FISIKA DASAR II
Medan listrik adalah daerah di sekitar benda yang bermuatan listrik. Satuan
medan listrik adalah Newton/Coulomb (N/C). Garis-garis medan listrik disebut
garis-garis gaya, karena garis garis tersebut menunjukan arah dari gaya yang
dilakukan pada suatu muatan.
Muatan listrik dapat bernilai positif, nol (tidak terdapat muatan atau jumlah
satuan muatan positif dan negatif sama) dan negatif. Nilai muatan ini akan
memengaruhi perhitungan medan listrik dalam hal tandanya, yaitu positif atau
negatif (atau nol). Apabila pada setiap titik di sekitar sebuah (atau beberapa) muatan
dihitung medan listriknya dan digambarkan vektor-vektornya, akan terlihat garis-
garis yang saling berhubungan, yang disebut sebagai garis-garis medan listrik. Tanda
muatan menentukan apakah garis-garis medan listrik yang disebabkannya berasal
darinya atau menuju darinya. Telah ditentukan (berdasarkan gaya yang dialami oleh
muatan uji positif), bahwa
muatan positif (+) akan menyebabkan garis-garis medan listrik berarah dari
padanya menuju keluar,
muatan negatif (-) akan menyebabkan garis-garis medan listrik berarah menuju
masuk padanya.
muatan nol ( ) tidak menyebabkan adanya garis-garis medan listrik.
Pada saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi,
maka muatan positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian
segera merambat naik melalui kabel konduktor menuju ujung penangkal
petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya
tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, maka muatan positif di
ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif.
Pertemuan kedua muatan ini akan menghasilkan aliran listrik yang akan
dialirkan melalui kawat konduktor menuju tanah. Dengan demikian,
sambaran petir tersebut tidak mengenai bangunan. Pada dasarnya alat
penangkal petir ini membantu mengalihkan sambaran petir agar tidak
membahayakan manusia
2. HUKUM COULOMB
I=Q/t
Atau
Q=I.t
Dimana :
t = Waktu atau Kecepatan aliran arus listrik, dalam satuan detik atau
second (s)
Dari Rumus atau Persamaan diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa
pada dasarnya 1 Coulumb adalah sama dengan 1 Ampere Second (As).
1C = 1 As
3. GERAK ROTASI
1. Torsi adalah gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda
bergerak melingkar atau berputar.
2. Torsi disebut juga momen gaya.
3. Momen gaya/torsi benilai positif untuk gaya yang menyebabkan benda
bergerak melingkar atau berputar searah dengan putaran jam
(clockwise), dan jika benda berotasi dengan arah berlawanan putaran
jam (counterclockwise), maka torsi penyebabnya bernilai negatif.
4. Setiap gaya yang arahnya tidak berpusat pada sumbu putar benda
atau titik massa benda dapat dikatakan memberikan Torsi pada benda
tersebut.
Torsi atau momen gaya dirumuskan dengan:
dimana:
adalah torsi atau momen gaya (Nm)
r adalah lengan gaya (m)
F adalah gaya yang diberikan tegak lurus dengan lengan gaya (N)
Jika gaya yang bekerja pada lengan gaya tidak tegak lurus, maka
besar torsinya adalah:
Momen Inersia
Konsep momen inersia pertama kali diberikan oleh Leonhard Euler.
Momen inersia didefinisikan sebagai kelembaman suatu benda untuk
berputar pada porosnya, atau dapat dikatakan ukuran kesukaran untuk
membuat benda berputar atau bergerak melingkar. Besar momen
inersia bergantung pada bentuk benda dan posisi sumbu putar benda
tersebut.
