Makalah
disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, yang dengan segala nikmat
karunia-Nyalah penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah dengan judul “Study Case Corporate governance pada Non-profit
Organization” ini disusun guna memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
Ibu Saparila Worokinasih, Dr., S.Sos, M.Si Makalah ini memuat tentang penjelasan
Karakteristik Non-Profits Organization dan ruang lingkupnya yang dalam
penyusunannya pun melibatkan berbagai pihak. Maka kami ucapkan terimakasih
kepada pihak yang mau bekerja atau terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga penyusunan makalah ini dapat
menambah wawasan ke-ilmuan penulis dan pembaca sekalian.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........………………………………………….……………...2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Rumusan Penelitian...............................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 Karakteristik Non-profit Organization..................................................................5
2.2 Manfaat Implementasi prinsip corporate governance pada organisasi WWF.......9
2.3 Deskripsi studi kasus dan identifikasi masalah atau akar masalah.....................13
2.4 Ketepatan rekomendasi ………………………………………………………..15
BAB III........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................16
3.1 SARAN...............................................................................................................16
Daftar Pustaka……………………………………………………………………......18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
B. Karakteristik Non-profit Organization WWF (World Wide Fund for
Nature)
WWF adalah yayasan yang independen, tidak memihak dan obyektif dalam
berurusan dengan pemerintah, partai politik, organisasi dan individu lain. Tujuan
didirikannya organisasi ini yaitu untuk melestarikan lingkungan alam dan proses
ekologi di seluruh dunia. Hal ini diambil untuk memasukkan fauna dan flora,
landscape, air, tanah, udara dan sumber daya alam lainnya, dengan penekanan khusus
pada pemeliharaan proses ekologi esensial dan sistem pendukung kehidupan, dan
pada pelestarian genetik, spesies dan ekosistem.
6
contohnya dari WWF Belanda yang mendapat suntikan dana dari sebagian besar
indivudial masyarakat yang memberikan bantuan langsung baik dalam bentuk materi
juga kepada WWF. Seperti pada tahun 2010 sumber dana WWF 57% berasal dari
dana dari individu dan warisan, 17% dari sumber-sumber pemerintah (seperti Bank
Dunia, DFID, USAID) dan 11% dari perusahaan.
WWF Internasional adalah organisasi pelestarian global yang bekerja di 100 negara
di dunia untuk mencapai mimpi pelestarian yaitu mewujudkan dunia dimana manusia
dapat hidup selaras dengan alam. Struktur WWF Internasional dibagi menjadi 3 jenis
organisasi di bawahnya, yaitu:
7
1. Struktur WWF Indonesia
8
2.2 Manfaat Implementasi prinsip corporate governance pada organisasi
WWF
A. Transparansi (keterbukaan)
9
Organisasi WWF juga terbuka dalam menyampaikan visi,misi,dan tujuan langsung
kepada public
Visi, misi,dan tujuan organisasi WWF itu digunakan salah satunya juga untuk
menangani konservasi
B. Responsbilitas (Pertanggungjawaban)
1. WWF dalam melakukan program kerja menjaga kelestarian badak di ujung kulon
sesuai dengan perundang undangan yang berlaku yaitu UU No 5 Tahun 1990.
Kekuatan perlindungan badak bercula satu ini bisa ditunjukkan dari adanya legalitas
dalam UU No. 5 Tahun 1990. Sanksi hukuman yang berat bagi setiap orang, karena
sengaja atau kelalaiannya, melakukan pelanggaran, baik menangkap, membunuh,
menyimpan, mengangkut, memperniagakan, baik di dalam Indonesia atau ke luar
Indonesia, dan individu dalam keadaan hidup maupun mati, dan maupun bagian-
bagian dari tubuh individunya. Sangat kuatnya dukungan legalitas ini sepertinya
10
cukup efektif untuk orang tidak lagi berbuat perburuan liar terhadap badak.
Perlindungan hidup badak masih menjadi tindakan utama dalam pengelolaan
konservasi
C. Akuntabilitas
WWF membuat upaya melalui berbagai program yang bekerja sama dengan
Indonesia yang bermanfaat untuk menjaga kelestarian populasi badak di Ujung
Kulon. Rencana kerja ini menjelaskan apa saja yang dilakukan oleh WWF sebagai
organisasi internasional dalam kerjasamanya dengan Indonesia yang bertujuan untuk
melestarikan badak jawa.
