Anda di halaman 1dari 16

Buah naga merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah beriklim tropis kering.

Selain daging buahnya, kulit buah nagadapat dimanfaatkan dalam produksi pangan
sebagai pewarna makanan alami dan sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik. Hal
ini karena kulit buah naga memiliki kandungan senyawa-senyawa yang dapat
bermanfaat sebagai antioksidan salah satunya kandungan senyawa pada kulit buah
naga adalah antosianin. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dan
kadar total antosianin serta mengetahui jenis antosianin yang terkandung didalam
ekstrak etanol kulit buah naga super merah.
Buah naga merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat karena
memiliki khasiat dan manfaat serta nilai gizi yang cukup tinggi. Buah naga merah kini
banyak diperdagangkan baik dalam buah segar maupun dalam bentuk olahan berupa
jus. 30 % dari bagian buah naga adalah kulitnya, sehingga jumlah kulit buah naga
cukup banyak tapi belum dimanfaatkan. Pengolahan kulit buah naga sebagai teh
antioksidan merupakan salah satu cara penanganan limbah yang belum dimanfaatkan.
Bahkan dapat meningkatkan nilai ekonomis kulit buah naga. Manfaat lainnya dapat
memenuhi kebutuhan konsumen yang saat ini cendrung mengkonsumsi bahan alami
dan menghindari bahan-bahan sintetik.
Buah naga merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah beriklim tropis kering.
Pertumbuhan buah naga dipengaruhi oleh suhu, kelembaban udara, keadaan tanah
dan curah hujan. Habitat asli buah naga berasal dari negara Meksiko, Amerika Utara
dan Amerika Selatan bagian utara. Namun buah naga saat ini telah
dibudidayakan di Indonesia seperti di Jember, Malang, Pasuruan dan daerah lainnya
(Kristanto, 2008).
Buah naga termasuk kedalam jajaran buah yang bernilai jual tinggi. Dengan
warna yang menarik dan rasa yang manis, tentu tak sedikit orang yang menyukai cita
rasanya. Kulit buah naga yang tidak ikut dikonsumsi menjadi sesuatu yang patut
diayangkan karena tidak dimanfaatkan untuk sesuatu yang memiliki nilai guna.
Berdasar pada penelitian Prima Astuti dan Asri Rahmawati yang berjudul “Pemanfaatan
Kulit Buah Naga (Dragon Fruit) sebagai Pewarna Alami Pengganti Pewarna Sintetis”,
kulit buah naga mengandung antosianin yang dapat dimanfaatkan sebagai indikator
asam basa.
Buah naga merah adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga
Hylocereus dan Selenicereus yang memiliki komponen aktif yang dapat mengikat
radikal bebas dan dikatakan sebagai sumber antioksidan. Kandungan antioksidan yang
tinggi tidak hanya terdapat pada buah naga, namun juga terdapat pada kulit buah naga.
Dalam 1mg/ml kulit buah naga dapat menghambat sebanyak 83.48 ± 1.02% radikal
bebas, sedangkan untuk 1 mg/ml daging buah naga hanya dapat menghambat radikal
bebas sebesar 27,45 ± 5,03%. Dengan kata lain kulit buah naga memiliki potensi
sebagai antioksidan yang lebih tinggi daripada dagingnya. Selain itu, dalam kulit buah
naga juga ditemukan adanya senyawan flavonoid yang dapat menghambat infeksi
jamur, bakteri, maupun virus.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian berjudul “Pemanfaatan
Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis) sebagai Teh yang Kaya
Antioksidan”.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat terbebas dari senyawa radikal bebas. Asap rokok, makanan
yang digoreng, dibakar, paparan sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun dan
polusi udara merupakan beberapa sumber pembentuk senyawa radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul
yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Elektron-elektron yang tidak berpasangan ini
menyebabkan radikal bebas menjadi senyawa yang sangat reaktif terhadap sel-sel tubuh dengan cara mengikat
elektron molekul sel (Pietta, 1999; Wijaya,1996). Reaksi ini sering disebut sebagai oksidasi.
Oksidasi yang berlebihan terhadap asam nukleat, protein, lemak dan DNA sel dapat menginisiasi
terjadinya penyakit degeneratif seperti jantung koroner, katarak, gangguan kognisi dan kanker (Leong dan Shui,
2001; Pietta 1999). Manusia telah memiliki sistem pertahanan terhadap oksidan yang berasal dari dalam tubuh
ataupun dari luar berupa diet. Pertahanan dari dalam tubuh seperti enzim-enzim peroksidase, katalase, glutation,
histidin-peptidin seringkali masih kurang akibat pengaruh lingkungan dan diet yang buruk (Pietta,1999). Pada
kondisi ini manusia membutuhkan senyawa antioksidan yang diperoleh dari makanan.
Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa resiko penyakit kronis akibat senyawa radikal bebas dapat
dikurangi dengan memanfaatkan peran senyawa anti oksidan seperti vitamin C, E, A, karoten, asam-asam fenol,
polifenol dan flavonoid (Prakash 2001, Okawa et al., 2001). Karakter utama senyawa antioksidan adalah
kemampuannya untuk menangkap dan menstabilkan radikal bebas (Prakash, 2001).
Buah naga atau Dragon fruit (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose; famili Cactaceae) saat ini banyak
dikembangkan di Indonesia. Buah yang berasal dari meksiko ini berbeda dengan famili Cactaceae lainnya, yakni
memiliki rasa yang manis dan segar. Kekhasan lain dari tanaman ini adalah pada tiap nodus batang terdapat duri.
Bunga mekar pada malam hari dan layu pada pagi hari (night blooming). Terdapat empat jenis buah naga yakni
buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus), buah naga daging
super merah (Hylocereus costaricensis) dan buah naga kuning daging putih (Selenicerius megalanthus). Di
Indonesia yang banyak dikembangkan adalah buah naga daging putih (Hylocereus undatus). Buah naga yang
digunakan untuk menurunkan kholesterol dan gula darah ini memiliki kandungan protein 0,48-0,5 %, karbohidrat
4,33-4,98, lemak 0,17-0,18, dan vitamin seperti karoten, thiamin, riboflavin, niasin dan asam askorbat (Morton,
1987).
Dengan kandungan vitamin C dan karoten yang dimilikinya yang bersifat antioksidan, maka perlu
dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas antioksidan ekstrak air dan ekstrak metanol buah naga yang tumbuh
di daerah Rembangan Jember sebagai skrining zat aktif.
Pengujian antioksidan dilakukan dengan menggunakan DPPH sebagai radikal bebas yang stabil. Metode
aktivitas antiradikal bebas DPPH merupakan metode terpilih untuk menapis aktivitas antioksidan bahan alam
(Molyneux, 2004; Luo et al., 2002; Leong dan Shui, 2002; Okawa et al., 2001; Santosa et al., 1998). Penelitian akan
dilanjutkan dengan isolasi zat aktif yang dipandu oleh uji aktivitas (activity test guided isolation).

