Anda di halaman 1dari 18

Study Case Corporate governance pada Non-profit Organization

Makalah

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Corporate governance


Dosen pengampuh: Ibu Saparila Worokinasih, Dr., S.Sos, M.Si

disusun oleh:

M Naufal Surya Mahardika 185030207111013


Raflydani Anugrah Putra 185030207111010
Pradipa Rasendriya 185030207111005
Ivan Putra Adel 185030200111101

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, yang dengan segala nikmat
karunia-Nyalah penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah dengan judul “Study Case Corporate governance pada Non-profit
Organization” ini disusun guna memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
Ibu Saparila Worokinasih, Dr., S.Sos, M.Si Makalah ini memuat tentang penjelasan
Karakteristik Non-Profits Organization dan ruang lingkupnya yang dalam
penyusunannya pun melibatkan berbagai pihak. Maka kami ucapkan terimakasih
kepada pihak yang mau bekerja atau terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Namun walaupun sudah berupaya menyusun dengan sebaik-baiknya, kami menyadari


sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga penyusunan makalah ini dapat
menambah wawasan ke-ilmuan penulis dan pembaca sekalian.

Malang, 27 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........………………………………………….……………...2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Rumusan Penelitian...............................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 Karakteristik Non-profit Organization..................................................................5
2.2 Manfaat Implementasi prinsip corporate governance pada organisasi WWF.......9
2.3 Deskripsi studi kasus dan identifikasi masalah atau akar masalah.....................13
2.4 Ketepatan rekomendasi ………………………………………………………..15

BAB III........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................16
3.1 SARAN...............................................................................................................16
Daftar Pustaka……………………………………………………………………......18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memahami konteks perusahaan nirlaba sangat penting untuk membantu di


lingkungan apa pun. Penulis memberikan konteks yang berharga untuk bekerja dalam
dunia nonprofit dengan mengidentifikasi karakteristik dari organisasi nonprofit.
Karakteristik ini cukup mempengaruhi budaya organisasi nonprofit sehingga calon
anggota dewan nonprofit atau konsultan nonprofit perlu memahaminya agar berhasil.

Berkat organisasi nonprofit yang telah berdampak, kebanyakan orang merasa


lingkungan semakin higenis, budaya makin bervariasi, kebebasan dilindungi dan
ditingkatkan, orang miskin dan sakit di antaranya menjalani kehidupan yang lebih
baik semua karena pekerjaan organisasi nonprofit. Meskipun sebagai sebuah grup,
"organisasi nonprofit" mencakup spektrum ukuran, cakupan, dan kecanggihan yang
luas, sebagian besar dari satu juta organisasi nonprofit di Amerika Serikat sangatlah
kecil, dengan staf kurang dari lima puluh, dan memiliki misi yang berfokus pada
layanan. Banyak konsultan yang bekerja dengan organisasi di ketiga sektor (nirlaba,
swasta dan publik) melihat kesamaan antara usaha kecil dan organisasi nirlaba kecil.
Kami menyadari adanya kesamaan dalam kehidupan organisasi untuk organisasi
dengan jumlah staf yang sama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Karakteristik Non-profit Organization ?


2. Apa Manfaat implementasi prinsip corporate governance pada Non-profit
Organization ?

1.3 Tujuan

1. Memahami Karakteristik Non-profit Organization.


2. Memahami Manfaat implementasi prinsip corporate governance pada Non-
profit Organization.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Non-profit Organization

