Anda di halaman 1dari 15

TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA

SURABAYA (STUDI ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB


SURABAYA

SKRIPSI

Oleh
MARTIN ILHAM INDRAJAYA
NIM. 13060474035

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
PRODI S1 PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
2017
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

Martin Ilham Indrajaya


Mahasiswa S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya,
martinilhamindrajaya@gmail.com
Dr. Rini Ismalasari, M.Kes
Dosen S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya,
riniismalasari@unesa.ac.id
ABSTRAK

Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur merupakan pertandingan yang mempertandingan bermacam-macam
cabang olahraga terutama beladiri karate yang mana ada dua jenis kategori yaitu kata dan kumite. Surabaya
merupakan kota yang sering menjadi juara umum di cabang olahraga karate khususnya kategori kumite. Faktor
penunjang performa atlet ada 4 meliputi mental, fisik, teknik, dan taktik. Fisik menjadi komponen penting seorang
atlet.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik atlet kumite putri puslatcab Kota
Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian populasi
dengan sampel penelitian ini adalah kumite putri Puslatcab Surabaya yang berjumlah 8 atlet.

Hasil penelitian, hasil kekuatan otot lengan atlet kumite putri puslatcab Kota Surabaya mempunyai rata-
rata 33 kali memasuki kategori kurang dibuktikan dengan 37% kategori sedang dan 63% kategori kurang.
Kekuatan otot perut rata-rata 32 kali memasuki kategori sedang dengan 50% kategori kurang dan 50% kategori
sedang. kecepatan reaksi rata-rata 0,29 detik memasuki kategori baik dibuktikan dengan 75% kategori baik dan
25% kategori cukup. kelincahan rata-rata 13,24 detik kategori baik dengan dibuktikan 25% kategori baik sekali,
62,5% kategori baik, dan 13,5% kategori sedang. Rata-rata fleksibilitas 35,625 cm dan 100% pada kategori baik
sekali. Rata-rata daya ledak 165,75 cm memasuki kategori sedang dengan 50% kategori kurang dan 50% kategori
sedang. Rata-rata daya tahan 45,6 mayoritas kategori baik dibuktikan dengan 87% kategori baik dan 12,5%
kategori kurang. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kekuatan otot lengan dan otot perut atlet karate putri
Puslatcab Kota Surabaya tahun 2017 kategori kurang.
Kata Kunci: Kondisi Fisik, Karate, Kumite, Atlet, Putri, dan Puslatcab Kota Surabaya

ABSTRACT

East Java Provincial Sport Championship (Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur) is a match that matches
various sport branches, especially Karate Martial Art which are two categories namely kata and kumite. Surabaya
is a city that often becomes the general champion of Karate sport branch especially in Kumite category. There
are 4 supporting factors in athlete’s perfomance, they are memtal, physical, techniques and tactics. Physics
becomes the important component of an individual athlete.

The objective of this research is to find out the level of physical condition of female athletes in Puslatcab
Kumite Surabaya. The research method uses desctiptive quantitative. This research is a population research within
eight female kumite athletes of Puslatcab Kumite Surabaya as its sample.

The results of this research are, arm muscle strength of female kumite athletes in Surabaya Kumite
Puslatcab has 33 times that is categorized as less, it is proven by 37% medium category and 63% less category.
Abdominal muscle strength has 33 times in average enters balance category by 50% less category and 50%
medium category. The average of reaction speed is 0,29 second enters good category which is proven by 75%
good category and 25% medium category. The average of agility is 13,24 seconds categorized as good category,
it is proven by 25% very good category, 62,5% good category, and 13,5% medium category. The average of
flexibility is 35,625 cm and 100% on very good category. The average of explosive power is 165,75 cm enters
medium category by 50% less category and 50% medium category. The conclusion of this research is the strength
of arm and abdominal muscles of female kumite athletes of Puslatcab Kumite Surabaya in 2017 are categorized
as less.
Keywords: Physical Condition, Karate, Kumite, Athlete, Female, and Puslatcab Surabaya