Hal menarik pada buah naga adalah manfaat dari kulit buahnya. Kulit buah naga
dapat bermanfaat dalam produksi pangan maupun industri seperti pewarna alami pada
makanan dan minuman. Selain itu dalam industri, kulit buah naga dapat dijadikan
bahan dasar pembuatan kosmetik. Dalam bidang farmakologi kulit buah naga juga
dapat dijadikan sebagai obat herbal alami yang dapat bermanfaat sebagai antioksidan.
Jenis buah naga ada empat, yaitu Hylocereus undatus (buah naga daging putih),
Hylocereus costaricensis (buah naga daging super merah), Hylocereus polyrhizus
(buah naga daging merah), Selenicereus megalanthus (buah naga kulit kuning daging
putih) (Cahyono, 2009).
Kulit buah naga mengandung vitamin C, vitamin E, vitamin A, alkaloid, terpenoid,
flavonoid, tiamin, niasin, piridoksin, kobalamin, fenolik, karoten, dan fitoalbumin
(Jaafar,et
al.,2009). Menurut penelitian Wu ,et al (2006) keunggulan dari kulit buah naga yaitu
kaya
polifenol dan merupakan sumber antioksidan. Selain itu aktivitas antioksidan pada kulit
buah naga lebih besar dibandingkan aktivitas antioksidan pada daging buahnya,
sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber antioksidan alami. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurliyana et al (2010) yang menyatakan
bahwa di dalam 1 mg/ml kulit buah naga merah mampu menghambat 83,48 1,02%
radikal bebas, sedangkan pada daging buah naga hanya mampu menghambat radikal
bebas sebesar 27,45 ± 5,03 %. Selain itu aktivitas antioksidan kulit buah naga juga
didukung dengan penelitian oleh Mitasari (2012) yang menyatakan bahwa ekstrak
kloroform kulit buah naga merah memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC 50 sebesar
± 43,836 μg/mL.
Penelitian yang dilakukan Fajriani (2013) bahwa kulit buah naga super merah
memiliki persentase peredaman radikal bebas DPPH sebesar 79,24%, namun pada
penelitian tersebut belum menentukan nilai IC50 dari ekstrak kulit buah naga tersebut
sehingga pada penelitian ini dilakukan penentuan nilai IC50. Nilai IC50 umum
digunakan untuk menyatakan aktivitas antioksidan suatu bahan uji dengan metode
peredaman radikal bebas DPPH dimana IC50 yakni konsentrasi suatu larutan uji
(sampel) memberikan peredaman DPPH sebesar 50% (Molyneux, 2004).
Penelitian Setyaningrum (2010) juga menyebutkan bahwa kapasitas antiradikal
ekstrak buah salam memiliki korelasi yang tinggi terhadap kadar antosianinnya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian terhadap kulit buah
naga super merah karena kandungan antosianin tinggi yang memiliki aktivitas sebagai
antioksidan. Penelitian meliputi uji warna sebagai uji fitokimia antosianin (Harborne,
1987), uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (Santosa et al., 1998) untuk
mengetahui persentase peredaman radikal bebas dan nilai IC50 dari ekstrak etanol kulit
buah naga super merah dan identifikasi serta penentuan kadar total antosianin pada
ekstrak etanol kulit buah naga super merah dengan menggunakan metode perbedaan
pH (Giusti dan Worlstad, 2001).

