene.
h. An appreciation of world climates is necessary to a proper
understanding of varying comcerned of different geomorfhic prosses.
i. Geoorfoogy, although vomderned primary with presentday.
a. Panjang masageologi
b. Proses yang berlangsung adalahselaras dengan hukum fisikal dan
hukum kimia.
c. Jenis media (agen) yang tersebut dalam proses.
2. SIKLUS GEOGRAFI ATAU SIKLUS EROSI.
W.M. Davis, pakar geomorfologiterkemuka dari amerika serikat
mengemukakan bahwa permukaan bumi (darat) mangalami suatu
perkembangan dengan ciri-ciri tertentu berupa peringkat muda,
dewasa dan tua. Konsep siklus erosi hampa berlangsungnya ke
peringkat akhir, jika keadaan kerak bumi tenang jangka waktu yang
panjang.Pengecualian terjadi terhadap tempat-tempat dikerak bumi
yang aktif (kawasan tektonik aktif).
3. GEOMORFOLOGI IKLIM
Proses geomorfologi adalah semua proses fisikal, kimia dan biolgi yang
mengakibatkan perubahan kepada bentuk bumi.
Proses fisial ada yang berasal dari dalam bumi (seperti penerobosan batuan
beku dan feformasi tektonik pada kerak bumi) dan yang bersal dari luar bumi
(seperti penynaran oleh matahari hujan da salju dan juga jatuhan meteorit
kepermukaan bumi). Proses kimia berupa pelarutan batu kapur/batugamping yang
menampakan morfologi khas bernama karst, tindak balas kimia didalam magma
serta pemyesuaian permukaan bumi terhadap ruang magma dan akar tumbuhan.
Bentuk lahan ileh proses geomorfologi dapat berupah bentuk lahan hasil
(yang bersifat) membangun (constructional landform) atau bentuklahan hasil
(yang bersifat) merusak (detructional landform).
1. Constructional form
a. Distrofisme (segala gerak deformasi)
1. Epirogenesa (epiro berasal dari bahasa yunani berarti benua), adalah
gerakan yang mempengaruhi sebagian atau seluruh benua.
Ciri gerakan dan pengaruh epirogenesa adalah (mountain building, van
bemmelen, 1949).
- Kenaikan dan penurunan relief, lambat, kecepatan rata-rata 0,1-1
mm/thn.
- Gerakan meliputi daerah yang luas dari kerak bumi, 10002 .
2. Orogenesa (oros berasal dari bahasa yunani berarti gunung) gerakan
yang membentuk pegunungan, gerakan vertkal terjadi/umunya dari
orogenesa, mendekati 0,1-1 cm/thn
b. Vulkanisme
Gejala atau venomena yang menyangkut atau berhubungan dengan
kegiatan penerobosanmagma kepermukaan bumi, sehingga membentuk
gunung api (volkanues) yaitu bentuk timbulan (kerucut. Dll) dipermukaan
bumi yang dapat tersusun dari hasil pembekuan magma dan endapan
rempah-rempah lepas vulkanik yang berasal dari dalam bumi.
a. Sungai ;
b. GLasial :
c. Gelombang :
d. Angin
1) erosi (blowholes)
2) residu (pedestal dan mushroom rocks).
b c
Pengebab gerakan
FAKTOR-FAKTOR PEMICU
PENGONTROL GERAKAN
bentuk lahan infiltrasi air ke
TERJADI
tanah RENTAN lereng GERAKAN
STABIL KRITIS
batuan (SIAP
getaran TANAH
BERGERAK)
struktur aktivitas
hidrologi manusia
GAMBAR
GAMBAR
BAB IV. BENTUK PERMUKAAN BUMI DAN
JENTERA GEOMOEFOLOGI
CLIMATE
HYDROLOGIC
RELIEF/MORPHOLOG
I
LITHOLOGY/ROCKS
GEOMORPHOLOGICAL
LAND TERRAIN
PROCESSES
SOILS
VEGETATION/LAND
COVER
FLORA/FAUNA
HUMAN FACTOR
4.2 RELIEF
Bentang lahan dan bentuklahan ditunjukan oleh berbagai satuan relief
bumi merupakan kenampakan topografi permukaan bumi dalam bentuk ketidak
aturan secara vertikal, baik dalam ukuran besar maupun kecil dari permukaan
litosfer. Kesamaan karakteristik relief dipermukaan bumi pada suatu
temapt/daerah disebut satuan relief (relief unit). Relief bumi dapat digambarkan
melalui peta topografi dan citrapenginderaan jauh. Ilmu yang mempelajari seluk
beluk bentuk permukaan bumi disebut morfologi. Relief muka bumi akan lebih
dipahami jika seluruh air dan salju diatas muka bumi dibuang telebih dahulu, juga
vegetasi yang menutupi daratan.
Terdapat 3(tiga) kelompok besar (order) relief:
1. Relief order pertama : benua dengan papara, dan cekungan samudra.
Relief orde pertama termasuk didalamnya adalah kelima benua (asia,
afrika, australia, eropa, amerika), samudra-samudra besar (atlantik, pasifik,
india).
Paparan merupakan bagiam dari benua yang ditutupi laut; merupakan
daerah dangkal 200 meter dibawah permukaan laut. Batas antara benua
dan cekungan samudra umumnya miring tajam, disebut lereng benua
(continental slope), contohnya antara lain newfoundland, amerika timur,
peru, california, jepang, asia tenggara. Beberapa contoh paparan antara
lain paparan sunda, sahuk,
Pemukaan benua umumnya teratur, melebihi dasar samudra. Diastrofisme,
vulkanisme dan erosi telah dan sedang mengubah bentuknya. Puncak
tertinggi benua adalah Mt. Everest (8.880m).cekungan samudra
merupakan bagian cekung dari permukaan bumi. Kedalaman tersebsar
adalah sekitar 4000 meter dibawah permukaan laut. Dibanyak tempat,
pada batas antara benua dan berbentuk memanjang relatif sempit.
Beberapa patung antara lain : palung pilipina(11.000 m), guan (10.500 m),
samoa (10.000 m), jepang (9000 m), alenten (8.000 m), portorico (9.900
m) dan palung jawa (7000 m).
2. Relief order kedua : termasuk bagian dari benua dan cekungan
samudera, berupa pegunungan-pegunungan besar, plateau, dan daratan-
daratan luas.
Pegunungan merupakan jajaran-jajaran daerah tinggi yang panjang relatif
sempit dan mempunyai puncak-puncak yang sempit pula. Pegunungan
dapat dibagi menurut tata letak geografimenjadi coldirella, system;
rangges, chain, groups, isolated atau individual units. Beberapa contoh
antara lain : pegunungan sircum pasifik, sircum mediteral cordillera dari
amerika barat laut dan colombia; appalachian system; alenten japan
indonesia mountain chain volcanic individual mountain. Plateau dan
daratan (palin) merupakan daerah dengan struktur horizontal. Plateau ber-
relief tinggi dengan lembah-lembah terjal dan canyon. Dataran ber0relief
rendah dengan lembah-lembah dangkal. Banyka plateau dan daratan yang
terangkat atau bahkan terpatahkan oleh sesar. Beberapa contoh plateao
antara lain alleghany plateau (500 m), hreat plains (2.000m). lateau of tibet
(5.000 m). Banyak plateau terletak disebelah atau diantara pegunungan.
