Anda di halaman 1dari 20

UJIAN AKHIR SEMESTER

FISIKA DASAR II

Nama : Ni Wayan Resa Anugrahni


NIM : 193010504005
Dosen : Neny Fidayanti, S.T., M.Si

*Tugas Membuat review materi mata kuliah Fisika Dasar II


semester 2 (dua)

1. MEDAN LISTRIK DAN PENERAPANNYA

Medan listrik adalah daerah di sekitar benda yang bermuatan listrik. Satuan
medan listrik adalah Newton/Coulomb (N/C). Garis-garis medan listrik disebut
garis-garis gaya, karena garis garis tersebut menunjukan arah dari gaya yang
dilakukan pada suatu muatan.

Sifat-sifat garis gaya listrik :


- berasal dari muatan positif menuju muatan negative
- garis gaya listrik tidak pernah berpotongan
- makin rapat garis gaya listrik, makin kuat medan listriknya. sebaliknya, makin
renggang garis gaya listrik, makin lemah medan listriknya.

Muatan listrik dapat bernilai positif, nol (tidak terdapat muatan atau jumlah
satuan muatan positif dan negatif sama) dan negatif. Nilai muatan ini akan
memengaruhi perhitungan medan listrik dalam hal tandanya, yaitu positif atau
negatif (atau nol). Apabila pada setiap titik di sekitar sebuah (atau beberapa) muatan
dihitung medan listriknya dan digambarkan vektor-vektornya, akan terlihat garis-
garis yang saling berhubungan, yang disebut sebagai garis-garis medan listrik. Tanda
muatan menentukan apakah garis-garis medan listrik yang disebabkannya berasal
darinya atau menuju darinya. Telah ditentukan (berdasarkan gaya yang dialami oleh
muatan uji positif), bahwa

 muatan positif  (+)  akan menyebabkan garis-garis medan listrik berarah dari
padanya menuju keluar,
 muatan negatif  (-)  akan menyebabkan garis-garis medan listrik berarah menuju
masuk padanya.
 muatan nol  ( )  tidak menyebabkan adanya garis-garis medan listrik.

Rumus untuk medan listrik dapat diturunkan melalui Hukum Coulomb,


yaitu gaya antara dua titik muatan:\

Dalam kehidupan sehari-hari, medan listrik ini dimanfaatkan dalam


pembuatan penangkal petir. Biasanya alat penangkal petir diletakkan pada
atap gedung tinggi karena gedung tinggi berpotensi untuk tersambar petir.
Prinsip kerja penangkal petir memanfaatkan medan listrik yang ada di
sekitar petir, lalu menariknya ke batang konduktor.

Pada saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi,
maka muatan positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian
segera merambat naik melalui kabel konduktor menuju ujung penangkal
petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya
tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, maka muatan positif di
ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif.

Pertemuan kedua muatan ini akan menghasilkan aliran listrik yang akan
dialirkan melalui kawat konduktor menuju tanah. Dengan demikian,
sambaran petir tersebut tidak mengenai bangunan. Pada dasarnya alat
penangkal petir ini membantu mengalihkan sambaran petir agar tidak
membahayakan manusia

2. HUKUM COULOMB

Ilmu Listrik dan Ilmu Elektronika merupakan ilmu yang


mempelajari tentang fenomena fisika yang berhubungan dengan aliran
muatan listrik. Yang dimaksud dengan Muatan listrik adalah muatan dasar
yang dimiliki oleh suatu benda, yang membuatnya mengalami gaya pada
benda lain yang juga memiliki muatan listrik dan berada pada jarak yang
berdekatan. Satuan Muatan Listrik adalah Coulomb yang biasanya
dilambangkan dengan huruf C. Sedangkan Muatan Listrik sering
disimbolkan dengan Q dalam Rumus-rumus Elektronika.