B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terfokus, maka permasalahan pada penelitian ini dibatasi sebagai
berikut:
1. Penggunaan tanaman buah naga merah pada penelitian ini dibatasi pada kulit buah
naga merah
2. Jenis ikan yang diuji coba pada penelitian ini adalah ikan nila
C. Rumusan Masalah
Masalah yang ingin diselesaikan melalui penelitian ini adalah:
1. Apakah kulit buah naga dapat dijadikan indikator kesegaran ikan nila?
2. Bagaimana pengaruh kesegaran ikan terhadap perubahan warna indikator?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan seperti berikut:
1. Mengetahui kemampuan kulit buah naga merah sebagai indikator kesegaran ikan
2. Mengetahui pengaruh kesegaran ikan terhadap perubahan warna pada indikator

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai media dalam penambahan wawasan dan keterampilan.
2. Membantu masyarakat awam guna menyeleksi ikan nila untuk dikonsumsi.
4
F. Hipotesis
Terjadi perubahan warna pada indikator yang menandakan bahwa kulit buah
naga dapat menjadi indikator kesegaran ikan nila.

D. BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

Allah telah menurunkan buah-buahan di muka bumi sebagai obat, seperti


firmanNya dalam Surat An-Nahl ayat 69, “Dan makanlah oleh kamu bermacam- macam
sari buah-buahan, serta tempuhlah jalan-jalan yang telah dimudahkan oleh Tuhanmu.
Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya yang dapat
dijadikan obat untuk manusia. Didalamnya terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah swt
bagi orang-orang yang memikirkan”.
Buah naga termasuk salah satu buah yang cukup digemari oleh masyarakat
Indonesia karena memiliki rasa yang relatif manis sedikit asam. Sedikit orang yang tidak
menyukai buah naga. Buah naga berbentuk lonjong dan memiliki banyak biji yang
berukuran kecil dengan kulit yang sedikit tebal.

