Anda di halaman 1dari 3

Bab 4

Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengukuran Kepadatan Lalat

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kepadatan Lalat di TPS Jl Ade Irma Suryani,
Pelita, Samarinda, Kalimantan Timur

Periode Jumlah Lalat di Titik


Waktu
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 Total
30 detik
22 45 15 7 9 10 14 10 14 26 172

Berdasarkan tabel diatas didapatkan total hasil pengukuran lalat pada 10 titik
masing-masing selama 30 detik di TPS Jl Ade Irma Suryani, Pelita, Samarinda,
Kalimantan Timur adalah sebanyak 172 ekor lalat

Tabel 4.2 Rata-Rata Pengukuran Kepadatan Lalat Pada 5 Titik Tertinggi di


TPS Jl Ade Irma Suryani, Pelita, Samarinda, Kalimantan Timur

Titik T1 T2 T3 T7 T10 Total


(fx)
Jumlah 22 45 15 14 26 122
Lalat

Rata-Rata Pengukuran Kepadatan Lalat Pada 5 Titik Tertinggi

fx
Ŕ ¿
5

122
Ŕ = = 24,4 lalat
5

Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapatkan bahwa rata-rata pengukuran


kepadatan lalat pada 5 titik tertinggi adalah 24,4 lalat.

4.2 Pembahasan Hasil Kepadatan Lalat


Selanjutnya angka rata – rata hasil perhitungan digunakan sebagai petunjuk
(indeks) populasi pada satu lokasi tertentu. Sedangkan sebagai interpretasi hasil
pengukuran indeks populasi lalat pada setiap lokasi (Blok Grill) sebagai berikut :
a. 0 – 2 : Rendah atau tidak menjadi masalah
b. 3 – 5 : Sedang dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-
tempat berkembangbiakan lalat ( tumpukan sampah , kotoran hewan dan
lain – lain )
c. 6 – 20 : Tinggi / padat dan perlu pengamanan terhadap tempat-
tempat berkembangbiakan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya
pengandaliannya.
d. >21 : Sangat tinggi / sangat padat dan perlu dilakukan pengamanan
terhadap tempat – tempat perkembangbiakan lalat dan tindakan
pengendalian lalat
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan bahwa indeks
rata-rata kepadatan lalat adalah 24,4 dimana nilai ini bernilai >21 yang
menunjukkan bahwa indikasi untuk kepadatan lalat sangat padat sehingga perlu
dilakukan pengamatan terhadap tempat-tempat perkembangbiakan lalat dan
tindakan pengendalian lalat.
Tempat pembuangan sampah atau TPS merupakan salah satu habitat yang
baik untuk lalat dapat berkembang biak. Hal ini dikarenakan lalat akan hidup dan
berkembang biak di kondisi yang lembab dan didukung dengan adanya sampah
organik maupun anorganik di tempat sampah. Pengumpulan, pengangkutan dan
pembuangan sampah yang dikelola dengan baik dapat menghilangkan media
perindukan lalat. Bila sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah dari rumah
tidak ada, sampah dapat dibakar atau dibuang ke lubang sampah, dengan catatan
bahwa setiap minggu sampah yang dibuang ke lubang sampah harus ditutup
dengan tanah. Dalam cuaca panas, larva lalat ditempat sampah dapat menjadi
pupa hanya dalam waktu 3 –4 hari (DEPKES, 1992).
Membersihkan sisa-sisa sampah yang ada di dasar tong sampah
merupakan hal yang penting karena lalat masih dapat berkembang biak pada
tempat tersebut. Pembuangan sampah akhir pada TPA yang terbuka perlu
dilakukan dengan pemadatan sampah terlebih dahulu dan ditutup setiap hari
dengan tanah setebal 15 – 30 cm. Hal ini bertujuan untuk penghilangan tempat
perkembang biakan lalat. Lokasi tempat pembuangan akhir sampah adalah harus
berjarak beberapa kilometer dari rumah penduduk(DEPKES, 1992).

Anda mungkin juga menyukai