Anda di halaman 1dari 35
wong, aH Filosofi Riset dalam Bidang | | Akuntansi Keperilakuan e i I Pergeseran Arah Riset Chariri dan Ghozali (2001) menuliskan bahwa pendekatan Klasikal lebih menitikberatkan pada pemikiran normatif yang mengalami kejayaannya pada tahun 1960-an, Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam riset akuntansi, Alasan yang mendasari pergeseran ini adalah bahwa pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap digunakan dalam praktik sehari-hari. Desain sistem akuntansi yang dihasilkan dari riset normatif pada kenyataannya tidak dipakai dalam praktik. Sebagai konsekuensinya, muncul anjuran untuk memahami berfungsinya sistem akuntansi secara deskriptif dalam praktik nyata. Harapannya adalah dari pemahaman atas praktik langsung akan muncul desain sistem akuntansi yang lebih berarti. Alasan kedua yang mendasari usaha pemahaman akuntansi secara empiris dan mendalam adalah adanya “gerakan” dari masyarakat peneliti akuntansi yang menitikberatkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku. Perkembangan ekonomi keuangan, terutama munculnya hipotesis pasar yang efisien (efficient market hypothesis) dan teori keagenan (agency theory), telah menciptakan suasana baru bagi riset empiris manajemen dan akuntansi. Beberapa pemikir akuntansi dari Rochester dan Chicago mengembangkan apa yang disebut dengan teori akuntansi positif (positive accounting theory) yang menjelaskan mengapa akuntansi itu ada, apa itu akuntansi, mengapa akuntan melakukan apa yang yang mereka lakukan. dan apa pengaruh dari fenomena ini terhadap manusia dan penggunaan sumber daya. Pendekatan normatif maupun positif hingga saat ini masih mendominasi riset akuntansi, Artikel-artikel yang terbit di jurnal The Accounting Review maupun Journal of Accounting Research dan Journal of Business Research hampir semuanya menggunakan pendekatan utama (mainstream) dengan citi khas penggunaan model matematis dan pengujian hipotesis. Walaupun pendekatan utama masih mendominasi riset manajemen dan akuntansi hingga saat ini, sejak tahun 1980-an telah muncul usaha-usaha baru untuk menggoyang 1 72 Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan Pendekatan tersebut, Pendekatan yang baru ini pada dasarnya tidak memercay, dasar filosofi yang digunakan oleh pengikut pendekatan utama, Sebagai gantinys Pendlekatan-pendekatan baru tersebut meminjam metodologi dari ilmu-ilma sosi, lain seperti filsafat, sosiologi, dan antropologi untuk memahami akuntansi, | Filosofi Paradigma Metodologi Riset | Suatu pengetahuan (knowledge) dibangun berdasarkan asumsi-asumsi filosofis fertentu, Menurut Burrel dan Morgan (1975), asumsi-asumsi tersebut adalah ontologi (ontology), epistemologi (epistemology) hakikat manusia (human nature), dan metodologi (methodology). Ontologi berhubungan dengan hakikat atau sifat dari realitas ates | objek yang akan dinvestigasi. Epistemologi berhubungan dengan sifat dari ilmu Pengetahuan, bentuk dari ilmu pengetahuan tersebut, dan bagaimana mendapatkan Serta menyebarkannya. Epistemologi ini memberikan pethatian tethadap bagaimana See catuk menyerap ilmu pengetahuan dan mengomunikasikannya, Pendckatan subjektivisme (anti-positivism) memberikan penekanan bahwa pengetahuan bersifat Sangat subjektif dan spiritual atau transendental, yang didasarkan pada pengalaman dan pandangan manusia, Hal ini sangat berbeda dengan pendekatan objeKtivisme (Positivism) yang berpandangan bahwa pengetahuan itu berada dalaye bentuk yang Sdak berwujud (intangible), (Burrel dan Morgan: 1979). Asumei mengenai sifat ‘anusia merujuk pada hubungan antara manusia dengan lingkungannya. s ebagai makhluk yang memiliki "kehendak dan pilihan bebas' (free will and choice). Manusia pada sisi ini dilihat sebagai pencipta dan mempunya i Perspektif untuk menciptakan fenomena sosial dengan daya kreativitasnya (Sukoharsono, 2000). Sebaliknya, pendekatan determinisme memandang bahwa manusia dan aktivitasnya ditentukan oleh situasi enjadi landasan pandangan " Gocial world) dan fenomena GAMBAR 4.1 Dimensi Subjektit- Objektit Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan 73 Pendekatan Pendekatan Subjektivisme Objektivisme terhadap lima ‘erhadap lima Sosial Sosial ane ‘Anti- Epistemologi Positivisme Hakikat sa [ese ts $1 pr] Berdasarkan asumsi-asumsitersebut, Burrel dan Morgan (1979) mengelompokkan pengetahuan dalam tiga paradigma yaitu: fungsionalis-interpretif (functionalist interpretive), radikal-humanis (radical humanist), dan radikal strukturalis (radical structuralist). Akuntansi sebagai pengetahuan manusia dapat juga dipandang menurut paradigma-paradigma tersebut. Dillard dan Becker (1997) mengembangkan Paradigma tersebut dalam kaitannya dengan riset akuntansi, khususnya akuntansi keperilakuan, Pembahasan ini menckankan pada paradigma yang telah dikembangkan oleh Dillard dan Becker dalam mengembangkan kerangka paradigma Burrel dan Morgan yang diilhami oleh artikel Birnberg dan Shields (1989) dalam “Three Decades of Behavioral Accounting Research: Search for Order” yang mengidentifikasikan sosiologi keorganisasian sebagai salah satu alternatif dengan paradigma berbeda dan memberikan beberapa argumentasi teoretis serta riset empiris dari akuntansi keperilakuan yang berhubungan dengan setiap paradigma tersebut. Selain itu, artikel tersebut juga membahas mengenai paradigma posmodernisme (postmodernism) sebagai salah satu aliran yang menjadi salah satu alternatif namun tidak dapat dimasukkan sebagai salah satu paradigma Burrel dan Morgan. Dillard dan Becker menggambarkan empat paradigma Burrel dan Morgan dalam pendekatan sosiologi keorganisasian di bidang akuntansi, sebagaimana yang disajikan dalam Gambar 42. Paradigma Fungsionalis Paradigma fungsionalis ini sering disebut juga dengan fungsionalis struktural (structural functionalist) atau kontinjensi rasional (rational contingency). Paradigma ini merupakan paradigma yang umum dan bahkan sangat dominan digunakan dalam riset akuntansi dibandingkan dengan paradigma yang lain, sehingga disebut juga dengan paradigma utama (mainstream paradigm). Secara ontologi, paradigma utama 74 Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan GAMBAR 4.2 PERUBAHAN RADIKAL (Kontikstruktural) Analisis Organisasional (mode dominasi) (kontradiks) (emansipasi) (pencabutan) (potensialitas) HUMANS RADIKAL STRUKTURALIS RADIKAL Subjeltit Objektit (cals) (eals) (oorinalis) (posits) (ant-postt) (determinis) {voluntris) (aomotets) ((deograis) IntenPRETIVIS. = |_-FUNGSIONALIS sTaTUS QUO (aturan sosial) (honsensus) {itegrasi dan kohesi sosial) (colidartas) (pemuasan kebutuhan) (aktuatas) ‘Surber: Ditard dan Becker (1997), ini sangat dipengaruhi oleh realitas fisik yang menganggap bahwa realitas objektif | erada secara bebas dan terpisah di luar diri manusia. Realitas diukur, dianalisis, dan digambarkan secara objektif. Konsekuensinya adalah adanya jarak antara objek dan subjek. Dalam kaitannya dengan akuntansi manajemen dan sistem pengendalian, Macintosh (1994) menyatakan bahwa fungsionalis mengasumsikan suatu sistem sosial dalam organisasi yang meliputi fenomena empiris dan konkret, yang keberadaanny@) bebas dari manajer dan karyawan yang bekerja di dalamnya. Pemahaman tentang realitas akan memengaruhi bagaimana cara mempel jlmu pengetahuan yang benar. Secara epistemologi, akuntansi utama melihat reali sebagai realitas materi yang mempunyai suatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuat akuntansi dapat dibangun dengan rasio dan dunia empiris. Berdasarkan pada keyakinan tersebut, peneliti akuntansi utama sangat yakin bahwa satu-satuny® metode yang dapat digunakan untuk membangun ilmu pengetahuan akuntans! adalah metode ilmiah. Suatu penjelasan dikatakan ilmiah apabila memenuhi ti? komponen, yaitu: 1, Memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip atau hukum umum. 2, Mengandung prakondisi yan; i : g biasanya diwujudkar ik nyataan-pernyataan hasil observasi fethan dalam bees 4—Filosof Rist dalam Bidang Akuntansi Keperilauan 75 3. Memiliki satu pernyataan yang menggambarkan sesuatu yang dijelaskan. Di dalam filsafat, pengujian empiris dinyatakan dalam dua cara (Chua: 1986) yaitu: 1. Dalam aliran positivis ada teori dan seperangkat pernyataan hasil observasi independen yang digunakan untuk membenarkan atau memverifikasi ke- benaran teori (pendekatan hypothetico-deductive). 2. Dalam pandangan Popperian, karena pernyataan hasil observasi merupakan teori yang dependen dan dapat dipalsukan (falsible), maka teori-teoriilmiah tidak dapat dibuktikan kebenarannya tetapi memungkinkan untuk ditolak. Beberapa argumentasi teoretis dalam paradigma fungsionalis ini dijelaskan oleh Dillard dan Becker dengan masalah yang difokuskan pada sistem informasi akuntansi beserta penulisnya sebagai berikut: relevansi dari akuntansi manajemen saat ini (Kaplan, 1984), tinjauan atas riset teori agensi (Baiman, 1990), tinjauan atas riset-riset kinerja dan penganggaran (Briers dan Hirst, 1990), perancangan sistem akuntansi dalam hierarki organisasi (Cooper et al., 1981), ketidakcukupan teori keputusan dalam hubungannya dengan perancangan sistem informasi akuntansi (March, 1987), kecukupan teknis teori pengendalian dalam pemahaman tindakan organisasi (Argyris, 1990), hubungan antara akuntansi manajemen dan tindakan dalam organisasi (Seirienga dan Weick, 1987), model sistem pengendalian organisasi berdasarkan sibernatika (Dermer dan Lucas, 1986), peranan pengendalian dalam organisasi yang pluralistik (Dermer, 1988), dan model interaktif dari pengendalian organisasi (Flamholitzs et al., 1985) ‘Metodologi riset yang digunakan oleh para fungsionalis mengikuti metodologi yang digunakan dalam ilmu alam. Penganut aliran ini melakukan deskripsi atas variabel, membangun dan menyatakan hipotesis, mengumpulkan data kuantitatif, dan melakukan analisis secara statistika (Macintosh, 1994). Beberapa riset empiris dalam akuntansi keperilakuan yang menggunakan pendekatan paradigma fungsionalis ini (menggunakan pengumpulan data survei atau kuesioner dan analisis statistik) yang dijelaskan oleh Dillard dan Becker dengan masalah risetnya antara lain adalah: Govindarajan dan Gupta (1985) yang menemukan hubungan antara sistem pengendalian dan strategi unit bisnis strategis dengan kinerja; Macintosh dan William (1992) yang memfokuskan pada peranan manajerial dan perilaku penganggaran dan yang menemukan bahwa beberapa manajer menggunakan sistem penganggaran dengan cara-cara