PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Gigih Prayoga
NIM : 118114020
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Gigih Prayoga
NIM : 118114020
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Filipi 4 : 6-7
Sahabat
Almamaterku
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Syukur bagi Allah Tritunggal karena atas kasih, berkat dan kemurahan-
Nya, Penulis dapat menyelesakan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
penelitian dan penyusunan skripsi. Oleh karena itu, Penulis ingin mengucapkan
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Pembimbing Akademik dan Dosen Penguji Skripsi ini serta selaku Kepala
dan pelaksanaan skripsi juga ijin yang diberikan sehingga penulis dapat
3. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah
perkuliahan.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6. Prof. dr. Supargiyono, Ibu Rumbi, Ibu Juju selaku Supervisor dan Teknisi
8. Keluarga terkasih, Papa Dwi Sulistyo Utomo, Mama Trisnani, dan adekku
Kartika Cahaya Jati atas segala doa, kepercayaan, semangat, bantuan, dan
kasih sayang yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
9. Sahabat dari Tim Skripsi Cancer Buster Handika Immanuel, Tjok Gede
10. Isna, Tiara, Ibunya Tiara, Gabriella, Kak Eva yang telah mendukung
skripsi ini.
11. Teman-teman angkatan 2011 terkhusus Kelas FSM A 2011 dan FST A
terlupakan.
13. Istiyanti Hapsari, Adhi Priyo Pamungkas, dan Rita Andayani yang
merupakan sahabat dari SMP atas dukungan, motivasi, dan semangat yang
luar biasa.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14. Galih, Yosua, dan mas Yudha sebagai sahabat di kontrakan yang telah
15. Rekan, kerabat, dan sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang
Penulis
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
A. Karsinogenesis .................................................................................... 6
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
J. Landasan Teori.................................................................................... 20
K. Hipotesis ............................................................................................. 21
C. Bahan Penelitian.................................................................................. 24
D. Alat Penelitian..................................................................................... 24
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Staining ............................................................................................. 40
Imunositokimia ................................................................................. 43
A. Kesimpulan ....................................................................................... 48
B. Saran ................................................................................................. 48
LAMPIRAN .......................................................................................... 56
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Distribusi Sel WiDr pada uji apoptosis dengan metode double
staining .................................................................................. 42
Tabel II. Jumlah rata-rata sel sel yang mengekspresikan COX-2 tiap
perlakuan……………………………… ................................. 45
Tabel III. Hasil uji statistic t-test berpasangan ekspresi COX-2 antara
ekstrak etanolik daun sirih hijau dan control sel pada uji
imunositokimia ……………………………… ....................... 46
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Tanaman sirih telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Uji aktivitas senyawa yang terkandung pada daun sirih sebagai antikanker telah
banyak dilakukan, tetapi belum ada penelitian mengenai aktivitas antikanker daun
sirih pada sel kanker kolon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antikanker dari ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L.) terhadap sel kanker
kolon WiDr dan melihat potensinya dalam menghambat protein siklooksigenase
pada kanker kolon.
Efek antikanker dari ekstrak etanol daun sirih diketahui dengan metode 3-
[4,5-dimetiltiazol-2-il]-2,5-difenil tetrazolium bromida (MTT) pada kanker kolon
WiDr dan dihitung nilai IC50. Uji induksi apoptosis dilakukan dengan metode
double staining menggunakan etidium bromida-akridin oranye. Selanjutnya,
mekanisme molekuler antikanker ekstrak etanol daun sirih diketahui dengan uji
ekspresi siklooksigenase menggunakan metode imunositokimia.
Ekstrak etanol daun sirih mempunyai aktivitas sitotoksik dan menginduksi
apoptosis dengan nilai IC50 794,23 µg/mL yang dihitung menggunakan regresi
linear Microsoft Excel 2007. Hasil Imunositokimia menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun sirih menekan ekspresi protein siklooksigenase.
Kata kunci : daun Sirih hijau, sel kanker kolon WiDr, siklooksigenase.
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Abstract
Piper betle plant has been proven to inhibit the growth of cancer cells.