Daratan umumnya rendah, terletak pada tepih-tepih benua (coastal plain)
dan banyak menjadi daerah yang dihuni dan berkembang. Jika terletak
didalam benua disebut interoir plains.
GAMBAR
3. Relief order ketiga : terdiri dari bentuk-bentuk yang relatif kecil seperti
bukit-bukit (perbukitan), lembah-lembah,pegunungan cekungan danau,
gunungapi, kipas aluvial, gawir, buttes, mesa, dan sebagainya, order ketiga
ini lebih bn=anyak dipelajari dengan lebih detail dan juga banyak
disinggung kegiatan manusia.
GAMBAR
4.3. JENTERA GEOMORFOLOGI
GAMBAR
BAB V. BENTUKLAHAN ASAL DANUDASIONAL
5.1. UMUM
Kadar denudasi yang tinggi itu disebabkan oleh iklim tropika lembah dan juga
oengangkatan permukaan darat yang terus-menerus , gunung berapi yang aktif
dibeberapa tempat dan relief yang tinggi. Satu faktor lain adalah kegiatan
manusia yang membuka hutan, misalnya diawasan saliran cilutung (jawa barat)
antara tahun 1934 1935, kadar meningkat menjadi 1,98 mm ( van dijk dan
vogelzang, 1948). Tabel 5.1 memperlihatkan kadar denudasi dibeberapa kawasan
saliran disumatera dan jawa menurut Rutten (1938).
KADAR DENUDASI
NO. KAWASAN SALIRAN
(mm)
1. Pengaron (semarang, jawa tengah) 3,7 ..... 5
2. Jragung (semarang) 1,6 ..... 2,5
3. Cilamaya (jawa barat) 1,4 ..... 1,8
4. Serayu (jawa tengah) 1,4 ..... 1,8
5. Lusi (semarang) 1,0 ..... 1,4
6. Cianuk (jawa barat) > 0,4
7. Banyuputih (jawa timur) 0,4
8. Brantas (jawa timur) 0,3
9. Ciliwung (jawa barat) 0,1
Peneplain, konsep ini sebagai tindak lanjut dari konsep siklus erosi davis
percaya apabila proses denudasi berbentuk tanpa gangguan (dengan naiknya
opermukaan laut), maka ketinggian darat tersebut akan direndahkan hingga
mencapai kedudukan mendekati ketinggian permukaan air laut dan kenampakan
darat dengan permukaan yang hampir datar (dataran). Permukaan yang hampir
datar itu dinamakan peneplain.
6.1 UMUM
6.2 PLATEAU
Pola aliran umunya densritik, pada daerah batuan masif seperti batupasir dan
batugamping, sungai dapat berpolarectangular atau menyudut oleh adanya kekar,
topografi fapat berstrukturkasar kesemua arah dan topgrafi berstruktur halus.
Plateau lava sama dengan plateau secara umu bedanya pada material
penusunna yaitu terdiri dari banyak aliran lava, umumnya lava basalt yang encer
mulanya, yang mengalir berurutan dalam waktu yang berbeda satu menyusul
lainnya. Sering berselingan dengan abu gunung api, pelapukan lava, endapan
danau, endapan sungai,lembah-lembah sungai di daerah ini sering terjal atau
berbentuk undak karena kerasnya lava dan adanya kekar. Mata air panas, sesar,
kerucut gunung api dapat pula berasosiasi dengan plateau lava.
GAMBAR
Plateau dapat juga dibagi dalam tiga peringkat, yaitu :
1. Lateau muda
mempunyai relief tinggi dengan lembah dalam
lembah pada umunya berbentuk tajam dan runcing-runcing
jarak sungai-sungai jauh diantara satu sama lainnya.
2. Plateau dewasa
- Seperti halnya pegunungan biasa dengan bukit-bukit, lembah, aliran
sungai dan sebagainya. Hanya puncak-uncak buktnya dapat membulat
mempunyai ketinggian yang hampir sama dan kedudukan lapisan
batuannya tetap horizontal
- Mempunyai sungai yang rapat jaraknya satu sama lain, untuk satuan
batuannya lunak. Kerapatam sungainya renggang. Jika batuannya
keras, lembahnya tidak tajam dan runcing.
- Tebing-tebing terundak jia tersusun dari lapisan keras dan lunak.
- Pada plateau yang terdiri dati batuan keras dan terkekar, sering
dijumpai sungai/lembah-lembah tersebut dapat sempit dan dalam
dengan pegunungan merupakan blok-blok terpisah satu sama lain oleh
lembah-lembah lurus dan sempit yang tersebut rockcity.
3. Plateau tua
Disamping merupakan daerah dataran yangluas oleh pengikisan dan disebut
paneplane; juga masih nampak tersisa beruapbukit-bukit sisa erosi yang
berstruktur horizontal yaitu messa atau meja, butte dan jika berbentuk lebih
sempit tinggi seperti pilar-pilar disebutnpinacles atau needtes. Menurut Tjia
(1987) secara deskriptif menjelaskan bahwa messa atau meja dicirikan
ketinggian lebih kecil dari lebarnya, butte adalah ketinggian bukit hampir
sama denganlebarnya dan jika berbentuk lebih smpit tinggi seperti pilar-pilar
dimana ketinggian lebih besar dibandingkan dengan disebut pinacles atau
needtes.
GAMBAR
Kubah diartikan sebagai struktur dari suatu daerah yang luas dengan sifat
lipatan pendek regional, mempunyai sudut kemiringan yang kecil melingkar
kesegala arah (radier), membentukk bulat atau oval, antiklin pendek yang
menunjukan penunjaman kekiri kanannya cenderung berbentuk kubah. Ukuran
dari kubah bervariasi dari sekitar satu kilometer hingga ratusan kilometer.
GAMBAR
ada beberapa faktor pembentukan kubah, antara lain adalah :
- Kubah garam (salt dome)
Akibat intrusi garam atau diapir dari kepekaan (concentration)
GAMBAR
6.4.1. Peringkat Bentuk Lahan Berstruktur Lipatan
1. Tahapan muda
Pada tahap ini, jenis sungai yang berkembang adalah konsekuen. Jika
sungai konsekuen menempati sepanjang sntiklik disebut konsekuen
longitudinal (lingitudinal consequents), jika sungainya bersumber dari
puncak antiklin ke arah lembah siklin disebut konsekuen lateral (lateral
consequents). Selain sungai lateral konsekuen, dapat dijumpai sungai
obsekuen yang merupakan kelanjutan pengiisan sungai konsekuen
lateral. Pada bagian puncak antiklin (ke hulu) dapat terkikis lebih dalam
dari pada pengikisan dibagian lembah ( ke hilir).
