Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

VARIASI SIFAT PADA MANUSIA

12 OKTOBER 2020

KELOMPOK 2

ANGGOTA:

IFTI RAHMATIKA (4401418046)

NURUL AULIA ZAHRA (4401418064)

BELLA SAFIRA SALSABILA (4401418068)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
I. TUJUAN

1. Mengetahui variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat genetik.


2. Mengetahui penyebaran sifat-sifat dan melihat persamaan sifat terbanyak dalam populasi
kelas.

II. LANDASAN TEORI

Variasi adalah keanekaragaman dalam satu spesies pada setiap makhluk hidup. Manusia
tergolong dalam satu spesies yaitu Homo sapiens. Sebagaimana halnya setiap makhluk hidup,
manusia memiliki variasi sifat yang berbeda-beda. Tidak ada manusia yang tepat sama, antar
individu tentunya mempunyai persamaan dan perbedaan sifat yang menurun, baik sifat kualitatif
maupun sifat kuantitatif.

Keturunan dari hasil perkawinan individu memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari
kedua induk/orang tua, sehingga kombinasi perangkat gen dari dua induk tersebut akan
menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas. Mirayanti
(2017) menyatakan bahwa sifat-sifat manusia yang terkait autosom dapat disebabkan oleh gen
dominan ataupun resesif. Penurunan yang ditentukan oleh gen resesif ditandai dengan adanya
pelompatan generasi dalam munculnya suatu karakter pada individu, sedangkan gen dominan
ditandai dengan penurunan secara berkesinambungan atau tidak terjadinya pelompatan generasi
dalam pemunculannya. Sejalan dengan hal tersebut, Cummings (2015) menyatakan adanya
keanekaragaman genetik sebagai dasar ciri-ciri makhluk hidup merupakan hasil seleksi alam dari
suatu spesies terhadap lingkungannya. Keanekaragaman tersebut dapat terjadi secara alami (terjadi
akibat adaptasi atau penyesuaian diri suatu individu dengan lingkungannya) maupun buatan
(dipengaruhi oleh faktor lingkungan sebagai sifat yang tampak dari suatu individu). Sepakat
dengan hal tersebut, Widianti (2020) menyatakan bahwa akibat adanya pengaruh lingkungan maka
individu yang bergenotip sama, kemungkinan akan mempunyai fenotip yang berbeda.

Gen adalah perintah-perintah yang membuat makhluk hidup bekerja, ditemukan dalam sel dan
terdiri atas suatu zat kimia (DNA). Campbell (2010) menyatakan, sesuatu yang diwariskan dari
satu generasi ke generasi dalam gen disebut sifat genetika. Informasi genetik yang diperoleh dari
analisis pewarisan sifat terdiri atas aksi gen, jumlah gen pengendali, keragaman genetic,
heritabilitas serta informasi-informasi genetic lainnya (Mustafa et al., 2016). Genotip merupakan
seluruh gen yang dimiliki suatu individu, terekpresikan menampakan fenotip pada suatu individu.
Genotip yang melibatkan alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang
homozigot. Keturunan homozigot dapat dihasilkan dari galur murni, sedangkan perpaduan
heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda. (Starr and McMillan, 2015). Berkaitan dengan hal
itu, Agustina dan Waluyo (2017) menambahkan bahwa keragaman genetik dapat memperbesar
kemungkinan untuk mendapatkan genotip yang lebih baik melalui seleksi, yang berguna untuk
mengetahui pola pengelompokan genotip pada populasi tertentu berdasarkan karakter yang diamati
dan dapat dijadikan sebagai dasar kegiatan seleksi.

Sementara itu, berkaitan dengan faktor lingkungan, fenotip dapat dikatakan sebagai
karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang dimiliki oleh organisme.
Ciri yang dihasilkan tersebut tampak oleh mata, misalnya warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip
merupakan hasil produk gen (memiliki batasan-batasan tertentu) yang diekspresikan di dalam
lingkungan tertentu (Stansfield, 2016). Sepakat dengan hal tersebut, Susanto (2011) menegaskan
bahwa gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi
fenotip.

Dengan beragamnya genetik dan tentunya variasi, maka sangat beralasan dalam hal
pentingnya mempelajari genetika. Hal ini disetujui oleh Carolina (2016), karena ilmu genetika
akan memberikan informasi dasar dalam pengembangan tanaman selanjutnya. Dalam
keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi, maka akan menyimpan gen yang berpotensi tinggi
pula. Perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya genetika akan mempermudah pendeteksian
keragaman genetik suatu individu berbasis molekuler.

