Anda di halaman 1dari 3

Nama:Mega wilasmi utari

Nim:200910302063

Paradigma Definisi Sosial


Menurut Denzin & Lincoln (1994:107) Mendefinisikan bahwa Paradigma ini merupakan sistem
keyakinan dasar berdasarkan adanya asumsi ontologis, epistomologis, serta metodologi. Suatu
paradigma tersebut dapat atau bisa dipandang yakni sebagai seperangkat kepercayaan dasar (atau
juga yang berada di balik fisik yakni metafisik) yang sifatnya itu pokok atau juga prinsip utama.

Paradigma perilaku sosial dikembangkan oleh B F Skiner dengan memakai pendekatan


Behaviorisme dari Ilmu Psikologi.

Berkat Skiner, dalam memberikan pemahaman teori, gagasan dan praktek yang dilakukannya, ia
telah memegang peranan penting dalam pengembangan Sosiologi Behavior.

Memang, Skiner mengkritik kedua paradigma fakta sosial dan definisi sosial, ia mengatakan
kedua paradigma itu bersifat mistik, dan tidak ilmiah.

Karena memberikan pemahaman atau perspektif yang bersifat teka teki, serta tidak dapat
diterangkan secara rasional.

Seperti dalam paradigma fakta sosial, terdiri atas struktur sosial dan pranata sosial yang menjadi
objek studi dalam paradigma ini.

Kedua paradigma bisa saja menjauhkan Sosiologi dari objek studi berupa barang sesuatu yang
konkrit - realistis.

Perilaku manusia yang nampak serta kemungkinan pandangannya (Behavior of Man and
Contingencies of Reinforcement), itulah yang menurut Skiner sebagai objek studi sosiologi yang
konkrit - realistis.

Dimana perilaku yang tampak, memungkinkan pengulangan atau perulangan yang dilakukan
manusia itu sendiri.

Bagi Skiner, pengertian kultur yang diciptakan paradigma fakta sosial dinilai mengandung ide
yang bersifat tradisional khususnya dalam hal mengenai nilai-nilai sosial.

Dalam pengertian kultur tak perlu disertai unsur mistik, yaitu ide dan nilai sosial. Alasannya
karena orang tidak dapat melihat secara nyata ide dan nilai-nilai dalam mempelajari masyarakat.

Memang sih, yang terlihat jelas adalah bagaimana manusia itu hidup, memelihara
keluarga/anaknya, cara berpakaian, mengatur kehidupan keluarganya bersama, serta contoh
lainnya.

Kebudayaan masyarakat yang tersusun atas tingkah laku, dan dengan pola-pola yang sudah
terpola. Dengan demikian, untuk memahami tingkah laku yang terpola tersebut, tidak diperlukan
konsep seperti ide dan nilai nilai sosial.

Sama halnya, Skiner juga mengecam paradigma definisi sosial. Ia berusaha menghilangkan
konsep voluntarisme Talcott Parsons, khususnya Sosiologi.

Menurut Skiner, voluntarisme Parsons mengandung ide autoomous man, maksudnya manusia


serba memiliki kebebasan dalam bertindak seakan-akan tanpa kendali. Bagi Skiner, pandangan
yang menganggap manusia yang serba bebas itu berarti memberikan pandangan yang bersifat
mistik dan berstatus metafisik, itulah yang disarankan untuk menghapusnya dari dalam Ilmu
Sosial.

Sekilas pokok persoalan paradigma perilaku sosial. Paradigma perilaku sosial memusatkan


perhatiannya kepada hubungan antara individu dan lingkungannya.

Seperti yang sudah dijelaskan, paradigma ini memusatkan perhatiannya kepada hubungan antar
individu dan lingkungannya, terdiri dari :

(a)bermacam macam objek sosial,dan


(b) bermacam-macam objek non sosial

Yang mana terdiri atas macam-macam objek sosial (seperti norma hukum, agama, pendidikan,
keluarga, dan lainnya) dan non objek sosial (seperti biologis, geografis, dan lainnya).

Anda mungkin juga menyukai