A. Menurut Para Ahli


Organisasi nirlaba memiliki karakteristik dan sifat diantaranya (1) melalui
sumberdaya yang diperoleh dari sumbangan yang tidak mengharapkan imbalan, (2)
menghasilkan barang/jasa tanpa bertujuan memupuk laba, kalaupun ada laba, maka
tidak pemah dibagikan kepada pendiri/pemilik entitas, (3) kepemilikan tidak dapat
dijual, dialihkan, ditebus kembali, dan (4) kepemilikan tidak mencerminkan proporsi
pembagian sumberdaya saat likuidasi. Karakter dan tujuan organisasi nirlaba menjadi
jelas terlihat perbedaannya ketika dibandingkan dengan organisasi bisnis. Organisasi
nirlaba berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu atau komunitas,
sedangkan organisasi bisnis sesuai dengan namanya jelas-jelas bertujuan untuk
mencari keuntungan. Organisasi nirlaba menjadikan sumber daya manusia sebagai
aset yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasamya adalah
dari, oleh, dan untuk manusia.
Beberapa ilmuan juga berpendapat bahwa karakteristik Organisasi Nirlaba
bisa bermacam-macam, mulai dari asosiasi lingkungan informal, dapur umum, gereja
lokal atau badan amal tradisional yang melayani orang miskin hingga serikat pekerja,
kelompok atau museum swadaya, rumah sakit dan universitas besar. Meskipun
mungkin berbeda dalam ukuran dan bentuk, organisasi nirlaba memiliki lima
karakteristik umum: 1. mereka terorganisir, 2. swasta 3. mengatur sendiri, 4. nirlaba
mendistribusikan dan 5. sukarela. Karakteristik mendistribusikan nirlaba berarti
bahwa - bertentangan dengan kepercayaan umum - nirlaba dapat menghasilkan
keuntungan tetapi mereka tidak dapat mendistribusikannya kepada pemilik atau
direktur. Keuntungan semua harus digunakan untuk mendukung operasi organisasi
(Anheier 2014).

5
B. Karakteristik Non-profit Organization WWF (World Wide Fund for
Nature)

WWF adalah yayasan yang independen, tidak memihak dan obyektif dalam
berurusan dengan pemerintah, partai politik, organisasi dan individu lain. Tujuan
didirikannya organisasi ini yaitu untuk melestarikan lingkungan alam dan proses
ekologi di seluruh dunia. Hal ini diambil untuk memasukkan fauna dan flora,
landscape, air, tanah, udara dan sumber daya alam lainnya, dengan penekanan khusus
pada pemeliharaan proses ekologi esensial dan sistem pendukung kehidupan, dan
pada pelestarian genetik, spesies dan ekosistem.

1. Visi, Misi dan Strategi

WWF sebagai organisasi internasional yang peduli terhadap lingkungan hidup


mempunyai misi yaitu untuk melestarikan alam dan mengurangi ancaman yang
paling mendesak untuk keanekaragaman kehidupan di Bumi. Sedangkan visi WWF
adalah untuk membangun masa depan di mana orang hidup dalam harmoni dengan
alam . WWF berusaha untuk menyelamatkan planet, sebuah dunia kehidupan.
Mendamaikan kebutuhan manusia dan kebutuhan orang lain yang berbagi bumi,
WWF berusaha untuk menjalankan konservasi yang manusiawi dalam arti yang luas.
Dari komunitas terkecil kepada organisasi multinasional terbesar, WWF berusaha
untuk menginspirasi orang lain yang bisa memajukan konservasi.

2. Sumber Dana Operasional WWF

WWF membutuhkan dana untuk menjalankan aktivitasnya dimana dana tersebut


bersumber pada individu, sumber-sumber pemerintah dan dari perusahaan dan lain-
lain. Penyumbang dana terbesar WWF berasal dari Eropa dan Amerika Serikat yang
disebut dengan negara-negara fundraiser, mereka melakukan penggalangan dana
melalui kampanye dan dana yang di peroleh kebanyakan berasal dari individu,

6
contohnya dari WWF Belanda yang mendapat suntikan dana dari sebagian besar
indivudial masyarakat yang memberikan bantuan langsung baik dalam bentuk materi
juga kepada WWF. Seperti pada tahun 2010 sumber dana WWF 57% berasal dari
dana dari individu dan warisan, 17% dari sumber-sumber pemerintah (seperti Bank
Dunia, DFID, USAID) dan 11% dari perusahaan.

3. Struktur WWF Internasional

WWF Internasional adalah organisasi pelestarian global yang bekerja di 100 negara
di dunia untuk mencapai mimpi pelestarian yaitu mewujudkan dunia dimana manusia
dapat hidup selaras dengan alam. Struktur WWF Internasional dibagi menjadi 3 jenis
organisasi di bawahnya, yaitu:

1. Project Office WWF


Grup atau departemen dalam bisnis, badan pemerintah, atau perusahaan yang
menetapkan dan memelihara standar untuk manajemen proyek dalam
organisasi. WWF berusaha untuk membakukan dan memperkenalkan
ekonomi pengulangan dalam pelaksanaan proyek.