Terdapat beberapa jenis buah naga seperti, buah naga berkulit merah, berkulit
kuning serta campuran merah dan kuning. Selain itu buah naga memiliki variasi warna
daging buah yaitu merah keunguan, putih dan merah hati. Tentunya memiliki rasa yang
beragam. Adapun klasifikasi buah naga sebagai berikut:
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyte
Subdivisi Angiosperma
Kelas Dycotiledone
Ordo Cactales
Famili Cactaceae
Subfamili Hylocereanea
Genus Hylocereus
Spesies Hylocereus undatus
(daging putih)
Hylocereus costaricensis
(daging merah)
Hylocereus polyrhizus
(daging merah keunguan)

Buah naga daging merah memiliki kandungan protein, serat, karotin, kalsium,
fosfor, serta beberapa vitamin seperti vitamin B dan C. selain itu buah naga merah juga
mengandung zat antosianin yang dapat menjadi detektor asam-basa. Antosianin
merupakan senyawa fenolik yang dapat menghasilkan zat warna merah atau ungu
pada sayur atau buah-buahan (Daniel Kristanto.2008).
Hylocereus spp atau kulit buah naga dalam pengolahannya biasanya hanya
dibuang dan tidak dimanfaatkan, padahal di dalam ayat Al-Quran disebutkan:
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya tanpa hikmah”.(Shad: 27) Dari ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa
segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dan yang ada di langit serta apa yang ada di
antara keduanya tidak ada yang sia-sia, termasuk kulit buah naga yang biasanya hanya
dibuang dan menjadi limbah yang tidak digunakan. Padahal, kulit buah naga
mengandung fraksi polyphenolic yang menunjukkan spectrum antimicrobial yang luas
melalui penghambatan pertumbuhan beberapa pathogen.
Berdasarkan penelitian Nurmahani, International Food Research Journal 19(1):
77-84 (2012), aktivitas antibacterial dari ethanol, chloroform dan hexane extracts dari
kulit Hylocereus polyrhizus (red flesh pitaya) dan Hylocereus undatus (white flesh
pitaya) dapat melawan sembilan pathogens yang dievaluasi melalui disc diffusion
method dan broth micro-dilution method.
Hasil dari disc diffusion method menunjukkan bahwa chloroform extracts dari
kulit H. polyrhizus and H. undatus memiliki aktivitas antibacterial yang baik dimana
hampir semua pathogen yang diuji berhasil dihambat. Patogen tersebut antara lain,
Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Listeria monocytogenes, Enterococcus
faecalis, Salmonella typhimurium, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Yersiniaent
erocolitica dan Campylobacter jejuni.

E. Kulit buah naga daging merah (Hylocereus costaricensis)

Kulit buah naga merupakan bungkus luar buah naga yang menjaga mutu daging
buah naga. Karena teksturnya yang keras dan sedikit berduri, bagian ini tidak ikut
dikonsumsi. Kulit buah naga yang tidak ikut dikonsumsi dapat menjadi salah satu
limbah yang berpotensi untuk mencemari lingkungan. Kulit buah naga memiliki
kandungan nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein dan serat pangan.
Kulit buah naga mengandung antosianin. Antosianin adalah senyawa fenolik
yang termasuk flavonoid, bersifat larut dalam air. Berdasar pada penelitian Wahida
Annisa dalam seribu manfaat pada kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
(2018), kulit buah naga ternyata mengandung antosianin sebesar 22,59335 ppm. Kulit
buah naga daging merah ditemukan mengandung pigmen antosianin berjenis sianidin3-
ramnosil glukosida 5-glukosida. Dalam kehidupan sehari-hari, antosianin dapat
dimanfaatkan sebagai zat pewarna alami dan detektor asam-basa (Astuti Prima, Asri
Rahmawati.2012).

Pembuatan Teh dari Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus)