2. Tahapan dewasa
Pola aliran yang lazim berkembang pada daerah ini adalah trellis merupakan suatu
bentuk gejala yang menyerupai seperti cabang pohoon anggur diatas anjang-
anjang (arbor), yang terdiri dari bagian sungai subsekuen, resekuen dan obsekuen.
Jikaterdapat sungai utama yang memotong strukturtersebut umumnya jenis
superimposed, apa bila bermula ari suatu dataran tersingkap struktur lipatannya
tanpa mengubah banyak pola aliran semula. Atau mempunyai sungai utama
anteseden, yang mengalir tetap pada pola aliranna meskipun terjadi perlipatan
yang terbentuk secara perlahan-lahan. Sungai-sungai tersebut akan memotong
punggung bukit (ridges) membentuk celah/lembah yang disebut water gaps.
Pada daerah bentuk lahan liipatan dengan lipatan-lipatan yang
menunjam, kenampakan morfologi sering ditandai oleh :
- Arah penunjam ditunjukan oleh belokan punggungan yang meruncing.
- Pegunungan/pegunugan berbentuk cerutu, jiak bentuk lipatanadalah
sederhana.
- Pola punggungan yang berbentukzig-zag.
Disamping bentuk-bentuk morfologi atau topografi tersebut diatas,dalam peta
geologi pada daerah lipatan dengan penunjamanatau tidak (sederhana) yang
telah tererosi, maka batuan yang tua disepanjang antiklin akan kelihatan
(tersingkap) diantara atau dikelilingi oleh batuan yang lebih muda kearah siklin.
Beberapa daerah bentuk lahan lipatan merupakan kawasan lipatan yangluas
keatas ( up folding) atau (down folding) atau siklin yang luas. Jia siklin yang
luas tersusun oleh antiklin dan siklin kecil disebut antiklinorium
(anticlinoria),sedangkan siklin yang luas yang tersusun oleh antiklin dan siklin
yang kecil disebut ssinklinorium (synclinoria). Contohnya : dipulau jawa timur
bagian utara terdapat antiklinorium kendeng, antiklinorium rembang, dan
antiklinorium randublantung.
GAMBAR
Thornburry (1960), menyatakan batas sudut kemiringan punggungan
hokbacks dan cuestas sebesar 15.
Thornburry (1969), menyatakan bahwa struktur homokllinal ditunjukan pada
daerah luas dari permukaan bumi yang didasari oleh batuan
sedimen dengankemiringnannya seecara seragam dari
lembah hingga curam. Boleh jadi struktur homokinal
dideskripsi secara bebas sebagai struktur monoklinal, tetapi
istilah tersebut terbatas pada local flexures yang mana
sering dipaksakan pada daerah yang berstruktur besar
Cotton 1948 (dalam thornburry, 1969), menyemukakan bahwa punggungan
homoklinal berkembang pada daerah dengan kemiringan
lapisan sedang suatu punggungan homoklinal adalah tidak
didefenisikan dengan jelas/tegas sebagai hokback maupun
cuestas.perlu diketahui bahwa punggungan hokbacks
menggambarkan bentuk menengah antara hokback dan
cuestas
Van zuidam (1983), menjelaskan bahwa lapisan kemiringan yang hanya satu
arah dapat terbentuk dari posisi asli (awal) pada dasar
cekung sedimen dengan lereng yang meninggi atau karena
kemiringan akibat gerakan tektonik. Bentuk lahan pada
symetris atau asymentris, senderung tergantung ada
kemiringan lapisan dan pengaruh akting proses
padanya.Struktur monoklin memasukan/termsauk cuestas,
hombacks, dan punggungan dike.
Cuestas: berupa punggungan asimetri dengan kemiringan lereng
yang lemah serupa dengan kemiringan lapisan batuan yang
keras.
Hokbacks: berupa punggungan dengan puncak yang jelas dibentuk
oleh lapisan yang keras dengan kemiringan agak curam.
Bentuk hokbacks agak semitris, walaupun dapat juga
sedikit asymetris
Tjia (1987), menjelaskan bentuklahan kawasan sedimen siring, dengan
batasan sebagai berikut :
Morfologi yang dihasilkan oleh erosi dan agen denudasi
lain terhadap sedimen miring, diberi nama berdasarkan
kepada besar kemiringannya.
Kuesta (cuestas), merupakan punggungan (pematang) yang profilnya tidak
simetri dan kemiringan lerengan lapisan batuan tidak
melebihi 10.
Homoklin, merupakan punggungan yang mempunyai kemiringan
lapisan batuan antara 10 - 30.
Hoqback (perabung), merupakan punggungan yang mempunyai kemiringan
lereng searah dengan kemiringan lapisan batuan lebih besar
30.
Flatiron (seterika), merupakan punggungan yang terdiri dari battuan keras
berdampingan dengan sebuah intrusi.
Adanya sungai yang membelok secara tajam, sangat mendukungjika dari beberapa
sungai yang ada sejajar/searah.
- Penyesaran telah mengganggu keseimbangan dan akibatnya sering terjadi
gerakan massa batuan
- Sungai tebendung oleh tebing sesar atau longsoran yang dihasilkan sesar.
- Kehadiran luoderback (davis, 1930), yaitu aliran lava yang berlainan
ketinggiannya.
GAMBAR
BAB VII. BENTUKLAHAN ASAL VOLKANIK
7.1. UMUM
Vulkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan
magma yang bergerak naik peremukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi
berbagai bentuklahan yang secara uum disebut bentuklahan volkanik.
Umumnuya suatu bentuklahan volkanik berapa pada satu wilayah kompleks
gunung api. Klasifikasi lebih ditentukan pada aspek genesis yangmenyangkut
aktifitas kegunung-apian seperti : kepundan, kerucut semburan, medan lava,
medan lahar dan sebagainya.
Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks
gunungapi, misalnya: dikes, stock dan sebagainya.
Aspek relief dan litologi umumnya telah tercermin dari istilah-istilah diatas,
sekalipin dapat dikemukakan sebagai pelengkap.
Bentuklahan gunungapi mempunyai bentuk yang sangat khas sehingga sangat
mudah dikenal melalui foto udara atau peta topografi.
Kegiatan vulkanisme merupakan proses keluarnya (erupsi) bahan-bahan gas
(H2S,SO2, HCL,H2,CO2, dsd), Cair (magma, lava) dan padat (batuan).
Proses eruspsi, berupa :
- Letusan sembur (eksplosif), yang menghasilkan gas, asap dan bahan-bahan
lepas (piroklastik) terendapkan pada sekitar kepundan(crater).
- Letusan muntah/lelehan (effusif), mengeluarkan lava mengendap disekitar
crater sebagai dome, shild, dataran lava, tholoids, dan sebagainya.
- Letusan kombinasi, terjadi antara letusan eksplosif dan effusif.
