SKRIPSI
Oleh
MARTIN ILHAM INDRAJAYA
NIM. 13060474035
Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur merupakan pertandingan yang mempertandingan bermacam-macam
cabang olahraga terutama beladiri karate yang mana ada dua jenis kategori yaitu kata dan kumite. Surabaya
merupakan kota yang sering menjadi juara umum di cabang olahraga karate khususnya kategori kumite. Faktor
penunjang performa atlet ada 4 meliputi mental, fisik, teknik, dan taktik. Fisik menjadi komponen penting seorang
atlet.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik atlet kumite putri puslatcab Kota
Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian populasi
dengan sampel penelitian ini adalah kumite putri Puslatcab Surabaya yang berjumlah 8 atlet.
Hasil penelitian, hasil kekuatan otot lengan atlet kumite putri puslatcab Kota Surabaya mempunyai rata-
rata 33 kali memasuki kategori kurang dibuktikan dengan 37% kategori sedang dan 63% kategori kurang.
Kekuatan otot perut rata-rata 32 kali memasuki kategori sedang dengan 50% kategori kurang dan 50% kategori
sedang. kecepatan reaksi rata-rata 0,29 detik memasuki kategori baik dibuktikan dengan 75% kategori baik dan
25% kategori cukup. kelincahan rata-rata 13,24 detik kategori baik dengan dibuktikan 25% kategori baik sekali,
62,5% kategori baik, dan 13,5% kategori sedang. Rata-rata fleksibilitas 35,625 cm dan 100% pada kategori baik
sekali. Rata-rata daya ledak 165,75 cm memasuki kategori sedang dengan 50% kategori kurang dan 50% kategori
sedang. Rata-rata daya tahan 45,6 mayoritas kategori baik dibuktikan dengan 87% kategori baik dan 12,5%
kategori kurang. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kekuatan otot lengan dan otot perut atlet karate putri
Puslatcab Kota Surabaya tahun 2017 kategori kurang.
Kata Kunci: Kondisi Fisik, Karate, Kumite, Atlet, Putri, dan Puslatcab Kota Surabaya
ABSTRACT
East Java Provincial Sport Championship (Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur) is a match that matches
various sport branches, especially Karate Martial Art which are two categories namely kata and kumite. Surabaya
is a city that often becomes the general champion of Karate sport branch especially in Kumite category. There
are 4 supporting factors in athlete’s perfomance, they are memtal, physical, techniques and tactics. Physics
becomes the important component of an individual athlete.
The objective of this research is to find out the level of physical condition of female athletes in Puslatcab
Kumite Surabaya. The research method uses desctiptive quantitative. This research is a population research within
eight female kumite athletes of Puslatcab Kumite Surabaya as its sample.
The results of this research are, arm muscle strength of female kumite athletes in Surabaya Kumite
Puslatcab has 33 times that is categorized as less, it is proven by 37% medium category and 63% less category.
Abdominal muscle strength has 33 times in average enters balance category by 50% less category and 50%
medium category. The average of reaction speed is 0,29 second enters good category which is proven by 75%
good category and 25% medium category. The average of agility is 13,24 seconds categorized as good category,
it is proven by 25% very good category, 62,5% good category, and 13,5% medium category. The average of
flexibility is 35,625 cm and 100% on very good category. The average of explosive power is 165,75 cm enters
medium category by 50% less category and 50% medium category. The conclusion of this research is the strength
of arm and abdominal muscles of female kumite athletes of Puslatcab Kumite Surabaya in 2017 are categorized
as less.
Keywords: Physical Condition, Karate, Kumite, Athlete, Female, and Puslatcab Surabaya
2
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
3
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
Kota Surabaya Cabang Olahraga Karate bertanding Sasaran penelitian atau sample penelitian
tanpa mengalami kelelahan yang berarti sehingga yang diambil guna menunjang hasil penelitian yaitu,
membuat Tim Puslatcab Kota Surabaya Cabang Tim Puslatcab Kota Surabaya cabang olahraga
Olahraga Karate keluar menjadi juara umum dalam karate atlet putri kumite sebanyak 8 orang.