2
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

PENDAHULUAN mengantarkan Indonesia keluar menjadi Runner Up


Karate adalah salah satu macam olahraga dalam perolehan medali pada kejuaraan Dunia
beladiri di dunia yang berasal dari negara Jepang. Shotokan Karate-Do International
Menurut Ivan (2012:20), ”Karate berasal dari dua Federation(SKIF)”.
kata daam huruf kanji “kara” yang bermakna kosong Firdaus (2013) “Pada tingkat Asia
dan “te” berarti tangan, sehingga makna keduanya Tenggara, terdapat beberapa cabang olahraga yang
“tangan kosong”. Karate berarti sebuah seni beladiri bernama Sea Games. Terutama dalam cabang
yang memungkinkan seseorang mempertahankan olahraga karate, Indonesia mengikuti dan berhasil
diri tanpa senjata”. Dalam beladiri karate, selain memperolah medali 2 medali emas, 6 perak, dan 7
diajarkan teknik dasar pukulan, tendangan, perunggu, dari 17 medali emas, 17 medali perak, dan
tangkisan, dan bantingan, juga terdapat nilai -nilai 34 medali perunggu". Pada pertandingan Sea Games
filosofis yang positif. Menurut Kwatt (2007:3), tersebut terdapat beberapa atlet yang berasal dari
”Sanggup memelihara kepribadian, Sanggup patuh Provinsi Jawa Timur dan berhasil memperoleh 1
pada kejujuran, Sanggup mempertinggi prestasi, medali emas, dan 1 medali perunggu. Kedua atlet
Sanggup menjaga sopan santun, dan Sanggup tersebut juga sama-sama berasal kota yang sama
menguasai diri”. Cabang olahraga karate merupakan yaitu Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
beladiri yang dibagi menjadi dua macam, yaitu kata Dalam olahraga karate diperlukan tingkat
adalah serangkai teknik dasar pukulan dan kondisi fisik yang sangat baik. Selain teknik, taktik,
tendangan karate yang digabungkan menjadi satu dan mental, kondisi fisik menjadi hal yang sangat
dan memliki unsur keindahan, dan kekuatan. Kumite penting untuk meningkatkan prestasi atlet.
adalah pertarungan dari bagaimana cara Komponen kondisi fisik dominan yang diperlukan
mengaplikasikan teknik dasar pukulan, tendangan, dalam cabang olahraga karate adalah
dan bantingan ke dalam suatu pertarungan atau kekuatan,kecepatan, kelincahan, daya tahan,
pertandingan. kelentukan, dan daya ledak. Perkembangan prestasi
Olahraga karate di dunia dinaungi oleh pada cabang olahraga karate Jawa Timur sangat
sebuah organisasi yang bernama WKF (World berkembang, terutama pada Kota Surabaya. Karate
Karate Ferderation). Karate di Indonesia adalah merupakan cabor andalan bagi Kota Surabaya.
salah satu olahraga beladiri tangan kosong yang Dalam proses latihan dibutuhkan latihan fisik,
dinaungi sebuah organisasi yang bernama FORKI teknik, dan taktik, sebagai usaha untuk
(Federasi Olah Raga Karate-Do Indonesia). Tujuan meningkatkan prestasi yang tinggi di bidang
FORKI adalah mengembangkan karate-do sebagai olahraga. Untuk mencapai prestasi secara maksimal
olahraga seni, serta ilmu membela diri untuk dibutuhkan kondisi fisik yang baik. Unsur-unsur
memupuk kepribadian yang luhur dan terbuka bagi dalam kondisi fisik yang baik yaitu kekuatan,
setiap warga negara Indonesia. Perkembangan kecepatan, kelincahan, daya tahan, kelentukan, dan
karate di Indonesia sudah berkembang dengan daya ledak.
seiring perkembangan zaman, adanya ilmu Fenomena yang terjadi pada team
pengetahuan dan tekmologi yang selalu berkembang Puslatcab Kota Surabaya, atlet kumite Kota
setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dibuktikan Surabaya selalu mengikuti event porprov dan selalu
dengan munculnya atlet-atlet daerah yang mampu menjadi juara umum dalam Porprov, dari Porprov II
berprestasi di level Nasional bahkan Internasional, sampai Porprov V terakhir tahun kemarin yang
dan olahraga karate menjadi olahraga masyarakat di diselenggarakan di Kabupaten Banyuwangi. Dari
Indonesia. prestasi yang berhasil diraih oleh tim Puslatcab Kota
Setiawan (2016) “Dalam kejuaraan dunia Surabaya Cabang Olahraga Karate menjadi juara
karate, Indonesia selalu mengirimkan beberapa atlet umum sebanyak empat kali berturut-turut dalam
untuk bertanding membela negara Indonesia. Pada Porprov. Setelah dilakukan observasi pada atlet putri
Kejuaraan Dunia Shotokan Karate-Do International puslatcab Kota Surabaya Cabang olahraga karate
Federation (SKIF) 2016 yang berlangsung di saat bertanding dalam event Porprov dari Porprov II
JIEXPO kemayoran, Jakarta pada tanggal 26-28 sampai Porprov V, kondisi fisik atlet putri Puslatcab
Agustus 2016. Indonesia berhasil merebut medali Kota Surabaya Cabang Olahraga Karate sangat baik.
sebanyak 6 emas, 6 perak, dan 17 perunggu dari total Kondisi fisik yang baik juga akan berpengaruh
medali yang di perebutkan 46 medali emas, 46 terhadap teknik tendangan, pukulan, dan bantingan.
perak, dan 92 perunggu). Hal tersebut sekaligus Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tim Puslatcab

3
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

Kota Surabaya Cabang Olahraga Karate bertanding Sasaran penelitian atau sample penelitian
tanpa mengalami kelelahan yang berarti sehingga yang diambil guna menunjang hasil penelitian yaitu,
membuat Tim Puslatcab Kota Surabaya Cabang Tim Puslatcab Kota Surabaya cabang olahraga
Olahraga Karate keluar menjadi juara umum dalam karate atlet putri kumite sebanyak 8 orang.
event Porprov. Dari permasalahan tersebut, perlu Variable Penelitian
dilakukan penelitian untuk mendapatkan data nyata Variable yang digunakan dalam penelitian ini
tentang “Tingkat Kondisi Fisik Cabang Olahraga menggunakan sembilan komponen aspek kondisi
Karate Kota Surabaya (Studi atlet putri karate fisik karate, diantaranya :
puslatcab Surabaya). 1. Kekuatan
a. Kekuatan Otot Lengan
METODE b. Kekuatan Otot Perut
Jenis Penelitian 2. Kecepatan
Berdasarkan latar belakang di atas maka 3. Kelincahan
peneliti ingin mengetahui tingkat kekuatan, 4. Daya Tahan
kecepatan, kelincahan, daya tahan, kelentukan, dan 5. Kelentukan
daya ledak otot tungkai Tim Puslatcab Kota 6. Daya Ledak Otot (Power)
Surabaya Cabang Olahraga Karate Atlet Putri
Kumite. Teknik Pengumpulan Data
Dari masalah-masalah yang telah Dalam penelitian kondisi fisik cabang
dirumuskan, Jenis penelitian ini termasuk jenis olahraga Wushu Sanda, teknik pengumpulan data
penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. yang digunakan antara lain :
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, 1. Melaksanakan tes kekuatan otot lengan
karenan metode ini sudah cukup lama digunakan menggunakan push up.
sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk 2. Melaksanakan tes kekuatan otot perut
penelitian. Metode ini sebagai motode ilmiah atau dengan sit up.
scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah 3. Melaksanakan tes kecepatan reaksi
ilmiah yaitu konkrit atau empiris, obyektif, terukur,
4. Melaksanakan tes kelincahan
rasional, dan sistematis. Metode ini disebut metode
menggunakan Shuttle-Run.
discovery, karena dengan metode ini dapat
5. Melaksanakan tes ketahanan aerobic yaitu
ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Menurut Nazir,”Penelitian deskriptif dengan menggunakan MFT.
adalah suatu metode dalam meneliti status 6. Melaksanakan tes kelentukan
sekelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem menggunakan sit and reach
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa 7. Melaksakan tes explosive power atau daya
sekarang”. Sedangkan penelitian deskriptif menurut ledak otot tungkai dengan mengukur tinggi
notoatmojo adalah suatu metode penelitian yang lompatan yaitu dengan menggunakan alat
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat standing board jump.
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan Teknik Analisis Data
secara obyektif. Metode penelitian deskriptif Teknik analisis data yang digunakan dalam
digunakan untuk memecahkan atau menjawab penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif, karena
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi menggambarkan keadaan kondisi fisik pada Atlet
sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan langkah- karate putri Puslatcab Kota Surabaya. Analisis
langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengelolaan Deskriptif yang digunakan adalah persentase,
atau analisis data, membuat simpulan dan laporan adapun rumusnya menurut Maksum yang dikutip
(Notoatmodjo, 2002:138). oleh Aminul Firmansyah dalam skripsinya
Pentingnya penelitian ini dilakukan untuk (2015:41) :
mendapatkan data nyata dari tingkat kondisi fisik 1. Mean untuk menghitung rata–rata
puslatcab cabang olahraga karate kumite atlet putri
Kota Surabaya. X 
X
n