Bentuk gunungapi umumnya berbentuk kerucut, disebut VOLKANO istilah
ini diambil dari nama sebuah pulau sebelah barat sicilia dilaut mediteranian.
Vulcano suatu nama pemberian bangsa romawikuno karena pulau tersebut
selalu mengepulkan asap seperti uap, yang mereka pikir sbagai ISTANA
VULCAN ialah DEWA API.
Pertumbuhan gunungapi merupakan salah satu dari bentuk konstruksional dan
lebih bersifat parozismal. Kemudian mengalami berbagai bentuk tahapan erosi
dari muda hingga tua. Gunungapi yang telah mencapai tahapan dewasa-tua oleh
letusan baru dapatsegera menjadi muda kembali.
c. Tipe strombolian
Bentukan ini ditandai oleh puncak kepundan berbentuk kerucut berlapis
(strato cones). Eksplositasnya secara terus menerus dengan pelepas gas-
gas serta lava beku yang merupakn bomb, rombakan lava dan semburan
abu awan lava yang menjulas tinggi.
d. Tipe Vesuvian
Bentukan ini ditandai dengan bentuk kerucut berlapis (stratovulcanoes)
dengan pipa sentral sebagai pusat erupsi, yang mengelurkan lava kental,
gas, abu dan awan panas, batuapung, bomb. Materi yang dilontarkan
membentuk awan bergumpa gumpai seperti bunga cool yang tegak
menjulang vertikal, pengendapan abu sepanjang lereng dinamakan
pseudovulkanis.
e. Tipe Vesuvian
Tipe letusan lebih hebat dari pada tipe strombolian dan volkania.
Hembusan berulang-ulang yang berbahaya bersumber dari dapur
magma, kawah kepundan yang relief kecil/sempit dan pipa stratocone
membentuk awan bunga cool yang menjulang abu tingga sehingga
menimbulkan hujan.
f. Tipe plinian
Kekuatan erupsi lebih dahsyat dibandingkan tipe vesuvian. Hembusan
gas yang membawa aliran secara vertikal dengan tinggi bermil-mil
dengan pangkla yang sempit, mengembang keatas. Umumnya
kandungan abu rendah, tubuh vulkano stratovulcano
g. Tipe pelean
Mempunyai lava yang sangat kental, dihamparkan oleh peletusan
ekspolsif. Terjadi perlapisan stratovolcanic yang tertumpangi kubah
lava. Tipe letusan memberikan kenampakan khas. Terjadinya nues
ardantes ialah guliran lava blok, gas dan abu atau guguran material
rombakan yang terpijar dalam kecepatan tinggi.
Escher (1952) membagi tipe-tipe dari gunung api berdasarkan atas
derajat kecairan magma, tekanan gas dan kedalaman dari dapurmagma
dibagi dalam beberapa macam.
GAMBAR
GAMBAR
Scaria cones
Secara ideal cones biasanya hanya sendiri, lerengnya berbentuk cekung
dengan kawah dibagian puncaknya. Scoria cones dibentuk oleh proses
yang cepat pada stadia akhir erupsi. Magma basa cenderung
membentuk scoria cones.
Scoria Mounds
Gunungapi scoria Mound tidak mempunyai bentuk kawah, hal ini yang
berbeda antara bentuk scoria Mound dan scoria Cones.
Nested scoria Cones
Bentuk seperti ini sering kali dihasilkan pada fase terakhirdari suatu
erupsi yang lebih besar dari pada tipe gunungapi lain. Bila kawahnya
berukuran besar dan membentuk kaldera, maka dinamakan Nested
scoria Cones, Bentuk V antar kerucutbagian dalam dengan dinding
kawah disebut fasse
Litiral cones
Pada waktu endapan lava sampai ke laut, maka bentukan lava tadi akan
memiliki ketinggian 100 m dengan diameter 1 km,disebut puncak
rangkap atau double hill, yaitu suatu bentuk erbukitanyang terjadi pada
sisi endapan lava. (Wentworth & Macdonald, 1953)
Maars
Sebenarnya bentuk ini disebabkan letusan suatu kawahgunungapi yang
bagian dasarnya berupa lembah seperti bentuksebuah lapangan luas
yang dibatasi oleh dinding-dinding curam. Lingkungannya teridiri dari
material-material yang dikeluarkan dari kawah, bahan-bahannya terdiri
dari piroklastikdengan batuan beku yang telah mengeras dan dicirikan
adanyabentuk batuan beku yang telah mengeras dan dicirikan dadanya
bentuk asimetri yaitu besarnya lereng lebih curam pada dinding kawah
dibawgian luar sejajar dengan arah perlapisan batuan piroklastik dengan
besarnya lereng 4. Diameter kawah rata-rata 1 km dengan dinding
kawah yang ketinggiannya 50 m sampai 100 m maars biasanya
berasosiiiasi dengan aktivitas batuan beku basa.
Bentuklahan volkanik sebagai hasil proses lanjut berapa erosi, seperti vulkanik
neck, ship rock, stack, dike, out lier dan in lier.
Catatan : bentuk kubah maupun kerucut,karena gas yang terlarut terdorong keluar.
Lava ultra basa : SiO2 < 15%, kadar silika menurut Williams, 1954
GAMBAR
b. lava Asam/intermediate : kadar silika (SiO2) > 66%
(catatan) :
1) Bukit kubah lava (lava comes)
2) Boka (bocca)
3) Bukt sumbat lava (plug domes)
c. Bentuk oleh aliran lava
1) Pahoehoe lava
2) A a lava
3) Block lava (lava blok)
4) Pillw lava (lava bantal)
5) Collumnar lava
6) Sheeting lava
7) Lava ridges
8) Lava blisters
9) Spatter cone
10) Daratan lava
11) Lava shannels
12) Lava caves
13) Plateau lava
2. Aktivitas piroklastik ( pyro = api ; klastos : pecah )
a. gunung piroklasti
1) Bukit kubah piroklastik (pyroklastic doome)
2) bukit kerucut piroklastik (pyroclastic cones)
3) boka (bocca)
4) maars ( maars)
b. Endapan piroklastik
1) Nuees ardentes (awan panas)
2) Dataran lahar
3) Aliran lahar
4) dataran fluvio volkanik
GAMBAR
GAMBAR
GAMBAR
GAMBAR
BAB VIII. BENTUKLAHAN ASAL FLUVIAL
8.1. UMUM
Bentuklahan asal fluvial berkaitan erta dengan aktivitas sungai dan air
oermukaan yang berupa : pengikisan, pengangkutan dan penimbunan pada
daerah-daerah rendah seperti lembah, ledok dan daratan alluvial.
Proses penimbunan berisfat meratakan dari daerah-daerah ledok,sehingga
umumnya bentuklahan asal fluvial mempunyai relief yang rata atau datar.
Material penyusun satuan bentuklahan fluvial berupa hasil rombakan dari daerah
perbukitan denudasional disekitarnya yang berukuran halus sampai kasar,
sehingga lazim disebur sebagai aluvial.maka penamaan satuan bentuklahan fluvial
lebih ditekankan kepada genesis yang berkaitan dengan kegiatan utama, sungai
yakni erosi, pengangkutan dan penimbunan.
