Anda di halaman 1dari 57

PELATIHAN HEC-RAS

5. PEMODELAN JEMBATAN

Instruktur : Dede Akbar Mubarok, S.T.


Fajar Nugraha
Handout : Ir. Bambang Adi Riyanto, M.Eng

Bandung, 10-12 Desember 2018


Pemodelan Jembatan
 Panduan Umum Pemodelan
 Analisis Hidraulik Melalui Jembatan
 Pemilihan
P ilih M Metode
t d PPemodelan
d l JJembatan
b t
 Kondisi Khusus Jembatan
 Beaver Creek – Single Bridge
Pendahuluan
 HEC RAS menghitung energi yang hilang
akibat jjembatan dan g
gorong
gorong-
g-2 p
pada 3
(tiga) lokasi :
 Kehilangan energi pada ruas di hilir jembatan
dimana terjadi pelebaran
pelebaran,,
 Kehilangan energi melalui penampang
jembatan,, yang dapat dimodelkan dengan
jembatan
beberapa metode,
 Kehilangan energi pada ruas di hulu jembatan
dimana terjadi penyempitan
penyempitan..
Pendahuluan
HEC RAS dapat memodelkan beberapa metode
perhitungan
g hidraulik melalui jjembatan tanpa
mengubah geometri jembatan, antara lain :
 Aliran rendah (kelas A, B, dan C)
 Aliran rendah dan aliran melalui bendung (dengan
koreksi aliran tenggelam pada bendung)
 Aliran tertekan (aliran melalui lubang dan pintu)
 Aliran tertekan dan aliran melalui bendung
Panduan Umum Pemodelan
 Lokasi Penampang Melintang
 Penentuan Luasan Aliran Tak Efektif
 Kehilangan
K hil E
Enersii P
Pada
d PPenyempitan
it ddan
Pelebaran
 Perhitungan Hidraulik Melalui Jembatan
Lokasi Penampang Melintang
 Untuk memodelkan jjembatan dan ggorong-
gorong
g-2 diperlukan
p 4
penampang melintang sebagai berikut:
1. Penampang melintang 1, 1, terletak pada suatu jarak tertentu di hilir
jembatan dimana pada lokasi tersebut aliran tidak dipengaruhi oleh
jembatan.. Jarak ini dapat ditentukan dengan penyelidikan pada saat
jembatan
terjadi banjir. Jarak pelebaran bervariasi tergantung dari derajad
penyempitan, bentuk atau geometri penyempitan, besarnya debit
aliran dan kecepatan aliran
aliran.
2. Penampang melintang 2, 2, terletak sedikit di sebelah hilir jembatan
(biasanya pada kaki tanggul jembatan). Penampang ini harus
mewakili permukaan tanah saluran hilir. hilir.
3. Penampang melintang 3, 3, terletak sedikit di sebelah hulu jembatan
(sebelah hulu kaki tanggul jembatan). Penampang ini harus
mewakili permukaan tanah saluran hulu. Pada penampang 2 dan 3
terdapat bagian penampang yang ang tidak efektif untuk
nt k mengalirkan air
pada aliran rendah maupun aliran tertekan.
tertekan.
4. Penampang melintang 4, 4, adalah penampang hulu dimana aliran
kurang lebih sejajar,
sejajar, dan seluruh penampang secara efektif
Panduan Umum Pemodelan
 Lokasi Penampang Melintang
Panduan Umum Pemodelan
 Lokasi Penampang Melintang
Panduan Umum Pemodelan
Panduan Umum Pemodelan
Panduan Umum Pemodelan
Rumus empiris dari USACE (1955) untuk menentukan panjang
peralihan pada perlebaran di hilir jembatan adalah:
Panduan Umum Pemodelan
 Rasio perlebaran (ER) berkisar antara 0,5 : 1 sampai 4 : 1
 Rasio penyempitan (CR) berkisar antara 0,3 : 1 sampai 2,5 : 1
Panduan Umum Pemodelan
 Penentuan Luasan Aliran Tak Efektif
Panduan Umum Pemodelan
 Penentuan Luasan Aliran Tak Efektif

Jembatan menempati
bantaran dan alur sungai
Sedikit lebih lebar dari bukaan
jembatan