event Porprov. Dari permasalahan tersebut, perlu Variable Penelitian
dilakukan penelitian untuk mendapatkan data nyata Variable yang digunakan dalam penelitian ini
tentang “Tingkat Kondisi Fisik Cabang Olahraga menggunakan sembilan komponen aspek kondisi
Karate Kota Surabaya (Studi atlet putri karate fisik karate, diantaranya :
puslatcab Surabaya). 1. Kekuatan
a. Kekuatan Otot Lengan
METODE b. Kekuatan Otot Perut
Jenis Penelitian 2. Kecepatan
Berdasarkan latar belakang di atas maka 3. Kelincahan
peneliti ingin mengetahui tingkat kekuatan, 4. Daya Tahan
kecepatan, kelincahan, daya tahan, kelentukan, dan 5. Kelentukan
daya ledak otot tungkai Tim Puslatcab Kota 6. Daya Ledak Otot (Power)
Surabaya Cabang Olahraga Karate Atlet Putri
Kumite. Teknik Pengumpulan Data
Dari masalah-masalah yang telah Dalam penelitian kondisi fisik cabang
dirumuskan, Jenis penelitian ini termasuk jenis olahraga Wushu Sanda, teknik pengumpulan data
penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. yang digunakan antara lain :
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, 1. Melaksanakan tes kekuatan otot lengan
karenan metode ini sudah cukup lama digunakan menggunakan push up.
sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk 2. Melaksanakan tes kekuatan otot perut
penelitian. Metode ini sebagai motode ilmiah atau dengan sit up.
scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah 3. Melaksanakan tes kecepatan reaksi
ilmiah yaitu konkrit atau empiris, obyektif, terukur,
4. Melaksanakan tes kelincahan
rasional, dan sistematis. Metode ini disebut metode
menggunakan Shuttle-Run.
discovery, karena dengan metode ini dapat
5. Melaksanakan tes ketahanan aerobic yaitu
ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Menurut Nazir,”Penelitian deskriptif dengan menggunakan MFT.
adalah suatu metode dalam meneliti status 6. Melaksanakan tes kelentukan
sekelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem menggunakan sit and reach
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa 7. Melaksakan tes explosive power atau daya
sekarang”. Sedangkan penelitian deskriptif menurut ledak otot tungkai dengan mengukur tinggi
notoatmojo adalah suatu metode penelitian yang lompatan yaitu dengan menggunakan alat
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat standing board jump.
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan Teknik Analisis Data
secara obyektif. Metode penelitian deskriptif Teknik analisis data yang digunakan dalam
digunakan untuk memecahkan atau menjawab penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif, karena
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi menggambarkan keadaan kondisi fisik pada Atlet
sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan langkah- karate putri Puslatcab Kota Surabaya. Analisis
langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengelolaan Deskriptif yang digunakan adalah persentase,
atau analisis data, membuat simpulan dan laporan adapun rumusnya menurut Maksum yang dikutip
(Notoatmodjo, 2002:138). oleh Aminul Firmansyah dalam skripsinya
Pentingnya penelitian ini dilakukan untuk (2015:41) :
mendapatkan data nyata dari tingkat kondisi fisik 1. Mean untuk menghitung rata–rata
puslatcab cabang olahraga karate kumite atlet putri
Kota Surabaya. X
X
n
Sasaran Penelitian
Keterangan :
4
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
X = Rata – rata Tabel 4.2 Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan Atlet
X = Jumlah nilai Putri Karate Forki Surabaya
n = Jumlah Individu no Nama Push Up Kategori
2. Standar Deviasi 1 WA 32 K
2 AT 28 K
d 2
SD 3 ZF 40 S
N K
4 OR 29
Keterangan :
5 AR 27 K
SD = Simpangan baku
6 FF 36 S
d 2 = Jumlah nilai x
7 PS 30 K
N = Jumlah subjek
3. Prosentase 8 FDN 38 S
n Jumlah 260
P= x 100%
N rata rata 32,5
Keterangan : Stdv 4,898979486
P = Presentase
n = Jumlah frekuensi atau kasus Atlet karate putri Forki Kota Surabaya yang
N = Jumlah total mengikuti tes berjumlah 8 atlet. Pada tabel 4.2 dapat
n = f. diketahui bahwa dari ke 8 atlet, hasil push up test
menunjukkan atlet karate putri Forki Kota Surabaya
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN adalah 5 dalam kategori “kurang” dan 3 dalam