Kulit buah naga yang akan dijadikan teh harus melalui proses pengeringan
terlebih dahulu. Pengeringan merupakan salah satu cara untuk memperpanjang masa
simpan akibat pengurangan kadar air. Pengeringan dapat dilakukan dengan bantuan
sinar matahari dan alat pengering. Pengeringan menggunakan sinar matahari lebih
memerlukan waktu yang lama dan suhu tidak dapat diatur, sedangkan pengeringan
menggunakan alat pengering lama waktu pengeringandapat dipersingkat dan suhu
dapat diatur.(Departemen Kesehatan RI, 1995). Suhu pengeringan herbal yang baik
adalah berkisar antara 300C-900C tetapi suhu terbaik untuk pengeringan sebaiknya
tidak melebihi 600C (Evelyn, 2006). Setelah pengeringan selesai, ekstrak dapat
diseduh seperti teh biasa untuk kemudian dikonsumsi.
Berdasarkan sumber di atas, dapat diketahui bahwa pemanfaatan kulit buah
naga menjadi teh dapat lebih diterima penderita, dikarenakan sediaan olahannya lebih
mudah dikonsumsi dan juga dengan efek samping minimal karena menggunakan
bahan herbal.
Teh kulit buah naga merah yang masukke dalam tubuh tidak akan mengalami
fase mekanik dan langsung mengarah ke lambung melalui kerongkongan. Lambung
merupakan organ berukuran sekepal tangan dan terletak di dalam rongga perut sebelah
kiri, di bawah sekat rongga badan. Dinding lambung sifatnya lentur, dapat mengembang
apabila berisi makanan dan mengempis apabila kosong. Muatan di dalam lambung
dapat menampung hingga 1,5 liter makanan. (Martini, 2001)
Waktu mencerna berbeda-beda untuk setiap makanan atau minuman. Makanan
yang padat akan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada zat cair (minuman)
sehingga menurut ilmu kesehatan dianjurkan mengunyah makanan 32 kali agar
makanan menjadi lebih lembut, sehingga akan meringankan beban lambung untuk
melumatkan makanan tersebut. (Djam’an, 2008). Di sinilah kelebihan pengolahan kulit
buah naga merah menjadi teh dibandingkan dengan sediaan yang lain, karena semakin
lumat makanan yang masuk lambung, maka makin cepat melintasi lambung.
Lambung merupakan tempat berkumpulnya semua makanan yang selanjutnya
akan mengalami serangkaian proses kimiawi oleh getah lambung, sekitar 1 – 2 liter
yang dihasilkan oleh 35 juta kelenjar, antara lain HCl, enzim pepsin, enzim renin, lipase,
mukus (lendir), dan faktor intrinsik. (Martini. 2001).
Demikian pula yang terjadi pada minuman di dalam lambung, tetapi jenis
minuman akan lebih mudah diserap mineralnya tanpa harus diproses secara kimiawi
terlebih dahulu, salah satunya adalah flavonoid yang ada di dalam teh kulit buah naga
merah.
Flavonoid adalah senyawa yang memiliki aktifitas antioksidan yang dapat
mempengaruhi beberapa reaksi yang tidak diinginkan dalam tubuh, misalnya dapat
menghambat reaksi oksidasi, sebagai pereduksi radikal hidroksil dan superoksid serta
radikal peroksil.(Cotter&Kavanagh, 2000). Di samping lain, salah satu penyebab infeksi
oprtunistik yang paling banyak adalah karena infeksi jamur. Pada sel jamur, dinding sel
memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup dan patogenisitas jamur. Selain
menjadi pelindung dan pemberi bentuk atau morfologi sel, dinding sel jamur merupakan
tempat penting untuk pertukaran dan filtrasi ion serta protein, sebagaimana
metabolisme dan katabolisme nutrisi kompleks. Komposisi primer dinding sel Candida
albicans adalah 30% mannoprotein permukaan yang merupakan penentu utama
spesifik serologik dan berperan dalam perlekatan sel jamur pada permukaan sel
hospes. Selain itu menurut struktur protein di dinding sel jamur mengandung enzim-
enzim seperti manan sintase, kitin sintase yang berperan dalam transpor energi untuk
pertumbuhan dan kolonisasi jamur. (Jupriadi, 2011)
Mekanisme kerja flavonoid dalam menghambat pertumbuhan jamur yakni
dengan menyebabkan gangguan permeabilitas membran sel jamur. Gugus hidroksil
yang terdapat pada senyawa flavonoid menyebabkan perubahan komponen organik
dan transport nutrisi yang akhirnya akan mengakibatkan timbulnya efek toksik terhadap
jamur. (Puspitasari, 2012)
Selain itu, sebagai antibakteri, senyawa flavonoid yang terkandung di dalam teh
kulit buah naga merah merupakan bagian yang bersifat polar dan akan sangat mudah
menembus lapisan peptidoglikan yang bersifat polar daripada lapisan lipid yang non
polar, sehingga menyebabkan aktivitas penghambatan pada bakteri gram positif lebih
besar daripada bakteri gram negatif. Aktivitas penghambatan dari kandungan buah
kaktus pir berduri pada bakteri gram positif menyebabkan terganggunya fungsi dinding
sel sebagai pemberi bentuk sel dan melindungi sel dari lisis osmotik dengan
terganggunya sel akan menyebabkan lisis pada sel. (Puspitasari, 2012)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka rancangan penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan data kualitatif.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
• Waktu penelitian: Maret-April 2021
• Tempat penelitian: SMP Islam Al Azhar 44 Grand Wisata
C. Data dan Sumber Data