Pada aliran lebih tinggi dari


elevasi jembatan, semua bagian
penampang akan efektif Areal tak efektif
mengalirkan air
Panduan Umum Pemodelan
 Kehilangan Enersi Pada Penyempitan dan Pelebaran
Sloping Embankment
Jembatan dengan pilar
Bridge--Culvert Data Editor
Bridge
Multiple Opening River Crossing
Perhitungan Hidraulik Melalui Jembatan

HEC RAS dapat memodelkan beberapa metode


perhitungan
g hidraulik melalui jjembatan tanpa
merubah geometri jembatan, antara lain :
 Aliran rendah (kelas A, B, dan C)
 Aliran rendah dan aliran melalui bendung (dengan
koreksi aliran tenggelam pada bendung)
 Aliran tertekan (aliran melalui lubang dan pintu)
 Aliran tertekan dan aliran melalui bendung
Perhitungan Hidraulik Melalui Jembatan
 Aliran rendah (kelas A, B, dan C)
 Aliran rendah terjadi bila aliran air melalui jembatan
adalah aliran dengan permukaan air bebas.
 Program akan menggunakan persamaan momentum
untuk menentukan kelas aliran :
 Menghitung momentum pada kedalaman kritis di dalam
jembatan, yaitu bagian ujung hulu dan ujung hilir
jembatan
 Bagian dengan momentum yang lebih tinggi (penyempitan
lebih tinggi) merupakan penampang kontrol jembatan
 Jika kedua bagian
g sama, p
program
g akan memilih ppenampang
p g
hulu sebagai penampang kontrol
 Bila momentum hilir > momentum pada kedalaman kritis
dalam jembatan, maka kelas aliran adalah subkritis (Kelas A)
 Bil momentum
Bila t hilir
hili < momentum
t pada
d kedalaman
k d l kritis
k iti
pada penampang kontrol, maka penyempitan akan
mengakibatkan aliran akan memotong kedalaman kritis dan
akan terjadi loncatan air (Kelas B)
 Jika aliran dalam jembatan adalah superkritis maka jenis
aliran adalah Kelas C.
Perhitungan Hidraulik Melalui Jembatan
 Aliran Kelas A
 Terjadi bila aliran dalam jembatan subkritis
subkritis..
 Kehilangan energi terjadi karena penyempitan
dan pelebaran.
 Ada 4 metode untuk menghitung kehilangan
enersi melalui jembatan :
 Persamaan Energi (Metode Tahapan Standar)
 Keseimbangan Momentum
 Persamaan Yarnell
 Metode FHWA WSPRO
 Pengguna dapat memilih salah satu dari
metode tersebut
Perhitungan Hidraulik Melalui Jembatan
 Persamaan Energi (Tahapan Standar)

Aliran Kelas A
Perhitungan Hidraulik Melalui Jembatan
 Aliran Tinggi
 Aliran tinggi adalah aliran dengan permukaan
air menyentuh bagian tertinggi dari bagian
bawah dek jembatan
 Metode perhitungan :
 Persamaan Energi (Tahapan Standar)
 Aliran Tertekan dan Aliran Melalui Bendung
Perhitungan Hidraulik Melalui Jembatan
 Aliran Melalui Pintu
Perhitungan Hidraulik Melalui Jembatan
 Aliran Tertekan
Perhitungan Hidraulik Melalui Jembatan
 Aliran Tertekan dan Melalui Bendung
Pemilihan Metode Pemodelan Jembatan