Sasaran Penelitian
Keterangan :

4
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

X = Rata – rata Tabel 4.2 Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan Atlet
X = Jumlah nilai Putri Karate Forki Surabaya
n = Jumlah Individu no Nama Push Up Kategori
2. Standar Deviasi 1 WA 32 K
2 AT 28 K
d 2
SD  3 ZF 40 S
N K
4 OR 29
Keterangan :
5 AR 27 K
SD = Simpangan baku
6 FF 36 S
d 2 = Jumlah nilai x
7 PS 30 K
N = Jumlah subjek
3. Prosentase 8 FDN 38 S
n Jumlah 260
P= x 100%
N rata rata 32,5
Keterangan : Stdv 4,898979486
P = Presentase
n = Jumlah frekuensi atau kasus Atlet karate putri Forki Kota Surabaya yang
N = Jumlah total mengikuti tes berjumlah 8 atlet. Pada tabel 4.2 dapat
n = f. diketahui bahwa dari ke 8 atlet, hasil push up test
menunjukkan atlet karate putri Forki Kota Surabaya
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN adalah 5 dalam kategori “kurang” dan 3 dalam
A. Deskripsi Data kategori “sedang”.
Survei dari masukkan data dalam 4.1. Diagram hasil kekuatan otot lengan
perhitungan tabel. Setelah di ketahui datanya
lalu dilakukan perhitungan: rata rata, standar Diagram kekuatan otot
deviasi, jumlah keseluruhan, dan prosentase. lengan
0%
Selanjutnya disajikan deskripsi data dari hasil
0% 0%
tes dan pengukuran : kekuatan, kelentukan, Baik Sekali
daya ledak, kelincahan, reaksi, dan daya tahan. Baik
37%
1. Kekuatan Sedang
63% Kurang
a. Kekuatan Otot Lengan
Pengukuran kekuatan otot lengan Kurang Sekali
pada atlet karate putri Forki Kota
Surabaya perhitungan kekuatan otot
lengan dapat dilihat pada tabel dan
diagram berikut ini:
Gambar diagram diatas dapat diketahui bahwa
kekuatan otot perut Atlet karate putri Forki Kota
Tabel 4.1 Norma Kekuatan Otot Lengan Surabaya yang masuk kategori sedang adalah 37%
Perempuan dan 63% kategori kurang.
No. Norma Prestasi
1. BAIK SEKALI 70 - ke atas
2. BAIK 54 – 69
3. SEDANG 35 – 53 b. Kekuatan Otot Perut
4. KURANG 22 – 34 Pengukuran kekuatan otot perut
5. KURANG SEKALI ke bawah 7.50 pada atlet karate putri Forki Kota
(Sumber: Perkembangan Olahraga Terkini, Surabaya perhitungan kekuatan otot
Jakarta, 2003 perut dapat dilihat pada tabel dan
diagram berikut ini:

5
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

Tabel 4.3 Norma Kekuatan Otot


Perut Perempuan
No. Norma Prestasi
1. BAIK SEKALI 70 - ke atas
2. BAIK 54 – 69
3. SEDANG 35 – 53
4. KURANG 22 – 34 Gambar diagram diatas dapat
5. KURANG SEKALI ke bawah 7.50 diketahui bahwa kekuatan otot perut
(Sumber: Perkembangan Olahraga Terkini, Atlet karate putri Forki Kota
Jakarta, 2003 Surabaya yang masuk kategori
kurang adalah 50% dan 50%
Tabel 4.4 Hasil Tes Kekuatan Otot Perut kategori sedang.
Atlet Putri Karate Forki Surabaya 2. Kecepatan Reaksi
Pengukuran kecepatan reaksi pada atlet
No Nama Sit up Kategori
karate putri Forki Kota Surabaya
1 WA 35 S
perhitungan kekuatan otot perut dapat
2 AT 35 S dilihat pada tabel dan diagram berikut ini:
3 ZF 33 K
Tabel 4.5 Norma kecepatan
4 OR 39 S
reaksi
5 AR 26 K No Kategori Nilai
6 FF 28 K 1 Istimewa 0.001 – 0.100
7 PS 27 K 2 Bagus sekali 0.101 – 0.200
8 FDN 35 S 3 Bagus 0.201 – 0.300
4 Cukup 0.301 – 0.400
Jumlah 258
5 Kurang 0.401 – 0.500
rata rata 32,25 6 Kurang Sekali 0.501 – ke atas
Stdv 4,682795258 (Sumber: Miyatake 2012 dalam buku
Irvan Hendriawan, 2014)
Atlet karate putri Forki Kota
Surabaya yang mengikuti tes
berjumlah 8 atlet. Pada tabel 4.4 Tabel 4.6 Hasil Tes Kecepatan Reaksi Atlet
dapat diketahui bahwa dari ke 8 Putri Karate Forki Surabaya
atlet, hasil sit up test menunjukkan no nama whole body reaction Kategori
atlet karate putri Forki Kota 1 WA 0,293 B
Surabaya adalah 4 dalam kategori B
2 AT 0,29
“Sedang” dan 4 dalam kategori
kurang. 3 ZF 0,265 B
4 OR 0,287 B
4.2. Diagram hasil Kekuatan Otot Perut 5 AR 0,306 C
6 FF 0,263 B
Diagram Kekuatan
Otot Perut 7 PS 0,352 C
Baik Sekali
0% 0% 0% 8 FDN 0,266 B
Baik Jumlah 2,322
Sedang rata rata 0,29025

50% 50% Kurang Stdv 0,029392662

sangat Atlet karate putri Forki Kota Surabaya yang


kurang mengikuti tes berjumlah 8 atlet. Pada tabel
4.6 dapat diketahui bahwa dari ke 8 atlet,