Istilah Coulomb ini berasal dari penemunya yang bernama Charles


Augustin de Coulomb, yaitu seorang ahli fisika Perancis yang berhasil
menemukan teori bahwa Muatan listrik pada dasarnya terdiri dari dua jenis
yaitu muatan positif (+) dan muatan negatif (-). Di antara dua muatan ini
akan terjadi interaksi tarik menarik pada muatan yang berbeda jenis
sedangkan akan terjadi interaksi tolak menolak pada muatan yang sama
jenis. Teori tersebut kemudian dikenal dengan Hukum Coulomb (Coulomb
Law). Hukum Coulumb ini pertama kali dipublikasikan oleh Charles
Augustin de Coulumb pada tahun 1784.

Bunyi Hukum Coulomb

Berdasarkan penemuan Charles Augustin de Coulomb yang disebutkan


diatas, maka bunyi dari Hukum Coulomb adalah sebagai berikut :

“Gaya pada Muatan akan saling tarik-menarik apabila kedua muatan


tidak sejenis, dan akan saling tolak-menolak apabila kedua muatan
sejenis”.

Pengertian dan Bunyi Hukum Coulomb

Jadi pada dasarnya, Hukum Coulomb adalah Hukum yang


menjelaskan hubungan antara gaya yang timbul antara dua titik muatan,
yang terpisahkan pada jarak tertentu dengan nilai muatan dan jarak pisah
keduanya.

Hukum Coulomb dan Arus Listrik

Arus Listrik adalah Muatan Listrik yang mengalir dengan satuan


pengukurannya adalah Ampere (A). Besarnya arus listrik atau Kuat arus
listrik adalah sebanding dengan dengan banyaknya muatan listrik yang
mengalir. Kuat Arus listrik merupakan kecepatan aliran muatan listrik
sehingga Kuat Arus Listrik dapat diartikan sebagai jumlah muatan listrik
yang melalui penampang suatu penghantar setiap satuan waktu.

Secara matematis, Hubungan Muatan Listrik, Kuat Arus Listrik dan


Kecepatan aliran arus listrik dapat ditulis menjadi rumus seperti berikut ini

I=Q/t
Atau

Q=I.t

Dimana :

I = Kuat Arus Listrik, dalam satuan Ampere (A)

Q = Muatan Listrik, dalam satuan Coulomb (C)

t = Waktu atau Kecepatan aliran arus listrik, dalam satuan detik atau
second (s)

Dari Rumus atau Persamaan diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa
pada dasarnya 1 Coulumb adalah sama dengan 1 Ampere Second (As).

1C = 1 As

3. GERAK ROTASI

Pengertian Gerak Rotasi

Gerak rotasi yakni merupakan gerakan memutar dari suatu benda


terhadap titik tertentu. Sebagai contoh yaitu gerak rotasi pada gasing. Pada
gasing, titik yang menjadi acuan perputarannya yakni terdapar pada ujung
tumpuan ketika gasing berputar. Lalu, apa sajakah besaran yang terlibat
dalam gerak rotasi? Nah, kali ini akan kami bahas besaran-besaran yang
terlibat dalam gerak rotasi diantaranya sebagai berikut :

Momen Gaya atau Torsi


Momen gaya atau torsi dapat didefinisikan dengan beberapa
pengertian:

1. Torsi adalah gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda
bergerak melingkar atau berputar.
2. Torsi disebut juga momen gaya.
3. Momen gaya/torsi benilai positif untuk gaya yang menyebabkan benda
bergerak melingkar atau berputar searah dengan putaran jam
(clockwise), dan jika benda berotasi dengan arah berlawanan putaran
jam (counterclockwise), maka torsi penyebabnya bernilai negatif.
4. Setiap gaya yang arahnya tidak berpusat pada sumbu putar benda
atau titik massa benda dapat dikatakan memberikan Torsi pada benda
tersebut.
Torsi atau momen gaya dirumuskan dengan:

dimana:
 adalah torsi atau momen gaya (Nm)
r adalah lengan gaya (m)
F adalah gaya yang diberikan tegak lurus dengan lengan gaya (N)

Jika gaya yang bekerja pada lengan gaya tidak tegak lurus, maka
besar torsinya adalah:

dimana   adalah sudut antara gaya dengan lengan gaya.

