Anda di halaman 1dari 7

PELAKSANAAN PENYULUHAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

I. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A. Pengertian
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non
instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar
mampu mengidentifi kasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki,
merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian
informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus menerus
dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu
klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek sikap atau attitude),
dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek
tindakan atau practice).

B. Tujuan
Tujuannya adalah agar penerima manfaat tahu, mau, dan mampu
menerapkan inovasi tersebut demi tercapainya perbaikan mutu hidupnya di bidang
kesehatan. Perlu diingat bahwa keberadaan masyarakat penerima manfaat sangat
beragam dalam hal budaya, sosial, kebutuhan, motivasi, dan tujuan yang
diinginkan.

C. Sasaran
1. Sasaran Utama adalah individu, keluarga dan kelompok masyarakat
2. Sasaran pendukung adalah individu maupun kelompok yang berperan aktif
dalam melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan yaitu
petugas kesehatan, kader, tokoh masarakat, tokoh agama, tokoh adat, TP.PKK,
Organisasi Masyarakat, Organisasi Keagamaan, Pramuka, Organisasi Pemuda,
Organisasi Profesi, Media masa, lintas sektor dan swasta/ Dunia Usaha.

04. ERNI HANITA, SKM. UPTD PUSKESMAS AIR RAMI KAB. MUKOMUKO
3. Sasaran lainnya adalah penentu kebijakan yang mempunyai kewenangan
memberikan dukungan kebijakan dan sumbernya sasaran tersebut adalah RT,
RW, Kepala Desa, Lurah, Camat, Bupati, Wali kota, BPD,DPRD,Ketua Tp-PKK.

D. Pendekatan
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dapat dilakukan dengan
pendekatan
1. Makro, dilakukan dengan membangun komitmen di setiap jenjang,
membangkitkan opini masyarakat, menyediakan petunjuk teknis operasional
atau petunjuk pelaksanaan dan biaya operasional, serta monitoring dan
evaluasi serta koordinasi
2. Mikro, dilakukan dengan menggali potensi yang belum disadari masyarakat
(potensi dapat muncul dari adanya kebutuhan masyarakat) yang diperoleh
melalui pengarahan, pemberian masukan, dialog, kerjasama dan pendelegasian
serta membuat model-model percontohan dan prototipe pengembangan
masyarakat.

E. Metode
Berikut dapat digunakan beberapa metode dalam upaya pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi serta potensi
yang dimiliki:
1. Metode Rapid Rural Appraisal (RRA) atau penilaian desa secara partisipatif
Merupakan teknik penilaian yang relatif terbuka, cepat dan bersih dibanding
dengan teknik kunjungan singkat sebagai sebuah metode penilaian. RRA
menggabungkan beberapa teknik yang terdiri dari:
a. review atau telaah data sekunder, termasuk peta wilayah dan pengamatan
lapangan,
b. observasi lapangan secara langsung,
c. wawancara dengan informan kunci dan lokakarya,
d. pemetaan dan pembuatan diagram/grafi k,
e. studi kasus, sejarah lokal dan biografi ,
f. pembuatan kuesioner sederhana dan singkat, serta

04. ERNI HANITA, SKM. UPTD PUSKESMAS AIR RAMI KAB. MUKOMUKO
g. pembuatan laporan lapangan secara cepat.

2. Metode Participatory Rapid Appraisal (PRA)


Merupakan metode pengkajian pemberdayaan masyarakat desa yang lebih
banyak melibatkan pihak dalam yang terdiri dari pihak stakeholder (pemangku
kepentingan kegiatan) dengan difasilitasi pihak luar yang berfungsi sebagai
narasumber atau fasilitator.
Dalam PRA terdapat 5 kegiatan pokok yaitu
a. penjajakan/pengenalan kebutuhan
b. perencanaan kegiatan
c. pelaksanaan/ pengorganisasian kegiatan,
d. pemantauan kegiatan
e. evaluasi kegiatan.
3. Metode Participatory Learning and Action (PLA)
Metode PLA merupakan penyempurnaan dari metode “learning by doing”.
Persyaratan dasar PLA adalah
a. adanya kemauan dan komitmen untuk mendengarkan, menghormati dan
beradaptasi
b. tersedia banyak waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan atau pelatihan,
c. komunitas telah didampingi oleh organisasi yang paham dengan keadaan
masyarakat
d. perlu dibangun suasana/komunikasi yang mendorong masyarakat memiliki
kepercayaan pada pihak luar (fasilitator).
4. Participatory Assessment and Planning (PAP)
PAP sejalan bahkan serupa dengan metode PRA. Metode ini diadopsi dari 2
sumber yaitu Field Book WSLIC dan Partisipatory Analysis Techniques DFID.
Metode PAP terdiri atas 4 langkah yaitu :
a. Menemukan masalah
b. Menemu Kenali Potensi
c. Menganalisis masalah dan potensi
d. Memilih solusi pemecahan masalah

04. ERNI HANITA, SKM. UPTD PUSKESMAS AIR RAMI KAB. MUKOMUKO
5. Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (PHAST)
PHAST merupakan metode pembelajaran partisipatif dalam membangun
kemampuan swadaya masyarakat untuk memecahkan masalah masyarakat.
Tujuan PHAST adalah untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola air
dan mengendalikan penyakit yang berhubungan dengan sanitasi melalui
peningkatan kesadaran terhadap kesehatan serta perbaikan dan perilaku.
6. Communication for Behaviour Impact (COMBI)
COMBI merupakan mobilisasi yang diarahkan pada penggerakan tugas semua
masyarakat dan perorangan yang mempengaruhi tindakan tepat secara
perorangan dan keluarga.