2. Programme Office WWF


Jenis organisasi ini hanya menjadi eksekutor dari program-program kerja yang
disusun oleh WWF Global di negara tempat kantor tersebut didirikan.

3. National Office WWF National


Office ini sudah memiliki organisasi sendiri dan base-nya adalah lokal. Setiap
National Office berhak menetapkan kebijakan dan program untuk
organisasinya, namun tetap menggunakan logo dan afiliasi WWF dengan
membayar alokasi tertentu dari selisih pemasukan yang diterima dan
pengeluaran yang dilakukan oleh National Office kepada WWF Global Pusat.

7
1. Struktur WWF Indonesia

WWF-Indonesia merupakan yayasan independen yang terdaftar sesuai hukum


Indonesia. Dikelola oleh Dewan Penyantun yang terdiri dari Dewan Penasihat,
Dewan Pengawas dan Dewan Pelaksana. Dewan ini berfungsi sebagai lembaga
penentu arahan strategis dan kredibilitas WWF-Indonesia. Para anggota dewan
berbagi tanggung jawab secara kelembagaan melalui komite operasional.

Kantor Sekretariat Nasional WWF-Indonesia berada di Jakarta. Perannya


memimpin dan berkoordinasi dengan kantor WWF-Indonesia yang tersebar di seluruh
negeri. Kantor Sekretariat mengembangkan kebijakan dan prioritas, membantu
pertukaran pembelajaran antar kantor, melakukan koordinasi untuk kampanye
nasional, memberikan bantuan teknis dan pengembangan kapasitas, serta memberikan
dukungan agar kegiatan ditingkat nasional berjalan dengan lancar. Kantor Sekretariat
Nasional juga menjaga agar upaya WWF-Indonesia selaras dengan Global WWF
Network.

WWF-Indonesia memiliki sejumlah kantor lapangan (Field Office). Dua dari


Kantor lapangan ini, melakukan koordinasi untuk kegiatan dan program di lokasi
konservasi. Kantor Lapangan Jayapura merupakan kantor terbesar yang ada di pimpin
oleh Benja Mambai. Kantor ini mengkoordinasi seluruh kegiatan WWF-Indonesia di
Papua dan Irian Jaya bagian Barat. Kantor Lapangan Mataram, melakukan koordinasi
bagi kerja WWF-Indonesia di wilayah Nusa Tenggara.

8
2.2 Manfaat Implementasi prinsip corporate governance pada organisasi
WWF

A. Transparansi (keterbukaan)

1. Keterbukaan dana operasional WWF yang bertujuan untuk digunakan dalam


menangani permasalahan konservasi

Organisasi WWF tranparansi/terbuka dalam memberitahukan kepada public jika dana


operasional WWF itu didapatkan dari individu, sumber-sumber pemerintah dan dari
perusahaan yang tujuannya dana tersebut salah satunya digunakan untuk menangani
permasalahan konservasi.Yang menyumbangkan dana WWF yang paling besar bersal
dari negara Eropa dan Amerika Serikat.Mereka melakukan kegiatan penggalangan
dana melalui kampanye dan dana yang didapatkan mayoritas berasal dari individu,
contohnya dari Organisasi WWF Belanda yang langsung mendapatkan batuan dana
dari sebagian besar atau mayoritas berasal dari individual masyarakat yang
memberikan bantuan langsung berupa materi kepada WWF.Seperti pada tahun 2010
sumber dana WWF 57% berasal dari dana dari individu dan warisan, 17% dari
sumber-sumber pemerintah (seperti Bank Dunia, DFID, USAID) dan 11% dari
perusahaan

2. Keterbukaan visi,misi dan tujuan Organisasi WWF yang bermaanfaat untuk


menangani permasalahan konservasi

9
Organisasi WWF juga terbuka dalam menyampaikan visi,misi,dan tujuan langsung
kepada public

Visi, misi,dan tujuan organisasi WWF itu digunakan salah satunya juga untuk
menangani konservasi