 Aliran Rendah :
 Permukaan air di bawah elevasi maksimum
dek jembatan
 Dapat
p dipilih
p 4 metode p
perhitungan
g
 Aliran Tinggi :
 Metode perhitungan : Persamaan Energi atau
Aliran Tertekan dan Aliran Melalui Bendung
Pemilihan Metode Pemodelan Jembatan
 Aliran Rendah :
 Bila penyempitan akibat pilar jembatan kecil, kehilangan energi
akibat gesekan dominan,
dominan, metode : Persamaan Energi,
Momentum dan WSPRO
 Bila kehilangan energi akibat pilar jembatan dan akibat gesekan
dominan,, metode Momentum paling sesuai, walaupun semua
dominan
metode dapat digunankan.
 Bila aliran akan memotong kedalaman kritis di sekitar jembatan
jembatan,,
metode Momen dan Energi dapat memodelkan aliran transisi
tersebut. Metode Yarnel dan WSPRO hanya untuk aliran
subkritis saja.
 Bila aliran superkritis,
superkritis, metode yang cocok adalah Momentum
dan Energi
Energi.. Metode Momentum paling cocok pada lokasi dimana
terjadi kehilangan enersi akibat tumbukan pada pilar dan akibat
drag.
 Pada
P d jjembatan
b t didimana pilar
il jjembatan
b t memberikan
b ik kkontribusi
t ib i
besar pada kehilangan energi,
energi, maka metode yang paling sesuai
adalah Yarnel dan Momentum
Momentum,, akan tetapi Yarnel hanya untuk
aliran Kelas A
 Untuk gorong
gorong--2 panjang dengan aliran rendah,
rendah, metode paling
cocok adalah Persamaan Energi (Tahapan Standar)
Pemilihan Metode Pemodelan Jembatan
 Aliran Tinggi :
 Bila dek jembatan sedikit menyempitkan aliran dan
lubang jembatan tak bersifat sebagai aliran melalui
lubang,, metode yang harus digunakan Persamaan
lubang
Energi..
Energi
 Bila dek jembatan dan jalan menciptakan banyak
penyempitan aliran dan pembendungan aliran aliran,,
metode yang harus digunakan adalah Aliran Tertekan
dan Aliran Melalui Bendung.
Bendung.
 Bila aliran melimpas di atas jembatan dan jalan dan
aliran di atas jembatan tidak tenggelam oleh aliran
hilir,, metode yang harus digunakan Aliran Tertekan
hilir
dan Aliran Melalui Bendung.
Bendung g.
 Bila jembatan tenggelam seluruhnya dan aliran di
atas jalan tidak bersifat aliran melalui bendung,
bendung,
metode yang harus digunakan adalah Persamaan
Energi
E i
Kondisi Khusus Jembatan
 Perched Bridge :
 Elevasi jalan menuju jembatan sama dengan elevasi permukaan
tanah bantaran dan hanya sekitar jembatan elevasi jalan lebih
tinggi dari elevasi tanah
 Metode : Persamaan Energi

Overbank Flow

Aliran Rendah
Kondisi Khusus Jembatan
 Jembatan Aliran Rendah :
 Jembatan direncanakan hanya untuk mengalirkan aliran rendah,
debit banjir akan melimpas di atas jembatan dan jalan
 Pemodelan untuk banjirj : Metode : Aliran Tertekan dan Aliran
Melalui Bendung,
 Jika elevasi muka air hilir tinggi, metode yang lebih cocok adalah
Persamaan Energi
Kondisi Khusus Jembatan
 Jembatan Miring : Diatasi dengan mengoreksi
dimensi jembatan, dicari penampang melintang
ekivalen yang tegak lurus arah aliran
aliran.
Kondisi Khusus Jembatan
 Jembatan Paralel :
 Bila jembatan berdekatan, kehilangan enersi kedua jembatan bervariasi
antara 1,3 sampai 1,55 kali kehilangan enersi satu jembatan.
 Jika kedua jembatan jaraknya cukup jauh, kehilangan enersi kedua
jembatan = 2 kali kehilangan enersi satu jembatan
jembatan.
 Bila kedua jembatan sangat dekat sehingga aliran tidak melebar antara
kedua jembatan, maka kedua jembatan dapat dimodelkan sebagai satu
jembatan.
 Bila jarak kedua jembatan cukup jauh sehingga aliran antara kedua
jembatan dapat melebar, maka jembatan harus dimodelkan sebagai dua
jembatan terpisah.
Kondisi Khusus Jembatan
 Jembatan Beberapa Lubang :
 Jembatan dengan beberapa lubang misalnya dijumpai pada
bantaran yang sangat lebar.
 Dengan lubang yang banyak dan kemungkinan elevasi kontrol
yang berbeda maka persoalannya menjadi komplek.
 HEC
HEC--RAS dapat memodelkan jembatan dengan banyak lubang
Data Untuk Pemodelan Jembatan
 Deck/Roadway
 Distance ((Jarak hulu deck jjembatan ke
tampang 3).
 Lebar jembatan
 Koefisien bendung (aliran limpas di atas
je bata )
jembatan)
 Station dan elevasi high cord dan low chord
 Kemiringan tanggul hulu dan hilir disajikan
dalam bentuk Horisontal : 1 Vertikal
 Rasio dalam air hilir dan energi hulu
hulu, diukur
dari elevasi minimum bendung. Bila rasio ini
dilampaui, maka HEC tidak akan
memperlakukan deck jembatan sebagai
bendung g dan kehilangan
g energi g di atas
jembatan dihitung dengan persamaan energi
(standard step method).
 Elevasi minimum bendung, bila kosong akan
ditentukan elevasi minimum dari high chord.
 Bentuk puncak bendung : ambang lebar
(Broad crest) atau Ogee
40 30
216 93
216.93
Bridge Deck 215.7
ng 2