F. Langkah-langkah
1. Perumusan upaya pemecahan masalah oleh masyarakat dan membuat
Perencanaan, Perumusan upaya pemecahan masalah kesehatan oleh
masyarakat atas dasar musyawarah, yang menghasilkan kesepakatan tentang
upaya atau kegiatan apa yang menjadi prioritas untuk diangkat sebagai
program kerja.
2. Pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah kesehatan oleh masyarakat,
Pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah kesehatan oleh masyarakat,
merupakan rangkaian penerapan kegiatan sebagai penjabaran dari perumusan
prioritas masalah, prioritas mengatasi masalah kemudian rencana kegiatan
yang telah disusun dan disepakati untuk dipergunakan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan di desa.
3. Pembinaan dan pengembangan upaya pemberdayaan masyarakat, Langkah
terakhir serangkaian kegiatan permberdayaan masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan di masyarakat adalah pembinaan dan pengembangan
program.

04. ERNI HANITA, SKM. UPTD PUSKESMAS AIR RAMI KAB. MUKOMUKO
II. MELAKSANAKAN KEGIATAN PENYULUHAN LANGSUNG.
A. Penyuluhan Kelompok
Metoda dan teknik yang digunakan dalam melakukan promosi kesehatan didalam
kelompok adalah diskusi kelompok, demontrasi, ceramah tanya jawab, permainan/
bermain peran.
1. Ceramah Tanya Jawab
Ceramah tanya jawab (CTJ) adalah penyampaian pesan oleh seorang
pembicara di depan se-kelompok sasaran yang disertai tanya jawab.
2. Diskusi Kelompok Terarah (DKT)
Diskusi kelompok terarah adalah diskusi antar kader keluarga dari masing-
masing keluarga untuk mengenali, menetapkan dan memecahkan masalah
yang ada dalam keluarga. Jumlah peserta dalam setaip kelompok DKT antara 8-
10 orang. Diskusi sebaiknya berlangsung tidak lebih dari 2 jam.
3. Peragaan atau demonstrasi
Demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memberi
contoh nyata bagaimana suatu kegiatan dilakukan dengan benar.
4. Curah pendapat (brain storming)
Metode ini merupakan modifi kasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama
dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin
kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta
memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat) Tanggapan atau
jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam fl ipchart atau papan
tulis.
5. Bola Salju (snow balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang terdiri dari 2 orang) dan
kemudian diberikan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5
menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap
mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap
2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan
pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi
diskusi seluruh anggota kelompok.

04. ERNI HANITA, SKM. UPTD PUSKESMAS AIR RAMI KAB. MUKOMUKO
6. Kelompok-kelompok kecil (buzz group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang
kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan
kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut.
Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
7. Memainkan peran (role play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang
peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai bidan, dokter,
perawat, pasien dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai
pengamat atau anggota masyarakat.
8. Permainan simulasi (simulation game)
Metode ini merupakan gabungan antara bermain peran dengan diskusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli, ular tangga, beberan. Cara
memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu,
gaco (petunjuk arah), selain papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan
sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
9. Metode Panel
Panel adalah pembicaraan tenang sebuah topik yang suidah direncanakan,
dilakukan di depan pengunjung. Di dalam sebuah diskusi panel diperlukan 3
atau lebih panelis (mereka yang menjadi pembicara dalam diskusi) dan seorang
moderator / pemimpin.
10. Panel – Forum
Metode seperti ini seperti metode panel, tetapi disertai partisipasi dari
pengunjung.

11. Metode Case Study (Studi Kasus)


Studi kasus ialah gambaran sekumpulan situasi masalah, termasuk detail–detail
yang memungkinkan kelompok menganalisa masalah tersebut. Permasalahan
itu merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang memerlukan analisa
diagnosa, dan terapi.

04. ERNI HANITA, SKM. UPTD PUSKESMAS AIR RAMI KAB. MUKOMUKO
12. Metode Simposium
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan
seorang pemimpin. Pidato–pidato itu mengemukakan aspek–aspek yang eda
dari suatu topik tertentu.

B. Individu/Perorangan
Penyuluhan atau promosi kesehatan secara individu/perorangan adalah
penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lainnya atau lebih, dapat
dilakukan melalui komunikasi secara langsung maupun tidak langsung.
1. Komunikasi interpersonal
yaitu interaksi dari individu ke individu atau dari individu dengan kelompok
kecil, bersifat dua arah, kemudian pesan yang disampaikan dalam bentuk
verbal dan non verbal. Kedua belah pihak saling berbagi informasi dan
perasaan.
2. Konseling
yaitu suatu proses pemberian bantuan dari petugas konseling kepada klien-
nya, melalui pertemuan tatap muka dengan menyampaikan informasi yang
tidak memihak serta memberikan dukungan emosi, agar klien mampu
mengenali keadaan dirinya dan masalah yang dihadapinya sehingga dapat
membuat keputusan yang tepat dan mantap bagi dirinya sendiri dengan
kesadarannya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.

04. ERNI HANITA, SKM. UPTD PUSKESMAS AIR RAMI KAB. MUKOMUKO

Anda mungkin juga menyukai