Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nogi arya putra (18027142)

Matkul : Proses komunikasi

TEORI BEHAVIORISME

Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori
belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan
perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau memperoalkan
apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin
mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti
teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu
sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan
pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka

Prinsip-prinsip teori behaviorisme

- Obyek psikologi adalah tingkah laku

- semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek

- mementingkan pembentukan kebiasaan

Edward Edward Lee Thorndike (1874-(1874-1949))

Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi anatara


peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori belajar ini disebut teori “connectionism”.
Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup
yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar disentuh.
Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error. Ciri-ciri belajar dengan Trial dan
Error Yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon terhadap berbagai situasi, adal eliminasai
terhadap berbagai respon yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Thorndike
menemukan hukum-hukum.

IMPLIKASIDALAM BEHAVIORISME MELALUI KASUS PEMBELAJARAN

Dalam behaviorisme, seorang guru selaku pengajar dan pengawas jalannya pembelajaran
memiliki kemiripan dengan seorang peneliti yang akan meneliti objek penelitiannya. Dimana
seorang peneliti akan mengambil jarak atau distansi penuh dengan objeknya, bersikap
netralitas, memanipulasi, merumuskan hukum – hukum, bebas kepentingan, universal dan
instrumental terhadap objeknya. Dalam hal ini guru juga berlaku hal yang sama terhadap
siswa – siswi didiknya. Penulis mengambil contoh kasus dalam pembelajaran musik yang
menggunakan pendekatan teori behaviorisme.

Ketika seorang guru ingin mengajarkan bagaimana mengajarkan tanggan nada kepada
muridnya, ia akan mengamati terlebih dahulu bagaimana keadaan fisik jari murid – muridnya
dan kemampuan dasar yang dimiliki oleh tiap murid dengan sikap berjarak. Guru akan
berfikir ia sebagai subjek dan murid – murid adalah sebagai objek. fakta netral harus dimiliki
oleh sang guru dalam menghadapi muridnya. Sebuah pemikiran yang bersih dari unsur- unsur
subjektifnya. Ditahap ini materi – materi pembelajaran akan diberikan sebagai bentuk
stimulus dari guru terhadap muridnya. Guru akan menjelaskan dan mencotohkan tentang
bagaimana musik rangkaian sebab – akibat dalam pengajaran akan didapatkan sebagai hasil.
Rangkaian sebab (pemberian stimulus) – akibat ini akan menghasilkan sebuah respon dari
murid dimana respon ini akan membentuk sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pembelajaran. teori – teori tersebut akan dipraktekkan secara instrumental dan universal di
kelas – kelas selanjutnya.

Kasus singkat diatas adalah contoh dari sebuah pengajaran di kelas dengan penerapan teori
behaviorisme.

Anda mungkin juga menyukai