6
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

hasil whole body reaction test 3 ZF 12,51 B


menunjukkan atlet karate putri Forki Kota
4 OR 12,47 B
Surabaya adalah 6 dalam kategori “bagus”
dan 2 dalam kategori “cukup”. 5 AI 13,07 B
4.3. Diagram hasil Kecepatan Reaksi 6 FF 13,42 B
7 PS 14,05 B
Diagram Kecepatan Reaksi S
0% 8 FDN 15,59
0% 0% 0% Istimewa Jumlah 105,92
Baik sekali rata rata 13,24
25%
baik 1,118710
Stdv 993
cukup
75%
Kurang Atlet karate putri Forki Kota Surabaya yang
Kurang Sekali mengikuti tes berjumlah 8 atlet. Pada tabel 4.8
dapat diketahui bahwa dari ke 8 atlet, hasil
Shuttle Run test menunjukkan atlet karate putri
Forki Kota Surabaya adalah 2 dalam kategori
Gambar diagram diatas dapat diketahui “sangat baik dan 5 dalam kategori “baik”, dan 1
bahwa kecepatan reaksi Atlet karate putri kategori sedang.
Forki Kota Surabaya yang masuk
kategori baik adalah 75% dan 25% 4.4 Diagram hasil Kelincahan
kategori cukup.
Diagram Kelincahan
3. Kelincahan 13% 0% 0%
Pengukuran kelincahan pada atlet karate Baik Sekali
putri Forki Kota Surabaya perhitungan 25% Baik
kekuatan otot perut dapat dilihat pada
62% Sedang
tabel dan diagram berikut ini:
Kurang

Gambar diagram diatas dapat diketahui


Tabel 4.7 Norma kelincahan
bahwa kelincahan Atlet karate putri Forki
No. Norma Prestasi (detik)
Kota Surabaya yang masuk kategori baik
1. BAIK SEKALI ke atas 12,10 sekali adalah 25%, kategori baik 62,5%
2. BAIK 12,11 – 13,53 dan 13,5% kategori sedang.
3. SEDANG 13,54 – 14,96
4. KURANG 14,97 – 16,39 4. Fleksibilitas
5. KURANG SEKALI 16,40 – ke bawah Pengukuran fleksibilitas pada atlet karate
Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta, 2003 putri Forki Kota Surabaya perhitungan
kekuatan otot perut dapat dilihat pada
tabel dan diagram berikut ini:
Tabel 4.8 Hasil Tes Kelincahan Atlet Putri
Karate Forki Surabaya
n Kategori
a
n m Shuttle
o a Run Test
1 WA 12,39 BS
B Tabel 4.9 Norma Tes Duduk Raih Ujung Kaki *Dalam
2 AT 12,42 S (Fleksibilitas) Perempuan Inci

7
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

Usia
Gambar diagram diatas dapat diketahui
Norma bahwa fleksibilitas Atlet karate putri
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Forki Kota Surabaya yang masuk
BAIK kategori baik sekali adalah 100%.
SEKALI 16,5 17,0 17,0 17,0 17,5 18,0 19,0 20,0 19,5 20,0 20,5 20,5 20,5
BAIK 15,5 16,0 16,0 16,0 16,5 16,5 17,0 18,0 18,5 19,0 19,0 19,0 19,0 5.Daya Ledak Otot Tungkai
CUKUP 14,0 14,5 14,0 14,0 14,5 15,0 15,5 16,0 17,0 17,0 17,5 18,0 17,5 Pengukuran daya ledak pada atlet karate
KURANG 12,5 13,0 12,5 12,5 13,0 13,0 14,0 14,0 15,0 15,5 16,0 15,5 15,5
putri Forki Kota Surabaya perhitungan
KURANG 11,5 11,5 11,0 11,0 10,5 11,5 12,0 12,0 12,5 13,5 14,0 13,5 13,0 kekuatan otot perut dapat dilihat pada
SEKALI tabel dan diagram berikut ini:
(Sumber: Morrow, Jackson, Disch & Mood, 2000) Tabel 4.11 Norma Daya Ledak Perempuan
Usia
Tabel 4.10 Hasil Tes Fleksibilitas Atlet Putri Norma
Karate Forki Surabaya 10 11 12 13 14 15 16 17>
BAIK 5’5”- 5’7”- 5’9”- 6’0”- 6’3”- 6’1”- 6’0”- 6’3”-
No nama Sit and Reach Kategori
SEKALI 7’11” 7’0” 7’0” 8’0” 7’5” 8’0” 7’7” 7’6”
1 WA 33 BS 5’0”- 5’2”- 5’4”- 5’6”- 5’8”- 5’8”- 5’6”- 5’10”-
BAIK 5’2” 5’5” 5’8” 5’10” 6’0” 6’0” 5’11” 6’2”
2 AT 30,5 BS
4’7”- 4’10”- 4’11”- 5’2”- 5’3”- 5’3”- 5’2”- 5’4”-
3 ZF 38 BS CUKUP 4’10” 5’1” 5’2” 5’5” 5’7” 5’6” 5’6” 5’9”
4’1”- 4’4”- 4’6”- 4’9”- 4’10”- 4’11”- 4’9”- 4’11”-
4 OR 31,5 BS KURANG 4’6” 4’8” 4’10” 5’1” 5’2” 5’2” 5’1” 5’3”
5 AI 29 BS KURANG 3’5”- 3’8”- 3’10”- 4’0”- 4’0”- 4’2”- 4’0”- 4’1”-
SEKALI 4’0” 4’3” 4’5” 4’8” 4’9” 4’9” 4’7” 4’9”
6 FF 40 BS
(ohnson & Nelson, 2000)
7 PS 44 BS Tabel 4.12 Hasil Tes Daya Ledak Atlet Putri
8 FDN 39 BS Karate Forki Surabaya
Daya ledak Kategori
Jumlah 285
no nama Cm Feet – inci
rata rata 35,625
1 WA 173 6,68 BS
Stdv 5,35023364
2 AT 168 6,66 BS
Atlet karate putri Forki Kota Surabaya yang
mengikuti tes berjumlah 8 atlet. Pada tabel 3 ZF 152 5,6 C
4.10 dapat diketahui bahwa dari ke 8 atlet, 4 OR 161 5,63 C
hasil Sit and Reach test menunjukkan atlet
5 AI 165 5,65 C
karate putri Forki Kota Surabaya adalah 8
dalam kategori “sangat baik”. 6 FF 167 5,66 C
4.5 Diagram hasil Fleksibilitas 7 PS 169 6,67 BS
8 FDN 171 6,67 BS
Jumlah 1326 49,22
Diagram Fleksisbilitas
rata rata 165,75 6,1525
0% 0%
0%
Baik Sekali Stdv 6,649382356 0,553527648

Baik Atlet karate putri Forki Kota Surabaya yang


mengikuti tes berjumlah 8 atlet. Pada tabel
100% 4.12 dapat diketahui bahwa dari ke 8 atlet,
Sedang
hasil Standing broad jump test
menunjukkan atlet karate putri Forki Kota
Surabaya adalah 4 dalam kategori “sangat
baik dan 4 dalam kategori “cukup”.