8.2. SUNGAI
8.2.1. jentera air
Pada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air baik dari
hujan, mencairnya es, munculnya mata air, dan adanya relief dari permukaan
bumi.
Terdapatnya radiasi yang bersumber dari matahari, juga adanya kegiatan
gunungapi, maka air yang terdapat dipermukaan bumi bersiklus melalui
evaporasi yang akan mengisi atmosfer bumi dan selanjutnya menaik,
berkondensasi menjadi awan embun dan es, dan kemudian turun ke bumi
sebagau hujan.
Air yang jatuh diperkuaan bumi (hujan) diantaranya akan
merembes/meresap ke dalam celah-celah, rongga-rongga batuan dan beredar
didalamnya. Makin lama celah-celah dan rongga-rongga yang lainnya akan
mengalir dipermukaan sebagai surface run off atau air permukaan dari mata
air, bergabung menjadi alur-alur, sungai-sungai, mengumpul kecekungan-
cekungan menjadi genangan danau ataupun lautan, selnaajutnya akan menguap
kembali kedalam atmosfer dan jentera/daur berulang kembali, sehingga disebyt
jentera iar.
Disamping alam geologi, juga biologi turut serta dalam proses dan
memperpanjang jaringan jentera air dibumi.
GAMBAR
8.2.2. perkembangan lembah sungai
1. pelebaran lembah
Lembah sungai bertambah lebar disebabkan oleh beberapa faktor :
a. Proses pelapukan dan penguraianakan melemahkan ikatan antae
butir/mineral dalam batu, pada tebing (slope) lembah. Aliran melalui
permukaan (sheet wash) akan menghanyutkan hasil dari proses tersebut
b. Pengikisan pada kaki tebing lemah dapat menghasilkan penahan pada
bagian tebing yang lebih tinggi, sehingga terjadi gerakan tanah/batuan
bersama hujan yng akan melebarkan lembah
c. Terjadinya alur dan point pada tebing akan menghasilkan lembah baru pada
tebing tersebut.
d. Tebing yang curam diikuti dengan longsor dapat juga mengakibatkan lembah
bertambah lebar.
e. Adanya percabangan sungai mengebabkan pada tempat tersebut erosi makin
besar.
2. pendalaman lembah
Lembah sungai bertambah dalam karena :
a. Tindakan hidrolik
b. Pengikisan ke atas dasar lembah
c. Penggerusan oleh materia yang mengalami pengangkutan pada dasar
lembah sungai menghasilkan intang periuk (pothote)
3. pemanjangan lembah
Pengikisan ke arah hulu dibagian ujung lembah menambahkan lagi
panjang lembah. Dibagian tengah dan bagian hilir, lembah dengan
sungainya membentuk meander dansecara demikian lembah menjadinlenih
panjang. Dimuara sungai yang terbentukk deita, juga akan menambah
panjangnya sunga.
GAMBAR
2. sungai perngkat dewasa
Sungai diperingkatt dewasa didefenisikan sebagai sungai yang
telah mengalami gradasi, yang berada dalaam keadaan seimbang sehingga
energinya hanya cukup membawa/memindahkan bebannya saja. Yang
dimaksud dengan seimbang adalah seimbang antara erosi dan
pengendapan sehingga sungai yang demikian dikatakah mempunyai
profile yang seimbang (profile of equilibrium). Berapa sifat-sifat
(karakteristik) yang nampak untuk sungai diperingkat dewasa ini antara
lain :
a. Dataran banjir (flood plain) dengan tanggul alam (natural levees).
b. Berkelok-kelok/berliku-liku (meander). Dengan sisa meander yang ter-
penggal (with abandeoned meander scrols), cut offs, dan danau yang
berbentuk tapal kuda (oxbow lake)
c. Lebar lembah sama atau lebih dari pada lebarnya kewasan ilku (daerah
meander).
d. Tidak ada percepatan (repids) atau air terjun.
e. Aliran lumpur yang bergerak perlahan-lahan.
f. Tebing lembah yang rendah, soil tebal, dan sedikit singkapan batuan.
g. Tanpa danau (kecuali oxbow lakes)
Dataran banjir
Sungai diperingkat dewasa membentuk dataran banjir dengan
mengendapkan sebagian dari bebanya. Pengendapanbeban yang besar akan
membentuk dataran banjir disisi kiri atau kenan sungai disebabka karena air
sungai semasa banjir melimpahi tebing dan tidak lagi tersalurkan pada alur
tertentu, serta kederasannya terhambat sehingga terbentuk akumulasi yang tebal
disepanjangg sungai, dan membentuk tanggul alam (natural leveea) yang
tingginya dapat mencapai 10 sampai 20 kaki dari daratan banjir. Jika penimbunan
berlangsung didasar sungai, seluruh sungai menaik (lembah dan tanggul alam) dan
mengalir dalam posisi lebih tinggi dari sekitarnya maka disebut sebagai levee
ridge.perkembangan suatu sungai dalam pembentukan suatu pematang/tanggul
dapat jelas terlihat pada sungai yang berpola aliran braided streams.
Pada sungai yang enuh beban pasir-kerikil dan bongkah-bongkah seperti yang
mengalir pada daerah kipas aluvial, sering dasar sungai dengan cepat penuh
dengan endapan beban, sehingga aliran berikutnya akan mencari jalannya sendiri
jika terdapat tambahan air yang besar. Akibatnya jalur sungai menjadi saling
menyilang dan sering berpiindah, dipisahkan oleh levee ridge. Pola lairan yang
demikian disebutbraided stream. Akibat proses diatas dapat pula terjadi
pembendungan jika terdapat akumulasi yang banyak daari kerakal atau bongkah-
bongkah dijalan aliran sungai.
Beberapa sungai yang besar diserta dataran banjir yang lua misalnya :
sungai gangga, sungai citarum, sungai cimanuk, sungai bengawan solo, sungai
barito, sungai musi, dan lain-lain.
Sungai berkelok (meandering streams)
meander yang bermakna kelok/liku, adalah berasal dari nama sebuah
sungai diasia kecil yang berbentuk demikian. Dan umumnya sungai yang
bermeander mengalir diatas bentuk dataran (dataran banjir) yang rata dan lebar
dari sungai peringkat dewasa. Aktivitas aliran sungai yang berperan adalah erosi
dan sedimenrasi. Erosi terjadi pada aluran sungai dengan keepatan maksimm
(maximum velocity) dan pendapatan terjadi pada kelokan didepan seberangnya.