Momen Inersia
Konsep momen inersia pertama kali diberikan oleh Leonhard Euler.
Momen inersia didefinisikan sebagai kelembaman suatu benda untuk
berputar pada porosnya, atau dapat dikatakan ukuran kesukaran untuk
membuat benda berputar atau bergerak melingkar. Besar momen
inersia bergantung pada bentuk benda dan posisi sumbu putar benda
tersebut.
Momen inersia dirumuskan dengan:

dimana:
I = momen inersia (kgm2)
r = jari-jari (m)
m = massa benda atau partikel (kg)

Benda yang terdiri atas susunan partikel atau benda-benda


penyusunnya yang lebih kecil, jika melakukan gerak rotasi, maka
momen inersianya sama dengan hasil jumlah semua momem inersia
penyusunnya:

Momentum Sudut
Momentum sudut adalah ukuran kesukaran benda untuk
mengubah arah gerak benda yang sedang berputar atau bergerak
melingkar.

Momentum sudut dirumuskan dengan:

dimana:
L = momentum sudut (kgm2s-1)
I = momen inersia benda (kgm2)
  = kecepatan sudut benda (rad/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan linear (m/s)
r = jarak benda ke sumbu putarnya (m)
Segera Hadir:
Aplikasi Android StudioBelajar.com

Energi Kinetik Rotasi


Energi kinetik rotasi adalah energi kinetik yang dimiliki oleh benda
yang bergerak rotasi yang dirumuskan dengan:

Jika benda tersebut bergerak secara rotasi dan juga tranlasi,


maka energi kinetik totalnya adalah gabungan dari energi kinetik
translasi rotasi dan energi kinetik rotasi:

dimana:
Ekt  = Energi kinetik total benda
Ek = energi kinetik translasi
Ekr  = energi kinetik rotasi
m = massa benda (kg)
v = kecepatan linear (m/s)
I = momen inersia benda (kgm2)
= kecepatan sudut benda (rad/s)

Hukum Newton 2 Untuk Rotasi


Benda yang bergerak secara translasi menggunakan hukum newton II 
( ) dan benda yang bergerak secara rotasi juga memakai
konsep hukum Newton yang sama, akan tetapi besarannya memakai
besaran-besaran rotasi. Sehingga, Hukum Newton II untuk benda
yang bergerak secara rotasi atau bergerak melingkar memakai rumus:

dimana:
 = total torsi yang bekerja pada benda
I = momen inersia benda
 = percepatan sudut benda

Dibawah ini adalah tabel yang menganalogikan antara gerak translasi


dan gerak rotasi

Besaran-besaran Pada Gerak


Translasi Besaran-besaran pada Gerak Rotasi

Besaran Rumus Satuan Besaran Rumus Satuan


Jarak Jarak tempuh
tempuh  s  m sudut  q = s/r  rad

Kecepatan
Kecepatan  V = s/t  m/s sudut    rad/s

Percepatan
2
Percepatan  a = V/t  m/s sudut    rad/s2

Massa  m  kg Momen inersia  I = mr2  kg . m2

Momen
Gaya  F = ma  N gaya/torsi  Nm

Momentum
Momentum  p = mv  kg . m/s sudut     kg . m2/s

Energi  Nm Energi kinetik Nm


kinetik   (Joule) rotasi    (Joule)