Organisasi WWF sebagai organisasi internasional ini sangat peduli terhadap


lingkungan hidup.Misi dari WWF yaitu untuk melestarikan alam dan mengurangi
ancaman yang paling mendesak untuk keanekaragaman kehidupan di Bumi.
Sedangkan visi WWF adalah untuk membangun masa depan di mana orang hidup
dalam harmoni dengan alam . WWF juga sangat berusaha dalam melaksanakan
konservasi yang manusiawi dalam arti yang luas. Dari komunitas terkecil kepada
organisasi multinasional terbesar, WWF berusaha untuk menginspirasi orang lain
yang bisa memajukan konservasi.

B. Responsbilitas (Pertanggungjawaban)

1. WWF dalam melakukan program kerja menjaga kelestarian badak di ujung kulon
sesuai dengan perundang undangan yang berlaku yaitu UU No 5 Tahun 1990.

Organisasi WWF dalam melakukan program kerjanya yaitu dalam menjaga


kelestarian badak di ujung kulon sesuai dengan perundang undangan yang berlaku
yaitu UU No 5 tahun 1990

Kekuatan perlindungan badak bercula satu ini bisa ditunjukkan dari adanya legalitas
dalam UU No. 5 Tahun 1990. Sanksi hukuman yang berat bagi setiap orang, karena
sengaja atau kelalaiannya, melakukan pelanggaran, baik menangkap, membunuh,
menyimpan, mengangkut, memperniagakan, baik di dalam Indonesia atau ke luar
Indonesia, dan individu dalam keadaan hidup maupun mati, dan maupun bagian-
bagian dari tubuh individunya. Sangat kuatnya dukungan legalitas ini sepertinya

10
cukup efektif untuk orang tidak lagi berbuat perburuan liar terhadap badak.
Perlindungan hidup badak masih menjadi tindakan utama dalam pengelolaan
konservasi

C. Akuntabilitas

1. WWF Menyiapkan beberapa Rencana kerja yang bermanfaat untuk menjaga


kelestarian badak jawa di ujung kulon

Contoh dari rencana kerja WWF:

WWF membuat upaya melalui berbagai program yang bekerja sama dengan
Indonesia yang bermanfaat untuk menjaga kelestarian populasi badak di Ujung
Kulon. Rencana kerja ini menjelaskan apa saja yang dilakukan oleh WWF sebagai
organisasi internasional dalam kerjasamanya dengan Indonesia yang bertujuan untuk
melestarikan badak jawa.

2.WWF Menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ


organisasi salah satunya programme office WWF yang ditugaskan untuk menjadi
eksekutor dalam menjaga kelestarian populasi badak di ujung kulon WWF
Internasional memiliki organisasi dibawahnya yaitu Programme Office WWF
organisasi ini memiliki tugas khusus untuk menjadi eksekutor dari program-program
kerja yang disusun oleh WWF Internasional di Indonesia yang murni bekerjasama
dengan pemerintah Indonesia untuk membuat program yang bekerja sama dengan
Indonesia yaitu dalam menjaga kelestarian populasi badak di Ujung Kulon

D. Indepedensi (Kemandirian)

1.WWF internasional berkerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk menjaga


kelestarian populasi badak tanpa adanya conflict of interest antara pihak WWF
dengan pemerintah Indonesia

11
WWF bekerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk membuat program kerja
Bersama untuk menjaga kelestarian populasi badak di Ujung Kulon tanpa adanya
benturan kepentingan atau conflict of interest antara pihak WWF dengan pemerintah
Indonesia

E. Kewajaran (kesetaraan)

1. WWF Memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan atau


stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat tentang Untuk
WWF-Indonesia, tentang menjaga kelestarian populasi badak di Ujung Kulon

Pemangku kepentingan memberikan saran agar konservasi badak jawa harus terus
ditingkatkan dengan banyak macam program atau bisa dengan kegiatan yang efektif
agar satwa ini dapat terus bertahan. Selain itu, WWF-Indonesia diwajibkan untuk
terus menjaga hubungan baik dengan banyak pihak-pihak yang ikut terlibat dalam
upaya konservasi satwa ini.