strategis sementara beberapa menggunakan cara-cara yang umum; Merchant (1985) yang menggunakan kuesioner dan wawancara yang tidak terstruktur untuk menguji bagaimana keputusan program diskresioner dikendalikan secara bervariasi dan menghasilkan beberapa tindakan yang diharapkan dan tidak diharapkan serta yang menyarankan bahwa studi lapangan akan lebih bermanfaat dalam riset-riset organisasi; dan Hirst dan Baxter (1993) yang menggunakan studi kasus dalam menganalisis proses pemilihan dan peranan informasi dalam Bab 4Filosfi Riset dalam Bidens “Akuntansi Keperiawn= informasi mempunyai banyak bahwa kan suatu penjelasan n modal, tidak ada satu pun ™ eee mele paradigma fungsionalis dalam riset akuntans, Takuan, mulai dirasakan ole? peneliti akuntansi lainnya pakah pandangan ontol0B! realitas fisik adalah tepat 1? Capra dalam Iwan (1998) mengatakan bahwa: penganggara peranan dan perilaku yang ¢ Beberapa kelemahan terutama akuntansi keperi Mereka mulai mempertanyakan 2] untuk memahami fenomena sosia berusaha keras untuk memperoleh kehormatan dengan cara Descartes dan metode-metode fisika ala Newton (yang, sangat mekanistis)- Meskipun demikian, verangka ala Descartes sering Kal sangat sntuk fenomena-fenomena yang merek® ‘gambarkan dan akibatnys kin tidak realists.” ditandai dengan pendekatan reduksion!s nomi termasuk akuntansi biasanye gagal ic akuntansi, hanyalah salah satu aspek dari ial, suatu sistem hidup yang terdiri +, ilmuwan sosial telah mengadopsi paradigma ala tidak sesuai u ‘model-model mereka menjadi semal + ekonomi termasuk akuntansi saat ini dan terpecah-pecah....Para ahli eko ‘mengetahui bahwa ekonomi, termasu suatu keseluruhan susunan ekologis dan sor sas manusia dalam interaksinya yang terus-menerus” Sedangkan Wahyudi (1999) menyatakan bahwa pemikiran akuntansi utama tidak memberikan perhatian pada perdebatan filosofi antara pemikiran Poppet, Lakatos, Kuhn, dan Feyerbend. Masalah lain yang timbul dari pemikiran akuntansi ‘utama adalah pertanyaan dari peneliti akuntansi tentang relevansi filosofi ilmu pengetahuan alam (natural science) sebagai dasay metodologi riset akuntansi yang parusnya lebih banyak mendekati imu sosial. Kelemahan metode utama tersebut, ‘menyebabkan para pemikir akuntansi mulai mencari ‘metode-metode lain atau metode viternatif yang dapat secara tepat digunakan oleh akuntansi dalam memecahkan masalah-masalah sosial. Paradigma Interpretif Ce ini aang disebut dengan interaksionis subjektif (subjective interactionist) (Macintosh, 1994). Menurut Chua (1986), pendekatan alternatif oi yang meniikberala tif ini berasal dari filsuf yang menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi, dan pemahaman dalam ilmu sosial. Sedangkan menurut Burrel dan Morgan, aad i menggunakan cara pandang para nominalis yang melihat reales ist ataes cee yang hanya merupakan label, nama, atau konsep yan; ‘es sosial cebu embongn reali, dan bukanlah sesuatu yang nyata, pat on ash namaan » melai penamaan a sesuatu yang diciptakan oleh manusia atau met Se pedsk itu sendiri, Dengan demikian,realitas sosial me ‘erupakan produ} dalam diri manusia itu sendiri, sehingga bersifat subjekt rupakan sesuatu yang berad? yang dipahami oleh paradigma fungsionalis. rae bukan objektifsebagaiman® lekatan ini memfokuskan pad? Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan 77 sifat subjektif dunia sosial dan berusaha untuk memahami kerangka berpikir objek yang sedang dipelajarinya. Fokusnya ada pada diri individu dan persepsi manusia terhadap realitas, dan bukan pada realitas independen di luar mereka. Bagi paradigma interpretif ini, ilmu pengetahuan tidak digunakan untuk menjelaskan (to explain) dan memprediksi (to predict), namun untuk memahami (to understand) (Triyawono, 2000). Berkaitan dengan sistem pengendalian dan akuntansi manajemen, menurut Macintosh (1994), terdapat dua perbedaan antara paradigma fungsionalis dengan interpretif. Perbedaan pertama adalah bahwa paradigma interpretif memusatkan perhatian tidak hanya pada bagaimana membuat perusahaan berjalan dengan baik, tetapi juga bagaimana menghasilkan pemahaman yang luas dan mendalam mengenai bagaimana manajer dan karyawan dalam organisasi memahami akuntansi, berpikir tentang akuntansi, serta berinteraksi dan menggunakan akuntansi. Perbedaan kedua adalah bahwa para interaksionis tidak percaya pada keberadaan realitas organisasi yang tunggal dan konkret, melainkan pada situasi yang ditafsirkan organisasi dengan caranya masing-masing. Yang lebih penting lagi adalah bahwa pemahaman mereka ‘menjadi nyata karena mereka bertindak untuk suatu peristiwa dan situasi atas dasar makna pribadinya. Paradigma interpretif memasukkan aliran etnometodologi (ethnomethodology) dan interaksionisme simbolis fenomenologis (phenomenological symbolic interactionism) yang didasarkan pada aliran sosiologis, hermenetis, dan fenomenologis. Tujuan pendekatan interpretif ini adalah untuk menganalisis realitas sosial dan bagaimana realitas sosial tersebut terbentuk. Terdapat dua aliran riset dengan pendekatan interpretif ini (Dillard dan Becker), yaitu: 1. Tradisional, yang menekankan pada penggunaan studi kasus, wawancara lapangan, dan analisis historis. 2. Metode Foucauldian, yang menganut teori sosial dari Michael Foucault seb- agai pengganti konsep tradisional historis yang disebut dengan “ahistorical” atau “antiquarian” (Sukoharsono, 1998). Tahap aliran ini akan dibahas lebih Janjut pada bagian posmodernisme. Beberapa argumentasi teoretis paradigma interpretif dalam akuntansi keperilakuan yang dijelaskan oleh Dillard dan Becker dikemukakan oleh Morgan (1988), Gambling (1987), Hayes (1983), Colville (1981), ‘Tomskin dan Groves (1983a), Robert dan Scapens (1985), serta Covaleski dan Dirsmith (1990). Studi empiris dalam bidang akuntansi yang telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan interpretif ini di antaranya adalah: Ansari dan Euski (1987), Colignon dan Covaleski (1988), Bougen et al. (1990), Pinch et al. (1989), Boland dan Pondy (1983), Berry et al. (1985), Macintosh dan Scapens (1990), serta Roberts (1990) dan Triyuwono (1998) Paradigma Strukturalisme Radikal Aliran alternatif lainnya adalah strukturalis radikal yang mempunyai kesamaan ws Bab 4—Fitosofi Riset dalam Bidang Akuntans! Keperilakuan dengan fungsionalis, yang mengasumsiken bahwa sistem sosial mempunys, Keberadaan ontologis yang konkret tosh, 1994). Pendekatan in, rernfokuskan pada konsiikmendasar ebaB0) dasar dari produkhubungan kelas dan, ‘ruktur pengendalian serta memperlakukan dunia sosial sebagai objek ekstermal dan eevnliki hubungan terpisah dari manusiaterient- Riset-riset yang diklasifikasikan Alnlam paradigma strukturalisme radikl (radical structuralism) adalah rset yang didasarkan pada teori Marxisme tradisional (Dillard dan Becker). Argumentasi teori - yang dikemukakan oleh Cooper (1983) menelaah dan ‘mengkritik karya-karya yang vdasarkan pada teori agensi, Dia mengusulkan adanya penggunaan perspektif ‘adikal dalam riset akuntansi manajemen. COoPer ‘dan Sherer (1984) mengusulkan wyatt: ekonomi politik akuntansi untuk pemahamh jingkungan ekonomi, sosial, ddan-politik dalam lingkungan, di mana akuntart! digunakan. Sedangkan Hopper et al, (1987) melakukan pembahasan atas perbandingan antara perspektif interpretif dengan strukturalis radikal.Suatu perspektif tas proses tenaga Kerja" (labor process) smenyajikan suatu "saling perang” (interplay) Yang kompleks antara kekuatan politik, ideologi, dan ekonomi. Beberapa riset akuntanst keperilakuan yang menggunakan pendekatan ini antara lain adalah: Armstrong (1991, 1987, 1985), Hooper dan Kmatrong, (1991), Knights dan Collinson (1987) Neimark dan Tinjer (1986), serta ‘Tinjer dan Neimark (1987) Paradigma Humanis Radikal Riset-riset akan diklasfikasikan dalam paradigms jnumanis radikal (radical humanist) jika didasarkan pada teori kritis ari Frankfurt Schools dan Habermas (Dillard dan vreker), Pendekatan krtis Habermas melihat jek studi sebagai suatu interaksi sosial yang disebut dengan "dunia kehidupar? (lifeworld, yang diartikan sebagai interaks! Jendasarkan pada kepentingan kebutuhan yang melekat dalam diri manusia dan oer untuk pencapaiansating memahari avvaravtonoy ‘2001). Interaksi sosial | ajar dunia kehidupan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 4, Interaksi yang mengikuti kebutuhan sosial lami, misalnya kebutuhan akan sistem informasi manajemen. 2, _Interakst yang dipengaruhi oleh mekanisme sistem, ‘misalnya pemilihan siste™ yang akan dipakai atau Konsultan mana yang diminta untuk merancans sinegn bukan merupakan interakst sosial yang alam karena sudah memper timbangkan berbagai kepentingan. Macintosh menyatakan bahwa humanis radikal memiliki visi praktik akunta"®* sanajemen dan sistem pengendalian yang berorientasi pada orang (people-oriented yang mengutamakan idealisme hhumanistik dan nilai-nilai dibandingkan dene ajuan organisasi. Argumentasi teoretis dalam alam paradigma humanis rad dikemutakan oleh Laughlin (1987), yang menyajikan suatu diskusi dari aplikast turtis Habermas dalam rset akuntansi, Laughlin menunjukkan bagaimana teor ad Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan 79 Habermas akan sangat berguna dalam meneliti "saling keterkaitan' (interrelationship) antara teknologi akuntansi dengan asal mula sosialnya, Sedangkan riset akuntansi yang menggunakan pendekatan ini antara lain adalah: Broadbent et al. (1991) yang menunjukkan penggunaan kerangka Habermasian dalam menganalisis aplikasi akuntansi pada industri pelayanan kesehatan di AS. Mereka menemukan bahwa, walaupun akuntansi tidak diterima secara penuh sebagai teknologi manajemen dalam sektor pelayanan kesehatan, namun akuntansi memengaruhi tindakan dengan cara memberikan arti atau makna dalam suatu dilema moral di sekitar alokasi sumber daya pelayanan kesehatan Paradigma Posmodernisme Posmodernisme menyajikan suatu wacana sosial yang sedang muncul yang, meletakkan dirinya di luar paradigma modern. Sehingga tidak tepat bila wacana ini dimasukkan ke dalam skema paradigma yang telah dibahas sebelumnya. Bahkan dapat dikatakan bahwa paradigma posmodernisme ini merupakan oposisi dari paradigma moder, Beberapa pemikir posmodernisme meliputi Baudrillard, Jacues Derrida, Latorur, dan Michael Foucault, Namun karya yang paling banyak digunakan_ sebagai dasar aliran posmodernisme adalah karya dari Derrida dan Foucault (Indriantoro, 1999). Foucault terkenal dengan metode arkeologis (archeological) dan genealogis (genealogical). Menurut Foucault istilah arkeologis dimaksudkan untuk mencari asal usul pengetahuan dan digunakan untuk menunjukkan suatu usaha arkeologis, yaitu ciri khas pemikiran yang menyangkut tujuan, metode, dan bidang, penerapan. Foucault melakukan studi tentang periode-periode sejarah pemikiran untuk menemukan epistemologi yang mendasari disiplin ilmu tertentu dan ciri pengetahuan yang menentukan di setiap periode. Tujuan metode arkeologis ini adalah untuk menetapkan serangkaian diskusi, yaitu sistem wacana, dan untuk menentukan suatu rangkaian dari awal sampai akhir bagi pemikiran Foucault. Wacana global dan universal yang dibentuk oleh paradigma modern merupakan bentuk logosentrisme yang memiliki kuasa yang dapat menciptakan kegagalan dalam kehidupan manusia, serta menyebabkan timbulnya rasisme, diskriminasi, pengangguran, dan stagnasi. Dengan metode genealogis, Foucault melakukan kritik terhadap pengetahuan yang tertindas oleh pengetahuan yang sedang berkuasa. Kegagalan ini merupakan konsekuensi logis dari ketidakmampuan modernisme untuk melihat manusia secara utuh. Hal ini tercermin dalam pandangan keilmuannya yang cenderung logosentrisme. Menurut Triyuwono (1997), ciri utama dari logosentrisme adalah: 1. Pola pikir oposisi biner (dualistik dikotomis) yang hierarkis, seperti, esensi- eksistensi, bahasa lisan-tulisan, konsep metafora, jiwa-badan, makna-bentuk, dan sebagainya. : 2. Aspek keilmuan, Ilmu-ilmu positif produk modernisme banyak menekankan pada aspek praktis dan fungsi, dan sebaliknya melecehkan aspek nilai (etika). TABEL 4.1 ‘Argumen Teoretis Fungsionalis, Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan Hal ini terlihat dari pernyataan ilmu-ilma positif yang mengklaim bahw, ilmu pengetahuan harus netral dan bebas dari nilai ; 3. Aspek praktis, yaitu bentuk standar dan praktik akuntansi yang mengklaim bahwa praktik akuntansi harus berlaku secara universal atau internasiona| Klaim ini diwujudkan dengan adanya gerakan yang disebut dengan harmonisasi akuntansi (harmonization of accounting). Bagi pemikiran Foucault, wacana global dan universal tersebut memiliki hubungan timbal-balik antara kuasa dan pengetahuan. Foucault beranggapan bahwa kuasa tidak hanya terpusat dan terkonsentrasi pada’ para penguasa yang sedang berkuasa dalam organisasi-organisasi formal, tetapi juga pada semua aspek kehidupan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan (knowledge). Posmodernisme versi Foucault terutama diartikulasikan dalam bentuk kekuasaan pengetahuan yang secara jelas mengatakan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara kuasa dan pengetahuan. Dillard dan Becker membahas mengenai beberapa argumentasi teoretis dan beberapa riset akuntansi yang didasarkan pada teori Foucault, di antaranya adalah Hopwood (1987) yang mengembangkan suatu arkeologi sistem akuntansi dengan suatu pemahaman yang lebih baik tentang proses perubahan akuntansi. Hasilnya menyarankan bahwa arkeologi foucauldian dapat menghasilkan berbagai| macam faktor sosial yang direplikasikan dalam perubahan akuntansi. Loft (1986), menggunakan metode genealogi Foucault dalam menginvestigasi hubungan ant praktik akuntansi biaya dengan konteks sosialnya di Inggris, antara tahun 1914 sampai 1925. Analisisnya mengindikasikan bahwa akuntansi merupakan suat aktivitas sosial yang secara fundamental dan tidak dapat digambarkan maknan\ hanya dari perspektif teknis. Miller dan O'leary (1987) dalam makalah seminarm menggunakan metode arkeologi penganggaran dan sistem penentuan harga po standar. Mereka berpendapat bahwa anggaran dan biaya standar berkembang dan merupakan pengembangan atas jaringan pengetahuan kekuasaan diskursi selama suatu periode. Tabel di bawah ini akan menjelaskan secar argumen mendasar yang dikembangkan oleh beberapa ahli dalam dan merumuskan paradigma-paradigma tersebut. a rinci argu meletakkan Tanita Wasa Kesimputan_ Kaplan (19840) brent eat “Manajemen akuntansi saat ini adalah tidak relevan: fanajemen | dibutuhkan lebih banyak studi . saat i, ass lapangan dan studi Taman 60) naan marae Bain pn Mi igetahuan sedan | oa (1990) ‘Menyarankan wu ‘mogaran dan inera. | desrpat ean he recaunakan studi kasus yand | ‘ein tepat da 1U adanya spesifikasi yang N analisis atas variabel spesifk. TABEL 4.1 ‘Argumen Teoretis Fungsionalis {Lanjutan) TABEL 4. Empiris Fungsionalis Bab 4—Filosofi Rise! dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan 81 Penulis Masalah Kesimpulan Coopers eta. (1981) | Merancang ‘Sebaiknya membuka perspekti untuk methat sistem akuntansi | akuntansi dalam praktk dengan keterbatasan ideolog, dalam hierar dan seterusnya; diungkapkan dan dinvestigasi organisasional March (1987) Ketdakcukupanteori | Menggabungkan teor pian dengan pemanaman atas eputusan saat ini | konteks sosia,poltk, dan sejarah dalam hubungannya dengan desain dal sistem informa akuntans Argyris (1990) Keculopan Implementas teri personal manusia menghalangi teor teks dari implementasi efetf atas teor teknis pengendalian dan pengendalian dalam | sebaliknya, memahami tindakan organisasional ‘Swieringa dan Weick | Hubungan antara | Akuntansi manajemen digunakan untuk (1987) akuntansi manajemen | mempertahankan tindakan dalam organisasi, dan dan tindakan dalam | bukan hanya untuk memfasitasi dan meningkatkan cxganisas pengambilan keputusan, Dermer dan Lucas | Model berbasis Model membutuhkan revsi Karena terdapat lust (1986) cybernetic dari pengendalian dan konsep multinasional dai sistem pengendaian | pengendalian diusukan. organisasional Dermer (1988) Peran pengendalan | Model sebaiknya memasukkan inttusi dan ideologi dalam organisasi__| dari manajemen dan pemangku kepentingan. pluralist, Flamnottz eta. Model intraktif ‘Mengusulkan suatu model terntegrasi yang (1985) ‘eri pengendalian | memasukkan budaya organisas organsasiona Penulis Masalah Kesimpulan Govindarajan dan | Hubungan antara | Suatu hubungan didentfkasikan, Gupta (1985) sistem pengendalian dan stategi unit bisnis dan kinera Macintosh dan Peran manajerial | Beberapa manajer menggunakan sistem penganggaran Williams (1992) dan perilak ‘dengan cara yang oreeas sementara me ne penganggaran. dengan cara umum, Wiliams etal. (1990) | Asosiasi Terdapat struktur yang mendasan dai hubungan | antaraperiaky ontinen antaravariabeltingkat organisasi dengan ppenganggaran karaktristik« dar sistem pengendalian manajemen ‘manajr dan kneja departerental dalam kondsi sang ketergantungan tugas yang dipusatkan dengan yang resiprokal i an 82 Bab 4—Filosof Rise dalam Bidang Akuntansi Keperiaku | ‘TABEL 4.2 Empiris Fungsionalis (Lanjutan) Ezzamel dan Bourn Peranan sistem ‘aazalth Kesimputan a Penulis = 7 tomas’ proses manufaktur mengendurkan hubungen | n Dunk (1982) aan antrakelergartungan atas pengendalian anggaran | pada pengendalian | dengan kinerja. anggaran dalam peniaian kineja ‘suatu subunit. a mn akan sister pengendal Perubahan dalam | Manajer pemilik menggun , ae sistem akuntansi | akuntansi secara selektf untuk renee anisasi setelah pergantian | perubahan dalam struktur orgé manujenen ‘dalam sikap partisipan serta untuk meningkatkan profitabilitas. | ‘Mechant (1986c) Pengendalian Pengendalian menghasilkan beberapa tindakan yang. | | eputusan program | dinarapkan maupun yang tidak dinarapkan. ‘iskresioner i dalam perusahaan | terdesentralisasi. ‘Merchant (1990) Efek samping. Manipulasi data dan orientasi jangka pendek tisfungsional yang | manajemen ada dan berhubungan positif dengan | ‘muungkin dari sistem | pencapaian target keuangan. pengendalian. ‘Simons (1987) Penyelarasan sistem | Mengidentifikasikan suatu hubungan positif antara pengendalian dan ‘sistem pengendalian akuntansi, strategi bisnis, dan bisnis. kinerja perusahaan. ‘Simons (1990) Kekuatan sistem Sistem pengendalian manajemen interaktit pecan ‘memfokuskan perhatian pada ketidakpastian ‘strategis.. untansi dalam strategi formulasi strateg ‘Samuelson (1986) | Peranan yang Sebaiknya mempertimbangkan erbedaan linguistic berbeda dari dan komponen ekspresi anggaran di Swedia. m rest dan anggaran. Covalsk dan Dirsmith | Penggunaan (1983) Tega ae stooal aa ‘negosiasi dan untuk memenuht ‘alam mangjemen perawatan kesehatan, Luka (1988) Keteledoran J ot Terdapat keteledoran anggaran. (1990) Model-model mena (1993) | Hist and Baxter | Panan gaa; —— Pathan dalam organsasi yang ‘menggunakan {____| penganggaran mogg, | rn modal. | informasiakuntansi_| naman der peelasan yang begun Gaamrgansa” | "ADU Bei mengena pernan stn rie on yang menghadapi isis Kevangan Den Hertog dan | Pinan sua Wings (1992) | pengendat’ | SSS cenderang man gaya ™empertanankan Dengendalan »" C808" Menggunakan sistem ‘TABEL 4.3 Argumen Interpretivis- Teoretis TABEL 4.4 Empiris Interpretivis Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakwan 83 Penulis Masalah Kesimputan ‘Morgan (1988) Epistemologi untuk | Akuntansi sebaiknya berpindah dai perspektt objet praktikakuntansl. | ke perspektf dilogis, Gambling (1967) | Mengusulkan ‘Akuntan dan dukun mem fangs sosal yang sama akuntansi sebagai suatu rival. Hayes (19830 Keterbatasan dalam | Peru memasukkan rset interpetvis dalam akuntansi paradigma riset saat I ‘manajemen. Colville (1981) Bagaimana Paradigma imu pengetahuan alam tidak sesvai rmemperbaik pandangan yang saat ini terbatas Tomkins dan Groves | Keterbatasan dalam | Menyoroti program rise interpretvis. (1983) fungsionats Roberts dan Scapens | Dapat diterapkannya | Memungkinkan studi mengenal akuntansi ci dalam (1985) teoristuktrasi konteks organisasinya terhadap rset akuntansi Covaleski dan Tijauan aas rset | Mengiustrasikanvalitas dan wawasan yang Dirsmith (1990) interpretivis penuls. | diperoleh dari metode rise interprets. Penulis Masalah Kesimpulan ‘Ansari dan Euske | Penggunaan data | Sistem adalah dinamis dengan berjalannya waktu, (1987) akuntansi oleh ‘asiltas perbaikan milter bergeser dari model rasional teknis ke model sosiopoltis Ialu ke model institusional dalam ‘menciptakan pengguna-pengguna baru untuk sistem tersebut Colignon dan Praktkakuntansi | Proses dinamis dan penyesuaian yang saling . Covaleski (198) | manajemen, ‘menguntungkan, yang berubah dan dubah oleh corganisasi yang lebih vas ‘Bougen (1989) Hubungan antara/ | Kemuncuian, peran, dan Konsekuensi dari sistem akuntansi dan akuntansi dapat dipahami dengan paling balk dalam hubungan industria | konteks situasisosial oka Bougen etal. (1990) | Regresi dan ‘Masalah