Dibawah ini adalah tabel yang menyimpulkan hubungan antara gerak


translasi dan gerak rotasi

Konsep Gerak Translasi Hubungan Gerak Rotasi

Penyebab akselerasi     

Kesukaran untuk
berakselerasi  m    I

Hukum newton 2    

4. ELASTISITAS

Elastisitas adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali ke bentuk


aslinya setelah terdeformasi. Benda padat akan mengalami
deformasi ketika gaya diaplikasikan padanya. Jika bahan tersebut elastis,
benda tersebut akan kembali ke bentuk dan ukuran awalnya ketika gaya
dihilangkan.
Alasan fisika untuk perilaku elastis bisa sangat berbeda untuk bahan
yang berbeda. Dalam logam, kisi (lattice) atom berubah ukuran dan bentuk
ketika kerja diaplikasikan (energi ditambahkan) pada sistem). Ketika gaya
dihilangkan, kisi-kisi kembali ke keadaan energi asli yang lebih rendah.
Untuk karet dan polimer lain, elastisitas disebabkan oleh peregangan rantai
polimer ketika kerja diterapkan.
Elastisitas sempurna hanya merupakan perkiraan dari yang sebenarnya
dan beberapa bahan tetap murni elastis bahkan setelah deformasi yang
sangat kecil. Dalam rekayasa, jumlah elastisitas suatu material ditentukan
oleh dua jenis parameter material. Jenis pertama parameter material
disebut modulus yang mengukur jumlah gaya per satuan luas (stress) yang
diperlukan untuk mencapai sejumlah deformasi tertentu. Satuan modulus
adalah pascal (Pa) atau pon gaya per inci persegi (psi, juga lbf/in 2).
Modulus yang lebih tinggi biasanya menunjukkan bahwa bahan tersebut
sulit untuk mengalami deformasi. Tipe kedua parameter mengukur batas
elastis. Batas dapat menjadi stres luar di mana materi tidak lagi elastis atau
deformasi luar di mana elastisitas hilang.
Terdapat bebagai jenis konstanta atau modulus elastisitas seperti
modulus Young,Modulus Bulk dan modulus Shear (atau modulus geser) dan
poisson ratio yang dibedakan menurut perubahan akibat dari stress yang
mengenainya.
a. Modulus Young
Modulus Elastisitas Young atau modulus Young adalah perbandingan antara
stress normal terhadap strain normalnya :

b. Modulus geser
Jika modulus young Y menggambarkan sifat elastisitas pada arah
normal berupa perubahan volume bahan, maka Modulus Geser S
menggambarkan sifat elastisitas bahan pada arah tangensialnya yang
biasanya menimbulkan perubahan bentuk benda saja , tetapi tidak
menimbulkan perubahan volume. Jadi μ mengukur ketahanan
bendamempertahankan bentuknya . Definisi dari μ secara sederhana adalah :
c. Modulus Bulk

Modulus Bulk (B) mengukur kekuatan benda melawan tekanan yang


berhubungan dengan perubahan volume oleh sebuah strain yang bekerja
pada seluruh permukaan bahan. Sehingga modulus bulk (sering juga
dinamakan inkompresibilitas) :

d. Poisson Ratio
Konstanta elastik lain yang sering dipergunakan untuk menyatakan
tingkat kekakuan sebuah zat adalah poisson ratio. Nilai poisson ratio
berkisar 0 sampai 0,5. Air sebagai zat alir memiliki poisson ratio 0
sedangkan di sisi lain logam yang bersifat kaku dan keras,memiliki poisson
ratio mendekati 0,5. Poisson ratio didefinisikan sebagai :

5. HUKUM GAUSS
Fluks listrik dapat didefinisikan sebagai perkalian antara garis gaya
listrik dengan luasan bidang yang dilewatinya. Jika ada garis-garis gaya
dari sebuah medan listrik homogen yang menembus sebuah bidan seluas A
maka fluks listrik (Φ baca : phi) yang melalui bidang tersebut tergantung
pada kuat mendan listrik, luas bidang yang ditembus, dan sudut jatuhnya.
Ada dua kemungkinan, gaya jatuh tegak lurus dan gaya jatuh tidak secara
tegak lurus.
hukum gauss dan rumus
a. Garis Gaya Jatuh Tegak Lurus
Φ = E. A
b. Garis Gaya Jatuh Tidak Tegak Lurus
Φ = E. A. cos θ
Keterangan
Φ = Fluks listrik satuannya dalam SI adalah NC-1m2 atau waber (Wb)
E = Kuat medan listrik (N/C)
A = Luas bidang yang ditembus oleh medan listrik (m2)
θ = sudut antara gaya yang datang dengan garis bidang normal
Bunyi Hukum Gauss
“Jumlah garis gaya dari sebuah medan listrik yang menembus suatu
permukaan tertutup sebanding dengan jumlah muatan listrik yang
dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut.”
Secara matematis, hukum Gauss dinyatakan dengan rumus berikut
Φ = E. A. cos θ = Q/εo
Dengan
Q = muatan yang dilingkupi oleh permukaan tertutup
ε 0 = permitivitas udara
6. FLUIDA STATIS
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk(dapat
dimampatkan) jika diberi tekanan.Yang termasuk ke dalam fluida adalah zat
cair dan gas. Perbedaan antara zat cair dan gas terletak pada
kompresibilitasnya atau ketermampatannya. Ditinjau dari keadaan fisisnya,
fluida terdiri atas fluida statisatau hidrostatika, yaitu ilmu yang mempelajari
tentang fluida atau zat alir yang diam (tidak bergerak) dan fluida dinamis
atau hidrodinamika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang zat alir atau fluida
yang bergerak.
Fluida Statis adalah suatu keadaan dimana suatu fluida yang adadalam
keadaan diam (tidak bergerak) pada keadaan setimbang.Fluida statis selalu
mempunyai bentuk yang dapat berubahsecara kontinyu mengikuti bentuk
wadahnya karena fluida tidakdapat menahan gaya geser Sifat fisis fluida
dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan
diam (statis).Sifat-sifat fisis fluida statis di antaranya, massa jenis, tekanan,
kapilaritas dan viskositas.
a. Massa jenis
Massa jenis dapat digunakan untuk mengetahui apakah benda
dapat mengapung di permukaan airBenda/objek yang memiliki massa jenis
lebih kecil akanselalu berada di atas massa jenis yang lebih
besar.Contohnya, minyak akan selalu mengapung diatas permukaan air
karena massa jenis minyak lebih kecil dari massa jenis air. Semua
benda/objek yang memiliki massa jenis lebih besardari massa jenis air
akan selalu tenggelam
b. Tekanan
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu
permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut.