Activity test of the compounds contained in Piper betle leaf as anticancer has been
done a lot, but there has not been research about the anticancer activity of Piper
betle leaf extract in colon cancer cells. This study aims to determine the anticancer
activity of the ethanol extract of Piper betle against WiDr colon cancer cells and
to see the potential in inhibiting cyclooxygenase protein in colon cancer.
Anticancer effects of Piper betle leaf etanol extract was known by the
method of 3-[4,5-dimetiltiazol-2-yl]-2.5 diphenyl tetrazolium bromide (MTT) on
WiDr colon cancer and IC50 value was calculated. Apoptosis induction test was
conducted using a double staining method with ethidium bromide-acridine orange.
Furthermore, the molecular mechanism of anticancer Piper betle leaf etanol
extract was known with the expression test of cyclooxygenase using
immunocytochemistry method.
Piper betle leaf extract has cytotoxic activity and induces apoptosis with
IC50 value is 794.23 mg / mL, calculated using linear regression Microsoft Excel
2007. The result of immunocytochemistry shows that the ethanol extract of Piper
betle leaf suppresses expression of cyclooxygenase protein.
Key words: Piper betle leaf, WiDr colon cancer cells, cyclooxygenase.
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia diakibatkan oleh penyakit kanker. Kasus kanker kolon menempati urutan
ketiga sebagai jenis kanker yang paling sering diderita. Terdapat lebih dari 1,3
juta kasus kanker kolon dengan 694.000 kematian pada tahun 2012. Kasus kanker
kolon terjadi pada pria sebanyak 746.000 kasus (10,0% dari total kasus kanker
kolon) dan pada wanita sebanyak 614.000 kasus (9,2% dari total kasus kanker
kolon) di dunia. Angka insidensi kanker kolon terus meningkat seiring dengan
kemoterapi atau penyinaran dengan sinar radio aktif sebagai upaya membunuh sel
kanker untuk mengatasi kemungkinan metastasis, namun pada sel kanker darah
dan pada sel kanker yang telah bermetastasis tindakan pembedahan tersebut tidak
dapat dilakukan (King, 2000). Target dari obat-obat kemoterapi yang telah
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
seperti, arthritis, ankylosing spondylitis, dan nyeri haid. Celecoxib juga digunakan
spesifik pada kanker kolon WiDr. Sel kanker kolon WiDr mengekspresikan COX-
peningkatan ekspresi COX-2 pada 85% pasien kanker kolorektal dan pada 50%
dapat menghambat apoptosis pada sel kanker kolon WiDr. Ekspresi COX-2
(EGF) atau faktor α pertumbuhan tumor dalam sistem sel (Palozza, 2005).
kemoterapi adalah sirih (Piper betle L.). Sirih merupakan salah satu tanaman obat
Berdasarkan hasil uji fitokimia, ekstrak etanol daun sirih mengandung senyawa
tanin, antrakuinon, flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan saponin (Kumari dan Rao,
(Hasballah, 2005; Jusril, dkk., 2003; Astuti, dkk., 2005). Ekstrak etanol daun sirih
mempunyai efek antikanker dengan nilai IC50 sebesar 24,37 µg/mL terhadap sel
daun sirih hijau pada sel kanker kolon WiDr (model sel kanker yang
penelitian ini adalah maserasi dengan menggunakan pelarut etanol yang bersifat
polar untuk mendapatkan senyawa flavonoid dalam ekstrak etanol daun sirih.
Pengujian sitotoksisitas ekstrak etanol daun sirih pada kultur sel WiDr
bromida]. Untuk mengetahui jalur kematian sel secara apoptosis atau nekrosis,
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak etanol daun sirih mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap sel
kanker kolon WiDr dan berapa nilai IC50 ekstrak etanol daun sirih terhadap sel
2. Apakah ekstrak etanol daun sirih menginduksi apoptosis sel kanker kolon
WiDr?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian terkait daun sirih hijau yang dilakukan oleh Paranjpe, dkk.,
(2013) melaporkan bahwa ekstrak metanol daun sirih memiliki potensi sebagai
melaporkan bahwa ekstrak etanol daun sirih dapat digunakan sebagai anti kanker
Arya Srisadono meneliti tentang skrining awal ekstrak etanol daun sirih
sebagai antikanker dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BLT). Pemberian
ekstrak etanol daun sirih bersifat sitotoksik terhadap larva Artemia salina Leach
yang ditunjukkan dengan harga LC50 < 1000 µg/mL, sehingga membuktikan
adanya aktivitas antikanker dari ekstrak etanol daun sirih menurut metode BLT.