A. Deskripsi Data kategori “sedang”.
Survei dari masukkan data dalam 4.1. Diagram hasil kekuatan otot lengan
perhitungan tabel. Setelah di ketahui datanya
lalu dilakukan perhitungan: rata rata, standar Diagram kekuatan otot
deviasi, jumlah keseluruhan, dan prosentase. lengan
0%
Selanjutnya disajikan deskripsi data dari hasil
0% 0%
tes dan pengukuran : kekuatan, kelentukan, Baik Sekali
daya ledak, kelincahan, reaksi, dan daya tahan. Baik
37%
1. Kekuatan Sedang
63% Kurang
a. Kekuatan Otot Lengan
Pengukuran kekuatan otot lengan Kurang Sekali
pada atlet karate putri Forki Kota
Surabaya perhitungan kekuatan otot
lengan dapat dilihat pada tabel dan
diagram berikut ini:
Gambar diagram diatas dapat diketahui bahwa
kekuatan otot perut Atlet karate putri Forki Kota
Tabel 4.1 Norma Kekuatan Otot Lengan Surabaya yang masuk kategori sedang adalah 37%
Perempuan dan 63% kategori kurang.
No. Norma Prestasi
1. BAIK SEKALI 70 - ke atas
2. BAIK 54 – 69
3. SEDANG 35 – 53 b. Kekuatan Otot Perut
4. KURANG 22 – 34 Pengukuran kekuatan otot perut
5. KURANG SEKALI ke bawah 7.50 pada atlet karate putri Forki Kota
(Sumber: Perkembangan Olahraga Terkini, Surabaya perhitungan kekuatan otot
Jakarta, 2003 perut dapat dilihat pada tabel dan
diagram berikut ini:
5
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
6
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
7
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
Usia
Gambar diagram diatas dapat diketahui
Norma bahwa fleksibilitas Atlet karate putri
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Forki Kota Surabaya yang masuk
BAIK kategori baik sekali adalah 100%.
SEKALI 16,5 17,0 17,0 17,0 17,5 18,0 19,0 20,0 19,5 20,0 20,5 20,5 20,5
BAIK 15,5 16,0 16,0 16,0 16,5 16,5 17,0 18,0 18,5 19,0 19,0 19,0 19,0 5.Daya Ledak Otot Tungkai
CUKUP 14,0 14,5 14,0 14,0 14,5 15,0 15,5 16,0 17,0 17,0 17,5 18,0 17,5 Pengukuran daya ledak pada atlet karate
KURANG 12,5 13,0 12,5 12,5 13,0 13,0 14,0 14,0 15,0 15,5 16,0 15,5 15,5
putri Forki Kota Surabaya perhitungan
KURANG 11,5 11,5 11,0 11,0 10,5 11,5 12,0 12,0 12,5 13,5 14,0 13,5 13,0 kekuatan otot perut dapat dilihat pada
SEKALI tabel dan diagram berikut ini:
(Sumber: Morrow, Jackson, Disch & Mood, 2000) Tabel 4.11 Norma Daya Ledak Perempuan
Usia
Tabel 4.10 Hasil Tes Fleksibilitas Atlet Putri Norma
Karate Forki Surabaya 10 11 12 13 14 15 16 17>
BAIK 5’5”- 5’7”- 5’9”- 6’0”- 6’3”- 6’1”- 6’0”- 6’3”-
No nama Sit and Reach Kategori
SEKALI 7’11” 7’0” 7’0” 8’0” 7’5” 8’0” 7’7” 7’6”
1 WA 33 BS 5’0”- 5’2”- 5’4”- 5’6”- 5’8”- 5’8”- 5’6”- 5’10”-