III.METODE

a. Alat dan bahan


1. Sifat-sifat yang dapat diamati pada diri
2. Alat tulis
3. Cakram genetika
b. Cara kerja

Melakukan kegiatan Melakukan Menulis hasil


secara berkelompok pencandraan sifat yang pencandraan pada
yang terdiri dari 3-4 tampak pada setiap tabel dan menentukan
orang anggota kelompok kemungkinan genotip

Menempatkan ciri
Menentukan angka pada cakram mulai Membuat cakram
indeks dari lingkungan genetika
terdalam-keluar

IV. DATA PENGAMATAN

a) Data Kelompok

Nama Probandus
No Sifat yang Diamati
Ifti Rahmatika Nurul Aulia Bella Safira

1 Jenis Kelamin XX XX XX

2 Lesung Pipi pp pp PP

3 Warna Kulit WW WW WW

4 Bulu Mata BB bb bb

5 Lidah LL LL LL

6 Golongan Darah A 0 0
Keterangan :
Jenis kelamin Lesung Pipi
XX : Wanita PP : Berlesung pipi
XY : Pria pp : Tidam berlesung pipi

Warna kulit Lidah


WW : Hitam LL : Dapat menggulung
ww : Putih ll : Tidak dapat menggulung

Golongan darah
A, B, AB, 0

b) Data Kelas

Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 7


No Indeks No Indeks No Indeks No Indeks
1 114 1 62 1 88 1 87
2 128 2 74 2 83 2 80
3 34 3 39 3 114 3 70
Kelompok 2 Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 8
No Indeks No Indeks No Indeks No Indeks
1 72 1 20 1 78 1 24
2 82 2 98 2 72 2 94
3 18 3 75 3 74 3 82

V. PEMBAHASAN

Pada pengamatan yang dilakukan diambil beberapa sampel dari 3 orang anggota kelompok. Dari
pengamatan tersebut diperoleh data nilai indeks genetika yang berbeda-beda. Variasi genetik manusia
pada keragaman gen menunjukkan jumlah total dari karakteristik gen yang dapat diamati pada
manusia. Setiap manusia memiliki gen yang berbeda-beda. Tidak akan ada dua orang manusia yang
secara genetik sama meskipun mereka kembar identik/ kembar monozigot. Adanya perbedaan gen
tersebut terjadi baik pada tingkat spesies maupun tingkat populasi. Perbedaan gen pada tingkat spesies
dapat terlihat dari adanya variasi fenotip pada setiap individu. Dengan bantuan cakram genetika, maka
akan mempermudah dalam melihat adanya keragaman gen manusia melalui tampilan fenotipnya.
Pada praktikum ini ada 6 variasi sifat pada manusia yang kami amati, yaitu jenis kelamin,
lesung pipi, warna kulit, lidah, dan golongan darah. Cakram genetika yang kami buat terdiri dari enam
sifat. Sifat pertama yang kami masukkan adalah jenis kelamin. Pada cakram jenis kelamin perempuan
(XX) terletak di belahan kiri dan laki-laki (XY) di belahan kanan. Untuk itu perempuan selalu
memiliki indeks genap dan laki-laki selalu berindeks ganjil. Pada lingkaran kedua kami masukkan
sifat lesung pipi. Sifat ini memiliki dua variasi, yaitu memiliki lesung pipi (dominan) dan tidak
memiliki lesung pipi (resesif). Lingkaran ketiga, kami isi dengan sifat warna kulit. Sifat ini memiliki
dua variasi yaitu kulit hitam (dominan) dan kulit putih (resesif). Lingkaran keempat, kami isi dengan
sifat bulu mata. Bulu mata lentik merupakan sifat dominan, sedangkan bulu mata pendek adalah sifat
resesif. Kemudian pada lingkaran kelima terdapat sifat lidah yang memiliki dua variasi yaitu dapat
menggulung (dominan) dan tidak dapat menggulung (resesif).. Sifat keenam kami isi dengan
golongan darah yang terdiri dari empat sifat yaitu A, B, AB, O.

Berdasarkan dari hasil pengamatan pada anggota kelompok kami yang berjumlah 3 orang
diperoleh data bahwa Ifti Rahmatika mempunyai fenotip berjenis kelamin perempuan, tidak memiliki
lesung pipi, warna kulit hitam, memiliki bulu mata lendik, lidah dapat menggulung, dan bergolongan
darah A (indeks genetikanya 72). Untuk Nurul Aulia berjenis kelamin perempuan, tidak memiliki
lesung pipi, warna kulit hitam, memiliki bulu mata pendek, lidah dapat menggulung, dan bergolongan
darah O (indeks genetikanya 82). Kemudian Bella Safira berjenis kelamin perempuan, memiliki
lesung pipi, warna kulit hitam, memiliki bulu mata pendek, lidah dapat menggulung, dan bergolongan
darah O (indeks genetikanya 18).

Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh factor lingkungan seperti
intensitas cahaya, kelembaban, pH tanah, dll. Keadaan factor-faktor lingkungannya sama dengan
pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang memadai tentang
komposisi lingkungan akan menentukan genotif yang sesuai untuk kondisis tertentu. (Welsh, 1991).
Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Dan sifat individu ditentukan oleh gen. factor
genotif yang berinteraksi dengan factor lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif.
(Syamsuri, 2002)

Golongan darah manusia dibagi menjadi beberapa macam. Hal ini dapat dilihat dari aglutinogen
(antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam seseorang. Penggolongan darah pertama
kali ditemukan oleh Landsteiner. Penelitiannya diawali ketika eritrosit seseorang dicampur dengan
darah orang lain, maka terjadi penggumpalan (aglutinasi), tetapi pada orang lain campuran itu tidak
menyebabkan penggumpalan (Fried, 2005).