dan proritas dari partisipan harus resistensitertadap | dipertimbangkan dalam memahami tempat dari akuntansi informasi akuntansi, Pinch etal. (1989) | Sosiologi dariimu | Mengiustrasikan paralel antaraanalss, dan usaha pengetahuaniiah. | partsipan untuk mencapai pandangan yang definiit atas dunia, Boland dan Pondy | Bagaimana aspek | Akuntansi memiil bak fungsi bjekif maupun (1983) rasional dan alamian | simbolis akuntan bernteraksi dalam pengalaman hidup individual. Empris Interpretivis (Lanjutan) TABEL 4.5 Studi Foucauldian Bab 4—Filosofi Rist dl am Bidang Akutansi Keperiakuan a Kesimputan Penulis Berry et al. (1985) ‘akuntansi manajemen dalam praitik. Dus sistem pengendalan yang terpsah bisa terdapa paca tngka kal dan tingkat regional atau nasonl ‘Manajer mematasi dan menjaga pengaturan Bagaimana Co! tmanzer menesma | untuk memberian informs) ssatu sama lain dan informasi dan menginformasikan dirinya sendin. menginformasikan diya, Johnson dan ‘Teknologi dan ‘Hubungan ‘kausal harus ditetapkan antara aktivitas dan Gronlund (1988) | akuntansi biaya, manajemen, Covaleski dan ‘Sistem anggaran Sistem anggaran ‘adalah konstruktif ‘terhadap realitas, Dirsmith (1986) Sebaga sesuat yang | dan merupakan bagian integral dan poltk dan lebih dari sekadar_ kekuasaan_ ‘organisasional serta digunakan untuk aplikasi teknis. melegitimasi tindakan. Covaleski dan Proses penganggaran | Akuntansi mungkn adalah suatu penemuan sosial Dirsmith (1988) antara universitas yang terlibat dalam konstruksi sosial atas realitas. negara agian dengan pemecitan negara agian ‘Macintosh dan Menggunakan teow | Teori stukturasi menyediakan cara yang lebih fokus, ‘Scapens (1990) strukturasi untuk informatif, integratif, dan efisien untuk menganalisis riset akuntansi akuntansi dalam praktiknya di organisasi. manajmen Roberts (1990) ‘Hubungan antara_ Pengendalian akuntansi berbasis hierarki menghalangi informasi akuntansi | pembagian informasi pasar teritegrasi yang untuk pelaporan diperlukan untuk strategi. kinerja dengan pengendalan can formulas state saoaet tH | Ramp tins opwon ses parvbatan | B se Berea e rah ons aesog dar sistem Hoskins dan Macve | Penciptaan Pen (1988) maraisme dn | bagan car peruse anes 8h Cama | hope hg AS pada tahun lak dapat dian: hanya oe ‘isebabkan oleh rsionaltas ekonomi Hostns dan Macve | Peanakutansi West, (1994) Spite kon, | vastomas poses See ea 1815-1845, Der, Bass dine yang membuat manus betanagng ave seca numer enadap no ‘oft (1986) ubungan antara : Draktik akuntansi dan onteks sosial ‘Avuntansi pada dasarnya adalah akivtas sos. TABEL 4.5 Studi Foucauldian {Lanjutan) TABEL 4.6 Strukturalis Radikal— ‘Argumen Teoretis TABEL 4.7 Empiris Strukturalis Radikal Bab 4—Filosofi Rise dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan Penis Masalah Kesimputan Miller dan O'Leary | Pengembangan “Akurtans adalan bagian dar jaringan pengetahuan (1987) penganggaran dan | kekvasaan untuk menormalisasi proses manajemen perhtungan aya | sosiopolts, ang meninggalkan seluruh bentuk Sstandar 1900-1930. | aktvitas individual yang tampak dalam upaya untuk ‘mencapaiefisiensi organisasional. Miler dan O'Leary | Akuntansi Fungsi praktis akuntansi adalah ttk akhir dari proses (1990) sebagai alat bantu | kompleks penemuan konseptual pengambilan keputusan dalam organisasi Preston (1989) Dampak dar Praktik akuntansi adalah teknolog yang mennfasitasi aturanpajak yang membuattransaksi Kevangan menjadi mungkin. terhadap visibiltas organisasional Preston (1992) Transformasi Transformasi haus ditempatkan dalam konteks sosial akuntansi perawatan kesehatan. dan historisnya. Preston etal. (1992) | Menerapkan Sistem anggaran bukanlah teknologi yang dirancang penganggaran dan kemudian diterapkan tetap cfabrikasi sebagai evangan dalam | bagian dar proses sosialinterakit sistem rumah sakt di Inga. Robson (1992) Preferensi kvalifikast dalam akuntansi Pengerbangan akuntansi adalah pemurnian yang kontinu terhadap prasasti yang bergerak, stabil, ddan dapat dikombinasikan, yang mempercepat Pengendalian jarak jauh, Penis Masalah Kesimpulan ‘Cooper (1983) Pekeraan Para pendukung menggunakan perspektt racial dalam tijavan dan kritk | rset akuntansi manajemen. berdasarkanteor ontinjensi. ‘Cooper dan Sherer | Mengapa pemegang | Ekonomi pots dar akuntansi akan berguna. (1984) saham memiiki hak istimewa Hopper et a. (1987) Utitas dari studi Perspektt proses tenaga kerja menyediakan peran peting dalam engakuan atas agensi manusia dalam konteks akuntansi kekuatan poi, ideologi, dan ekonomi Penulis ‘Masalah Kesimpulan ‘Armstrong (1991) | Utiitas teon agensi. | Analisis atas hubungan agensi modal dalam hal tindakan sosial adalah berguna dalam memanami sistem akuntansi dalam pengendalian organisasiona. 86 Bab 4—Fitosof Riset dalam Bidang Akusstansi Keperilakuan ‘TABEL 4.7 Empiris Strukturalis Ratiikal (Lanjutan) TABEL 4.8 Humanis Radikal— ‘Argumen Teoretis TABEL 4.9 Empiris Humanis Radikal | aca Kesimputan 5] Penulis jadi kunci rofesi tersebut Yang menjadi kunci adalah strategi ps "Armstrong (1985) | Pentingnya akuntan ' 018) | faammierat untuk mengendalikan kinera. organisasional relat tethadap dengan profesional yang lin, ‘Armstrong (1987) Pengaruh akuntansi | Akuntan ada dalam posisi untuk ‘menerapkan rmanajemen dalam | pengendalian. rganisasi kapitai Hopper dan Kemunculan, Relevansi yang direstorasi guna mengakhin Armstrong (1981) | kejatunan, dan rmeningkatnya persaingan global ‘emunculan kembal akuntansi manajemen. Knights dan Colinson | Tanggapan pekerja | Tenaga kera tidak mampu merespons terhadap angka- (1987) terhadap penagunaan | angka akuntansi ‘manera dari angka-angka akuntansi, Neimarks dan Tinker | StategiGeneral | Asal-muasal dan konsekuensi sosial dari sistem (1986) Motors strategy | pengendalan dipengaruhi oleh tujuan akumulasi untuk menginter- | modal nasionalissi produksi dan Aistrbusi 1916-1976, Tinker dan Neimark | Eksplitasi wanta. | Ekonomi polis adalah berguna dalam memahami 91987) eksplotasi wanita dalam krisis—menghadapi kapitaisme. Penulis Masalah Kesimpulan Laughin (1987) | Dapatcterapkannya | Akuntansi san; gat berhubungan dengan teor kis Habermas | kolo roses dalam akuntans, Nast ct calam organisas Penulis Masalah n= impulan Broadbent etal. | Pengaruh akuntansi (1991) pada pelayanan fa ert digunakan untuk memandang akuntans perawatan kesehatan ganisasi Gilnggis, ‘Chua dan Degeling | Penerapan akuntan (19890 ¢alam indusih | A¥00tans| memengaruniindaxan a Perawatankesehatan | memeetihatkandiema moral yang po AS mela Pre lokasi sumber daya Yyang mengeliing Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan 87 Peluang Riset Akuntansi Keperilakuan pada Lingkungan Akuntansi Banyaknya diversifikasi dalam riset akuntansi keperilakuan akan menyebabkan tidak mungkin suatu makalah dapat memberikan analisis yang menyeluruh terhadap peluang riset dalam seluruh bidang, Untuk suatu tinjauan yang menyeluruh dari topik khusus, suatu artikel harus secara langsung ditujukan pada tinjauan yang lebih khusus. Eksistensi yang diberikan dari tinjauan spesialisasi menyebabkan suatu makalah harus menggunakan pendekatan yang lebih Iuas dan mengidentifikasikan peluang riset yang pada umumnya dilakukan melalui subbidang, seperti peluang untuk mentransfer ide riset melalui subbidang. Dengan secara khusus menelaah riset akuntansi keperilakuan sebelumnya dapat diperoleh suatu kerangka analisis dan diskusi yang dibatasi pada peluang, terutama pada hasil potensi subbidang dan implikasinya untuk subbidang akuntansi yang lain. Audit Suatu tinjauan atas artikel riset akuntansi keperilakuan selama tahun 1990-1991 menunjukkan penekanan pada kekuatan dalam pembuatan keputusan yang, merupakan karakteristik dari sebagian besar riset akuntansi keperilakuan. Penjelasan dari bagian ini berorientasi pada pembuatan keputusan dalam audit, dan telah memfokuskan riset terakhir pada penilaian dan pembuatan keputusan auditor, seperti perbedaan penggunaan laporan audit dan meningkatnya perkembangan yang berorientasi kognitif. Libby dan Frederick (1990) secara persuasif menjelaskan pentingnya pemahaman mengenai bagaimana variabel-variabel psikologi seperti pembelajaran, pengetahuan faktual dan prosedural, serta pengaruh memori dalam pembuatan keputusan. Pencerminan dari riset terakhir dan riset yang akan datang merupakan fokus terhadap: 1. Karakteristik pengetahuan yang dihubungkan dengan pengalaman (yang meliputi bagaimana pengetahuan itu diperoleh), 2. Pengujian atas bagaimana pengetahuan berinteraksi dengan variabel orga- nisasional atau lingkungan. 3. Pengujian pengaruh kinerja tethadap pengetahuan yang berbeda Pengalaman memainkan peran penting dalam orientasi kognitif riset akuntansi keperilakuan. Ada dua alasan untuk hal ini, yaitu 1, Pengalaman merupakan ekspektasi yang berhubungan dengan keahlian kinerja 2. Manipulasi sebagai suatu variabel independen telah menjadi efektif dalam mengidentifikasikan domain karakteristik dari pengetahuan spesifik 88 Bab 4—Filosofi Rise! dalam Bidang Akunianst Keperilakuan tang akuntansi yang lain. Bagaimana Pun juga, rat a ean Fn Ean dalam mean vs Fe pengalama Riset audit menyarankan svat htburgan 1% ompleks antara pengalaman dan kinerja Y0P8 belum dipahar dengan bak Sementara riset yang dikembangkan dalam audit, sebagai contoh, eh: kemampus er ‘ek dari hubungan antara atar belakang, merupakan asp* ypuan dan peran latar 8 i " a ec realaman dan kinerja yang hanya memperoleh sediki i nla Titeratur idl em riset akuntansi keperilakuan dalam bidang manajerial telah dipelajari dengan lebih rinci- Riset ini menyarankan bahwa terdapat suatu peluang Yang berhiubungan dengan pemahaman dan evaluasihasl keputusan audit Salah sate kesulitan dengan riset yang berorientasi pada keputusan dalam audit adalah kurangnya kriteria variabel yang dapat diamati terhadap penilaian kinerja auditor dan oleh karena itt, peneliti sering melakukan studi atas Konsensus penilaian dan konsistensi. Bedard dan Biggs (1991) secara kreatif mengatasi masalah ini dengan merancang bahan kasus eksperimental yang mempunyaisuatu jawaban unik yang benat, dan McDaniel 1990) menggunakan pendekatan yang sama, Salah satu pendekatan alternatif adalah pemenuhan standar profesional (generally accepted accounting principles~GAAP dan Generally Accepted Accounting Standards—GAAS) sebagai suatu variabel kriteria. Akuntansi Keuangan Beberapa publikasi menunjukkan bahwa riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi keuangan jumlahnya terbatas sehingga sulit untuk diidentifikasikan Beberapa bukti menunjukkan bahwa terbatasnya pemrosesan informasi yang tidak mendorong lebih banyak dilakukannya riset akuntansi keperilakuan mmerupabat pertanyaan yang menark Secara jess, pentingnyarisetakuntansi Keuangar | berbasis pasar modal dibandingkan dengan audit menunjukkan kurame k ee permintaaneksteralterhadap rset akuntansi keperilakuan dalam bide een yang oleh sebagian besar Kantor akuntan publik dijadikan alacan hore melakukan diskusi yang lebih lanjut. in alasan untuk tidak Karena pemakai informasi keuany dalam kelompok-kelompok kecil, rielakunnealia epatusan secara individual dan kontribusi penting pada bidang ini, Selain itu, terda -perilakuan dapat membuat suatt at akuntansi keperilakuan dalam bidang kevangan a berapa alasan mengapa ris yang lebih besar di masa yang akan datang, yait igkin memberikan kontribusi m 1 Bab 4—Filosfi Rist dalam Bidanng Akuntansi Keperilakuan 89 Dua alasan dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang keuangan di atas telah mampu memberikan kontribusi yang lebih besar karena keunggulannya yang melebihi riset akuntansi keperilakuan dalam audit 1. Terdapat sejumlah tugas dari informasi akuntansi keuangan yang merupakan input langsung untuk keputusan pinjaman bank, negosiasi kontrak tenaga kerja, prediksi laba, dan rekomendasi saham. Konsekuensinya, akuntansi keuangan mempertimbangkan lingkup pengujian kemampuan generalisasi dari pengaruh variabel perilaku, seperti variabel psikologi sebagai struktur kognitif dan kemampuan “pemecahan masalah” (problem solving) dengan variabel lingkungan, seperti insentif dan ketidakpastian melalui konteks Keputusan berdasarkan pengetahuan. 2. Keuntungan riset akuntansi keperilakuan dalam bidang keuangan meliputi beberapa tugas seperti prediksi laba yang telah didefinisikan dengan baik dan mempunyai sifat berulang, Hal ini merupakan kerugian yang relatif dalam audit, di mana bermacam-macamnya tugas audit yang jarang dilakukan auditor dapat menimbulkan kesulitan untuk mempelajari hubungan antara pengalaman audit dan kinerja. Akuntansi Manajemen Analisis ini pada awalnya menunjukkan bahwa riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi manajemen merupakan pertimbangan yang lebih luas dibandingkan dengan riset yang sama dalam akuntansi keuangan, dan memungkinkan pencerminan tradisi lama yang berbeda dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang audit. Variabel organisasional dan lingkungan mempunyai pengaruh yang penting terhadap perilaku organisasional dan perilaku individu dalam organisasi. Selanjutnya, sistem pengawasan akuntansi tidak dapat dipelajari secara terpisah, melainkan harus dipertimbangkan dalam konteks variabel ini dan pengawasan organisasional yang Jain. Riset akuntansi keperilakuan dalam akuntansi manajemen melakukan investigasi atas seluruh variabel lingkungan dan organisasional yang telah diidentifikasi sebelumnya dan riset yang akan datang diharapkan akan meningkatkan perluasan pengetahuan yang mendasari hubungan dan pengujian dalam konteks yang baru (awosrki dan Young, 1992). Riset ini telah mengakui interdependensi antara variabel lingkungan dan organisasional dan perilaku yang dapat menawarkan pengetahuan mengenai minat rset terhadap audit dalam hubungannya dengan pengujian teknologi dan inovasi organisasional di kantor akuntan (Dirsmith dan Haskins, 1991). Temuan umum lainnya adalah bahwa informasi akuntansi memengaruhi pembuatan keputusan mangjerial, walaupun si pembuat keputusan tidaklah selal sensitif terhadap perubahan metode akuntansi sebagaimana dalam akuntansi keuangan (Wilner dan Binber, 1986; Murray, 1991). Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi manajemen cenderung fokus pada variabel lingkungan a-—Filosof Riset dalam Bidang Akwntanst Keperilakuan ragandalkan teori agensi, Sepertt insentif dan variabel dan orgs a ak He een rebih fokus pada variabel psikologi, Khususny® kesadaran. D eae ne en dhusus merupakan karakteristik akuntanst manajemen dan si pe on =u isan yang menggunakan akuntansi manajemen Selanjutnya, pengakuan ris sot keperilakuan dalam bidang audit memerlukan studi atas interaksi varia : psikologi dengan variabel lingkungan organisasional, Yon menyarankan perluasan riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntanst ‘manajemien dengan variabel-variabel tersebut, yang meliputi interaksi dengan variabel kognitif. Riset akantansi keperilakuan dalam bidang akuntans) merupakan subbidang akuntansi yang telah memperluas pengujian dari pengaruh fungsi akuntansi terhadap perilaku. Riset ini menguj bagaimana fungsi akuntansi sepertianggaran danstandar memengaruhi motivasi,umP2® balik, dan kinerja. Sebagai ontoh,riset saat ini menemukan hubungan yang signifikan antare ketidakpastian tugas, partisipasi anggaran, penekanan anggarany ‘dan kinerja (Brownell dan Dunk, 1991) serta antara gaya evaluasi kinerja atasan dengan bawahan (Poe et al., 1991). telah difokuskan Riset ini juga mempunyai implikasi terhadap audit yang secare luas t at tugas individu. di tingkat organisasi perusahaan atau di tingk: vanajemen hanya Sistem Informasi Akuntansi Keterbatasan riset akuntansi keperilakuan dalam bidang sistem informasi akuntansi adalah kesulitan untuk membuat generalisasi, meskipuri berdasarkan pada studi sistem akuntansi yang lebih awal sekalipun (Mock, 1969; Moriarity, 1979; Stock Gan Watson, 1984). Adalah jelas bahwa desain sistem memengaruhi penggunaan informasi, Informasi akan mendorong penggunaan keunggulan teknologi saat ini, seperti pencitraan data (data imaging), jaringan (networks), dan akses data dinamis melalui sistem pengoperasian menyarankan pertimbangan atas peluang riset akuntansi keperilakuan dalam bidang sistem akuntansi. Riset ini akan lebih berhasil jika difokuskan pada domain spesifik dari variabel-variabel yang unik dalam sistem akuntansi dan konteks keputusan akuntansi, seperti standar profesi dan analisis pengecualian. Dengan semakin luasnya penggunaan jaringan komputer untuk komunikasi interpersonal, interaksi kelompok dan pengiriman informasi men, - es terdapat dua bidang riset akuntansi keperilakuan dalam sist. ee relevan terhadap subbidang akuntansi yang lain. Analisi a ere bentuk presentas!informasi adalah untuk korunibasi yen Remati dari ben Edt Doris (1909) mendulaing bull aval batee Rene efektif dan efisien dan diagram balok yang diberlakukan secara berb da inet rceewan pert diel dalam hubungannya dengan varaterse dan format presentasi yang psikologi, dan khususnya pengalaman dan pen, saat ini, Otomatisasi informasi tidak hany. persepsi dan kepribadian, variabe! rs getahuan menunjukkan peluang rset ‘4 meningkatkan pilihan format, namu" Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan a1 mungkin juga menjadi lebih penting bagi peran aktif pemakai dalam pengambilan keputusan ini. Pilihan pemakai terhadap format sistem informasi yang lebih umum menunjukkan hasil bidang ini untuk riset akuntansi keperilakuan. Potensi riset lainnya adalah peran dari sistem pendukung kelompok (group support systems) dalam memfasilitasi proses kelompok. Sebagai contoh, kemungkinan yang paling signifikan dari perubahan teknologi untuk kantor akuntan pada beberapa tahun mendatang akan menguntungkan kecanggihan komunikasi jaringan Perpajakan Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan telah memfokuskan diri pada kepatuhan (tax compliance) dengan melakukan pengujian variabel psikologi dan lingkungan. Bermacam-macam variabel yang diuji, sering dengan hasil campuran, menyarankan bahwa perilaku kepatuhan pajak adalah hasil yang kompleks. Alma (1991) menyebutkan pengujian teori alternatif dari perilaku kepatuhan pajak menghasilkan kegagalan atas ekspektasi teori utilitas untuk menjelaskan secara Iengkap keputusan kepatuhan. Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan saat ini telah membentuk bermacam-macam perilaku pengetahuan dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang audit (Pei et al., 1992 dan Bonner et al., 1992). Interdependensi hubungan antara otoritas perpajakan dan kontribusi wajib pajak pada kompleksitas perilaku digambarkan oleh Colins dan Plumlee (1991). Pada bagian lain, dengan mendasarkan pada teori agensi, riset menemukan bahwa subjek memilih sendiri kontrak pekerjaan menurut faktor yang sesuai dengan kompensasi yang diharapkan (Chow, 1983; Waller dan Chow, 1985). Wajib pajak dapat secara efektif memengaruhi kemungkinan audit melalui keputusan pelaporannya. Potensi lain untuk riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan dan audit merupakan studi perilaku yang jarang dilakukan. Audit oleh kantor pajak jarang dilakukan untuk wajib pajak, tidak seperti audit atas kesalahan laporan keuangan oleh auditor. Konsekuensinya, banyak literatur psikologi yang mempunyai implikasi terhadap perilaku berdasarkan pada kejadian umum yang tidak dapat diterapkan dalam konteks audit dan perpajakan (Ashton, 1991). Oleh karena itu, terdapat pengecualian bahwa berbagai literatur psikologi tersebut tidak ditujukan untuk riset akuntansi keperilakuan khusus pada bidang perpajakan atau audit (Nelson, 1992), Pertumbuhan Riset Perilaku Indikasi penting dari pertumbuhan minat dalam pendekatan perilaku terhadap akuntansi merupakan pengaruh dari paradigma perilaku riset. Untuk menangani dimensi ini, Dyckman (1998) memilih untuk menentukan persentase penulisan dan artikel yang diterbitkan dalam dua jurnal utama, yaitu Journal of Accounting Research dan The Accounting Review yang dapat dilihat pada Tabel 4.10. Persentase penulis artikel secara substansial adalah lebih besar daripada persentase yang berhubungan TABEL 4.10 Persentase dari Penulis Perilaku dan Artikel yang diterbitkan dalam The Accounting Review dan Journal of ‘Accounting Research Per ccboneen Terakhir abs 4—Filosfi Rise! dalam Bidang Aku! . Pe tansi Keperilakuat dengan staf pengajar sebage calon perilaku. Terdapat peberapa kombinasi dari tiga faktor utama sebagai berikut: yang menggunakan pa! banyak artikel yang diterbitkan dalam kedua jurnal 2. Beberapa artikel yang ditulis oleh Pare peneliti yang, dalam bidang ini, belum ada calonnya 3, Minat pembaca dalam bidang ini telah meningkat radigma perilaku menghasilkan lebih di atas. 1. Para peneliti sementara dilakukan Secara keseturuhan, hasil ini menyatakan bahwe pengaruh terhadap literatur di atas dapat diperkirakan berdasarkan jumlah jidentifikasi staf