ng 3
Tampan

Tampan
1:2 1:2

100
Jembatan RS-54
Deck/Roadway dan Pier

216 93
216.93
1.25

215.7

470 490 510 530 550 570 590 610 630

450
647
216.93

215.7
Data Untuk Pemodelan Jembatan
 Pier
 Jumlah
J l h pilar
il (Pi
(Pier #)
 Centerline Station Upstream
 Centerline Station Downstream
 Floating Pier Debris
 Dimensi pilar .
Data Untuk Pemodelan Jembatan
 Sloping Embankment
Data Untuk Pemodelan Jembatan
 Bridge modeling approach
Latihan Pemodelan Jembatan
B
Beaver C
Creek
k – Single
Si l B Bridge
id E Example
l 2
 Tujuan
j : Analisa ruas sungai
g yyangg ada jjembatannya
y
 Elevasi permukaan air dihitung dengan 2 cara:
 Aliran Tertekan dan Aliran Melalui Bendung
 Persamaan Energi
 Dibandingkan antara Aliran Tertekan/Bendung dan
Energi
 File HECRAS untuk dasar pemodelan diberikan pada
Folder 4. Jembatan,, Geometryy : Bvr Cr. Without Bridge
g
 Terdapat 14 penampang melintang sungai, dimulai dari
RS 5.0 sampai RS 5.99
 Jembatan terletak di RS 5.4
Beaver Creek – Single Bridge Example 2

Untuk memodelkan aliran tertekan/aliran di atas


bendung (pressure/weir
(pressure/weir flow),
flow), diperlukan data
sebagai berikut:
 Skematisasi sungai.
 Data geometri sungai (tampang melintang dan jarak
antar penampang melintang)
melintang).
 Geometri Jembatan.
 Ineffective Flow Areas
Areas.
 Bridge Modeling Approach
 Steady flow data
Skematisasi Sungai
Geometry : Bvr Cr
Cr. Without Bridge

Posisi jjembatan: RS 5.4


Analisis Aliran Tertekan/Bendung
Letak tampang melintang sekitar jembatan

Tampang 4

Tampang 3

Tampang 2

T
Tampang 1
Analisis Aliran Tertekan/Bendung
 Cross Section Geometric Data

4
3

2
1
Beaver Creek – Single Bridge Example 2

 Data jjembatan sebagai


g berikut:
 Distance : 30 ft
 Width : 40 ft
 Weir Coef : 2.6
 U.S. Embankment SS : 2
 D S Embankment SS : 2
D.S.
 Max. Submergence : 0.95
 Weir crest shape : broadcrested
 Data Deck/Roadway dan Pier diberikan pada slide
berikut
40 30
216 93
216.93
Bridge Deck 215.7
ng 2

ng 3
Tampan

Tampan
1:2 1:2

100
Jembatan RS-54
Deck/Roadway dan Pier

216 93
216.93
1.25

215.7

470 490 510 530 550 570 590 610 630

450
647
216.93

215.7
Penampang 2 – RS 5.39
Penampang 3 – RS 5.44
PELATIHAN HEC-RAS:
APLIKASI HEC-RAS
HEC RAS DALAM PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

SEMINAR NASIONAL TEKNIK SUMBER DAYA AIR 2015


SEMNAS TSDA 2015

Anda mungkin juga menyukai