GAMBAR
Bentuk aliran sungai akan semakin tidak tetap jika mengalir pada dataran
banjir secara perlahan-lahan menjadi berkelok dengan penimbunan/pengendapan
pada bagian cekung (inside of the curve) dan mengikis pada bagian cembung dan
kecenderungan untuk membentuk kelokan adalah kurang. Kecil-besar suatu
kelokan sungai tergantung kecil-besarnya sungai itu, lebar kawasan kelok lebih-
kurang delapan belas kali lipat dari lebat minimum ( rata-rata) sugai yang
diwujudkan, dan debit air sungai.kedalaman air dan valume nampaknya tidak
menunjukan kaitan yang jelas. Mmisalnya, banyak diantara kelokan-kelokan
sungai mississipi yang mempunyai alur yang lebarnya lebih dari pada miles,
mempunyai jari-jari lebih kurang 4 miles atau panjang garis pusat (diameter) 9
miles. Perkembangan selanjutnya dari proses kelokan sungai membentuk danau
berbentuk tapal kuda (oxbow lake)
GAMBAR
Sungai teranyam (braided stream)
Braided strream adalah pola aliran sungai pada daerah datar yang penuh
beban endapan pasir, kerikil, dan bongkah-bongkah, dimana alirannya saling dan
sering berpindah dan dipisahkan oleh lewee ridge. Perkembangan dari braided
stream dapat terjadi pembendungan akibat akumulasi yang banyak dari kerakal
atau bongkah-bongkah dijalan aliran sungai.
Undak-undak sungai (river terraces)
Merupakan bentuk medan/morfologi sungai yang berbentuk undak hasil
peremajaan sungai pada massa dewasa atau tua. Dalam hal ini telah ada endapan
elluvial sungai tua yang kemadian terkikis. CUPS adalah sudut-sudut yang terjadi
akibat perpotongan antara lengkung tepi undak yang satu dengan tepi undak yang
datang kemudian.
GAMBAR
GAMBAR
GAMBAR
3. Sungai peringkat tua
Sungai yang menunjukan bahwa bagian-bagiannya telah
mengalami gradasi disebut sebagai sungai peringkat tua. Tidak dienal
perubahan yang besar (batas kritis) pembagian antara sungai peringkat
dewasa dan sungai peringkat muda.
Banyak sungai yang menunjukan kawasan peringkat muda dan
peringkat dewasa yang berselang-seling. Di daerah batuan keras akan
membutuhkan waktu yang lama untuk membentuk profilberperingkat
(mencapai gardasi) dan dalam kawasan/ daerah ini lembah sungai umumna
sempit diantaranya dapat saja lembah menjadi melebar dan
penampakannya melandai karena melalui batuan lunak, daerah batuan
keras demikian dapat merupakan base level (muka dasar) temporer.
8.2.4. Kipas Aluvial ( alluvialfans)
Merupakan kenampakan berbentuk kipas dari endapan alluvial, pada suatu
mulut lembah lembah didaerah pegunungan yang penyebarannya memasuki
wilayah dataran. Dari mulut lembah tersebut endapan kemudian menyebar meluas
dengan sudut kemiringan makin landai. Fraksi kasar akan terakumulasi didekat
mulut lembah dan makin halus menjauhi mulut lembah diwilayah datara.
Sungai yang mengalir didaerah kipas cenderung berubah-ubah arah karena
pembendungan didaerah hulunya ileh fraksi kasar. Kipas alluvial dapat terjadi
pada kaki-kaki gunungapi atau pada kaki tebing dari gawir sesar. Jika akumulasi
endapan dari berbagai fraksi merupakan hasil rombakan dan penyebarannya
berbentuk kipas disebut rock fan
GAMBAR
8.3. DELTA
Jika aliran sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang
dibawahnya maka akan terjadi pengendapan. Pengendapan yang terjadi pada
mulut bagian hilir yang masuk ke danau atau laut disebut DELTA.
Syarat-syarat terbentuknya delta :
a. Arus sungai bagian muara mempunyaii kecepatan yang minimum
b. Jumlah bahan yang dibagawa sungai sebagai hasil erosi cukupbanyak.
c. Air pada daerah muara cukup tenang dengan dasar yang relatif landai.
d. Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktivitas air laut atau
air danau.
e. Tidak ada gangguan tektonik (kecuali penurunan dasar laut seimbang
dengan pengendapan sungai, misalnya : delta mississipi).
Sedangkan hasil volume dari endapan delta dipengaruhi oeh :
a. Kecepatan pemasukan sedimen atau sedimentasi
b. Kecepatan penurunan atau kenaikan ermukaan
c. Kedalaman air tempat pengendapan
d. Kekuatan gelombang/arus yang akan menyebarkan sedimen
e. Pengaruh erosi air laut.
Benruk sebuah delta tergantung dua faktor, yaitu :
a. Berkaitan dengan sungai (bentuk, gradien) dan besar bebannya.
b. Berkaitan dengan sumber-sumber air ttempat delta itu akan dibentuk (kuat)
c. Arus laut, arah laut, besarnya air asang dan air surut, dsb
8.3.2. Bentuk-bentuk delta
Bentuk delta (character of delta), menurut A.K. lbeck (1939)
1. Arcuate delta (delta kipas)
Bentuk kipas cembung (convex) kearah laut. Beban sungai terdiri dari
fraksi kasar dengan sedikit bahan terlarut, bersifat porous, sungai yang
mengalir pada daerah jenis delta tersebut akan cenderung mempunyai alur-
alur saling menyilang atau tidak teratur, kedalaman sungai umumnya
dangkal.
Kenampakan pada peta topografi adalah :
a. Batas delta yang berhubungan denganlaut relatif mengalir hampir
menerupai tameng.
b. Perkembangannya tidak teratur.
c. Daerah luas dan relatif landai ( konturnya renggang)
2. Stuarine filling (pembentukan muara/ berbentuk corong)
Sungai akan menimbunkan bebannya dalam bentuk penimbunan muara
yang panjang dan sempit.
Kenampakan pada peta topografi :
a. Daerahnya tidak begitu luas
b. Pengaruh air laut relattif besar, disini dapat dialiri air laut yang
menjorok ke darat.
3. Birds-foot Deltas (delta kaki burung)
Dari sungai utama yang kemudian bercabang-cabang banyak, melebar
ke laut bercabangnya sungai terjadi karena adanya penyumbatan-
penyumbatan pada daerah arus. Dengan antara dua cabang sungi
umumnya berupa rawa-rawa. Disamping kondisi sungai yang ada,
perkembangan tersebut dipengaruhi juga oleh arah arus angin dan
oklim, sehingga berbentuk seperti cakar burung.
Kenampakan pada peta topografi :
- Meliputi daerah pada relatif luas
- Sungai pada daerah delta berkembang dengan pola aliran
dendritik.
GAMBAR
BAB IX. BENTUKLAHAN ASAL MARINE
9.1. UMUM
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang surut dan
pertumbuhan terumbu karang, bentuklahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine
berada pada kawasanpesissir yang melampar kilometer kearah darat, tetapi
terkadang hanya beberapa ratus meter saja.
Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi dan pertumbuhan
terumbuh pada pesisi ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Roses lain yang
sering mempengaruhi kawasan pesisir misalnya. Proses lain yang sering
mempengaruhi kawasan pesisir misalnya : tektonik masa lalu, erupsi gunung api,
perubahan muka air laut (teansgresi/ regresi) dan litologi penyusun.