pengajar dengan ‘minat perilaku. Brown (1996) menguji 103 pengaruh artikel akuntansi berdasarkan pada suatu analisis kutipan, menyimpulkan bahwa hanya literatur pasar modal yang dapat mengklaim dirinya sebagai literatur lebih berpengaruh daripada paradigma Juasan kontribusi paradigma perilaku. Hal ini menunjukkan betapa pentingny® Por eee eantansi selama lebih dari 40 tahun ini. Hal ini namun kelanjutannya perlu mendapat bel 4.10 di bawah ini meringkas diterbitkan pada The Accounting perilaku untuk memahami fenome merupakan suatu kontribusi yang meningkat, pethatian dari para peneliti yang berminat. Tal sentase dari penulis perilaku dan artikel yang, Review dan Journal Accounting Research. Penulis ‘Artikel 4 9 8 10 a Tahun 1978-1979 1989 1997 14 ‘Sumber: Dyckman (1988) dalam Sutsno (2000). Wawasan dalam riset akuntansi keperilakuan saat ini bisa diperoleh di a jengan cara, yaitu: 4, Survei publikasi utama dari riset akuntansi keperilak £. Klssfkasitopikartkel yang dipublikasikan dan pemetaan model perilaku individu. Sreectonn pansy Bamber (1993) telah (1993) telah mengidentifikasikan riset akuntansi keperilakuan yang diterbit yang diterbitkat selama periode 1987-1991 di Accounting Review, Contemy ”, Contemporary Accounting Reset! TABEL 4.11 Kronologi Peristiwa Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan 93 Journal of Accounting Research, dan Accounting, Organization, and Society. Jurnal-jurnal tersebut umumnya dipilih karena merupakan jurnal yang paling banyak menerbitkan bagian riset ini dengan metodologi yang terbuka untuk seluruh subjek akuntansi. Dari keempat jurnal tersebut, Accounting, Organization, and Society merupakan jurnal yang cenderung memfokuskan isinya pada riset akuntansi keperilakuan, meskipun jumnal tersebut juga menerbitkan jenis riset lainnya. Dalam periode sekarang audit merupakan bidang riset keperilakuan yang paling banyak diterbitkan dalam Behavioral Research in Accounting. Riset keperilakuan dalam audit juga secara relatif paling baik dipresentasikan dalam artikel yang secara umum merupakan hampir setengah dari “total penerbitan Behavioral Research in Accounting. Selanjutnya, urutan berikutnya diduduki oleh bidang akuntansi manajemen yang hampir mencapai seperempat dari total penerbitan, sementara sisanya merupakan subbidang lainnnya. Spesialisasi dalam jurnal menjadi lebih penting untuk Behavioral Research in Accounting. Dyckman (1998) telah menggunakan Hasselback’s Directory untuk menghitung jumiah staf pengajar akuntansi yang dipilih dan untuk mengidentifikasikan mereka yang mempunyai minat terhadap bidang perilaku selama tiga periode. Kronologi peristiwa atau kejadiannya adalah seperti pada Tabel 4.11 No. Keterangan Peristiwa Tahun 1_| Exsperimen pertama 1960 - 1968 2 | Konferens di Oho State Unversity: Aspek Periaku Data Akuntans! untuk 1968 Evaluasi Kineria 3_| Konferens di Ohio State University: Eksperimen Peiaku dalam Akuntans 1971 “4_| Masalah pertama dari Accounting, Organization, and Society 1976 5 _| Riset Peat Marwick dalam program audit 1976 6 | Penunjukan Perlaku (Behavioral Designation) yang diperoleh dalam 1978 Hasselback 7_| ‘Sesi periaku dari ANA 1981 @ | Konferensi JAR: Metode Riset Saat Ini Dalam Akuntansi: Kritk, Evaluasi, dan | 1982 Eksperimen Laboratorium ‘| Peno pada Konvensi Nasional: Penekanan dalam Sistem Akuntansi 1982 70 _| Masalah Pertama dari Riset Akuntansi Keperiakuan 1989 11_| Konferensi JAR: Masalah Penifaian dalam Akuntansi dan Audit 1990 12 _| Akuntansi Perlaku, dan Organisasi Konferensi Riset Pertama 1994 13 _| Riset Peniaian dan Pengambilan Keputusan dalam Akuntansi dan Aucit 1995 14 | Konferensi JAR: Pakar Aplkasi dalam Akuntansi 1997 Sumber: Dyekman (1998) dalam Sutisno (2000). 94 Bab 4—Filosofi Rise! dalam Bidang Akuntanst Keperilakuan ‘Sekolah kultas | TABEL 4.12 aa 7 ms a Jumtah Dosen dan 1976-1979 16 38 (13) Sekolah yang Dosenn| 7989 125 (0.2) Diidentifikasi dengan 1997 476 (0.4) 272 (28) Aspek Perilaku ei Ja data kurung merunukkanpersetas. Sooper Dyer (298 eam Sus 200 is | TABEL 4.13. Sistem ‘Topik Riset Akuntansi . Kiasifikasi Topik Riset | No. | __Keperilakvan just | Kevangan | Manajerial | Informasi_| Perpajakan | ‘Akuntansi Keperilakuan | 1 | Pertimbangan dan A 4 ‘menurut Subbidang pembuatan keputusan | 49 1 2 akuntan 2. | Pengaruh fungsi 3 4 20 0 7 akuntansiterhadap perilaku 3. | Pengaruh hasil fungsi (informasi akuntansi) 1 6 7 2 3 terhadap keputusan pemakai ‘Sumber: Bamber (1993) dalam Sutrsno (2000) ‘Tabel 4.13 di atas memberikan suatu pandangan menyeluruh atas topik-topik riset akuntansi keperilakuan terbara yang cukup menarik, Peraga ini diadaptasi dar Llasfikasivarabel yang memengaruhiperilaku individu oleh Ferris dan Dillar (1988). dan artikel riset akuntansi keperilakuan yang diterbitkan dalam tahun 1990 dan 1991 yang dipetakan ke dalam peraga ini, Jumlah artikel yang menguji masing-masing variabel ditunjukkan untuk scluruh variabel yang merupakan penjumlahan dari masing-masing subbidang dan ditunjukkan oleh subbidang untuk masing-masing kategori variabel. : Perilaku dibentuk oleh karakteristik individu da i ; n karakteristik I tugas. Pada Tabel 4.11 ditunjukkan karakteristik dari indivi ae ‘ i i individu pada sumb jorizontal dan karakteristik lingkungan tugas pada sumb menunjukkan bahwa riset akuntansi keperilakuan lak versal Perags tei an dengan perbedaan yang mencolok jika hanya mempertimbang yuk oe in selama tahun 199 dan 199, Fokus rset akuntansikeperiiiecc ne ree a kad pengaruh variabel psikologi lingkungan, dan orgesisasinny nen ade Penekanan pada variabel psikologi adalah konsisten oe ne ne eer ae den praia ale Kosistn dengan sia profesional da perbedaan antara subbidang dalam penekanan oes pevatsare Cleh a psikologi pemakainya dibandingkan dengan "sebut terletak pada karakteristt Penyusun, maka fokus audit khusust? Bab 4—Filosofi Rise! dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan 95 adalah pada auditornya dibandingkan terhadap pemakai laporan audit, demikian Pula dengan perbedaan dalam fokus topik tersebut antara subbidang akuntansi. Teori Keperilakuan tentang Perusahaan Teori organis modem mempunyai kaitan dengan perilaku perusahaan sebagai suatu kesatuan terhadap pemahaman kegiatan perusahaan dan alasan anggotanya. Bisa dipastikan bahwa bisnis, tanpa memedulikan besar kecilnya, biasanya dipandang sebagai milik dari pemegang saham yang perhatiannya lebih terfokus pada dimensi- dimensi keuangan, yang berputar di sekitar harga saham dan berada di luar lingkup keputusan, Pandangan yang dihimpun secara lengkap dari tujuan suatu Perusahaan, memungkinkan para akuntan untuk menyiapkan laporan keuangan yang mencerminkan hasil operasional tahunan perusahaan untuk didistribusikan ke pemegang saham dan publik melalui laporan keuangannya. Laporan ini menyiratkan keberadaan penetapan suatu tujuan yang hampir bisa dipastikan meliputi tujuan biaya dan pendapatan dalam wujud cita-cita mengenai pertumbuhan, laba, penguasaan penjualan di pasar, produksi, persediaan, tingkat pengembalian, overhead, bauran produk, karyawan, dan sebagainya. ‘Untuk menguraikan bagaimana perusahaan mengadopsi seperangkat tujuan dan bagaimana perusahaan mengawali penyesuaian dan pencapaian memerlukan suatu pemahaman yang mendasar atas keputusan dan proses penyelesaian masalah dengan pasti, Agar lebih spesifik, cori modern perusahaan terkait dengan arah tujuan perilaku yang dipastikan berkaitan dengan tujuan, motivasi, dan karakteristik menyelesaikan ‘masalah anggota-anggotanya. Tujuan organisasi akan dipandang sebagai: 1, Hasil pengaruh dari permulaan proses antarpeserta organisasi Penentu batas pengam aktivitas 3, Perannya di dalash sistem pengawasan internal adalah untuk memotivasi peserta, di mana derajat tingkat kepuasan kerja anggotanya akan diuraikan dalam kaitannya dengan tujuan pribadi mereka yang saling tumpang-tindih dengan tujuan organisasi, dan sampai sejauh mana karyawan memandang perusahaan sebagai hal yang membantu penerimaan tujuan pribadi mereka n keputusan perusahaan dan penyelesaian masalah ‘Akhirnya, pengambilan keputusan perusahaan, proses menyelesaikan masalah struktur organisasi, pembagian kerja, penggunaan prosedur standar operasional, dan seterusnya diuraikan sebagai fungsi peserta yang menyelesaikan masalah perilaku yang ditandai oleh pembatasan kapasitas mereka secara rasional. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah bahwa perusahaan dapat dipandang sebagai suatu Keseimbangan dalam mencari sistem pengambilan keputusan, Komposisi tujuan dapat berubah dari waktu ke waktu, tetapi proses tingkat penyesuaian harus mengikuti beberapa aturan. Jalannya operasional perusahaan dibatasi oleh tingkat sampai Bab 4—Filosofi Rise dalam Bidang Akuntanst Keperilakuan ,gembalian informasi. Sistem yang, terbatas pada informasi yang lay i kapasi kc memproses informasi. Sebagaj it tasi kapasitasnya untu danscain ity ge ah ib a gba ada psedr operas! YAM HK Se akibatnya, terdapat ke Saerann alat yang sederhana untuk menyelesaikan masalah. sejauh mana kapasitas penyelesaian masalah dalam pen organisasi hanya memulinkan suatt bagian Manajerial tur berdasarkan organisasi motivasional mengungkapkan mpiris dan teoretis) sebenarnya mendasarkan lari tingkat yang lebih rendah. Selain itu, dar juraikan motivasi manusia secara wnisasian. Pada bagian ini, akan | mengenai perilaku eterangan empiris Model Motivasional dari Perilaku Penguijian terhadap literat bahwa kebanyakan dari penulisan (e tulisannya pada motivasi partisipan d sejumlah teori, da yang telah mencoba untuk meng uumum dan telah diberlakukan bagi perilaku keorgai dikembangkan suatu pandangan yang bersifat motivasiona ‘manajerial serta mengevaluasinya dalam hubungannya dengan k dan teoretis. Pandangan umum tentang perilaku individu berkaitan dengan arah tujuan Prinsip umum menekankan kebutuhan akan teori-teori dan tingkatan dari jenis- jenis teori. Dalam hal ini, ada beberapa hal penting. Pertama, seseorang dapat ‘mempertimbangkan proses tujuannya dalam menetapkan dan menyusun tujuan| strukturnya, Dengan kata lain, kepribadian seseorang ditentukan oleh faktor prestasinya, kecenderungan untuk menyesuaikan kebutuhan anggota, otoriterisme, aagehneaan soi fe sem motif kekuasaan yang telah dihubungkan perilaku. Pada umumnya, arah tujuan perilaku akan mempunyai karakteristik yang menimbulkan kebutuhan ak: ikol mengambil keutamaan dari tujuan sekarang yang mengarah an pisikologi dan