F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2)
p = tekanan (N/m2 = Pascal)
Pada fluida statis, tekanan pada suatu titik dalam fluida disebabkan
oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Tekanan pada
fluida dinamakan tekanan hidrostatik. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan
yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak
bergerak
Tekanan hidrostatik di sebuah titik pada kedalaman h dinyatakan secara
matematis dengan persamaan :

ρ = massa jenis zat cair atau kerapatan zat cair (kg/m3)


g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman zat cair diukur dari permukaan zat cair (m)
Persamaan di atas berlaku bila tidak memperhitungkan adanya
tekanan udara luar atau tekanan atmosfer yang pada keadaan tertentu dapat
diabaikan
Tekanan hidrostatik pada suatu titik ditimbulkan oleh gaya berat
fluida yang berada di atas titik itu, yang berarti juga dipengaruhi oleh
tekanan atmosfer. Besar tekanan hidrostatik dengan memperhitungkan
adanya tekanan atmosfer

P0 = tekanan atmosfer atau tekanan udara luar


Pada permukaan air laut, tekanan atmosfer normal sebesar 1 atm (1,01
x105 Pa)
c. Kapilaritas
Kapilaritas merupakan naik atau turunnya permukaan zat cair
dalam pipa atau celah sempit yang dinamakan pipa kapiler Penyebab dari
gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi.Kohesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara
zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya
saling tolak menolak.Adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang
berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang
lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik
atau merekat. Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala
kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:
• Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa
dinyalakan.
• Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
• Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu
d. Viskovitas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang
diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari
(dan hanya untuk fluida), viskositas adalah“Ketebalan” atau “Pergesekan
Internal”. Oleh karena itu, air yang“tipis”, memiliki viskositas lebih
rendah, sedangkan madu yang “tebal”,memiliki viskositas yang lebih
tinggi.Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin
besarjuga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan
ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapatdipikirkan
sebagai pengukuran dari pergeseran fluida Seluruh fluida (kecuali
superfluida) memiliki ketahanan dari tekanandan oleh karena itu disebut
kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan
disebut fluide ideal.