2. Dalam upaya menjaga kelestarian Populasi Badak di Ujung Kulon program kerja
Organisasi WWF ini telah disetujui oleh para pemangku kepentingan/stakeholders

keputusan yang diambil ini dalam menjaga kelestarian populasi badak WWF sudah
memperhatikan dan selalu memperhatikan persetujuan dari para pemangku
kepentingan atau stakeholders karena harus memperlakukan yang sama terhadap
semua pemangku kepentingan

12
2.3 Deskripsi studi kasus dan identifikasi masalah atau akar masalah

World Wide Fund for Nature (WWF) merupakan sebuah organisasi non-pemerintah
yang menangani masalah spesies hewan langka yang salah satunya yaitu spesies
badak jawa. Keterbukaan World Wide Fund for Nature (WWF) dalam upaya
Konservasi Populasi Badak Jawa di Indonesia dengan melakukan Transparansi
jumlah spesies Badak jawa yang tercantum dalam Appendix I CITES, yang
merupakan indikasi dari spesies dengan jumlah yang sangat terbatas di alam dan
terancam punah, bahwa setiap bentuk perdagangan dilarang. Oleh karena itu, upaya
penyelamatan badak jawa dari ancaman perburuan harus terus dilakukan karena
jumlahnya yang sangat terbatas. Karena sesusai dengan tujuan organisasi yaitu
menjaga atau melindungi dari permasalahan konservasi

WWF juga mempunyai program dan kegiatan yang dilakukan WWF-Indonesia


sebagai bagian dari jaringan WWF Internasional dalam upaya konservasi badak jawa
tanpa adanya benturan kepentingan atau conflict interest antara pihak WWF dengan
Pemerintah Indonesia

 Rencana Kerja WWF dalam upaya dalam Konservasi Populasi Badak Jawa di
Indonesia yang telah dilakukan yaitu program pelestarian badak (RhinoCare),
Analisis Nutrisi dan Hormon Badak Jawa Melalui Kotoran, Monitoring
Badak Jawa, Disease Surveillance, Manajemen Habitat, Penelitian tentang
Badak Jawa, Program Pendampingan Produksi Patung Badak sebagai
Souvenir khas Ujung Kulon, Program Pemberdayaan Masyarakat, Ekowisata
yang Memperhatikan Eksistensi Badak Jawa serta pengamanan pada badak,

13
serta upaya yang Belum dilakukan world wide fund for nature (WWF) dalam
Konservasi Populasi Badak Jawa di Indonesia yaitu dalam Strategi dan
Rencana Aksi Konservasi Badak Indonesia atau disebut SRAKBI di tahun
2007-2017 yang ditetapkan dalam loka karya yang dihadiri para pakar badak,
pemerintah dan wakil sejumlah LSM lingkungan yang salah satunya adalah
WWF, pada 27- 28 Februari 2006, salah satu strategi penyelamatan populasi
badak jawa adalah membentuk satu tambahan populasi diluar habitat Nasional
Ujung Kulon (second population/habitat) melalui translokasi setelah
dilakukan identifikasi dan mengamankan habitat tambahan yang sesuai dan
aman yang telah dikaji secara mendalam. Untuk membentuk second habitat
memerlukan waktu yang panjang dan persiapan yang matang. Kementerian
Kehutanan dan stakeholder lain harus menyepakati wilayah mana yang tepat
bagi habitat baru badak jawa. Kapasitas sumber daya manusia Taman
Nasional Ujung Kulon dan mitra lain yang ikut berperan harus ditingkatkan.
WWF-Indonesia mengharapkan 2017 second habitat dapat terlaksana.
Sehingga tujuan akuntabilitas organisasi yaitu kejelasan fungsi dan
pelaksanaan dapat terlaksana

 Kendala yang dihadapi World Wide Fund for Nature (WWF) dalam Upaya
Konservasi Populasi Badak Jawa di Indonesia yaitu lemahnya Video trap
yang digunakan untuk monitoring dan meneliti perubahan perilaku pada
badak jawa, serta unit video trap yang tergolong ringan dan sangat praktis
rentan terhadap cuaca yang tidak bersahabat dan aksi pencurian, hal ini
merupakan sebuah tanggung jawab dari sebuah manajemen organisasi untuk
memperbaikinya

