Anda di halaman 1dari 2

Biosecurity alat transportasi cairan hidung (nasal) pada hewan salah satunya kucing mendeteksi

virus avian influenza subtipe H5 pada kucing jalanan (felis silvestris catus).
Sampel swab hidung dan trakhea diambil langsung dari lapangan. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tabung venoject, spuit+needle, Media Transport 199, rak tabung
reaksi, tabung sentrifugase, sentrifuse, inkubator, alat untuk candling, ice box, tabung conical
dan EDTA, yellow tip dan blue tip, microplate ” V ”, micropipet 50μl, 100μl dan 1000μl,
multichanel pipet, eppendoof, cottonbud, sarung tangan (glove). Bahan yang digunakan adalah
swab hidung dan trakhea kucing, TAB umur 9-11 hari bersifat SPF (Medion), antiserum Avian
Influenza subtipe H5N1 (Balitvet), eritrosit ayam 0,5%, Phospat Buffer Saline (PBS), alkohol
70%, aquades steril. Sampel yang digunakan adalah swab hidung dan trakhea kucing, Swab
hidung dan trakhea dilakukan dengan menggunakan cottonbud steril. Swab tersebut kemudian
dimasukkan dalam medium transport 199. Hasil swab tersebut dimasukkan dalam cooler yang
berisi es yang selanjutnya di simpan dalam lemari es dengan suhu -80 0C (Dewi
danChairul,2006).

Dalam pelaksaan pengambilan sampel sampai pengiriman di perlukan biosecurity yang


baik agar sampel tetap aman dan utuh sampai pada tempat tujuan. Persiapan yang di lakukan
dalam proses pengepakan sampel mulai dari orang yang melakukan pengepakan sampel orang
yang melakukan pengepakan sampel harus menggunakan pelindung diri seperti baju lab, masker,
sarung tangan, kacmata pelindung dan sebagainya, kemudian menyiapkan antiseptik, antiseptik
sendiri dapat di gunakan sebelum maupun sesudah bekerja agar mengurangi kontaminasi
penyakit. Pengepakan sampel/spesimen dimaksudkan agar spesimen dikemas sedemikian rupa
sehingga sampel/spesimen terlindung dari pengaruh luar yang dapat merusak sampel/spesimen,
tidak mengubah sampel/spesimen, agen penyakit tidak mati, terlindung, dan tidak
mengkontaminasi lingkungan. Pengepakan harus aman pada saat transportasi menurut ketentuan
yang berlaku, dan dilabel Spesimen menurut katagorinya misalnya atau katagori I tidak
berbahaya (noninfectious) atau katagori II berbahaya bagi hewan/manusia (infectious) atau
katagori III sangat berbahaya bagi hewan atau manusia.

Pelaksanaan transportasi. Sampel atau spesimen yang akan dikirimkan ke suatu


laboratorium penguji melalui transportasi (darat, laut, atau udara) menggunakan jasa transportasi
komersial harus dikemas dengan kualitas baik, cukup kuat terhadap goncangan dan tidak
mengakibatkan kehilangan isinya. Setelah sampel sampai pada orang kedua maupu seterusnya di
pastikan bahwa orang-orang yang menangani pengiriman sampel atau spesimen tersebut dalam
keadaan menggunakan masker sarung tanga serta menggunakan antiseptik agar terlindung dari
penyakit atau tertular penyakit dari sampel yang ingin di kirim.

Setelah proses pengiriman di laksanakan transpotasi (motor, kapal, mapun pesawat) yang
digunakan harus di desinfektan menjaga agar terhindidar dari penyakit menular (zoonosis) yang
bisa berdampak pada manusia ke hewan maupun sebaliknya.

dapus

Dewi arya ratna susan, Chairul A. Nidom. 2006. “Deteksi Virus Avian Influenza Subtipe H5
Pada Kucing Jalanan (Felis Silvestris Catus) Di Wilayah Kota Bandung Detection Of Avian
Influenza Virus Subtype H5 On Stray Cats (Felis Silvestris Catus) In Bandung City Area”.
Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 51/Kpts/Ot.140/10/2006 Tentang Pedoman Tata Hubungan
Kerja Fungsional Pemeriksaan, Pengamatan Dan Perlakuan Penyakit Hewan Karantina

Anda mungkin juga menyukai