BAIK 5’2” 5’5” 5’8” 5’10” 6’0” 6’0” 5’11” 6’2”
2 AT 30,5 BS
4’7”- 4’10”- 4’11”- 5’2”- 5’3”- 5’3”- 5’2”- 5’4”-
3 ZF 38 BS CUKUP 4’10” 5’1” 5’2” 5’5” 5’7” 5’6” 5’6” 5’9”
4’1”- 4’4”- 4’6”- 4’9”- 4’10”- 4’11”- 4’9”- 4’11”-
4 OR 31,5 BS KURANG 4’6” 4’8” 4’10” 5’1” 5’2” 5’2” 5’1” 5’3”
5 AI 29 BS KURANG 3’5”- 3’8”- 3’10”- 4’0”- 4’0”- 4’2”- 4’0”- 4’1”-
SEKALI 4’0” 4’3” 4’5” 4’8” 4’9” 4’9” 4’7” 4’9”
6 FF 40 BS
(ohnson & Nelson, 2000)
7 PS 44 BS Tabel 4.12 Hasil Tes Daya Ledak Atlet Putri
8 FDN 39 BS Karate Forki Surabaya
Daya ledak Kategori
Jumlah 285
no nama Cm Feet – inci
rata rata 35,625
1 WA 173 6,68 BS
Stdv 5,35023364
2 AT 168 6,66 BS
Atlet karate putri Forki Kota Surabaya yang
mengikuti tes berjumlah 8 atlet. Pada tabel 3 ZF 152 5,6 C
4.10 dapat diketahui bahwa dari ke 8 atlet, 4 OR 161 5,63 C
hasil Sit and Reach test menunjukkan atlet
5 AI 165 5,65 C
karate putri Forki Kota Surabaya adalah 8
dalam kategori “sangat baik”. 6 FF 167 5,66 C
4.5 Diagram hasil Fleksibilitas 7 PS 169 6,67 BS
8 FDN 171 6,67 BS
Jumlah 1326 49,22
Diagram Fleksisbilitas
rata rata 165,75 6,1525
0% 0%
0%
Baik Sekali Stdv 6,649382356 0,553527648
8
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
Kategori
LEVEL VO2MAX
4.7. Diagram Hasil Daya Tahan
SEMPURNA > 12 >57,1
SANGAT Diagram Daya Tahan
10-12 50,3-57,1
BAIK
13% 0% 0% 0% Sempurna
BAIK 8-10 43,4-50,2 0%
Sangat Baik
RATA RATA 6-8 36,5-43,3
Baik
KURANG 4-6 29,6-36,4 87% Sedang
KURANG Kurang
<4 <29,5
SEKALI
(http://www.topensports.com/testing20mshutle.ht
m) Gambar diagram diatas dapat diketahui
bahwa daya tahan Atlet karate putri Forki
Kota Surabaya yang masuk kategori baik
adalah 87%, kategori kurang 12,5%.
B. PEMBAHASAN
9
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
Karate adalah salah satu macam olahraga kumite. Kekuatan otot lengan selain
beladiri di dunia yang berasal dari negara digunakan untuk memukul lawan, juga
Jepang. Menurut Ivan (2012:20) ,”Karate dapat digunakan untuk membanting
berasal dari dua kata daam huruf kanji “kara” lawan. Tanpa kekuatan otot lengan yang
yang bermakna kosong dan “te” berarti tangan, kuat, atlet akan merasa kesulitan untuk
sehingga makna keduanya “tangan kosong”. melakukan teknik bantingan dalam
Karate berarti sebuah seni beladiri yang pertandingan karate. Maka kekuatan otot
memungkinkan seseorang mempertahankan lengan Atlet karate putri Forki Kota
diri tanpa senjata”. Dalam jurnal internasional Surabaya harus ditingkatkan dengan
yang berjudul Motor and cognitive cara membuat program latihan khusus
development: the role of karate. Oleh Alesi kekuatan otot lengan.