Berdasarkan jenis penelitian, data yang diperoleh berupa data kualitatif dengan
memaparkan perubahan warna pada indikator untuk menentukan tingkat kesegaran
ikan nila. Sumber data diperoleh dari sampel percobaan yang dilakukan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan
variabel-variabel sebagai berikut:
Variabel terikat: Reaksi perubahan warna pada indikator terhadap ikan nila dengan
variasi penyimpanan yang berbeda
Variabel kontrol: Kulit buah naga merah (Hylocereus costaricensis)
Variabel bebas: Variasi penyimpanan ikan nila

Alat dan Bahan Penelitian


• Alat:
1. Blender
2. Cotton bud
3. Indikator pH
4. Pisau
5. Gelas
6. Sendok

7. Talenan
• Bahan:
1. Kulit buah naga secukupnya
2. Ikan nila empat ekor yang disimpan dalam kondisi yang berbeda
3. Kontrol positif HCl dan NaOH

F. Prosedur Percobaan
• Tahap 1: Pembuatan indikator dari kulit buah naga merah
Pembuatan indikator dibuat dengan cara menghaluskan kulit buah naga merah dengan
menggunakan mesin blender. Kulit buah naga yang telah selesai diblender kemudian
ditempatkan dalam wadah tertentu lalu meletakkan dan membiarkan cotton bud
menyerap ekstraknya selama beberapa menit. Setelah itu, cotton bud dikeringkan di
tempat yang terkena sinar matahari.
• • Tahap 2: Menguji indikator pada variasi kondisi ikan nila

Ikan Nila disimpan dalam dua kondisi berbeda. Kondisi pertama, ikan dibekukan dalam
kulkas dan diukur pH-nya setiap 24 jam dan kondisi kedua, ikan dibiarkan dalam
ruangan terbuka dan diukur pH-nya setiap 24 jam.
Menguji kesegaran masing-masing ikan nila menggunakan cotton bud kering yang telah
direndam dalam ekstrak kulit buah naga merah. Kemudian menguji pH menggunakan
indikator pH pada ikan nila yang telah diuji kesegarannya untuk mengetahui pada pH
berapa warna pada indikator berubah. Dengan begitu, kesegaran ikan nila dapat
dideteksi pada kondisi pH asam ataupun basa.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan

Dengan cara yang telah dilakukan, kulit buah naga tidak cocok untuk dijadikan indikator
kesegaran ikan karena rentang perubahan pH pada ikan yang melalui berbagai fase
tidak memiliki perbedaan yang berarti, hanya berkisar pada pH 6-8 dimana antosianin
pada kulit buah naga hanya terpengaruh oleh basa dengan pH 12-14.

Kesimpulan
1. Teh dari kulit buah naga merah (Hylocereus Polyrhizus) mempunyai potensi sebagai
agen terapi infeksi oportunistik pada penderita HIV-AIDS dikarenakan mengandung
beberapa senyawa antioksida seperti flavonoid. Pengaruh flavonoid di dalam teh
tersebut terutama dalam menurunkan angka kejadian rekurensi lesi yang disebabkan
oleh infeksi jamur, bakteri, dan virus.
2. Pemilihan sediaan teh adalah pilihan yang terbaik karena selain akan lebih
memudahkan penderita untuk mengonsumsinya juga agar senyawa baik yang
terkandung didalamnya seperti flavonoid akan dapat langsung diserap oleh tubuh tanpa
perlu melalui mekanisme kimiawi yang akan merubah keefektivitasnya.
3. Mekanisme flavonoid pada kulit buah naga merah sebagai agen terapi infeksi
oportunistik melalui berbagai cara diantaranya, menghambat reaksi oksidasi,
menganggu permeabilitas membran sel jamur, serta memiliki aktivitas penghambatan
pada bakteri gram positif sehingga dapat merusak fungsi dinding sel dan akan
menyebabkan sel menjadi lisis.

b. Saran

Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya digunakan bahan dasar indikator lain


yang memiliki perbedaan warna dengan rentang pH yang tidak jauh seperti ubi ungu
atau kubis ungu.