Di beberapa daerah seperti pantai selatan jaea tengah, proses marine
bersamaan dengan proses angin membentuk kenampakan bentuklahan yang
spesifik.
9.2. PERGERAKAN AIR LAUT
Pergerakan air laut berupa gelombang, pasang-surut, dan arus laut
merupakan dinamika laut/proses yang sangat berpengaruh terhadap proses erosi
dan pengendapan pantai.
1. Gelombang
Merupakan pemindahan energi angin pada permukaan air laut yang
menghasilkan pergerakan daru kumpulan partikel-partikel air laut dengan
gelombang sebagai penyebabnya. Gelombang air laut adalah pergerakan
partikel-partikel air laut yang berbentuk sinusoida (bentuk cembung dan
cekung), akibat perpindahan energi angin pada permukaan air laut, ukuran
gelombang ditentukan oleh : kecepatan angin,, lamanya hempasan angin
dari satu arah, sesuatu yang dicapai atau jarak permukaan air yang
dibuatnya.
dimana,
L=C.T
L : panjang gelombang (diukur dari
puncak ke puncak)
C : kecepatan rambat gelombang
T : waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
jarak dalam satu gelombang.
Keterjalan gelobang
Dimana,
WS =
VS = keterjalan gelombang
h = tinggi gelombang (diukur dari
puncak ke lembah
L : panjang gelombang
GAMBAR
GAMBAR
GAMBAR
Arus sepanjang pantai (longshore current) dan arus perisai (rip current)
disebabkan oleh gelombang. llongshore currrent dihasilkan dan fenomena
refaksi gelombang, dimana menghasilkan komponen energi pararel sepanjang
garis pantai mengakibatkan longshore current. rip current diakibatkan ketika
antara kolam air (back barrier), tanggul pasir dangkal (shallow sand bar) dan
lembah (topografi rendahan) tempat keluarnya air menuju pantai lepas.
9.3. PESISIR
Sumarto (2000) mengemukakan bahwa terminologi (peristilahan) wilayah
pesisir yang seringkali disebut pula sebagai kawasan pesisie atau pesisir dapat,
merupakan padanan dari istilah coasstal area. Daerah pesisir dapat diartikan
sebagai daerah yang membentang dari mintakat gelombang pecah ( break zone) di
laut hingga mencapai batas akhir dataran aluvial pesisir ( coastal aluvial plain)
didarat. Dari pengertian tersebut jelas terdapat perbedaan antara pesisir dan pesisir
(coast). Jika daerah esisir mencakup daratan dan laut, maka pesisir hanya meliputi
daratan saja ( gambar 1.)
GAMBAR
b. Erosi pesisir
- Erosi gelombang
- Erosi oleh ombak abrasi
- Erosi oleh organisme pesisir
h. Trumbu karang
Terumbu penghalang (barrier reefi)
Terumbuh pagar (fringing reef)
Terumbuh cincin (atol reef)
Rataan terumbu
Akumulasi asir koral
i. Tombolo
j. Spit
2. Bentuk destruksional
a. Pantai curam (cliffs)
Tebing terjal
Takik pantai
b. Pelataran pengikisan gelombang laut (shore platforms)
c. Dataran abrasi
d. Teras pantai
3. Bentuk lahan
a. Lagun
b. Teluk
9.4. PANTAI
Pantai dapat berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat lainnya,
perbedaan ini dapat disebablan karena adanya pengendapan yang berasal dari
dataran atau laut, ombak, tektinok (pantai mengalami pengangkatan atau
penenggelaman), dan sebagainya.
Pantai merupakan daerah yang terletak dibagian tepi sari kontinenral )dataran).
Yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan modelpantai adalah gelombang
(wave) dan arus (current), sedangkan gelombang pasang surut (tides) kecil
pengaruhnya.
Gelombang tebentuk antara lain karena adanya pergerakan angin, besar kecilnya
kecepatan angin berpengaruh terhadap besar kecilnya gelombang.
Gempa bumi bawah laut, longshore dasar laut dan letusann gunung api bawah
;laut dapat menimbulkan gelombang besar yang sangat berpengaruh pada pantai
disebut sebagai TSUMANI. Tsunami dicirikan dengan panjang gelombang
mencapai 100 km, amplitudo lebih kurang 0,5 m dilaut tebuka dan kecepatan
lebih dari 800 km/jam.
Arus berbeda dengan gellombang, arus mempunyai pergerakan menerus
sedangkan gelombang tidak. Dalam perkembangan selanjutnya, pantai dapat
tererosi oleh gelombang dan arus dapat juga mengalami pelarutan dan korosi.
Daerah sekitar pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan
menjadi, sbb
1. Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air
laut dan selalu dapat mencapai ileh pasang naik dan pasang surut.
2. Shore line (garis pantai), adalah jalur pemisah yang relatif berbentuk garis
dan relatif merupakan batas antara daerah yang dapat dicapai air laut dan
yang tidak bisa.
3. Coast (pantai pesisir), yaitu daerah yang berdekatan dengan laut dan
masih mendapat pengaruh dari air laut.
2. Daly
Mengemukakan teori glacial-control. Menurut teori ini muka air laut
selama waktu glacial lebih-lebih didaerah ekuator menurut, menyebabkan
adanya wilayah pengikisan pantai yang baru dimana karang tumbuh,
setelah itu pada waktu interglasial terdapat kenaikan muka laut;
interglasial terkhir menyebabkan kenaikan muka laut sekitar 80 m.
3. Teori lainnya dikenukakan diantaranya oleh: Rein, Murray, Vangkar,
Guppy, Agassiz.
Rein menyebutkan bhwa atoll dapat terjadi pada puncak bawah muka laut
yang diam.Murray menambahkan lagooan yang terbentuk diatas dasar
yang diam merupakan pelarutan sedangkan terumbuhnya tumbuh ke arah
luar. Vangkar beranggapan bahwa pada paparan yang landai terumbu
dapat tumbuh pada suatu jarak dari pantai dan membentuk barrie reef;
lagoon akan berisi air berlumpur yang tidak memungkinkan karang dapat
tumbuh. Guppy menyatakan pula adanya undak-undak karang pada tepi
daratan pantai oleh pengangkatan daratan/dasar laut Agassiz. Beranggapan
bhwa karang tumbuh diatas paparan yang dibentuk oleh gelombang.
GAMBAR
BAB X. BENTUKLAHAN ASAL PELARUTAN
Atas pengaruh kondisi tesebut maka terjadi bermacam-macam gejala karst yang
nampak dipermukaan bumi maupun yan gterjadi dibawah permukaan bumi
(subteranean). Antara lain sebagai berikut :
10.3.1. BENTUK FENOMENA KARST YANG NAMPAK PADA
PERMUKAAN BUMI
1. Tanah regolith
Tanah lapisan penutup pada lahan berbatugamping pada topografi
cekungan yang pernah terkeena pelarutan. Regolith merupakan residu
relarutan yang mengandung FeO2 pada lantai gua maupun dasar dolena,
dikenal sebagai tanah terrarosa.