dkk menyatakan bahwa “komponen kondisi 2. Kekuatan Otot Perut
fisik khusus cabang olahraga karate meliputi
kecepatan reaksi, kekuatan lengan, kekuatan Rata-rata Kekuatan otot perut
otot perut, daya ledak otot tungkai, dan Atlet karate putri Forki Kota
kelentukan” Surabaya (yang diukur dengan sit up
sumber: test) adalah sebesar 33 kali, berdasarkan
http://pubmedcentralcanada.ca/pmcc/articles/ klasifikasi norma kriteria dapat dikatakan
PMC4187589/ bahwa kekuatan otot lengan Atlet karate
putri Forki Kota Surabaya masuk
1. Kekuatan Otot Lengan dalam kategori “Kurang”. Menurut
Rata-rata Kekuatan otot lengan Nurhasan (2005:40),“Kekuatan adalah
Atlet karate putri Forki Kota besarnya tenaga yang digunakan oleh otot
Surabaya (yang diukur dengan push up atau sekelompok otot saat melakukan
test) adalah sebesar 33 kali, berdasarkan kontraksi. Secara fisiologis, kekuatan otot
klasifikasi norma kriteria dapat dikatakan adalah kemampuan otot atau sekelompok
bahwa kekuatan otot lengan Atlet karate otot untuk melakukan satu kali kontraksi
putri Forki Kota Surabaya masuk secara maksimal melawan tahanan atau
dalam kategori “Kurang”. Menurut beban. Secara mekanis kekuatan otot
Nurhasan (2005:40),“Kekuatan adalah didefinisikan sebagai gaya (force) yang
besarnya tenaga yang digunakan oleh otot dapat dihasilkan oleh otot atau
atau sekelompok otot saat melakukan sekelompok otot dalam satu kontraksi
kontraksi. Secara fisiologis, kekuatan otot maksimal ”. Selain otot lengan, kekuatan
adalah kemampuan otot atau sekelompok otot perut dalam cabang olahraga karate
otot untuk melakukan satu kali kontraksi juga sangat diperlukan, karena otot perut
secara maksimal melawan tahanan atau merupakan pusat kekuatan tubuh, agar
beban. Secara mekanis kekuatan otot dapat melakukan teknik tendangan dan
didefinisikan sebagai gaya (force) yang pukulan yang bagus, kekuatan otot perut
dapat dihasilkan oleh otot atau sangat diperlukan. Maka kekuatan otot
sekelompok otot dalam satu kontraksi perut Atlet karate putri Forki Kota
maksimal ”. Berdasarkan pendapat di atas Surabaya harus ditingkatkan dengan
maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan cara membuat program latihan khusus
adalah kemampuan otot melakukan kekuatan otot perut.
gerakan dengan tenaga yang maksimal. 3. Kecepatan Reaksi
Kekuatan yang dibutuhkan dalam cabang Rata-rata kecepatan reaksi para
olahraga karate adalah kekuatan otot Atlet karate putri Forki Kota
lengan, karena pada saat pertandingan Surabaya (yang diukur dengan whole
karate kelas kumite kekuatan otot lengan body reaction test) adalah 13,24
digunakan untuk memukul lawan secara berdasarkan klasifikasi kriteria dapat
maksimal. Memukul teknik sasaran dikatakan bahwa kelincahan Atlet karate
dengan keras merupakan salah satu putri Forki Kota Surabaya 6 atlet
komponen penilaian dalam pertandingan dalam kategori “baik” dan 2 atlet dalam
kategori “cukup”. Menurut Nurhasan
10
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
11
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
12
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
olahraga karate kumite, kelentukan 4. Daya Ledak yang dimiliki atlet karate putri
seseorang akan mempengaruhi Puslatcab Puslatcab Surabaya tahun 2017
kemampuan atlet melakukan pukulan dan sebagian besar dikategorikan sedang.
tendangan sesuai teknik dalam karate. 5. Daya tahan yang dimiliki atlet karate putri
Apabila tingkat kelentukan seorang atlet Puslatcab Puslatcab Surabaya tahun 2017
itu buruk, atlet tidak akan bisa melakukan sebagian besar dikategorikan baik.
teknik tendangan yang tinggi ke arah 6. Kelentukan yang dimiliki atlet karate putri
sasaran kepala. Puslatcab Puslatcab Surabaya tahun 2017
Kelentukan sangat penting dalam sebagian besar dikategorikan baik sekali.
olahraga karate, hal tersebut sangat 7. Faktor penunjang atlet karate untuk
penting ketika pertandingan karate mendapatkan performa yang baik, atlet
kumite seorang atlet mencoba melakukan karate harus mempunyai kondisi fisik yang
beberapa teknik ke arah-arah yang cukup baik. Meliputi: kekuatan, kecepatan,
rumit(misalnya kepala) untuk kelincahan, daya ledak, daya tahan, dan
mendapatkan nilai yang tinggi. Seorang kelentukan.