ketidakmampuan atau gangguan untuk mencapai tuj coed Eee dari satu tujuan ke tujuan yang lain. Akhi Han dapat menggeser perhatian imya, tujuan men; ; igarah pada perilaku organisasi dengan mengejar hanya satu tuj juan pada w: ‘i suatu tujuan terjadi ketika diperoleh solusi yang — Lane aaa z a Implikasi perilaku organisasional di atas diba, Bi igi menjadi dua. Pertama, seseorang, Prestasi untuk Pekerjaan yan, tuj al 8 akhimnya bis an te juan pribadinya. Sar adi ketika peserta organisasi merasa bahwa makna organis abi @ bisa berakhir Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan 9o7 Sejumlah teori yang ada mencoba untuk menguraikan motivasi manusia secara ‘umum. Pada bagian ini, akan dikembangkan suatu pandangan dasar mengenai ‘™motivasi dari perilaku manajerial serta mengevaluasinya dalam hubungannya dengan keterangan empiris dan laporan tinjauan literatur. Model pandangan mangjer tentang, motivasi manajerial yang diperkenalkan adalah bahwa manajer termotivasi untuk ‘mencapai dua tujuan sekaligus, yaitu tujuan pribadinya dan tujuan perusahaan. Tujuan Pribadi secara langsung dihubungkan dengan pendapatan, status, pengendalian diskresioner atas alokasi sumber daya, dan jaminan kerja. Untuk mencapai kedua tujuan ini, manajer tersebut akan menutupi slack (rentang/jarak ketidaksesuaian) dari lingkungan operasionalnya. Oleh karena itu, menciptakan dan mengendalikan slack dari sumber daya yang dihadapi berarti menjamin bahwa manajer dapat mencapai tujuan organisasi dan tujuan pribadinya. Pandangan perilaku individu secara umum mengarah pada tujuan prinsip perilaku umum dari teori kebutuhan. Biasanya, tujuan perilaku mengarah pada pemunculan kebutuhan karakteristik psikologis. Selain itu, ketidakmampuan untuk ‘mencapai suatu tujuan dapat menggeser perhatian dari satu tujuan ke tujuan lain. Contohnya adalah arah tujuan perilaku organisasi yang mengarah pada pengejaran hanya satu tujuan pada waktu yang sama dan prestasi suatu tujuan dapat terjadi jika penyelesaian masalah dapat diperoleh. Robbins mengatakan bahwa manajer dalam menyelesaikan masalah atau urusan dalam pekerjaannya menggunakan orang lain. Mereka mengambil keputusan, mengalokasikan sumber daya, dan mengarahkan kegiatan orang lain untuk mencapai tujuan. Fred Luthans yang dikutip dari Robbins melihat masalah_mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dari suatu perspektif yang agak berbeda. Ia mengemukakan pertanyaan: apakah manajer yang cepat naik pangkat dalam suatu organisasi telah melakukan kegiatan yang sama dengan tekanan yang sama seperti manajer yang melakukan pekerjaan yang sebaik-baiknya? Anda akan cenderung berpikir bahwa manajer-manajer yang dipromosikan dengan paling cepat pastilah manajer yang telah melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, kenyataannya tidaklah demikian, Luthans dan asisten-asistennya mempelajari lebih ari 450 manajer. Apa yang mereka temukan adalah bahwa para manajer ini semuanya melakukan empat kegiatan manajerial: Manajemen tradisional: mengambil keputusan, merencanakan, dan mengen- dalikan. Komunikasi: mempertemukan informasi rutin dan memproses dokumen. mber daya manusia: memotivasi, mendisiplinkan, mengelola 1 3. Manajemen sur konflik, pengisian staf (staffing), dan melatih, 4, Membentuk jaringan: bersosialisasi, berpolitik, dan berinteraksi dengan orang-orang luar. mntansi Keperilakuars jab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akw ghabiskan 32 persen dari waktunya unt untuk berkomunikasi, 20 persen untuj ersen untuk membentuk jaringan wasan yang penting pada pengetahuan kita mengenai ‘ara manajer. Secara rata-rata, manajer menghabiskan aktunya untuk masing-masing dari empatjenis sional, komunikasi, manajemen sumber daya ). Bagaimana pun, manajer yang sukses tidak smemberikan tekanan yang sama pada tap Kegiatan ini sepert! manajer yang efektif, Pada kenyataannya, tekanan-tekanan mereka hampir berlawanan. Hal ini berlawanan asumsi historis bahwa promosi didasarkan pada kinerja dengan memberikan gambaran jelas pentingnya permainan keterampilan sosial dan politik untuk maju dalam organisasi. Fs Wawasan untuk Masa Depan ] Masalah utama di masa mendatang adalah bahwa pendanaan untuk riset ini akan. berkurang jumlahnya. Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam “The Big 6” di 'AS saat ini kurang mendukung rset akademik dibandingkan di masa lalu. Banyak; universitas yang pada umumaya memiliki pengalaman pencatatan anggaran akan ‘menunjukkan penurunan sumber yang memberikan dukungan terhadap riset. Karena’ riset keperilakuan saat ini cenderung menjadi lebih mahal dibandingkan dengan apa yang bisa diusahakan oleh akuntan, maka akan terasa lebih sulit untuk melakukan| pekerjaan tersebut. Terbatasnya sumber dana ini perlu mendapat perhatian khusus dari para subjek profesional yang mampu. Di samping itu, sikap dan pandangan dari beberapa pengusaha yang mempunyai anggapan kurang positif terhadap kegiatan riset in jag berpengaruh, karena mereka tidak selalu memiliki pengetahuan ya cukup untuk memahami bahwa kegitan para praktisi merupakan bagian dat Kemampuan aplikasi hasil riset. Tidak ada cara yang lebih baik untuk menin; terhadap satu fenomena kecuali dengan os es fenomena tersebut kepada o: ecidan/menulis) tentang pada orang lain dan melakukan berbagai perbaikan, Adany2 penghargaan seperti penghargaan akademis (academic rewards) baik terhadap ris! maupun terhadap kegiatan pengajaran yang secara tidak laneene aka arr pengembangan rset adalah suatu keuntungan guna mengarskec ee masalah-masalah terbaru, Demikian pula, keunggulan ara ingkat dan menganalis telah membuka dan mendorong peneliti untuk mempertin oe ane yang pada masa lalu telah tertutup. Saat ini, ‘Pertimbangkan masalah-masalah dengan srbuka \-masalal gan pendekat ih terbuka masalah-masalah tersebut kembali menjadi masala ni an fee yang i -masalah riset saat it er rata-rata dalam studi ini ment disional, 29 persen ber daya manusia, dan 19 ps Manaj kegiatan manajemen tra kegiatan manajemen suri Tinjauan ini menambah wa\ apa yang dilakukan oleh p: kira-kira 20 sampai 30 persen dari w: kegiatan tersebut (manajemen tradi manusia, dan pembentukan jaringan) Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperitakuan 99 masalah-masalah yang mudah dilakukan dan bekerja dengan ketekunan dan keuletan agar berhasil dengan disiplin ini? Apakah paradigma perilaku yang terus berlanjut berkembang untuk menjadi dewasa dan berhasil dengan baik adalah merupakan tanggung jawab para peneliti khususnya peneliti akuntansi keperilakuan? Berbagai Pertanggungjawaban lainnya, kiranya dapat menjadi pemicu para peneliti akuntansi keperilakuan untuk lebih memperkaya masalah-masalah yang pada pada gilirannya dapat memberikan suatu kontribusi yang signifikan terhadap praktik organisasional yang ada. KESIMPULAN Pada bahasan ini dibicarakan mengenai pendekatan filsafat yang membangun akuntansi keperilakuan, Pada awal bab didiskusikan mengenai pergeseran arah dari riset bidang akuntansi keperilakuan dan selanjutnya akan didiskusikan mengenai asumsi-asumsi yang membangun akuntansi keperilakuan, seperti yang digambarkan oleh Burrel dan Morgan. Berangkat dari asumsi-asumsi tersebut kemudian akan didiskusikan mengenai analisis organisasional dalam pengembangan filsafat riset oleh Diller dan Becker, di mana analisis organisasional tersebut berangkat dari asumsi yang dikembangkan oleh Burrel dan Morgan. Dalam perkembangan terakhir telah dibahas mengenai pertumbuhan riset perilaku dalam akuntansi keperilakuan, terutama yang telah diterbitkan dalam jurnal-jurnal internasional, Perkembangan dan pertumbuhan tersebut dibuat dalam bentuk persentase yang dijelaskan dalam beberapa tabel. PERTANYAAN 1, Bagaimana Anda melihat pekembangan riset akuntansi keperilakuan saat ini sehingga dapat memengaruhi pengambilan keputusan manajer? 2, Coba diskusikan seberapa jauh arah pergeseran riset bidang akuntansi ke- perilakuan saat ini dibandingkan dengan tiga dasawarsa sebelumnya? 3, _Asumsi-asumsi filosofis apa saja yang membangun akuntansi keperilakuan? Jelaskan, 4. Bagaimana Anda melihat perkembangan penulisan artikel bidang akuntansi keperilakuan di jurnal-jurnal internasional? 5. Menurut Anda, topik riset apa-apa saja yang paling dominan memengaruhi akuntansi keperilakuan? REFERENSI ‘Alma J., 1991. “A Perspective on the Experimental Analysis of Taxpayer Reporting,” ‘The Accounting Review, Juli: 877-598. Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang, “Akuntansi Keperilakuan ‘Amstrong, 1991. con and Social Dynamics in ‘The Capitalist Agency Relavionship,” Accounting Organization ‘and Society, 16 (1): 1-26. +1987." The Rise of Account ‘Contvolsin British Capitalist Enterprises mization, and Society. 12 (8/5) 415-436. .gement Control Strategies: “The Role of Competi tional Professions,” Accounting, “Contradictis —— ‘Accounting, Orga ____1985,"Changing Mana “ion Between Accountancy and Other Organ23 Organization, and Society 10 (2) 129-148. “Argyris C., 1952. “The Impact of Budgets 0° People, ship Foundation. Ashton A. H., 1991. “Experience terminants of Audit Expertis Baiman S., 1990. “Agency Resear "Accounting, Organization, and Society. hal Bamber E. M., 1993. “Opportunities in Behavioral Accountin Research in Accounting, 5: 1-29. Bedard J. C, dan S.F. Biggs. 1991. “Pattem Recognition, Hypothesis Generation nnd Auditor Performance in An Analytical ‘Task,” The Accounting Review 66(3): 622-642. Berry A., T. Capps, D. Cooper, P. Fergusttl ‘T, Hopper, dan A. Lowe, 1985 Y-Management Control in An Area of The NCB: Rationales of Accounting Practices in A Public Enterprise.” Accounting, Organization, and Society 10 (1); 3-28. Binberg G. Jacob, dan ‘Accounting Resear Vol. 1, 23-74 Boland R., dan L. Pondy, 1983. Mal and Rational Perspectives,” Accounting, Organization, 223-224. Bonner 5. E dan N. Pennington, 1991 ‘Determinants of Auditor Expertise,” men): 1-28. Bougen S. Ogden, » New York: The Controller. and Error Frequency Knowledge as Potential De- (April): 218-239. 