Momen inersia dirumuskan dengan:
dimana:
I = momen inersia (kgm2)
r = jari-jari (m)
m = massa benda atau partikel (kg)
Momentum Sudut
Momentum sudut adalah ukuran kesukaran benda untuk
mengubah arah gerak benda yang sedang berputar atau bergerak
melingkar.
dimana:
L = momentum sudut (kgm2s-1)
I = momen inersia benda (kgm2)
= kecepatan sudut benda (rad/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan linear (m/s)
r = jarak benda ke sumbu putarnya (m)
Segera Hadir:
Aplikasi Android StudioBelajar.com
dimana:
Ekt = Energi kinetik total benda
Ek = energi kinetik translasi
Ekr = energi kinetik rotasi
m = massa benda (kg)
v = kecepatan linear (m/s)
I = momen inersia benda (kgm2)
= kecepatan sudut benda (rad/s)
dimana:
= total torsi yang bekerja pada benda
I = momen inersia benda
= percepatan sudut benda
Kecepatan
Kecepatan V = s/t m/s sudut rad/s
Percepatan
2
Percepatan a = V/t m/s sudut rad/s2
Momen
Gaya F = ma N gaya/torsi Nm
Momentum
Momentum p = mv kg . m/s sudut kg . m2/s
Penyebab akselerasi
Kesukaran untuk
berakselerasi m I
Hukum newton 2
4. ELASTISITAS
b. Modulus geser
Jika modulus young Y menggambarkan sifat elastisitas pada arah
normal berupa perubahan volume bahan, maka Modulus Geser S
menggambarkan sifat elastisitas bahan pada arah tangensialnya yang
biasanya menimbulkan perubahan bentuk benda saja , tetapi tidak
menimbulkan perubahan volume. Jadi μ mengukur ketahanan
bendamempertahankan bentuknya . Definisi dari μ secara sederhana adalah :
c. Modulus Bulk
d. Poisson Ratio
Konstanta elastik lain yang sering dipergunakan untuk menyatakan
tingkat kekakuan sebuah zat adalah poisson ratio. Nilai poisson ratio
berkisar 0 sampai 0,5. Air sebagai zat alir memiliki poisson ratio 0
sedangkan di sisi lain logam yang bersifat kaku dan keras,memiliki poisson
ratio mendekati 0,5. Poisson ratio didefinisikan sebagai :
5. HUKUM GAUSS
Fluks listrik dapat didefinisikan sebagai perkalian antara garis gaya
listrik dengan luasan bidang yang dilewatinya. Jika ada garis-garis gaya
dari sebuah medan listrik homogen yang menembus sebuah bidan seluas A
maka fluks listrik (Φ baca : phi) yang melalui bidang tersebut tergantung
pada kuat mendan listrik, luas bidang yang ditembus, dan sudut jatuhnya.
Ada dua kemungkinan, gaya jatuh tegak lurus dan gaya jatuh tidak secara
tegak lurus.
hukum gauss dan rumus
a. Garis Gaya Jatuh Tegak Lurus
Φ = E. A
b. Garis Gaya Jatuh Tidak Tegak Lurus
Φ = E. A. cos θ
Keterangan
Φ = Fluks listrik satuannya dalam SI adalah NC-1m2 atau waber (Wb)
E = Kuat medan listrik (N/C)
A = Luas bidang yang ditembus oleh medan listrik (m2)
θ = sudut antara gaya yang datang dengan garis bidang normal
Bunyi Hukum Gauss
“Jumlah garis gaya dari sebuah medan listrik yang menembus suatu
permukaan tertutup sebanding dengan jumlah muatan listrik yang
dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut.”
Secara matematis, hukum Gauss dinyatakan dengan rumus berikut
Φ = E. A. cos θ = Q/εo
Dengan
Q = muatan yang dilingkupi oleh permukaan tertutup
ε 0 = permitivitas udara
6. FLUIDA STATIS
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk(dapat
dimampatkan) jika diberi tekanan.Yang termasuk ke dalam fluida adalah zat
cair dan gas. Perbedaan antara zat cair dan gas terletak pada
kompresibilitasnya atau ketermampatannya. Ditinjau dari keadaan fisisnya,
fluida terdiri atas fluida statisatau hidrostatika, yaitu ilmu yang mempelajari
tentang fluida atau zat alir yang diam (tidak bergerak) dan fluida dinamis
atau hidrodinamika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang zat alir atau fluida
yang bergerak.