atlet yang ingin melakukan teknik Saran
serangan yang mengarah ke sasaran yang 1. Hasil dari penelitian ini keadaan kondisi fisik
rumit memerlukan tingkat kelentukan terutama pada kekuatan otot lengan dan
yang sangat baik (Ibrahim,2015). kekuatan otot perut dalam kategori kurang,
Tingkat kelentukan setiap orang diharapkan lebih di tingkatkan. Sehingga pada
berbeda-beda, kelentukan harus selalu saat pertandingan yang akan datang atlet dapat
dilatih agar otot yang sudah menjadi menampilkan kemampuan yang maksimal.
elastis tidak kembali menjadi otot yang 2. Untuk meningkatkan kondisi fisik Atlet karate
memiliki ruang gerak sempit. Apabila putri Puslatcab Kota Surabaya terutama
seseorang sudah lama tidak melakukan vo2max, kekuatan otot lengan, kekuatan otot
latuhan kelentukan, maka yang terjadi perut yang kurang. Pelatih harus membuat
adalah seorang atlet akan mengalami program latihan kondisi fisik yang terstruktur.
kesusahan apabila ingin melakukan 3. Untuk pemain, harus menjaga waktu
gerakan-gerakan yang memerlukan istirahatnya agar pada saat latihan fisik yang
tingkat kelentukan (fleksibilitas) yang dibuat oleh pelatih tidak sia-sia.
tinggi. Jadi, atlet harus mempertahan 4. Untuk mencapai kondisi fisik yang maksimal
kelentukan yang sudah diperoleh dengan dalam tim karate putri Puslatcab Kota
cara disesi-sesi latihan harus ada porsi Surabaya diperlukan konsisten dan komitmen
latihan kelentukan sehingga atlet yang tinggi antara atlet dan pelatih sehingga
kemampuan kelentukan tidak menurun. program-program latihan bisa dilaksanakan
dengan benar untuk hasil yang maksimal.
PENUTUP 5. Penelitian ini untuk bahan referensi, sehingga
Simpulan memberikan informasi yang lebih banyak
Hasil penelitian kondisi fisik Atlet karate putri dalam melakukan pengembangan penelitian
Puslatcab Kota Surabaya tahun 2017, dianalisa selanjutnya yaitu peneliti bisa meneliti tentang
sebagaimana telah dijelaskan pada BAB IV psikologi dan kesehatan atlet atau penambahan
maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : komponen kondisi fisik dan tes pengukuran.
1. Kekuatan Otot Lengan yang dimiliki atlet
karate putri Puslatcab Kota Surabaya tahun DAFTAR PUSTAKA
2017 sebagian besar dikategorikan kurang. Arikunto, Suharsini. 2006. PROSEDUR
2. Kekuatan Otot Perut yang dimiliki atlet PENELITIAN. Jakarta : Rineka Cipta.
karate putri Puslatcab Kota Surabaya tahun Atmasubrata, Ginanjar. 2012. SERBA TAHU
2017 sebagian besar dikategorikan kurang. DUNIA OLAHRAGA. Surabaya : Dafa
3. Kelincahan yang dimiliki atlet karate putri PUBLISHING.
Puslatcab Puslatcab Surabaya tahun 2017 Balaban, Naomi E. dan James E. Bobick. 2014. Seri
sebagian besar dikategorikan baik. Ikmu Pengetahuan Anatomi dan Fisiologi.
Jakarta: PT Indeks
13
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
Davaran, M. Elmieh, A. Arazi, H. 2015. The Effect Nazir,M. 2011. KONDISI FISIK DASAR. Bogor :
of a Combined (Plyometric-Sprint) Training Ghalia Indonesia.
Program on Strength, Speed, Power and Notoatmojo,S.2002. Metodologi Penelitian
Agility of Karat e-ka Male Athletes. Vol 2 (2): Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
38-44 ISSN: 2148-0834 Nurhasan,dkk. 2005. PETUNJUK PRAKTIS
Donald, Daniel, Robert. 2013. KATA AND PENDIDIKAN JASMANI (Bersatu
KUMITE COMPETITION RULES. Membangun Manusia yan Sehat Jasmani dan
Makassar: Martin PUBLISHING. Rohani). Surabaya : Unesa University Press.