D. Indepedensi (Kemandirian)
11
WWF bekerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk membuat program kerja
Bersama untuk menjaga kelestarian populasi badak di Ujung Kulon tanpa adanya
benturan kepentingan atau conflict of interest antara pihak WWF dengan pemerintah
Indonesia
E. Kewajaran (kesetaraan)
Pemangku kepentingan memberikan saran agar konservasi badak jawa harus terus
ditingkatkan dengan banyak macam program atau bisa dengan kegiatan yang efektif
agar satwa ini dapat terus bertahan. Selain itu, WWF-Indonesia diwajibkan untuk
terus menjaga hubungan baik dengan banyak pihak-pihak yang ikut terlibat dalam
upaya konservasi satwa ini.
2. Dalam upaya menjaga kelestarian Populasi Badak di Ujung Kulon program kerja
Organisasi WWF ini telah disetujui oleh para pemangku kepentingan/stakeholders
keputusan yang diambil ini dalam menjaga kelestarian populasi badak WWF sudah
memperhatikan dan selalu memperhatikan persetujuan dari para pemangku
kepentingan atau stakeholders karena harus memperlakukan yang sama terhadap
semua pemangku kepentingan
12
2.3 Deskripsi studi kasus dan identifikasi masalah atau akar masalah
World Wide Fund for Nature (WWF) merupakan sebuah organisasi non-pemerintah
yang menangani masalah spesies hewan langka yang salah satunya yaitu spesies
badak jawa. Keterbukaan World Wide Fund for Nature (WWF) dalam upaya
Konservasi Populasi Badak Jawa di Indonesia dengan melakukan Transparansi
jumlah spesies Badak jawa yang tercantum dalam Appendix I CITES, yang
merupakan indikasi dari spesies dengan jumlah yang sangat terbatas di alam dan
terancam punah, bahwa setiap bentuk perdagangan dilarang. Oleh karena itu, upaya
penyelamatan badak jawa dari ancaman perburuan harus terus dilakukan karena
jumlahnya yang sangat terbatas. Karena sesusai dengan tujuan organisasi yaitu
menjaga atau melindungi dari permasalahan konservasi
Rencana Kerja WWF dalam upaya dalam Konservasi Populasi Badak Jawa di
Indonesia yang telah dilakukan yaitu program pelestarian badak (RhinoCare),
Analisis Nutrisi dan Hormon Badak Jawa Melalui Kotoran, Monitoring
Badak Jawa, Disease Surveillance, Manajemen Habitat, Penelitian tentang
Badak Jawa, Program Pendampingan Produksi Patung Badak sebagai
Souvenir khas Ujung Kulon, Program Pemberdayaan Masyarakat, Ekowisata
yang Memperhatikan Eksistensi Badak Jawa serta pengamanan pada badak,
13
serta upaya yang Belum dilakukan world wide fund for nature (WWF) dalam
Konservasi Populasi Badak Jawa di Indonesia yaitu dalam Strategi dan
Rencana Aksi Konservasi Badak Indonesia atau disebut SRAKBI di tahun
2007-2017 yang ditetapkan dalam loka karya yang dihadiri para pakar badak,
pemerintah dan wakil sejumlah LSM lingkungan yang salah satunya adalah
WWF, pada 27- 28 Februari 2006, salah satu strategi penyelamatan populasi
badak jawa adalah membentuk satu tambahan populasi diluar habitat Nasional
Ujung Kulon (second population/habitat) melalui translokasi setelah
dilakukan identifikasi dan mengamankan habitat tambahan yang sesuai dan
aman yang telah dikaji secara mendalam. Untuk membentuk second habitat
memerlukan waktu yang panjang dan persiapan yang matang. Kementerian
Kehutanan dan stakeholder lain harus menyepakati wilayah mana yang tepat
bagi habitat baru badak jawa. Kapasitas sumber daya manusia Taman
Nasional Ujung Kulon dan mitra lain yang ikut berperan harus ditingkatkan.
WWF-Indonesia mengharapkan 2017 second habitat dapat terlaksana.