daun sirih terhadap sel kanker kolon WiDr belum pernah dilakukan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
berguna mengenai efek sitotoksik ekstrak etanol daun sirih pada sel WiDr
2. Manfaat Praktis
masyarakat dan peneliti tentang potensi daun sirih sebagai alternatif bahan obat
E. Tujuan Penelitian
mekanisme molekuler ekstrak daun sirih terhadap sel kanker kolon WiDr dan
dijadikan dasar ilmiah untuk mengkaji lebih jauh tentang mekanisme anti kanker
daun sirih.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karsinogenesis
progresi, dan metastasis. Inisiasi merupakan perubahan spesifik pada DNA sel
target yang menyebabkan proliferasi abnormal sebuah sel. Sel yang mengalami
inisiasi dapat kembali ke tingkat normal secara spontan, tetapi pada tingkat lebih
lanjut dapat menjadi ganas. Promosi merupakan tingkat lanjutan dari tahap
inisiasi. Sel-sel mengalami pertumbuhan yang cepat dan berubah menjadi tumor
jinak. Tahap promosi berlangsung lama, bisa lebih dari sepuluh tahun. Tahap
progresi menghasilkan klon baru sel-sel tumor yang memiliki aktivitas proliferasi,
beberapa tahap yang berbeda, termasuk memisahnya sel kanker dari tumor primer,
masuk ke dalam sirkulasi dan melekat pada permukaan jaringan baru (David dan
Shivdasani, 2001). Sel kanker mampu menyerang jaringan lain, merusak jaringan
tersebut dan tumbuh subur diatas jaringan lain (metastasis). Semakin besar
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
(Kumar, dkk., 2007). Sel kanker dapat memproduksi faktor pertumbuhan sendiri
sehingga tidak bergantung pada rangsangan sinyal pertumbuhan dari luar untuk
rantai DNA sebagian besar dapat diidentifikasi dan diperbaiki oleh enzim
sel untuk menghentikan perbaikan sel, jika kesalahan tidak dapat diperbaiki, sel
Shivdasani, 2001).
Protein p53 mampu mencegah replikasi dari DNA yang rusak pada sel normal dan
mendorong penghancuran sendiri dari sel yang mengandung DNA yang tidak
normal. Peristiwa ini disebut apoptosis. Sel kanker akan terus hidup meski
seharusnya mati (immortal). Mutasi gen p53 menyebabkan proliferasi sel yang
kemudian berinvasi melalui sistem sirkulasi dan akhirnya menemukan lokasi baru
dirinya sendiri, pembuluh darah baru ini dapat mengganggu kestabilan jaringan
Perbaikan DNA
Kerusakan DNA
Pengaktifan proto onkogen yang Inaktivasi gen penekan Perubahan di gen yang
mendorong pertumbuhan tumor mengendalikan apoptosis
Ekspansi klonal
Angiogenesis
Mutasi tambahan
Lolos dari imunitas
Progresi tumor
B. Kanker kolon
besar) (Khomsan, 2009). Kanker kolon berawal dari polip adenomatus. Polip ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
tumbuh dari epitelium yang mengalami displasia proliferatif (Price, 2003) yang
disebabkan oleh mutasi gen adenomatus polyposis coli (APC) pada sel epitel
tunggal (Allen, 1995). Aktivitas proliferasi sel yang berlebih pada sel yang
dapat bermetastasis melalui beberapa jalur yaitu invasi langsung dari mukosa ke
peritoneum melalui pembuluh darah dan melalui pembuluh limfe (King, 2000).
pertama yaitu gen penyandi (APC, DCC, dan K-ras) yang berperan dalam
transduksi sinyal saat replikasi sel. Gen tipe kedua yaitu p53, hMSH2, hMLH1,
hPMS1, dan hPMS2 yang merupakan tumor supressor gene, berperan dalam
perbaikan DNA saat terjadi kesalahan dalam replikasi (Calvert and Frucht, 2002).