E, Franchini. 2012. Physiological Characteristics of Ouergui,Ibrahim. Emerson, et all. 2015. Physical
karate Athletes and Karate Specific. Determinants of Karate Kumite. Ibrahim
http://www.esciencecentral.org/ebooks/karate- Ouergui, Higher Institute of Sport and Physical
kumite-how-to-optimize- Education of Kef,University of Jendouba,
performance/physiological-characteristics-of- Tunisia.
karate-athletes.pdf. Akses: 31 Oktober 2016 Percio, Del, dkk. 2009. Effects of tiredness on visuo-
Firdaus, Fitra. (2013). Hasil Medali SEA Games & spatial attention processes in élite karate
Klasemen SEA Games 2013 Myanmar athletes and non-athletes.
Terbaru. (online). www.architalbiol.org/index.php/aib/artic
http://sidomi.com/246462/perolehan-medali- le/viewFile/756/841. Di akses 10 April
sea-games-klasemen-sea-games-2013-
2017.
myanmar-terbaru/. Diakses 10 Februari 2017
PorprovVBanyuwangi2015.Hasil Pertandingan
Franchini,Emerson. Ouergui,Ibrahim,et all. 2015.
cabang olahraga karate (online)
Physiological Characteristic of Karate Athletes
http://porprov5.banyuwangikab.go.id/news/ca
and Karate-Spesific Tasks. Emerson
bor/karate di akses pada tanggal 22 november
Franchini,Martial Arts and Combat Sports
2016
Research Group, School of Physical Education
Prayitno, Kwatt. 2007. KARATE KATA. Jombang
and Sport, University of São Paulo,Brazil,Av.
: Kmedia.
Prof. Mello Morais, 65, São Paulo (SP), Brazil.
Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik
Franchini, Emerson, Ibrahim Ouergui,dan Helmi
Dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud.
Chaabene. 2015. Physical Determinants of
Setiawan, Daniel. (2016). Jepang Juara Umum SKIF
Karate Kumite. 2016 Indo Runner Up. (online). Jakarta.
https://www.esciencecentral.org/ebooks/karat http://sports.okezone.com/read/2016/08/29/43
e-kumite-how-to-optimize- /1475674/jepang-juara-umum-skif-2016-
performance/physical-determinants-of-karate- indonesia-runner-up. Diakses 10 Februari 2017
kumite.php. Diakses 25 Maret 17 Sewell, Keira. 2011. Researching Sensitive Issue: A
Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: Critical Appraisal of ‘Draw-and-write’ as Data
Senerai Pustaka. Collection Technique in Eliciting Children’s
JawaPos. 2016. Klasemen Akhir Perolehan Medali Preceptions (Online)
PON XIX/2016 Jawa Barat. http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/
http://www.jawapos.com/read/2016/09/29/540 1743727X.2011.578820 di akses pada tanggal
49/klasemen-akhir-perolehan-medali-pon- 6 November 2016.
xix2016-jawa-barat/2. Diakses 13 Desember Simbolon, Bermanhot. 2014. Latihan dan Melatih
2016 Karateka. Yogyakarta: Griya Pustaka
Eka dan Sopiah. 2010. METODOLOGI Stabilini, Mor. 2013. The Essence of Karate-do:
PENELITIAN PENDEKATAN PRAKTIS Sankido Example.
DALAM PENELITIAN. Yogyakarta : C.V http://imcjournal.com/images/13.4/13.4.6.pdf.
ANDI OFFSET. Diakses 10 April 2017.
M, Alesi dkk. 2014. Motor and cognitive Tim Penyusun. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi.
development: the role of karate. Surabaya : Unesa.
http://pubmedcentralcanada.ca/pmcc/articles/ Wahjoedi. (2000). Landasan Pendidikan Jasmani.
PMC4187589/ Diakses 10 April 2017. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Nazir,M. 2011. METODE PENELITIAN. Bogor :
Ghalia Indonesia.
14
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA
15