7. FLUIDA DINAMIS
Fluida dinamis merupakan salah satu kajian mengenai fluida yang
bergerak. Aliran fluida dinamik dapat kita bedakan menjadi dua jenis, yaitu
aliran yang bersifat tunak atau laminar (steady) dan aliran turbulen
(turbulent).Aliran tunak merupakan salah satu jenis aliran dimana masing-
masingpartikel fluida mengalir secara teratur dan tidak saling memotong, atau
dengan kata lain laju masing-masing partikel dalam aliran tunak cenderung
konstan.Aliran turbulen merupakan aliran yang tidak teratur dengan laju
partikel yang beragam. Meninjau aliran yang turbulen sangatlah sulit,
sehingga dalam pembahasan ini hanya dibatasi pada aliran yang sifatnya
tunak, atau yang akan kita sebut fluida ideal

a. Persamaan kontinuitas
Dimana:
A1 = luas penampang 1
v1 = kelajuan fluida ketika melalui penampang 1
A2 = luas penampang 2
v2 = kelajuan fluida ketika melalui penampang 2
Persamaan di atas menunjukkan bahwa jika penampang pipa lebih
besar, maka kelajuan fluida ketika melalui penampang tersebut lebih
kecil, atau sebaliknya ketika penampang pipa lebih kecil, maka
kelajuan fluida ketika melalui penampang tersebut menjadi lebih besar.
b. Persamaan Bernoulli
Bernoulli menyatakan bahwa tekanan fluida berkurang seiring dengan
penambahan ketinggian, sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan
fluida pada ketinggian h2 lebih rendah dibandingkan tekanan fluida
pada ketinggian h1.

8. TEORI KINETIK GAS


Teori Kinetik Gas adalah konsep yang mempelajari sifat-sifat gas berdasarkan
kelakuan partikel/molekul penyusun gas yang bergerak acak. Sifat-sifat gas
dapat dibedakan menjadi sifat makroskopis dan sifat mikroskopis.
a. Sifat makroskopis gas dapat kita amati dan kita ukur, seperti temperatur,
tekanan, dan volume.
b. Sifat mikroskopis tidak bisa diamati dan diukur, seperti kelajuan, massa
tiap-tiap partikel penyusun inti, momentum, serta energi yang dikaitkan
dengan tingkah laku partikel gas.
Hukum hukum mengenai gas ideal :
a. Hukum Boyle
Boyle menemukan bahwa “hasil kali tekanan dan volume gas pada
temperatur tetap adalah konstan.” Hukum ini kemudian dikenal sebagai
Hukum Boyle. Secara matematis, Hukum Boyle dituliskan dalam bentuk :
PV = konstan atau P1V1 = P2V2
Keterangan :
P1 = tekanan gas awal (N/m2)
V1 = volume gas awal (m3)
P2 = tekanan gas akhir
V2 = volume akhir
b. Hukum Charles
Menemukan bahwa : volume gas berbanding lurus dengan temperatur
mudaknya, jika tekanan gas di dalam ruang tertutup dijaga konstan.
Pernyataan Charles ini dikenal sebagai Hukum Charles dan dituliskan
dalam bentuk persamaan :

Keterangan :
V1 = volume gas awal (m3)
V2 = volume gas akhir (m3)
T1 = temperatur mutlak awal (K)
T2 = temperatur mutlak akhir (K)
c. Hukum Gay Lussac
Gay Lussac menyatakan : Jika volume gas pada ruang tertutup dibuat
tetap, maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur
gas.Pernyataan ini disebu tHukum Gay Lussac yang dituliskan dalam
bentuk persamaan berikut :

d. Hukum Boyle – Gay Lussac


Ketiga hukum keadaan gas yang telah kita pelajari, yaitu hukum Boyle,
hukum Charles, dan hukum Gay Lussac dapat digabungkan menjadi satu
persamaan. Hasil gabungan ketiga hukum tersebutdikenal sebagai hukum
Boyle - Gay Lussac. Hukum ini dinyatakan dalam bentuk persamaan :

Penerapan teori kinetik gas antara lain :


a. Gerak brown
b. Penguapan
c. Kelembapan
d. Difusi pada organisme hidup
9. SUHU DAN KALOR
Suhu : menyatakan ukuran kuantitatif keadaan panas dinginnya suatu
benda
Panas (kalor) : menyatakan ukuran energi panas yang terdapat pada suatu
benda karena pengaruh perbedaan suhu
Alat ukur suhu adalah thermometer. Prinsip kerja thermometer adalah
berdasarkan pada pemuaian atau panas yang dipancarkan. Untuk
mengukur temperatur secara kuantitatif, perlu skala numeric seperti oC,oF,
K, oR
Standar skala suhu :
 Titik tripel air (273.16 0C)
 Titik didih air (373.16 0C)
Isi thermometer antara lain air raksa dan alcohol. Penetapan skala ada dua
antara lain titik tetap atas yang merupakan titik didih air (100oC) dan titik
tetap terbawah yaitu titik lebur es (0oC)