2. Lapies
Permukaan yang terbuka yang menampakan batugamping dalam
bermacam relief yang kasar dengan seling kesan bekas terjadi larut yang
disebut lapies.
Pada laha lapies yang dkenal sebagai karren terkesan nyata adanya proses
pelarutan, pemeability jointing, bedding dan pengaruh air hujan, dalam
ukuran lebar (+ 2 m) dan panjang (+20 m)
3. Alur alir air permukaan (surface drainage) dijumpai pada dasar uvala
sampai hum, lahan dataran regolith, ;emah buta (blind valley/kreek). Alur
alir air ada kalanya berakhir pada suatu lubang semacam sumur yang
disebut ponor.
4. Ponor/lubang.sumur adalah tempat berakhirnya alir air pada alur
permukaanyang masuk ke dalam ponor aliran dibawah atanh melalui
piping, rekah-retak diar=tas maupun alur alir dibawah permukaan sebagai
undergraound water, pada suatu tempat yang terbuka akan keluar sebagai
bentuk mata air atau lubang pada lembah yang lebih rendah yang dikenal
sebagai volkluse
5. Sinkholes
Permukaan bumi
Batu gamping mempunyai sidat kedap air, air meredap kedalam
lapisan batugamping (limestone) melalui kekar/diaklas/joint pada blok
batugamping.
Perkembangan proses pelarutan betugamping pada diaklas/kekar/joint oleh
drainage bawah permukaann (subsurface drainage) akan membentuk gejala karst
bawah permukaan, antara lain :
1. Alur aliran air bawah tanah
2. Pipa-pipa terowongan tempat air mengalir bawah tanah
3. Ruang-ruang/gua (cavern) bawah permukaan yang terjadi akobat proses
pelarutan disertai runtuhnya atap/dinding ruang bawah permukaan.
4. Travertin, stralagnit, stalagmit, pillar, tirai, teras semuanya adalah hasil
proses kimia atau pengendapan kembali air yang mengandung larutan
kapur n menguap n dan mengendap kembali Ca(HCO3)2 + )2 = H2CO3 +
CaCO3.
1. Youth stage :
- Bila gejala kaarst yang dominan ialah aliran permkaan (surface
drainage)
- Lapies tampak memberikan kesan adanya proses pelarutan dan
erosi regolith
2. Maturity stage :
Gejala karst yang menyolok pada suatu bentuklahan karst ialah aliran
bawah permukaan, swallow hole, sinkhole, dan doline, yang menandai
bahwa proses pelarutan dibawah permukaan sedang berkembang ke cavern
3. late maturity
bentuk lahan karst dalam tingkat dewasa akhir ditandai adanya gejala karst
sepertiadanya jendela karst, uvala hingga terdapatnya poyle.
4. Old stage
Tingkatan tua, ditandai adanya gejala karst seperti munculnya kembali
aliran permukaan oada oiyle, dan meluasnya uvala dengan bukit-bukit sisa
karast seperti : hum dan adanyaa jembatan alam.
Jadi daur ulang bentuk lahan topografi karst adanya empat phase pola
genetika mengesahkan adannya peristiwa erosi pada permukaan karrst
didaerah iklim tropis samoai zone bade level erosion.
Menurut beede, tingkatan siklus karst diamati atas tiga tingkatan yaitu :
GAMBAR
BAB XI. BENTUKLAHAN ASAL AEOLIAN (ANGIN)
Gerakan udara atau angin dapat meghasilkan bentuklahan yang khas dan
berbeda dari bentukan proses lainnya. Kerja angin mempunyai dua aspek yaitu
erosif fan akumulatif.
Bentuklahan asal angin dapat beruoa hasil : tiupan angin, pengikisan/abrasi
1. Bentuklahan asal angin dari hasil tiupan angin, umumnya berukuran besar
pada kawasan kering, diantaranya yaitu:
- Yardang, yaitu alur yang memanjang searah dengan arah tiupan
angin dan terdapat pada batuan yang agak lunak/lembut misalnya
batupasir.
- Bolson, yaitu basin/depression yang dikelilingi oleh pegunungan
perbukitan. Kawasa bolson dicirikan dengan kehasiran pediment,
bahada, danau playa, dan alirann air menujuh ke pesat (ke danau
piaya).
2. Bentuklahan asal angin dari hasil pengikisan/abrasi angin yang membawa
material (pasir-debu).
Abrasi oleh angin hanya berkesan terjadi dekat permukaan tanah, karena
angin tidak mampu mengangkat butiran pasir terlalu tinggi. Menurut
bagnold (1941), yaitu abrasi oleh angin kadang-kadang melebihi 45 cm di
atas permukaan bumi, sedangkan butiran pasir hampir tidak perna
melayang diatas ketinggian 2 meter.
Tindakan angin dalam proses abrasi, sebagai penggilapan, cungkilan
berbentuk lubang kecil karena benturan (impact) antar material,
penggoresan, dan pembentukan faset diatas benda yang mengalami
tiupannya.
Bentuklahan hasil abrasi dapat berupa :
- Ventifak (ventifact), sebagai betu atau pebel yang dikikis hingga
mempunyai faset dan digilapkan oleh abrasi dengan pasir yang
dibawa oleh angin ventifak yang lazim mempunyai dua
(zmelkanter) atau tiga (drelkanter) faset, kejadian tersebut
tergantung kekuatan angin.
GAMBAR
- Batu cendawan, dibentuk oleh abrasi angin yang lebih kuat
dibagian kaki (bawah) dibandingkan dibagian pada batuan
tersebut.
3. Bentuklahan asal angin darihasil endapan material yang terbawa angin
bentuklahan ini dapat terbentuk jika memenuhi syarat-syarat :
a. Tersedia material yang terangkut oleh angin, berukuran pasir halus
sampai debu dalam jumlah banyak.
b. Ada periode kering yang panjang disertai angin yang mampu
mengangkut dan mengendapkan bahan tersebut.
c. Gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi atau obyek lainnya oada
saat pengakutan material, terkecuali penghalang dibutuhkan sebagai
salah satu penyebab terjadinya pengendapan material.pengeendapan
terjadi dimana daya pengengkutan material lepas oleh angin.endapan
angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu
(loess). Dalam hal ini akumulasi oleh angin sangat dipengaruhi oleh
ukuran butir dari materialnya, material berdebu akan membentuk loess
plateau yang ekstensif dan bentuk yang berhubungannialah adanya
tebing/lereng vertikal, tetapi juga dapat terbentuk pada daeraah
bermaterial pasir.
Bentangan pasi dan gumuk pasir berbagai bentuk, merupakan hasil
endapan dari angin yang membawa material berukuran pasir, bentuk-
bentuk gumuk pasir seperti baechan, parabolic, longitudinal dan
terversal merupakan tipe gumuk pasit yang umum dijumpai.
TABEL