Pada saat sintesis DNA, tumor supressor gene seperti hMSH2, hMLH1, hPMS1,
dan hPMS2 memiliki peran penting dalam mekanisme proof reading sehingga
perbaikan DNA dapat berjalan optimal. Selain itu, jika perbaikan tidak berhasil
Kultur sel kanker kolon WiDr merupakan sel adenokarsinoma kolon dari
manusia. Sel ini menghasilkan Carcino Embrionik Antigen (CEA), Colon Spesific
factor (EGF) receptor, dan p53 antigen expression (ATCC, 2014). Apoptosis
pada sel WiDr dapat terjadi melalui jalur independen p53, di antaranya melalui
aktivasi p73 (Levrero, dkk., 2000). Sel WiDr memiliki kromosom triploid serta
jam untuk dapat menyelesaikan 1 daur sel. Salah satu karakteristik dari sel WiDr
biomarker CEA dan memiliki doubling time yang singkat bila dibandingkan
Kematian sel merupakan suatu proses normal yang memiliki dua fungsi
yaitu perbaikan jaringan dan pelepasan sel rusak yang mungkin membahayakan
tubuh. Proses kematian sel terdiri dari dua macam yaitu nekrosis dan apoptosis
(Gambar 2) (Sudiana, 2008). Apoptosis merupakan proses bunuh diri suatu sel
keseimbangan jumlah sel melalui eliminasi sel yang rusak. Ciri-ciri morfologi
kondensasi kromatin, dan fragmentasi inti sel (Lowe dan Lin, 2000).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
pada sisi aktifnya dan memotong protein targetnya pada titik spesifik asam
aspartat, protein ini disebut caspase (Alberts, dkk., 2004). Caspase memiliki target
intraseluler yang spesifik seperti protein dari selaput inti, DNA, dan sitoskeleton.
(Lodish, dkk., 2001). Caspase terdapat dalam setiap sel dalam bentuk prekursor
yang biasanya diaktifkan oleh caspase lain dan kemudian menghasilkan suatu
Dua jalur utama pada proses apoptosis, yaitu jalur intrinsik (jalur
mitokondria) dan jalur ekstrinsik (jalur reseptor kematian). Sinyal dari protein
Bcl-2 seperti Bax menginisiasi jalur intrinsik yang memicu pelepasan sitokrom c
diinisiasi oleh pengikatan death activators (seperti FasL, TNF) pada death
caspase 8 sama seperti aktivasi caspase 9 pada jalur intrinsik akan menyebabkan
2007).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
pada sistem membran. Kerusakan membran ini disebabkan adanya aktivitas suatu
enzim lisozim. Aktivitas enzim lisozim dapat terjadi karena adanya kerusakan
yang berada pada sitosol maupun protein-protein penyusun sistem membran dari
peradangan. Salah satu faktor yang menyebabkan kematian sel secara nekrosis
bebas, dan kerusakan integritas membran sampai pada pecahnya sel. Respon imun
dan peradangan sering dirangsang oleh nekrosis yang menyebabkan cedera lebih
lanjut dan kematian sel sekitar. Nekrosis sel dapat menyebar di seluruh tubuh
tanpa menimbulkan kematian pada individu. Sel yang mengalami nekrosis akan
nyeri dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan terjadinya autoimun sehingga
kematian sel secara apoptosis dalam terapi pengobatan kanker lebih diharapkan
(Corwin, 2008).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
E. Siklooksigenase 2 (COX-2)
transkripsi, misalnya pada cAMP, Interleukin-6 (IL-6), dan nuclear factor kappa
dikenal sebagai inducible isoenzym (Zhao, dkk., 2009). Enzim ini mengalami
neoplasma (Sinicrope dan Gill, 2004). COX-2 diekspresikan secara terus menerus
(konstitutif) di dalam otak dan ginjal serta diinduksi pada tempat yang mengalami
F. Tanaman Sirih
1. Deskripsi tanaman
Sirih adalah salah satu tanaman obat yang telah banyak digunakan
sebagai obat di Asia Tenggara (Moeljanto dan Mulyono, 2003). Sirih memiliki
sirih melayu, sirih cina, sirih hudang, sirih carang, sirih kerakap; Inggris: betel,
tambool; Semang: serasa, cabe; Jakun: kerekap, kenayek; Sakai: jerak; Jawa:
sirih, suruh, bodeh; Thailand: Pelu (Pradan, dkk., 2013). Bagian dari tanaman