Pada umumnya kenaikan suhu suatu benda diikuti oleh pemuaian volume
benda, tetapi tidak semua benda memiliki sifat seperti ini :
a. Pemuaian panjang
b. Pemuaian luas
c. Pemuaian ruang
Kalor adalah salah satu bentuk energi biasanya dinyatakan dengan notasi
Q dengan satuan kalori. Rumus kapasitas kalor yaitu:
Perubahan wujud antara lain
a. Kalor lebur & kalor beku
b. Kalor didih & kalor menguap/mengembun
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu konduksi,konveksi,
dan radiasi.

10. USAHA DAN ENERGI


Usaha adalah Sejumlah gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga
menyebabkan benda berpindah. Secara sistematis ditulis :

Energi adalah kemampuan melakukan usaha. Sifat energi antara lain :


 Energi tidak pernah hilang, tetapi hanya dapat berubah bentuk dari
satu energi menjadi bentuk energi lain
 Energi tidak memiliki massa, tidak dapat diamati dan tidak dapat
diukur secara langsung
 Energi merupakan konsep yang sangat abstrak.
Macam-macam energi antara lain :
a. Energi Kinetik
Ketika benda bergerak, benda memiliki kecepatan. Dengan demikian,
kita dapat menyimpulkan bahwa energi kinetik merupakan energi yang
dimiliki benda karena gerakannya atau kecepatannya. Secara sistematis
ditulis :
b. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam sebuah benda
atau dalam suatu keadaan tertentu. Terbagi menjadi dua :

 Energi Potensial Gravitasi


Energi yang dimiliki suatu benda karena kedudukannya
(ketinggiannya) terhadap suatu bidang acuan tertentu. Secara
matematis dirumuskan :

EP = mgh
 Energi Potensial Pegas
Energi potensial pegas berhubungan dengan benda-benda yang
elastis, misalnya pegas. Secara matematis dirumuskan :

FT = kx
FP = -kx

11. SIKLUS CARNOT


Siklus Carnot adalah sebuah siklus reversibel, yang pertama
kalidikemukakan oleh Sadi Carnot pada tahun 1824, seorang insinyur
Perancis. Mesin teoritis yang menggunakan siklus Carnot disebut dengan
mesin Kalor Carnot. Siklus Carnot yang dibalik dinamakan dengan siklus
Carnot terbalik dan mesin yang menggunakan siklus carnot terbalik disebut
dengan Mesin refrigerasi Carnot
Urutan proses pada siklus Carnot adalah sebagai berikut :
1. Ekspansi isothermal reversible (proses1-2,TH= konstan)
2. Ekspansi adiabatis reversible (proses2-3,TH keTL)
3. Kompresi isothermal reversible (proses3-4,TL= konstan)
4. Kompresi adiabatis reversible (proses4-1,TLkeTH)
MESIN KALOR CARNOT
Mesin kalor yang bekerja sesuai dengan siklus carnot reversible disebut
dengan mesin kalor carnot. Efisiensi termal dari semua mesin kalor reversibel
atau irreversibel dapat dituliskan sebagai berikut :
Dimana QH adalah panas yang ditransfer ke mesin kalor pada temperatur
TH, dan QL adalah panas yang diteransfer ke mesin kalor pada temperatur TL.
Hubungan di atas adalah hubungan yang mengacu pada efisiensi Carnot,
karena mesin kalor Carnot adalah mesin reversible yang baik. Perlu dicatat
bahwa TL dan TH adalah temperatur absolut. Penggunaan °C atau °F akan
sering menimbulkan kesalahan.
MESIN PENDINGIN DAN POMPA KALOR CARNOT
Mesin pendingin dan pompa kalor yang beroperasi menggunakan siklus
terbalik dinamakan mesin pendingin Carnot. Coefficient of performance
(COP) mesin pendingin atau pompa kalor reversibel atau irreversible adalah :

Anda mungkin juga menyukai