8
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

Tabel 4.14 Hasil Tes Daya Tahan Atlet Putri


4.6. Diagram Hasil Daya Ledak Karate Forki Surabaya

Diagram Daya Ledak


0% 0% VO2Max Kategori
Baik Sekali No nama Daya Tahan
Baik 1 WA 6,7 35,3 K
50% 50% 2 AT 10,1 46,9 B
Sedang
3 ZF 10,7 48,7 B
Kurang
0% 4 OR 10,1 46,9 B
5 AI 10,5 48,1 B
Gambar diagram diatas dapat diketahui 6 FF 9,4 44,4 B
bahwa daya ledak Atlet karate putri Forki 7 PS 10,2 47,2 B
Kota Surabaya yang masuk kategori baik 8 FDN 10,2 47,3 B
sekali adalah 50% dan 50% kategori Jumlah 77,9 364,8
sedang.
rata rata 9,7375 45,6
Stdv 1,283897526 4,346098415
6. Daya Tahan
Pengukuran daya tahan pada atlet karate
putri Forki Kota Surabaya perhitungan Atlet karate putri Forki Kota Surabaya yang
kekuatan otot perut dapat dilihat pada mengikuti tes berjumlah 8 atlet. Pada tabel 4.14
tabel dan diagram berikut ini: dapat diketahui bahwa dari ke 8 atlet, hasil MFT
Tabel 4.13 Norma VO2Max Untuk atlet Putri, menunjukkan atlet karate putri Forki Kota Surabaya
Umur 18 s/d 25 tahun adalah 7 dalam kategori “baik”dan 1 dalam kategori
Usia “baik”.

Kategori
LEVEL VO2MAX
4.7. Diagram Hasil Daya Tahan
SEMPURNA > 12 >57,1
SANGAT Diagram Daya Tahan
10-12 50,3-57,1
BAIK
13% 0% 0% 0% Sempurna
BAIK 8-10 43,4-50,2 0%
Sangat Baik
RATA RATA 6-8 36,5-43,3
Baik
KURANG 4-6 29,6-36,4 87% Sedang
KURANG Kurang
<4 <29,5
SEKALI
(http://www.topensports.com/testing20mshutle.ht
m) Gambar diagram diatas dapat diketahui
bahwa daya tahan Atlet karate putri Forki
Kota Surabaya yang masuk kategori baik
adalah 87%, kategori kurang 12,5%.

B. PEMBAHASAN

Kondisi Fisik seorang atlet juga sangat


menentukan prestasi atlet seperti yang
dikatakan M. Nazir (2011), “kondisi fisik
adalah satu kesatuan utuh dari komponen –
komponen yang tidak dapat dipisahkan baik
peningkatannya maupun pemeliharaanya”.

9
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

Karate adalah salah satu macam olahraga kumite. Kekuatan otot lengan selain
beladiri di dunia yang berasal dari negara digunakan untuk memukul lawan, juga
Jepang. Menurut Ivan (2012:20) ,”Karate dapat digunakan untuk membanting
berasal dari dua kata daam huruf kanji “kara” lawan. Tanpa kekuatan otot lengan yang
yang bermakna kosong dan “te” berarti tangan, kuat, atlet akan merasa kesulitan untuk
sehingga makna keduanya “tangan kosong”. melakukan teknik bantingan dalam
Karate berarti sebuah seni beladiri yang pertandingan karate. Maka kekuatan otot
memungkinkan seseorang mempertahankan lengan Atlet karate putri Forki Kota
diri tanpa senjata”. Dalam jurnal internasional Surabaya harus ditingkatkan dengan
yang berjudul Motor and cognitive cara membuat program latihan khusus
development: the role of karate. Oleh Alesi kekuatan otot lengan.
dkk menyatakan bahwa “komponen kondisi 2. Kekuatan Otot Perut
fisik khusus cabang olahraga karate meliputi
kecepatan reaksi, kekuatan lengan, kekuatan Rata-rata Kekuatan otot perut
otot perut, daya ledak otot tungkai, dan Atlet karate putri Forki Kota
kelentukan” Surabaya (yang diukur dengan sit up
sumber: test) adalah sebesar 33 kali, berdasarkan
http://pubmedcentralcanada.ca/pmcc/articles/ klasifikasi norma kriteria dapat dikatakan
PMC4187589/ bahwa kekuatan otot lengan Atlet karate
putri Forki Kota Surabaya masuk
1. Kekuatan Otot Lengan dalam kategori “Kurang”. Menurut
Rata-rata Kekuatan otot lengan Nurhasan (2005:40),“Kekuatan adalah
Atlet karate putri Forki Kota besarnya tenaga yang digunakan oleh otot
Surabaya (yang diukur dengan push up atau sekelompok otot saat melakukan
test) adalah sebesar 33 kali, berdasarkan kontraksi. Secara fisiologis, kekuatan otot
klasifikasi norma kriteria dapat dikatakan adalah kemampuan otot atau sekelompok
bahwa kekuatan otot lengan Atlet karate otot untuk melakukan satu kali kontraksi
putri Forki Kota Surabaya masuk secara maksimal melawan tahanan atau
dalam kategori “Kurang”. Menurut beban. Secara mekanis kekuatan otot
Nurhasan (2005:40),“Kekuatan adalah didefinisikan sebagai gaya (force) yang
besarnya tenaga yang digunakan oleh otot dapat dihasilkan oleh otot atau
atau sekelompok otot saat melakukan sekelompok otot dalam satu kontraksi
kontraksi. Secara fisiologis, kekuatan otot maksimal ”. Selain otot lengan, kekuatan
adalah kemampuan otot atau sekelompok otot perut dalam cabang olahraga karate
otot untuk melakukan satu kali kontraksi juga sangat diperlukan, karena otot perut
secara maksimal melawan tahanan atau merupakan pusat kekuatan tubuh, agar
beban. Secara mekanis kekuatan otot dapat melakukan teknik tendangan dan
didefinisikan sebagai gaya (force) yang pukulan yang bagus, kekuatan otot perut
dapat dihasilkan oleh otot atau sangat diperlukan. Maka kekuatan otot
sekelompok otot dalam satu kontraksi perut Atlet karate putri Forki Kota
maksimal ”. Berdasarkan pendapat di atas Surabaya harus ditingkatkan dengan
maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan cara membuat program latihan khusus
adalah kemampuan otot melakukan kekuatan otot perut.
gerakan dengan tenaga yang maksimal. 3. Kecepatan Reaksi
Kekuatan yang dibutuhkan dalam cabang Rata-rata kecepatan reaksi para
olahraga karate adalah kekuatan otot Atlet karate putri Forki Kota
lengan, karena pada saat pertandingan Surabaya (yang diukur dengan whole
karate kelas kumite kekuatan otot lengan body reaction test) adalah 13,24
digunakan untuk memukul lawan secara berdasarkan klasifikasi kriteria dapat
maksimal. Memukul teknik sasaran dikatakan bahwa kelincahan Atlet karate
dengan keras merupakan salah satu putri Forki Kota Surabaya 6 atlet
komponen penilaian dalam pertandingan dalam kategori “baik” dan 2 atlet dalam
kategori “cukup”. Menurut Nurhasan