sirih yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daunnya. Ekstrak daun sirih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
lunak, beruas-ruas, dan beralur-alur. Sirih memiliki daun yang tunggal dan
letaknya berseling dengan bentuk bervariasi mulai dari bundar sampai oval,
ujung daun runcing, pangkal daun berbentuk jantung atau agak bundar
asimetris. Daun sirih memiliki warna yang bervariasi yaitu kuning, hijau
2. Klasifikasi tanaman
Kerajaan : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
3. Kandungan fitokimia
mengandung aroma atau wangi yang khas. Minyak atsiri dari daun sirih
memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik pada sel yang merupakan
syarat mutlak untuk obat-obat antikanker (Kurnijasanti, 2008). Dua metode umum
yang digunakan untuk uji sitotoksik adalah metode perhitungan langsung (direct
counting) dengan menggunakan trypan blue dan metode MTT. Uji MTT
merupakan salah satu metode yang digunakan dalam uji sitotoksik (Doyle dan
Griffith, 2000). Keuntungan uji MTT adalah terbentuknya formazan larut air yang
absorbansinya dapat diukur secara periodik saat tahap awal inkubasi (Riss, 2013).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
dalam mitokondria dalam keadaan aktif. Prinsip metode MTT adalah reaksi
kuning yang larut dalam air menjadi kristal formazan berwarna biru keunguan
yang tidak larut dalam air. Reduksi dalam sel melibatkan reaksi enzimatik dengan
NADH atau NADPH yang dihasilkan oleh sel hidup sehingga menghasilkan
endapan yang tidak larut. Enzim suksinat dehidrogenase pada mitokondria sel
menerima elektron dari substrat yang teroksidasi atau enzim yang sesuai, seperti
NADH dan NADPH. MTT tereduksi pada bagian ubikuinon, sitokrom b, dan c
pada bagian transpor elektron mitokondria dan merupakan hasil dari aktivitas
kofaktor NADH dan NADPH yang hanya dikatalisis oleh sel hidup, sehingga
hidup.(Biranti,2009).
karekteristik dari apoptosis. Metode ini berdasarkan pada prinsip bahwa akridin
oranye masuk ke dalam sel hidup dan sel mati, sedangkan etidium bromida hanya
dapat menembus membran sel yang mengalami disintegrasi. Sel hidup berwarna
hijau jika dibaca dibawah mikrokop floresens dan sel mati akan berwarna merah
(Kavanagh, 2007).
dapat masuk ke dalam sel dan memberikan warna oranye. Sel yang mengalami
memiliki nukleus berwarna hijau dan ada sedikit warna oranye. Sel yang
dan terfragmentasi (terpecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil). Sel yang
struktur normal. Warna yang ditimbulkan oleh etidium bromida pada sel mati
lebih dominan jika dibandingkan dengan akridin oranye sehingga nukleus pada sel
I. Imunositokimia
di dalam sel. Dalam metode ini, antibodi spesifik yang berikatan dengan antigen
dideteksi dengan reagen sekunder yang berupa antibodi lain yang telah dilabeli
metode tidak langsung. Antibodi yang mengikat fluoresen atau zat warna
berikatan langsung dengan antigen pada sel disebut metode langsung. Metode
tidak langsung yaitu apabila antigen diikat pada antibodi primer secara langsung,
oleh enzim sehingga terjadi pembentukan warna yang mampu memberikan warna
pada sel (Richard, 2011). Ekspresi protein yang telah divisualisasikan dihitung
berdasarkan jumlah sel yang mengekspresi protein tertentu dari keseluruhan sel
dan dinyatakan dalam satuan %. Sel yang mengekspresikan protein tertentu akan
makromolekul lain pada tingkat sel. Sampel kontrol diperlukan untuk menunjukan
adalah kontrol antibodi primer yang menunjukan spesifitas antara antibodi primer
dan antigen, kontrol antibodi sekunder untuk menunjukan spesifitas ikatan antara
antibodi sekunder dan antibodi primer. Kontrol yang ketiga adalah kontrol label
yang menunjukan bahwa pelabelan yang terjadi merupakan hasil dari label yang
J. Landasan Teori
Kanker kolon merupakan kanker yang terjadi didaerah kolon dan rektum.