Ciri yang diperoleh dari pengamatan tidak menunjukkan sifat yang satu lebih unggul dari pada
sifat yang lain. Akan tetapi, dengan adanya perbedaan fisik bisa membantu kita membedakan orang
yang satu dengan yang lainnya . Masing-masing dari kita, individu unik, dikenal sebagai manusia
yang senantiasa berbeda dari manusia lain. Perbedaan yang ada diantara individu yang bergenotip
sama kemungkinan dapat memiliki fenotip yang berbeda. Hal ini terbukti dengan adanya praktikan
yang memiliki persamaan sifat fisik tertentu dengan yang praktikan yang lainnya, dalam hal sifat fisik
yang lainnya ternyata terdapat juga perbedaan.

Dari data kelas ditemukan bahwa ada individu yang memiliki nomor indeks sama namun tetap
ada perbedaan yang dapat diamati dari fenotipnya. Dari hasil pengamatan data kelas, kami
menemukan indeks genetika terendah yaitu 18 yang dimiliki oleh Bella Safira dan indeks tertinggi
128 yang dimiliki oleh salah satu anggota kelompok 1. Ini berarti Agung memiliki sifat dominan yang
banyak dan sifat resesif yang sedikit. Dua orang yang memiliki indeks genetika yang sama berarti
memiliki banyaknya sifat resesif dan dominan yang sama jumlahnya.

VI. KESIMPULAN

Variasi sifat fenotip pada manusia yang diamati antara lain jenis kelamin, lesung pipi, warna
kulit, bulu mata, lidah, dan golongan darah. Variasi genetik manusia pada keragaman gen
menunjukkan jumlah total dari karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Dari 24 orang,
indeks genetika terendah adalah 18 dan indeks genetika tertinggi adalah 128.

Jawaban Pertanyaan

1. Apa kegunaan cakram genetika?

Jawab: Kegunaan cakram genetika adalah untuk mengetahui indeks kekerabatan antar individu
sejenis dengan menggunakan pencandraan sifat yang sama.

2. Apakah orang dengan indeks yang sama pasti mempunyai materi genetik yang identik? Jelaskan.

Jawab: Tidak, namun orang dengan indeks sama memiliki arti kekerabatan yang lebih dekat
dibandingkan dengan yang indeksnya berbeda. Antar dua atau lebih manusia memiliki gen yang
berbeda-beda meskipun pada kembar identic sekalipun. Perbedaan ini selain disebabkan oleh factor
genetic, bisa pula dipengaruhi oleh factor lingkungan.

3. Bagaimana distribusi sifat daun telinga dalam kelas saudara?

Jawab: Distribusi sifat daun telinga dalam kelas praktikan dibagi menjadi dua, yaitu sifat daun telinga
bebas dan sifat daun telinga melekat.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, N. I., & Waluyo, B. 2017. Keragaman karakter morfo-agronomi dan keanekaragaman
galur-galur cabai besar (Capsicum annuum L.). Jurnal Agro. 4(2): 120–130.

Campbell N A, Reece J B, Urry L A, et all. 2010. Biologi Jilid 1 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Carlen, Carolina Y., dkk. 2016. Keanekaragaman Genetik Dan Identifikasi Jenis Kelamin Lonchura
fuscans Secara Molekuler. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Cummings and Michael R. 2015. Human Heredity: Principles and Issues. 9th ed. New York:
Brooks/Cole Cengage Learning.

Mirayanti, Y., Junitha, I.K., Suaskara, I.B.M. 2017. Frekuensi Gen Cuping Melekat, Alis
Menyambung, Lesung Pipi, dan Lidah Menggulung Pada Masyarakat Desa Subaya, Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli. Jurnal Simbiosis. 5(1): 32-37.

Mustafa, M., M. Syukur, S.H. Sutjahjo. 2016. Pewarisan Karakter Kualitatif dan Kuantitatif pada
Hipokotil dan Kotiledon Tomat (Solanum lycopersicum L.) Silangan IPB T64 x IPB T3. Jurnal
Hortikultura Indonesia. 7(3): 155-164

Stansfield and William D. 2016. Genetika 3rd ed. Jakarta: Erlangga.

Starr, McMillan. 2015. Human Biology Eighth Edition. USA: Brooks/Cole Cengage Learning.

Susanto A H. 2011. Genetika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widianti, Tuti. 2020. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang: FMIPA UNNES.


LAMPIRAN

Variasi warna kulit (kulit hitam) Variasi warna kulit (kulit putih)

Variasi lidah (dapat menggulung) Variasi lidah (tidak dapat menggulung)

Variasi bulu mata (pendek) Variasi bulu mata (panjang)

Variasi lesung pipi (tidak ada) Variasi lesung pipi (ada)

Anda mungkin juga menyukai