10
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

(2005:41), “Kecepatan adalah (yang diukur dengan shuttle run test)


kemampuan berpindah dengan cepatdari adalah 13,24 berdasarkan klasifikasi
satu tempat ke tempat lain. Keterampilan kriteria dapat dikatakan bahwa
yang diperlukan dalam berbagai aktivitas, kelincahan Atlet karate putri Forki
terutama dalam aktivitas pendidikan Kota Surabaya dalam kategori “baik”.
jasmani atau olahraga”. Menurut Sebagian besar gerakan kelincahan
Sukadiyanto (2005) ,”Kecepatan reaksi memerlukan transfer energi yang sangat
adalah kemampuan seseorang dalam cepat didalam otot untuk mengendor dan
menjawab suatu rangsang dalam waktu mengencang, hal tersebut dapat membuat
sesingkat mungkin. Hal ini berhubungan gerakan kelincahan akan menjadi lebih
erat dengan waktu refleks, waktu gerakan efektif dan efisien (Davaran,2015).
dan waktu respon. Kemampuan tubuh Berdasarkan beberapa pendapat di atas
atau anggota tubuh untuk bereaksi maka dapat disimpulkan bahwa
secepat mungkin ketika menerima kelincahan adalah kemampuan untuk
rangsangan yang datang. Biasanya mengubah arah dan posisi tubuh secara
diterima oleh reseptor somatik, kinestetik cepat dan efektif tanpa ada gangguan
atau vestibular. Reaksi adalah keseimbangan. Sedangkan faktor-faktor
kemampuan seseorang untuk bergerak yang mempengaruhi kelincahan antara
secepatnya dalam menanggapi lain yaitu kecepatan, keseimbangan,
rangsangan yang di timbulkan lewat kekuatan. Dalam cabang olahraga karate
indera, syaraf atau filling”. kumite, kelincahan sangat diperlukan
Dalam olahraga karate yang agar dapat berpindah tempat dang
khususnya pada kategori kumite melakukan teknik serangan secara gesit
(Pertarungan), kecepatan bereaksi yang dan lugas. Kelincahan sangat bergantung
baik sangat penting untuk kesiagaan atlet terhadap kondisi seseorang, apabila
dalam melakukan serangan maupun sesorang sedang sakit, tentu akan
mengantisipasi setiap gerakan lawan. mengurangi kelincahan sesorang. Hal
Sehingga dapat segera melakukan tersebut sangat berkaitan dengan waktu
tindakan untuk memperoleh poin atas yang tepat untuk bertahan maupun
gerakan yang dilakukan lawan bermain. menyerang (timming). Maka dari itu
Kecepatan reaksi dapat dimiliki oleh pelatih dari Forki Kota Surabaya harus
setiap atlet melalui program yang baik mempertahankan bahkan menigkatkan
untuk melatih reaksi dan dilatih secara kelincahan nya dengan cara membuat
terus menerus agar atlet melakukan program-program latihan yang baik agar
kecepatan secara terbiasa. Kecepatan dengan mudah melewati lawan secara
bereaksi berguna juga untuk keefektifan maksimal.
suatu gerakan atau teknik dalam 5. Daya Ledak Otot Tungkai
pertandingan. Jika reaksi seorang atlet Rata-rata daya ledak para Atlet
tersebut sangat baik, maka atlet tidak karate putri Forki Kota Surabaya
perlu mengeluarkan tenaga yang lebih (yang diukur dengan standing board
untuk melakukan teknik serangan jump test) adalah 6’15” feet-inci.
maupun bertahan. Maka dari itu pelatih berdasarkan klasifikasi kriteria dapat
dari Forki Kota Surabaya harus dikatakan bahwa daya ledak Atlet
mempertahankan bahkan menigkatkan karate putri Forki Kota Surabaya
kecepatan reaksi nya dengan cara dalam kategori “Sedang”. Menurut
membuat program-program latihan yang Harsono (2001: 200) mengemukakan
baik agar dengan mudah melewati lawan bahwa, “daya ledak adalah kemampuan
secara maksimal otot untuk mengarahkan kekuatan
maksimal dalam waktu yang sangat
4. Kelincahan (agility) cepat”. Kemudian menurut Menurut
Rata-rata kelincahan para Atlet Wahjoedi (2000: 61) menyatakan,“Daya
karate putri Forki Kota Surabaya ledak (power) adalah kemampuan tubuh