Sehingga tujuan akuntabilitas organisasi yaitu kejelasan fungsi dan
pelaksanaan dapat terlaksana
Kendala yang dihadapi World Wide Fund for Nature (WWF) dalam Upaya
Konservasi Populasi Badak Jawa di Indonesia yaitu lemahnya Video trap
yang digunakan untuk monitoring dan meneliti perubahan perilaku pada
badak jawa, serta unit video trap yang tergolong ringan dan sangat praktis
rentan terhadap cuaca yang tidak bersahabat dan aksi pencurian, hal ini
merupakan sebuah tanggung jawab dari sebuah manajemen organisasi untuk
memperbaikinya
14
2.4 Ketepatan rekomendasi
Dalam menciptakan habitat yang aman bagi badak merupakan tugas berat karena
badak merupakan salah satu hewan yang dilindungi, maka dari itu diperlukan
kerjasama dari berbagai pihak. Masyarakat juga perlu di edukasi terkait hal ini agar
perdagangan liar cula badak dapat dicegah secara efektif. Penegakan hukum yang
tegas juga diperlukan untuk menimbulkan efek jera kepada para pelaku perburuan
dan perdagangan satwa liar yang tidak bertanggung jawab serta memperketat
penjagaan di sekitar taman nasional. Hal ini untuk mendukung salah satu prinsip
corporate governance, yaitu transparansi dimana keterbukaan terhadap informasi dan
isu yang berkaitan dengan pihak lainnya. Selain itu juga dapat memberi masukan
pada tata kelola dengan metode kolaboratif taman nasional dengan menegaskan
posisi dan peran masyarakat, dengan menambah satu aktor kunci efektivitas
pengelolaan kawasan.
Selanjutnya dalam kendala unit video trap untuk melakukan monitoring perubahan
perilaku badak jawa yang rentan rusak karena cuaca yang tidak mendukung serta
hilang karena aksi pencurian dapat melakukan penggantian kualitas kamera yang
mendukung teknologi tahan air agar kamera yang digunakan tidak cepat rusak dan
juga melakukan pemantauan yang ketat terhadap aksi pencurian video trap yang
15
dilakukan oleh pihak tidak bertanggungjawab. Solusi ini dilakukan sesuai dengan
prinsip resposibilitas, yaitu pertanggungjawaban dimana kesesuaian pengelolaan
perusahaan dan prinsip korporasi yang baik dan sehat dan akuntabilitas (pelaksanaan
dan pertangunggjawaban manajemen organisasi)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada intinya, kunci relevansi organisasi terletak pada substansi, bukan bentuk. Hal
tersebut menjelaskan lebih lanjut tentang cara pengelola organisasi membuat dan
mengembangkan model tata kelola, strategi, visi dan misi organisasi agar sesuai
dengan keadaan khusus organisasi. Didalm sebuah organisasi yang diteliti yakni
WWF menurut teori prinsip corporate government organisasi tersebut sudah
memenuhi mulai dari karakterisitik organisasi, manfaat implementasi corporate
governance dan rekomendasi dari kasus tersebut juga di suguhkan.
3.2 SARAN
1. Untuk pihak WWF Indonesia , upaya dalam melestarikan badak jawa harus
tetap di lestarikan dan di tingkatkan dengan berbgai program dan kegiatan
yang efektif serta menjaga hubungan baik antar phak-pihak yang membantu
dalam menjalankan program tersebut
16
2. Untuk pemerintah, diharapkan pemerintah dapat melihat dan menangani
kepunahan badak jawa ini dengan serius Indonesia sebagai satu-satunya
negara yang menjadi tempat tinggal badak jawa, harus menjaga agar satwa
yang terancam punah ini dapat bertahan hidup. Pemerintah diharapkan dapat
membuat program yang komprehensif dan terintegrasi baik di tingkat
kabupaten, provinsi, maupun nasional
3. Untuk pihak Taman Nasional, agar harus terbuka dan melakukan sosialisasi
secara intens yang terjadwal dan terstruktur guna untuk turut serta dalam
upaya konservasi satwa ini dengan tidak melakukan ekspoitasi sumber daya
alam di sekitar kawasan Taman Nasional
4. Untuk masyarakat, dengan adanya akses ilmu pengetahuan dan informasi dan
telah adaya pihak yang turun ke lapangan untuk meneliti kasus ini maka di
harapkan untuk masyarakat sekitar untuk ikut serta melestarikan pelestarian
badak jawa
17
DAFTAR PUSTAKA
Chairunnisa, E. (2018). Peran World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam
Upaya Konservasi Populasi Badak Jawa Di Indonesia . Journal Of Global
Political Studies, (2), 72-87.
18