Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri. Di dalam hal ini, masyarakat
dasarnya merupakan proses perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang
semakin meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan salah satu
perwujudan dari perubahan sikap dan perilaku tersebut. Ada enam jenis tafsiran
program pembangunan.
3. Partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau
4. Partisipasi adalah penetapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf
ditentukan sendiri.
kesadaran diri masyarakat itu sendiri dalam program pembangunan. Ada lima cara
1. Survei dan konsultasi lokal untuk memperoleh data dan informasi yang
diperlukan.
perencanaan.
1. Ikut memberi input proses pembangunan, menerima imbalan atas input tersebut
3. Ikut memberi input dan menerima imbalan tanpa ikut menikmati hasil
dituntut suatu kontribusi atau sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas
pada dana dan finansial saja tetapi dapat berbentuk daya (tenaga) dan ide (pemikiran).
Dalam hal ini dapat diwujudkan di dalam 4 M, yakni manpower (tenaga), money
(uang), material (benda-benda lain seperti kayu, bambu, beras, batu, dan sebagainya),
dan mind (ide atau gagasan). Supaya lebih jelas dapat digambarkan sebagai berikut:
Health
M oney Health Status
Services (Derajat
Kesehatan)
M aterial
M ind/ideas
masyarakat dapat diarahkan untuk mencukupi kelangkaan tersebut. Dengan kata lain,
Apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri, ini berarti bahwa
kesehatan bukan karena diturunkan dari atas, yang belum dirasakan perlunya,
tetapi tumbuh dari bawah yang diperlukan masyarakat dan untuk masyarakat.
masyarakat adalah salah satu bentuk pengorganisasian masyarakat. Hal ini berarti
arah, dari atas ke bawah dan hubungan pihak eksternal dan masyarakat bersifat
vertical.
untuk berinteraksi secara lebih intensif dengan para petugas eksternal, contohnya
setempat.
jika:
1. Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah
bersangkutan.
masyarakat setempat.
4. Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang dilakukan oleh
(LKPMD) adalah suatu wadah kegiatan antar disiplin di tingkat desa, tiap
kelurahan atau desa mempunyai lembaga semacam ini. Tugas utama lembaga ini
karena itu, tenaga kesehatan dari puskesmas dapat memanfaatkan lembaga ini
LKPMD.
2. Program yang dijual oleh Puskesmas ke lembaga ini tidak harus kesehatan, tetapi
adalah di desa (LKPMD), dan petugas kesehatan adalah merupakan motivator dan
dinamisatornya.
4. Dokter puskesmas atau petugas kesehatan yang lain dapat membentuk suatu team
5. Dalam pelaksanaan, program dapat dimulai desa demi desa tidak usah seluruh
desa di kecamatan tersebut. Hal ini untuk menjamin agar puskesmas dapat
2.1.6. Metode
Pendekatan ini terutama ditujukan kepada pimpinan masyarakat, baik yang formal
maupun informal.
4. Perencanaan program
survei diri dari tim kerja, serta telah menentukan bersama tentang prioritas
diarahkan terbentuknya dana sehat dan kader kesehatan. Kedua hal ini sangat
Training untuk para kader kesehatan sukarela harus dipimpin oleh dokter
6) Rencana evaluasi
suatu program, secara sederhana dan mudah dilakukan oleh masyarakat atau
beberapa faktor yang bisa membantu atau mendorong upaya tersebut. Faktor-faktor
1. Faktor-faktor di masyarakat
Indonesia. Dari sejak nenek moyang kita, telah dikenal adanya semangat gotong
Faktor pendorong terpenting yang ada dipihak provider ialah adanya kesadaran
(Depkes, 1991).
Menurut Sastropoetro (1988), ada lima unsur penting yang menentukan gagal
4. Kesediaan melakukan sesuatu yang tumbuh dari dalam lubuk hati sendiri tanpa
2. Faktor budaya, meliputi: sikap dan perilaku, pengetahuan dan adat istiadat.
3. Faktor politik
informasi yang disampaikan kepada masyarakat mengenai kapan dan dalam bentuk
setempat layak diberi kesempatan karena mereka juga punya hak untuk berpartisipasi
secara optimal.
perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh individu dari orang lain, dimana
orang lain disini dapat diartikan sebagai individu perorangan atau kelompok. Hal
dukungan sosial atau tidak, tergantung pada sejauh mana individu merasakan hal
menyayangi kita. Sarason berpendapat bahwa dukungan sosial itu selalu mencakup
kualitas).
interpersonal yang melibatkan satu atau lebih aspek-aspek yang terdiri dari perhatian
penghargaan.