DAFTAR PUSTAKA

Anis, Elfi. 2012. Identifikasi Dan Uji Kualitas Pigmen Kulit Buah Naga Merah
(Hylocareus Costaricensis) Pada Beberapa Umur Simpan dengan Perbedaan Jenis
Pelarut. Jilid 6. https://scholar.google.com diakses 26 Maret 2021
Annisa, Wahida. 2018. Seribu Manfaat pada Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus
costaricensis). https://www.researchgate.net diakses 10 April 2021
Astuti prima, Asri Rahmawati. 2012. Pemanfaatan Kulit Buah Naga (Dragon Fruit)
sebagai Pewarna Alami Pengganti Pewarna Sintetis Vol 1, no 2.
https://journal.unnes.ac.id diakses 5 April 2021
Cahyono, B., 2009, Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga, Pustaka Mina, Jakarta
Cotter G and Kavanagh K. 2000. Adhernce mechanisms of C. albicans. Br J Biomed Sci. 57(3): 24-9.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan. Di dalam Liliana, W. 2005. Kajian Proses Pembuatan
Teh Herbal Dari Seledri Apium graveolens L. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan. Di dalam Liliana, W. 2005. Kajian Proses Pembuatan
Teh Herbal Dari Seledri Apium graveolens L. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Djam‟an, Q. 2008. Pengaruh Air Perasan Daun Cincau Cyclea barbata Miers (cincau hijau) Terhadap Konsentrasi HCl Lambung
Dan Gambaran Histopatologik Lambung Tikus Galur Wistar Yang Diinduksi Acetylsalicylic Acid. Semarang : Magister Ilmu
Biomedik. Universitas Dipenegoro.

Harborne, J. B.,1987, Metode Fitokimia Edisi ke-2, a.b. Padmawinata, K., Soediro, I., Institut Teknologi
Bandung, Bandung

Jaafar, Ali, R., Nazri, M., dan Khairuddin, W., 2009, Proximate Analysis of Dragon Fruit (Hylecereus
polyhizus), American Journal of Applied Sciences, 6 : 1341-1346

Jupriadi, L. 2011. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Waru (Hibicus tilaceus L.) terhadap Jamur Malassezia furfur. Semarang :
Skripsi, Program Studi Farmasi Stikes Ngudi Waluyo Ungaran.

Martini. 2001. Fundamentals of Anatomy and Physiology. Prentice Hall, New Jersey

Mitasari, A., 2012, Uji Aktivitas Ekstrak Kloroform Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus Britton &
Rose) Menggunakan Metode DPPH (1,1- Defenil-2-Pikril Hidrazil), Skripsi, Program Studi Farmasi,
Universitas Tanjungpura : 37-38

Molyneux, P., 2004, The Use of Stable Free Radical diphenylpicrylhidraxyl (DPPH) for estimating antioxidant
activity, Songklanakarin J. Sci. Technol., 26 (2) : 211-219

Nurliyana, R., Zahir, I. S., Suleiman, K. M., Aisyah, M.R., dan Rahim, K. K., 2010, Antioxidant study of pulps
and peels of dragon fruits: a comparative study, International Food Research Journal, 17 : 367-365

Puspitasari, G., Murwani, S., Herawati. 2012. Uji Daya Hambat Antibakteri Perasan Buah Mengkudu Matang (Morinda citrifolia)
terhadap bakteri MRSA secara in vitro

Qory Hajrul, Fajriani, 2013, Penentuan Aktivitas Antioksidan Kulit Buah Naga Super Merah (Hylocereus
Costaricensis) Dan Produk Olahannya Berupa Permen Jelly, Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta

PIGMEN ALAMI. https://repository.ipb.ac.id diakses 16 April 2021


Kristanto, Daniel. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Surabaya:
Penebar Swadaya. https://books.google.co.id diakses 13 April 2021