Terdapat lebih dari 1,3 juta kasus kanker kolon dengan 694.000 kematian pada
jumlah kematian, salah satunya dengan menggunakan tanaman obat. Bahan alam
Tanaman sirih telah diteliti memiliki efek sitotoksik. Hasil uji fitokimia ekstrak
antikanker
Efek sitotoksik ekstrak etanol daun sirih terhadap sel kanker kolon WiDr
mengalami apoptosis.
K. Hipotesis
1. Ekstrak etanol daun sirih mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker
kolon WiDr.
2. Ekstrak etanol daun sirih menginduksi apoptosis sel kanker kolon WiDr.
ekspresi COX-2.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
terhadap sel kanker WiDr merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan
1. Variabel utama
a. Variabel bebas.
Kadar ekstrak etanol daun sirih dengan konsentrasi 6 µg/mL, 10 µg/mL, 100
µg/mL, 250 µg/mL, 500 µg/mL, 1000 µg/mL, 2000 µg/mLpada sel kanker
kolon WiDr.
b. Variabel tergantung
Viabilitas sel WiDr yang ditandai dengan IC50 ekstrak etanol daun sirih, jumlah
2. Variabel pengacau
22
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
Juli 2014.
3) Kondisi sel yang digunakan yaitu sel kanker kolon WiDr dalam keadaan
penelitian ini adalah tempat tumbuh, umur tanaman, jenis dan jumlah
3. Definisi Operasional
a. Sitotoksisitas adalah sifat toksik dari ekstrak etanolik daun sirih terhadap sel
b. Ekstrak etanol daun sirih adalah ekstrak kental daun sirih yang diperoleh
diperoleh ekstrak.
c. Sel WiDr adalah sel model kanker kolon yang termutasi pada gen p53 dan
e. Apoptosis adalah proses bunuh diri suatu sel secara terprogram yang ditandai
f. Ekspresi COX-2 adalah protein yang diekspresikan oleh sel kanker WiDr yang
C. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun sirih (diperoleh
dari Sleman, Yogyakarta); sel kanker kolon WiDr (diperoleh dari Laboratorium
(Merck); etanol 70% (Merck); media kultur sel kanker WiDr yang terdiri dari
Fetal Bovin Serum (FBS) 10% (v/v) (Gibco), dan fungizone 0,5% (Gibco); reagen
Canada Inc); pelarut phoshat buffer saline (PBS) 1x pH 7,4; reagen stopper
D. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : alat-alat gelas
(Gilson), cover slip (Nunc), shaker, pinset, jarum, object glass, cell counter, 96-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
well plate (Nunc), 24-well plate (Nunc), pipet Pasteur, ELISA reader (SLT 240
1. Determinasi tanaman
2. Pembuatan simplisia
menggunakan oven pada suhu maksimal 60-700C. Daun sirih yang sudah
kering dan dapat dihancurkan dengan tangan. Daun sirih kering diserbukan di
jam dalam keadaan terlindung dari cahaya matahari sambil diaduk selama 6
Ampas serbuk sirih hijau yang tertinggal diperas dan ditambah cairan penyari
pertama dan dibiarkan selama 24 jam. Maserat setelah 24 jam diambil dan
4. Uji sitotoksisitas ekstrak daun sirih (Piper betle L.) terhadap sel kanker
Sel WiDr diambil dari tangki nitrogen dan dicairkan dalam penangas
air dengan suhu 370C. Ampul disemprot dengan etanol 70% dan dimasukkan