Fluida Statis adalah suatu keadaan dimana suatu fluida yang adadalam
keadaan diam (tidak bergerak) pada keadaan setimbang.Fluida statis selalu
mempunyai bentuk yang dapat berubahsecara kontinyu mengikuti bentuk
wadahnya karena fluida tidakdapat menahan gaya geser Sifat fisis fluida
dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan
diam (statis).Sifat-sifat fisis fluida statis di antaranya, massa jenis, tekanan,
kapilaritas dan viskositas.
a. Massa jenis
Massa jenis dapat digunakan untuk mengetahui apakah benda
dapat mengapung di permukaan airBenda/objek yang memiliki massa jenis
lebih kecil akanselalu berada di atas massa jenis yang lebih
besar.Contohnya, minyak akan selalu mengapung diatas permukaan air
karena massa jenis minyak lebih kecil dari massa jenis air. Semua
benda/objek yang memiliki massa jenis lebih besardari massa jenis air
akan selalu tenggelam
b. Tekanan
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu
permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut.
F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2)
p = tekanan (N/m2 = Pascal)
Pada fluida statis, tekanan pada suatu titik dalam fluida disebabkan
oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Tekanan pada
fluida dinamakan tekanan hidrostatik. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan
yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak
bergerak
Tekanan hidrostatik di sebuah titik pada kedalaman h dinyatakan secara
matematis dengan persamaan :
7. FLUIDA DINAMIS
Fluida dinamis merupakan salah satu kajian mengenai fluida yang
bergerak. Aliran fluida dinamik dapat kita bedakan menjadi dua jenis, yaitu
aliran yang bersifat tunak atau laminar (steady) dan aliran turbulen
(turbulent).Aliran tunak merupakan salah satu jenis aliran dimana masing-
masingpartikel fluida mengalir secara teratur dan tidak saling memotong, atau
dengan kata lain laju masing-masing partikel dalam aliran tunak cenderung
konstan.Aliran turbulen merupakan aliran yang tidak teratur dengan laju
partikel yang beragam. Meninjau aliran yang turbulen sangatlah sulit,
sehingga dalam pembahasan ini hanya dibatasi pada aliran yang sifatnya
tunak, atau yang akan kita sebut fluida ideal
a. Persamaan kontinuitas
Dimana:
A1 = luas penampang 1
v1 = kelajuan fluida ketika melalui penampang 1
A2 = luas penampang 2
v2 = kelajuan fluida ketika melalui penampang 2
Persamaan di atas menunjukkan bahwa jika penampang pipa lebih
besar, maka kelajuan fluida ketika melalui penampang tersebut lebih
kecil, atau sebaliknya ketika penampang pipa lebih kecil, maka
kelajuan fluida ketika melalui penampang tersebut menjadi lebih besar.
b. Persamaan Bernoulli
Bernoulli menyatakan bahwa tekanan fluida berkurang seiring dengan
penambahan ketinggian, sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan
fluida pada ketinggian h2 lebih rendah dibandingkan tekanan fluida
pada ketinggian h1.
Keterangan :
V1 = volume gas awal (m3)
V2 = volume gas akhir (m3)
T1 = temperatur mutlak awal (K)
T2 = temperatur mutlak akhir (K)
c. Hukum Gay Lussac
Gay Lussac menyatakan : Jika volume gas pada ruang tertutup dibuat
tetap, maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur
gas.Pernyataan ini disebu tHukum Gay Lussac yang dituliskan dalam
bentuk persamaan berikut :
Pada umumnya kenaikan suhu suatu benda diikuti oleh pemuaian volume
benda, tetapi tidak semua benda memiliki sifat seperti ini :
a. Pemuaian panjang
b. Pemuaian luas
c. Pemuaian ruang
Kalor adalah salah satu bentuk energi biasanya dinyatakan dengan notasi
Q dengan satuan kalori. Rumus kapasitas kalor yaitu:
Perubahan wujud antara lain
a. Kalor lebur & kalor beku
b. Kalor didih & kalor menguap/mengembun
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu konduksi,konveksi,
dan radiasi.
EP = mgh
Energi Potensial Pegas
Energi potensial pegas berhubungan dengan benda-benda yang
elastis, misalnya pegas. Secara matematis dirumuskan :
FT = kx
FP = -kx