Sarafino (1998) dan Taylor (2009), membagi dukungan sosial dalam empat
bentuk, yaitu :
a. Emosional
Aspek ini melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk percaya pada orang
lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi yakin bahwa orang lain
tersebut mampu memberikan cinta dan kasih sayang kepadanya. Dukungan ini
b. Instrumental
Aspek ini meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau menolong orang
c. Informatif
informatif ini terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain
masalahnya.
d. Penilaian / penghargaan
Aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik,
membantu individu untuk melihat segi-segi positif yang ada dalam dirinya
dihargai dan berguna saat individu mengalami tekanan. Dukungan sosial dalam
Dalam kaitannya dengan peran sebagai pemberi dukungan, Ife dalam Adi
(2008), melihat bahwa salah satu peran dari pemberdaya masyarakat adalah untuk
dalam struktur dan aktivitas komunitas tersebut. Dukungan itu sendiri tidak selalu
bersifat ekstrinsik ataupun materil, tetapi dapat juga bersifat instrinsik seperti pujian,
penghargaan dalam bentuk kata-kata, ataupun sikap dan perilaku yang menunjukkan
dukungan dari pelaku perubahan terhadap apa yang dilakukan oleh masyarakat.
Seperti menyediakan waktu bagi ibu-ibu balita bila mereka ingin berbicara
diungkapkan oleh Taylor (2009), bahwa dukungan sosial bersumber dari orang-orang
yang memiliki hubungan berarti bagi individu seperti keluarga, teman dekat,
2.3.1. Pengertian
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
kematian ibu dan bayi. Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan yang
mencakup 5 (lima) kegiatan, yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan
2.3.3 Sasaran
Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS).
1. Bagi Masyarakat
terkait.
3. Bagi Puskesmas
secara terpadu
sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan
a. Ibu Hamil
1. Pengembangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh
Puskesmas.
1) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan
3) Perawatan payudara.
dirujuk ke Puskesmas.
mencakup:
3) Penyuluhan
pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan
Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan
3. Imunisasi
4. Gizi
balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan
PMT dan pemberian vitamin A. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah
dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal
dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat
6. Kegiatan Pengembangan/Tambahan
telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia
dukungan yang cukup dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survei
1. Kader
memberikan Vitamin A, pemberian tablet zat besi (Fe), oralit, pil KB, kondom.
Apabila pada hari buka tenaga kesehatan datang berkunjung (sebulan sekali),
a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: bayi, anak balita, ibu hamil
b. Membuat grafik SKDN, yaitu: jumlah semua balita yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu (S), jumlah balita yang mempunyai kartu Menuju Sehat
atau Buku KIA (K), jumlah balita yang datang pada hari buka Posyandu (D) dan
2. Petugas Puskesmas
satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan
Puskesmas tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih
dari satu kali dalam sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu
perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan,
kewenangannya.
serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan
kebutuhan Posyandu.
Posyandu.
buka Posyandu
sebutan lainnya.
teratur.
kegiatan Posyandu.
d. Organisasi Kemasyarakatan/LSM
Posyandu.
a. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader
b. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya kurang dari 50%, belum ada
c. Posyandu Purnama
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
d. Posyandu Mandiri
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
pembiayaan dari dana sehat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat
dan kebersamaan anggota masyarakat dalam suatu kegiatan tertentu baik secara
yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait,
kegiatan yang merupakan keterlibatan sukarela dan ikut serta dalam pembangunan
penolakan secara internal di kalangan anggota masyarakat itu sendiri dan secara
a. Faktor sosial yaitu dilihat dari adanya perrbedaan sosial masyarakat untuk
b. Faktor budaya yaitu adanya kebiasaan atau adat istiadat yang bersifat tradisional
didapat dari kader, petugas kesehatan dan kelurga/suami. Menurut Taylor (2009),
dukungan sosial ini dapat diberikan dalam bentuk dukungan emosional, dukungan
masyarakat dapat bersifat ekstrinsik ataupun materil maupun bersifat instrinsik seperti
pujian, penghargaan dalam bentuk kata-kata, ataupun sikap dan perilaku yang dapat
diberikan bagi ibu-ibu balita sehingga mereka mau membawa balitanya berkunjung
ke posyandu.
penelitian serta variabel – variabel yang akan diteliti, seperti pada gambar berikut :