11
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

yang memungkinkan otot atau kelompok melakukan kontraksi secara terus-


otot untuk bekerja secara eksplosif”. Oleh menerus pada tingkat intensitas
karena itu, dalam cabang olahraga karate subaksimal”. Dalam cabang olahraga
diperlukan daya ledak otot tungkai. karate kumite daya tahan sangat
Daya Ledak Otot Tungkai diperlukan pada saat pertandingan,
adalah kemampuan otot tungkai untuk karena dalam pertandingan karate kumite
melakukan kekuatan secara maksimal dilaksankan dalam satu hari dari babak
dan dengan waktu yang sangat cepat.. penyisihan sampai babak final.
Dalam olahraga karate, daya ledak otot Hal tersebut juga sangat
tungkai sangat diperlukan untuk berpengaruh apabila jumlah peserta
membantu kecepatan kaki melompat dan dalam satu kelas kumite sangat banyak.
melakukan teknik serangan teknik Setiap atlet kumite wajib memliki daya
kumite. Daya ledak otot tungkai dapat tahan yang sangat baik agar dapat
membantu kecepatan melakukan memenangkan setiap babak dengan
serangan dengan cepat, dengan adanya kekuatan yang maksimal tanpa
dorongan dari otot tungkai dan dengan di mengalami kelelahan yang berarti.
tambah teknik pukulan dapat memukul Daya tahan anaerobic sangat
dengan cepat (Ibrahim,2015). Jadi, atlet penting dalam pertandingan karate
harus mempertahan power yang sudah kumite, terutama dalam melakukan
diperoleh dengan cara disesi-sesi latihan teknik serangan maupun teknik bertahan
harus ada porsi latihan power sehingga yang dalam itensitas yang tinggi.
atlet kemampuan power tidak menurun. Sementara anaerobic kurang tepat apabila
6. Daya Tahan menjadi yang dominan, karena untuk atlet
Rata-rata daya tahan para atlet karate kumite setiap babak memerlukan
Atlet karate putri Forki Kota waktu bertanding selama tiga menit, dan
Surabaya (yang diukur pada kapasitas membutuhkan anaerobic hanya sekitar 1-
aerobik atau VO2Max) adalah 45,6 3 detik saja(Emerson,2015). Maka daya
ml/kg/mnt. Berdasarkan klasifikasi tahan Atlet karate putri Forki Kota
norma kriteria dapat dikatakan bahwa Surabaya harus ditingkatkan dengan
daya tahan pemain Atlet karate putri cara membuat program latihan khusus
Forki Kota Surabaya “baik”. Menurut daya tahan.
Nurhasan(2005:44),”Daya tahan adalah 7. Kelentukan
kemampuan melakukan sesuatu gerakan Rata-rata kelentukan para Atlet
atau usaha melewati suatu periode waktu. karate putri Forki Kota Surabaya
Daya tahan dapat dibagi menjadi dua (yang diukur dengan sit and reach test)
komponen, yaitu : Daya Tahan adalah 35,62. berdasarkan klasifikasi
Kardiorespirasi dan Daya Tahan Otot. kriteria dapat dikatakan bahwa
Daya tahan kardiorespirasi atau daya kelentukan Atlet karate putri Forki
tahan jantung dan paru-paru adalah Kota Surabaya dalam kategori “Baik
kesanggupan jantung (sistem peredaran Sekali”. Dengan kelentukan yang baik
darah) dan paru-paru (sistem pernapasan) akan mengurangi penggunaan tenaga
untuk berfungsi secara optimal saat yang berlebihan pada saat melakukan
melakukan aktivitas sehari-hari dalam suatu gerakan. Kelentukan yang baik
waktu cukup lama tanpa mengalami akan memperbaiki suatu gerakan.
kelelahan berarti. Disamping itu dengan kelentukan,
Daya tahan ini sangat penting gerakan yang diakukan menjadi luwes
untuk menunjang kerja otot, yaitu dengan (tidak kaku). Menurut Nurhasan
mengambil oksigen melalui pernapasan (2005:46),” adalah kemampuan sendi
dan mengirimkannya ke otot-otot yang untuk melakukan gerakan dalam ruang
sedang aktif atau berkontraksi melalui gerak sendi secara maksimal sesuai
peredaran darah. Sedangkan Daya Tahan dengan kemungkinan geraknya (range of
Otot merupakan kapasitas otot untuk movement)”. Kelentukan dalam cabang

12
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

olahraga karate kumite, kelentukan 4. Daya Ledak yang dimiliki atlet karate putri
seseorang akan mempengaruhi Puslatcab Puslatcab Surabaya tahun 2017
kemampuan atlet melakukan pukulan dan sebagian besar dikategorikan sedang.
tendangan sesuai teknik dalam karate. 5. Daya tahan yang dimiliki atlet karate putri
Apabila tingkat kelentukan seorang atlet Puslatcab Puslatcab Surabaya tahun 2017
itu buruk, atlet tidak akan bisa melakukan sebagian besar dikategorikan baik.
teknik tendangan yang tinggi ke arah 6. Kelentukan yang dimiliki atlet karate putri
sasaran kepala. Puslatcab Puslatcab Surabaya tahun 2017
Kelentukan sangat penting dalam sebagian besar dikategorikan baik sekali.
olahraga karate, hal tersebut sangat 7. Faktor penunjang atlet karate untuk
penting ketika pertandingan karate mendapatkan performa yang baik, atlet
kumite seorang atlet mencoba melakukan karate harus mempunyai kondisi fisik yang
beberapa teknik ke arah-arah yang cukup baik. Meliputi: kekuatan, kecepatan,
rumit(misalnya kepala) untuk kelincahan, daya ledak, daya tahan, dan
mendapatkan nilai yang tinggi. Seorang kelentukan.
atlet yang ingin melakukan teknik Saran
serangan yang mengarah ke sasaran yang 1. Hasil dari penelitian ini keadaan kondisi fisik
rumit memerlukan tingkat kelentukan terutama pada kekuatan otot lengan dan
yang sangat baik (Ibrahim,2015). kekuatan otot perut dalam kategori kurang,
Tingkat kelentukan setiap orang diharapkan lebih di tingkatkan. Sehingga pada
berbeda-beda, kelentukan harus selalu saat pertandingan yang akan datang atlet dapat
dilatih agar otot yang sudah menjadi menampilkan kemampuan yang maksimal.
elastis tidak kembali menjadi otot yang 2. Untuk meningkatkan kondisi fisik Atlet karate
memiliki ruang gerak sempit. Apabila putri Puslatcab Kota Surabaya terutama
seseorang sudah lama tidak melakukan vo2max, kekuatan otot lengan, kekuatan otot
latuhan kelentukan, maka yang terjadi perut yang kurang. Pelatih harus membuat
adalah seorang atlet akan mengalami program latihan kondisi fisik yang terstruktur.
kesusahan apabila ingin melakukan 3. Untuk pemain, harus menjaga waktu
gerakan-gerakan yang memerlukan istirahatnya agar pada saat latihan fisik yang
tingkat kelentukan (fleksibilitas) yang dibuat oleh pelatih tidak sia-sia.
tinggi. Jadi, atlet harus mempertahan 4. Untuk mencapai kondisi fisik yang maksimal
kelentukan yang sudah diperoleh dengan dalam tim karate putri Puslatcab Kota
cara disesi-sesi latihan harus ada porsi Surabaya diperlukan konsisten dan komitmen
latihan kelentukan sehingga atlet yang tinggi antara atlet dan pelatih sehingga
kemampuan kelentukan tidak menurun. program-program latihan bisa dilaksanakan
dengan benar untuk hasil yang maksimal.
PENUTUP 5. Penelitian ini untuk bahan referensi, sehingga
Simpulan memberikan informasi yang lebih banyak
Hasil penelitian kondisi fisik Atlet karate putri dalam melakukan pengembangan penelitian
Puslatcab Kota Surabaya tahun 2017, dianalisa selanjutnya yaitu peneliti bisa meneliti tentang
sebagaimana telah dijelaskan pada BAB IV psikologi dan kesehatan atlet atau penambahan
maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : komponen kondisi fisik dan tes pengukuran.
1. Kekuatan Otot Lengan yang dimiliki atlet
karate putri Puslatcab Kota Surabaya tahun DAFTAR PUSTAKA
2017 sebagian besar dikategorikan kurang. Arikunto, Suharsini. 2006. PROSEDUR
2. Kekuatan Otot Perut yang dimiliki atlet PENELITIAN. Jakarta : Rineka Cipta.
karate putri Puslatcab Kota Surabaya tahun Atmasubrata, Ginanjar. 2012. SERBA TAHU
2017 sebagian besar dikategorikan kurang. DUNIA OLAHRAGA. Surabaya : Dafa
3. Kelincahan yang dimiliki atlet karate putri PUBLISHING.
Puslatcab Puslatcab Surabaya tahun 2017 Balaban, Naomi E. dan James E. Bobick. 2014. Seri
sebagian besar dikategorikan baik. Ikmu Pengetahuan Anatomi dan Fisiologi.
Jakarta: PT Indeks