1" The Accounting Review 66 .g Research,” Behavioral 1989, “Three Decades of Behavioral Jeffrey F. Shields, + Behavioral Research in Accounting, yh; A Search for Order, Accounting in Organizations: A Union of Natu: and Society 8 (2/3) “Cognitive Process and Knowledge 2 Journal of Accounting Research 30 (suple- “The Appearance and Disappearance dan Q. Qutram, 1990. tustry,” Accountins: rf Accounting: Wage Determination in The U.K. Coal Indi Organization, and Society 14 (2): 208-234 Briers dan Hisrt, 1990. “The Role of Budgetary Inform: Evaluation,” Accounting, Organizations, and Society, Vol. 15, No. 398. Broadbeen etal, 1991. "Recent Financial and ‘Administrative Changes in The NHS: Soest Theory Analysis” Critical Perspective on Accounting, Maret hal 130 srownell P, dan A. S. Dunk, 191. “Task Uncertainty and Its Interaction udgetary Participation, and Task Uncertainty: Tests of A Three-Way Inte aoe journal of Accounting Research 24 (Musim Gugur): 596-605, ation in Performance 4, hal: 375 Bab 4—Ficsof Rist dalam Bidang AkuntansiKepeiakan 104 Brown L., 1996. “Influential Accounting Articles, Individuals, Ph.D, Granting Institutions and Facilities,” Accounting, Organization, and Society, Oktober, November: 723-754. Burrel G,, dan G. Morgan, 1979. “Sociological Paradigms and Organizational Analyst,” London: Heinenmann. Chariri Anis dan Ghozali, Imam, 2002. Teori Akuntansi, Universitas Dipone- gore. Chow C. W,, 1983. “The Effect of Jobs Standard Tightness and Compensation Scheme on Performance: An Exploration of Linkages,” The Accounting Review 58: 106-136, Chua W,, 1986, “Radical Developments in Accounting Thought,” The Accounting Review 61 (Oktober): 601-632. Colville 1, 1981. “Reconstructing Behavioral Accounting,” Accounting, Organiza- tion, and Society 6 (2): 119-132. . Colignon R., dan M. Covaleski, 1988. “An Examination of Managerial Accounting Practices as A Process of Mutual Adjustment,” Accounting, Organization, and Society 13 (6): 559-579, Cooper D. Hayes, dan F. Wolf, 1981. “Accounting in Organized Anarchies: Un- derstanding and Designing Accounting System in Ambiguous Situations,” Accounting, Organization and Society,6 (3): 175-191. Cooper dan M, Sherer, 1984, “The Value of Corporate Accounting Reports: Argu- ments for A Political Economy of Accounting,” Accounting, Organization and Society 9 (3/4): 207-232. Covaleski M.A., dan M. W. Dirsmith, 1990. “Diabetic Tension, Double Reflexivity and The Everyday Accounting Research: On Using Qualitative Methods,” Accounting, Organization, and Society, 15 (6): 543-573. Davis F. D, 1989. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Accep- tance of Information Technology,” MIS Quarterly, (September): 319-340, Dermer J dan R. Lucas, 1986, “The llussion of Managerial Control,” Accounting, Organization, and Society, 11 (6): 471-482. Dirsmith M. dan M, Hashkins, 1991, “Inherent Risk Assessment and Audit Firm Technology: A Contrast in World Theories,” Accounting, Organization, and Society, Januari: 61-90. Dillard F. Jesse dan D'Arcy A. Becker, 1997. “Organizational Sociology and Ac- counting Research for Understanding Accounting in Organization Using Sociology,” dalam Vicky Arnold dan Steve G. Sutton, Behavioral Accounting Research: Foundation and Frontiers, Sarasota, American Accounting Associa- tion. Dyckman Thomas R., 1998. “The Ascendancy of The Behavioral Paradigm in Accounting: The Last 20 Years,” Behavioral Research in Accounting, Vol. 10 Suplemen: 1-10. 102 Bab 4—Filosofi Rise dalam Bidang Akuntanst Keperilakuan Ferris dan Dillard, 1988 . » ‘An Integrative Framework of Flamholitz E,,T. Das, dan A. Tsu 1985. ia re society 10 (1): 35-0 Organizational Control,” 8 Ee runing ganization, ana Sciey Gambling T., 1987. “Accounting 12 @): 319-330. Govindarajan V. dan AK. Gul Unit Strategy: Impact on Performance, A): 51-66. . , ea H oa 1, Baxter, 1993.” Capital Budgeting Case Study: An Analysis of 'A Choice Process and Roles of Information,” Behavioral Research in Account- ing 5: 187-210. Hopwood A., 1987. Organizations, and Society 12 (1); 65-70. Hopper dan Amstrong, 1991. “Cost Accounting, Controlling Labour and The Rise ‘of Conglomerates,” Accounting, Organizations, and Society 16 (5/6) 405-438. Indriantoro, Nur, 1999. "Alirarvaliran Pemikiran Alternatif dalam Akuntansi,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 3, 101-105, Iwan Triyuwono, 1997.”"Akuntan dan Akuntansi: Kajian Kritis Perspektif Posmo- dernisme,” Media Akuntansi, edisi No. 19 Juli. 1998. “Mendekonstruksi Akuntansi Mainstream dengan Tao dan Islam: Sebuah Agenda Riset,” Makalah Seminar Nasional Riset Akuntansi dan Bisnis, ‘Surabaya. 2000. “Paradigma Ilmu pengetahuan dan Metodologi Riset,” makalah pada ursus singkat Metodologi Riset Paradigma Alternatif: Untuk Akuntansi, ekonomi, dan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang, 8-9 Mei 2000. Jaworski B., dan S. Young, 1992. “Dysfunctional Behavior and Management Con- trol: An Empirical Study of Marketing Managers,” ee gers,” Accounting, Organization, Accountins for Rituals, pita, 1985. “Linking Control Systems to Business : Accounting, Organization, and Society “Accounting and Gender: An Introduction,” Accounting, Kaplan RS,, 1984. “The Evolution of Managemen A c ; NJ: prentice Hall, Inc, * erounting,” Englewood Citi Knights D,, dan D, Collinson, 1987, “Disciplining The Sh 0 cof Managerial Psychology and Financial Accounting,” Accensan tion, and Society 12 (4/5): 457-478, 8 Accounting, Organiza Laughlin R,, 1987. “Accountin; is ig Systems in Organi: : in zat cal Theory Acct Crna Eaizationa Contexts: A Case fot Libby dan Frederick, 1990, Y and Society 12 (4/5):479-502. ;pfloor: A Comparison Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan 103 Macintosh B., Norman, dan Robert W. Scapens, 1990, “Structuration Theory in Management Accounting,” Accounting, Organization, and Society, Vol. 15, No. 5, 455-477. Macintosh dan Williams, 1992. “Managerial Roles and Budgetary Behavior,” Behavioral Research in Accounting, Vol. 44, hal: 23-48. March S., 1987. “Ambiguity and Accounting: The Exlusive Link Between Infor- mation and Decision making,” Accounting, Organization, and Society 12 (2): 53-168. McDaniel L., 1990. "The Effect of Time Pressure and Audit Program Structure on Audit Performance,” Journal of Accounting Research, Musim Gugur: 267-285. Merchant, 1981. “The Design of The Corporate Budgeting System: Influences on Managerial Behavior and Performance,” The Accounting Review 56 (Oktober) 813-829, Miller Peter, dan Ted O'leary, 1987. “ Accounting and The Construction of The Governable Person,” Accounting, Organization, and Society, Vol 12, No. 3, 235-265. Morgan G., 1988, “Social Science and Accounting research: A Contemporary on ‘Tomkins and Groves. Accounting, Organization, and Society 8 (4): 385-388. Mock T., 1969. “Comparative Values of Information Structures,” Journal of Account- ing Research, Suplemen: 124-159 Moriarity 1979. “Communicating Financial Information Through Multidimensional Graphics,” Journal of Accounting Research 17 (Musim Semi): 205-224. Murray D., 1991. “The Performance Effect of Participative Budgeting: An Inte- gration of Intervening and Moderating Variables,” Behavioral Research in ‘Accounting, 04-123, Neimark dan Tinker, 1986. “The Social Construction of Management Control Systems,” Accounting, Organization, and Society 11 (4/5): 369-395. Nelson, 1992. Pei et al,, 1992. “Tax Professional's Belief Revision: The Effects of Information Presentation Sequence, Client Preference, and Domain Experience,” Decision Sciences 23: 74-199 Pinch et al., 1989. “Clinical Budgeting: Experimentation in The Social Sciences: A Drama in Five Acts,” Accounting, Organization, and Society 14 (3): 271-301. |W. Shearon dan R. Strawser, 1991. “Accounting Evaluatitative Styles and The Contagio Effect in Middle-Managers: An Empirical Study,” Journal of ‘Management Accounting Research, Musim Gugur: 169-193. Roberts, 1990. "Strategy and Accounting in A U.K. Conglomerate,” Accounting, Organization, and Society 15 (1/2): 107-126 Roberts dan Scapens, 1985. " Accounting Systems and Systems of Accountability,” “Accounting, Organization, and Society 10 (8): 443-456. Sawarjuwono, Tjiptohadi, 2000, "Metodologi Riset Akuntansi, Manajemen, dan Bisnis; Pendekatan Kritis-Critical Paradigm (Habermasian), “makalah pada kur- Poe 104 Bab 4—Filosoi Rise dalam Bidang Akuntans! ‘Keperiakuart suk Akuuntansi, Eoknomi, da Malang, 8-9 Mei 2000. sehavioral Accounting, radigna alternatife Unt Universitas Brawijaya, Marconi, 1989. B sus singkat Metodologi Riset Pa Mangjemen, Fakultas Exonort Siegel, Gary, dan Hel : Mi ms South-Western Publishing Co- Cincinnati, Ohio. Stock dan Watson, 1984. "Human Jud Multidimensional Graphics, igment Accuracy, ; ‘and Humans Versus Models,” Journal of Accounting Research (Musim Semi) 192-206. Sukoharsono, Ganis, 2000. Meteo sn Ekonomi dan Manajemen, FE Universitas Brawijaya, Malang 8-9 Mei. utrieno, 2000, “Analisis Pergeseran Paradigma dan Peluang Riset dalam Riset ‘Akentansi Kepeilakuan,” urna Bisnis dan Akurstansi, Vol 2, No.3 Desember 2000, 237-254. Tinker dan Neimark, 1987. “The Role of Annual c Contradictions at General Motors: 1917-1976,” Accounting, Organizational, and Society 12 (1): 71-88. Tomskin dan Groves, 1983. “The Everyday Accountant and Researching His Re- alities,” Accounting, Organizational, and Society 8 (4): 361-374 Wahyudi, Iman, 1999. "Mainstream Accounting and Its Paradigm: A Critical “Analysis,” Gadjah Mada International Journal of Business, Vol. 1 No. 2, Septem- ber, 99-112. Waller dan Chow, 1985. “The Self-Selection and Effort Effects of Standards-Based Employment Contracts: A Framework and Some Empirical Evidence,” The Accounting Review 60 (Juli): 458-476, Wilner, N., dan J. Binberg, 1986.” Methodol - Research Crim and Sugge: fica sateere i Bunce Fostiny Januari: 71-880. wlologi Riset Paradigma A Reports in Gender and Class m,” Accounting, Organizational, and Society, BACAAN PENDUKUNG Alfons Taryadi, 1991. “Epistemologi Per mec: slorae ia logi ‘ahan Masalah: Menurut Karl Popper,” Caplan, Edwin H., 1971. “Mana, 1971, igement Ac Science, Reading, Mass: Addison-wesiey.—® #4 Behavioral Science,” Lacatos, I., 1970. “Falsification and The Meth sramme, In Lakatos, and Musgra Lineal, Cambridge University Pres, eds)" Critism and The Growth of Know rt, Rensis, 1961. “N, : vil ew Patterns of Management,” Mayo, Elton, 1946. “The Hy, New York: MeGeae eda), New York: Memilane McGregor Douglas, 1960, Hill, Bab 4—Filosofi Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan 105 Polanyi, Karl, 1944, "The Great Transformation,” Boston: Beacon Press. Schutz A., 1967. "The Phenomenology of The Social World,” Northwestern Uni- versity Press, Wells M. C., 1976. "A Revolution in Accounting Thought” The Accounting Review, Juli.

Anda mungkin juga menyukai