TUGAS KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KESEHATAN
KERJA DALAM KEPERAWATAN
NAMA : MOHAMAD REZKA LADIKU
NIM : PO7120420020
PRODI : PROFESI NERS
JURNAL PENELITIAN YANG TERKAIT DENGAN PATIENT SAFETY
Judul : KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL PENCEGAHAN PASIEN RESIKO JATUH DI GEDUNG YOSEF 3 DAGO DAN SURYA KENCANA RUMAH SAKIT BORROMEUS Peneliti : Elizabeth Ari Setyarini, Lusiana Lina Herlina
Tahun : 2016
PERBANDINGAN APLIKASI PADA RS D, KABUPATEN GORONTALO
Berdasarkan pengalaman saya ketika praktek klinik Manajemen Keperawatan di ruang anak RS D, Kota Gorontalo pada tahun 2017 tentang salah satu Prosedur pencegahan pasien beresiko jatuh yakni
1. Morse scale fall/MCF
MFS merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko jatuh. Dengan menghitung skor MFS pada pasien dapat ditentukan risiko jatuh dari pasien tersebut, sehingga dengan demikian dapat diupayakan pencegahan jatuh yang perlu dilakukan. Pengkajian resiko jatuh dilakukan pada saat pasien baru masuk ruangan,setiap shift, pernah terjadi jatuh, dilakukan bila ada perubahan status mental sesuai dengan prosedur yaitu SPO. Penilaian resiko jatuh jatuh menggunakan MFS untuk pasien dewasa. Hasil penilaian MFS bila ≥45 resiko tinggi dan ≤45 resiko rendah, Di RS D Kabupaten Gorontalo semua pasien telah menggunakan peniliaan MFS yang di kaji dari pasien masuk ke ruangan dan di kaji kembali setiap 2 hari kemudian 2. Pemasangan label segitiga merah untuk resiko tinggi dan segitiga kuning untuk resiko rendah Di rs D Kabupaten gorontalo perawat menggunakan label berwarna kuning di setiap bed yang memiliki resiko jatuh 3. Pemasangan gelang resiko jatuh dilakukan setelah penilaian MFS hasilnya ≥ 45 Setelah dilakukan penilian Morse Scale Fall/ MCF yang hasilnya ≥ 45 Perawat tidak Memiliki gelang penanda pasien resiko jatuh. 4. Tempat tidur pasien Tempat tidur pasien merupakan salah satu alat yang digunakan oleh pasien. untuk mencegah resiko pasien jatuh dari tempat tidur, maka tempat tidur dalam posisi rendah dan terdapat pagar pengaman/ sisi tempat tidur. Di rs D perawat selalu mengecek dan memastikan terpasang pagar pengaman pada setiap tempat tidur pasien 5. Penggunaan restrain sesuai prosedur Restrain merupakan alat atau tindakan pelindung untuk membatasi gerakan atau aktifitas pasien secara bebas. Untuk menghindari jatuh dapat dimodifikasi dengan memodifikasi lingkungan yang dapat mengurangi cedera seperti memberi keamanan pada tempat tidur (Potter dan perry, 1997). Penggunaan restrain di Rs D biasanya perawat melakukan pemasasng restrai pada pasien seperti pada pasien bayi ( MUMMY RESTRAINT)