13
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

Davaran, M. Elmieh, A. Arazi, H. 2015. The Effect Nazir,M. 2011. KONDISI FISIK DASAR. Bogor :
of a Combined (Plyometric-Sprint) Training Ghalia Indonesia.
Program on Strength, Speed, Power and Notoatmojo,S.2002. Metodologi Penelitian
Agility of Karat e-ka Male Athletes. Vol 2 (2): Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
38-44 ISSN: 2148-0834 Nurhasan,dkk. 2005. PETUNJUK PRAKTIS
Donald, Daniel, Robert. 2013. KATA AND PENDIDIKAN JASMANI (Bersatu
KUMITE COMPETITION RULES. Membangun Manusia yan Sehat Jasmani dan
Makassar: Martin PUBLISHING. Rohani). Surabaya : Unesa University Press.
E, Franchini. 2012. Physiological Characteristics of Ouergui,Ibrahim. Emerson, et all. 2015. Physical
karate Athletes and Karate Specific. Determinants of Karate Kumite. Ibrahim
http://www.esciencecentral.org/ebooks/karate- Ouergui, Higher Institute of Sport and Physical
kumite-how-to-optimize- Education of Kef,University of Jendouba,
performance/physiological-characteristics-of- Tunisia.
karate-athletes.pdf. Akses: 31 Oktober 2016 Percio, Del, dkk. 2009. Effects of tiredness on visuo-
Firdaus, Fitra. (2013). Hasil Medali SEA Games & spatial attention processes in élite karate
Klasemen SEA Games 2013 Myanmar athletes and non-athletes.
Terbaru. (online). www.architalbiol.org/index.php/aib/artic
http://sidomi.com/246462/perolehan-medali- le/viewFile/756/841. Di akses 10 April
sea-games-klasemen-sea-games-2013-
2017.
myanmar-terbaru/. Diakses 10 Februari 2017
PorprovVBanyuwangi2015.Hasil Pertandingan
Franchini,Emerson. Ouergui,Ibrahim,et all. 2015.
cabang olahraga karate (online)
Physiological Characteristic of Karate Athletes
http://porprov5.banyuwangikab.go.id/news/ca
and Karate-Spesific Tasks. Emerson
bor/karate di akses pada tanggal 22 november
Franchini,Martial Arts and Combat Sports
2016
Research Group, School of Physical Education
Prayitno, Kwatt. 2007. KARATE KATA. Jombang
and Sport, University of São Paulo,Brazil,Av.
: Kmedia.
Prof. Mello Morais, 65, São Paulo (SP), Brazil.
Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik
Franchini, Emerson, Ibrahim Ouergui,dan Helmi
Dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud.
Chaabene. 2015. Physical Determinants of
Setiawan, Daniel. (2016). Jepang Juara Umum SKIF
Karate Kumite. 2016 Indo Runner Up. (online). Jakarta.
https://www.esciencecentral.org/ebooks/karat http://sports.okezone.com/read/2016/08/29/43
e-kumite-how-to-optimize- /1475674/jepang-juara-umum-skif-2016-
performance/physical-determinants-of-karate- indonesia-runner-up. Diakses 10 Februari 2017
kumite.php. Diakses 25 Maret 17 Sewell, Keira. 2011. Researching Sensitive Issue: A
Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: Critical Appraisal of ‘Draw-and-write’ as Data
Senerai Pustaka. Collection Technique in Eliciting Children’s
JawaPos. 2016. Klasemen Akhir Perolehan Medali Preceptions (Online)
PON XIX/2016 Jawa Barat. http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/
http://www.jawapos.com/read/2016/09/29/540 1743727X.2011.578820 di akses pada tanggal
49/klasemen-akhir-perolehan-medali-pon- 6 November 2016.
xix2016-jawa-barat/2. Diakses 13 Desember Simbolon, Bermanhot. 2014. Latihan dan Melatih
2016 Karateka. Yogyakarta: Griya Pustaka
Eka dan Sopiah. 2010. METODOLOGI Stabilini, Mor. 2013. The Essence of Karate-do:
PENELITIAN PENDEKATAN PRAKTIS Sankido Example.
DALAM PENELITIAN. Yogyakarta : C.V http://imcjournal.com/images/13.4/13.4.6.pdf.
ANDI OFFSET. Diakses 10 April 2017.
M, Alesi dkk. 2014. Motor and cognitive Tim Penyusun. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi.
development: the role of karate. Surabaya : Unesa.
http://pubmedcentralcanada.ca/pmcc/articles/ Wahjoedi. (2000). Landasan Pendidikan Jasmani.
PMC4187589/ Diakses 10 April 2017. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Nazir,M. 2011. METODE PENELITIAN. Bogor :
Ghalia Indonesia.

14
TINGKAT KONDISI FISIK CABANG OLAHRAGA KARATE KOTA SURABAYA (STUDI
ATLET PUTRI KARATE PUSLATCAB SURABAYA

Yulivan,Ivan. 2012. THE WAY OF KARATE-DO


20 SIKAP MENTAL KARATEKA SEJATI.
Depok : MUDRA.

15

Anda mungkin juga menyukai