14
2.4 Ketepatan rekomendasi

Dalam menciptakan habitat yang aman bagi badak merupakan tugas berat karena
badak merupakan salah satu hewan yang dilindungi, maka dari itu diperlukan
kerjasama dari berbagai pihak. Masyarakat juga perlu di edukasi terkait hal ini agar
perdagangan liar cula badak dapat dicegah secara efektif. Penegakan hukum yang
tegas juga diperlukan untuk menimbulkan efek jera kepada para pelaku perburuan
dan perdagangan satwa liar yang tidak bertanggung jawab serta memperketat
penjagaan di sekitar taman nasional. Hal ini untuk mendukung salah satu prinsip
corporate governance, yaitu transparansi dimana keterbukaan terhadap informasi dan
isu yang berkaitan dengan pihak lainnya. Selain itu juga dapat memberi masukan
pada tata kelola dengan metode kolaboratif taman nasional dengan menegaskan
posisi dan peran masyarakat, dengan menambah satu aktor kunci efektivitas
pengelolaan kawasan.

Selanjutnya dalam kendala unit video trap untuk melakukan monitoring perubahan
perilaku badak jawa yang rentan rusak karena cuaca yang tidak mendukung serta
hilang karena aksi pencurian dapat melakukan penggantian kualitas kamera yang
mendukung teknologi tahan air agar kamera yang digunakan tidak cepat rusak dan
juga melakukan pemantauan yang ketat terhadap aksi pencurian video trap yang

15
dilakukan oleh pihak tidak bertanggungjawab. Solusi ini dilakukan sesuai dengan
prinsip resposibilitas, yaitu pertanggungjawaban dimana kesesuaian pengelolaan
perusahaan dan prinsip korporasi yang baik dan sehat dan akuntabilitas (pelaksanaan
dan pertangunggjawaban manajemen organisasi)

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pada intinya, kunci relevansi organisasi terletak pada substansi, bukan bentuk. Hal
tersebut menjelaskan lebih lanjut tentang cara pengelola organisasi membuat dan
mengembangkan model tata kelola, strategi, visi dan misi organisasi agar sesuai
dengan keadaan khusus organisasi. Didalm sebuah organisasi yang diteliti yakni
WWF menurut teori prinsip corporate government organisasi tersebut sudah
memenuhi mulai dari karakterisitik organisasi, manfaat implementasi corporate
governance dan rekomendasi dari kasus tersebut juga di suguhkan.

3.2 SARAN

1. Untuk pihak WWF Indonesia , upaya dalam melestarikan badak jawa harus
tetap di lestarikan dan di tingkatkan dengan berbgai program dan kegiatan
yang efektif serta menjaga hubungan baik antar phak-pihak yang membantu
dalam menjalankan program tersebut

16
2. Untuk pemerintah, diharapkan pemerintah dapat melihat dan menangani
kepunahan badak jawa ini dengan serius Indonesia sebagai satu-satunya
negara yang menjadi tempat tinggal badak jawa, harus menjaga agar satwa
yang terancam punah ini dapat bertahan hidup. Pemerintah diharapkan dapat
membuat program yang komprehensif dan terintegrasi baik di tingkat
kabupaten, provinsi, maupun nasional
3. Untuk pihak Taman Nasional, agar harus terbuka dan melakukan sosialisasi
secara intens yang terjadwal dan terstruktur guna untuk turut serta dalam
upaya konservasi satwa ini dengan tidak melakukan ekspoitasi sumber daya
alam di sekitar kawasan Taman Nasional

4. Untuk masyarakat, dengan adanya akses ilmu pengetahuan dan informasi dan
telah adaya pihak yang turun ke lapangan untuk meneliti kasus ini maka di
harapkan untuk masyarakat sekitar untuk ikut serta melestarikan pelestarian
badak jawa

17
DAFTAR PUSTAKA

Chairunnisa, E. (2018). Peran World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam
Upaya Konservasi Populasi Badak Jawa Di Indonesia . Journal Of Global
Political Studies, (2), 72-87.

18

Anda mungkin juga menyukai