Santosa H.M., Budiati, A.S., Fuad, A., dan Kusumawati, I., 1998. Pengujian Antiradikal Bebas Difenilpikril
Hidrazil (DPPH) Ekstrak Graptophyllum pictum (L). Griff. Secara Spektrofotometri, p.Seminar Nasional
Tumbuhan Obat XIII, Malang, h. 84-85
Setyaningrum, A., 2010, Kapasitas Antiradikal Ekstrak Antosianin Buah Salam (Syzygium Polyanthum) Segar
dengan Variasi Proporsi Pelarut, Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan UNS, Solo

Wrolstad, R. E. and Giusti, M.M., 2001, Characterization and Measurement of Anthocyanin by UV-Visible
Spectroscopy : Current Protocols in Food Analytical Chemistry, John Wiley and Son, New York

Anda mungkin juga menyukai

  • Data Kelas 8b
    Data Kelas 8b
    Dokumen1 halaman
    Data Kelas 8b
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Data Kelas 9a
    Data Kelas 9a
    Dokumen1 halaman
    Data Kelas 9a
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Data Kelas 9C
    Data Kelas 9C
    Dokumen1 halaman
    Data Kelas 9C
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Data Kelas 8C
    Data Kelas 8C
    Dokumen1 halaman
    Data Kelas 8C
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • RPP Supervisi
    RPP Supervisi
    Dokumen2 halaman
    RPP Supervisi
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Rundown Family Gathering Smpia 44 GW TH 2022
    Rundown Family Gathering Smpia 44 GW TH 2022
    Dokumen3 halaman
    Rundown Family Gathering Smpia 44 GW TH 2022
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Kajian Pustaka Buah Naga
    Kajian Pustaka Buah Naga
    Dokumen16 halaman
    Kajian Pustaka Buah Naga
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • 9a Google Classroom
    9a Google Classroom
    Dokumen1 halaman
    9a Google Classroom
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Alamat Sumi
    Alamat Sumi
    Dokumen1 halaman
    Alamat Sumi
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Acara Hari Rabu Dan Kamis
    Acara Hari Rabu Dan Kamis
    Dokumen3 halaman
    Acara Hari Rabu Dan Kamis
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Teknis PTS
    Teknis PTS
    Dokumen2 halaman
    Teknis PTS
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Konfigurasi Elektron
    Konfigurasi Elektron
    Dokumen5 halaman
    Konfigurasi Elektron
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tugas
    Daftar Tugas
    Dokumen2 halaman
    Daftar Tugas
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Liptint Buah Naga
    Liptint Buah Naga
    Dokumen5 halaman
    Liptint Buah Naga
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • 7C-20. Sattryoka PDF
    7C-20. Sattryoka PDF
    Dokumen1 halaman
    7C-20. Sattryoka PDF
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Acara Al Azhar Rev
    Jadwal Acara Al Azhar Rev
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Acara Al Azhar Rev
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • LK 2 Penilaian HOTS
    LK 2 Penilaian HOTS
    Dokumen6 halaman
    LK 2 Penilaian HOTS
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Asal Instansi
    Asal Instansi
    Dokumen3 halaman
    Asal Instansi
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Esai Kompilasi 1-7
    Esai Kompilasi 1-7
    Dokumen38 halaman
    Esai Kompilasi 1-7
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Lampiran B.4
    Lampiran B.4
    Dokumen1 halaman
    Lampiran B.4
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Wawancara
    Wawancara
    Dokumen1 halaman
    Wawancara
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Tisa
    Tisa
    Dokumen1 halaman
    Tisa
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Sari Tilawah
    Sari Tilawah
    Dokumen1 halaman
    Sari Tilawah
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Sari Tilawah
    Sari Tilawah
    Dokumen1 halaman
    Sari Tilawah
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Kliping
    Kliping
    Dokumen11 halaman
    Kliping
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Tugas Prof Ishak
    Jurnal Tugas Prof Ishak
    Dokumen24 halaman
    Jurnal Tugas Prof Ishak
    Nurida Maulidia Rahma
    Belum ada peringkat
  • Ad Art
    Ad Art
    Dokumen6 halaman
    Ad Art
    Anonymous g0B6s58hgr
    Belum ada peringkat