dalam LAF. Ampul dibuka dan sel WiDr dipindahkan ke dalam conical tube
steril yang berisi medium RPMI 1640. Suspensi sel disentrifugasi dengan
Medium RPMI 1640 yang baru ditambahkan kedalam suspensi sel dan
medium penumbuh sel yang mengandung 10% FBS dan diresuspensi kembali
secara perlahan hingga homogen. Sel WiDr ditambahkan dalam tissue culture
flask kecil dan diinkubasi dalam inkubator CO2 dengan suhu 370C. Medium
kultur WiDr diganti setelah 24 jam. Sel WiDr ditumbuhkan hingga 80%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
kofluen dan jumlahnya cukup untuk uji yang dilakukan. Medium kultur
dibuang setelah sel WiDr konfluen. Sel WiDr dicuci dengan 3,5 mL PBS
dinding flask. Suspensi sel dipindah ke dalam conical tube steril baru. Sel
mg/mL. Larutan induk diencerkan dengan media kultur hingga diperoleh seri
konsentrasi 5 µg/mL, 10 µg/mL, 100 µg/mL, 250 µg/mL, 500 µg/mL, 1000
96-well plate yang berisi sel diambil dari inkubator. Keadaan dan
plate secara perlahan ditekan di atas tisu untuk meniriskan sisa cairan dan
dicuci dengan PBS sebanyak 100 µL, kemudian PBS dibuang dengan cara
membalikan plate dan meniriskan sisa cairan dengan tisu. Sebanyak 100 µL
seri konsentrasi ekstrak etanolik daun sirih dengan kadar 5 µg/mL, 10 µg/mL,
100 µg/mL, 250 µg/mL, 500 µg/mL, 1000 µg/mL, 2000 µg/mL, dimasukkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
ke 96-well plate dan sebanyak 100 µL media kultur juga dimasukkan pada 3
sumuran sebagai kontrol media dan diinkubasi selama 24 jam. Menjelang akhir
perlahan di atas tisu untuk meniriskan sisa cairan dan dicuci dengan 100 µL
PBS. PBS dibuang dengan cara membalik plate dan meniriskan sisa cairan
selama 2-4 jam dalam inkubator sampai terbentuk formazan. Kondisi sel
10% dalam 0,1 N HCl ditambahkan apabila sudah terbentuk formazan. Plate
dibungkus dengan kertas atau aluminuium foil dan diinkubasi di tempat gelap
sumuran dengan ELISA reader pada λ = 595 nm, kemudian prosentase sel
Sel kanker WiDr yang sudah konfluen diambil dari inkubator CO2 dan
dengan hati-hati. Sebanyak 1000 µL suspensi sel dimasukkan tepat diatas cover
slip secara merata dan perlahan. Sel diamati di mikroskop untuk melihat
Sel WiDr dalam 24-well plate diambil dari inkubator. Semua media
kultur dari sumuran dibuang dengan pipet Pasteur secara perlahan-lahan. Sel
WiDr dalam sumuran dicuci dengan masing-masing 500 µL PBS. PBS dibuang
dari sumuran dengan pipet Pasteur secara perlahan. Sebanyak 1000 µL larutan
uji ekstrak etanol daun sirih dengan konsentrasi 794,23 µg/mL dan 1000 µL
media kultur sebagai kontrol sel dimasukkan ke dalam sumuran. Sel diinkubasi
dalam inkubator selama 24 jam. Semua media dari sumuran dibuang dan dicuci
masing-masing dengan 500 µL PBS. PBS dibuang dan cover slip diambil
menggunakan pinset dengan bantuan ujung jarum dengan hati-hati. Cover slip
diletakkan di atas object glass (kaca obyek) dan diberi label. Reagen campuran
Sel kanker WiDr yang sudah konfluen diambil dari inkubator CO2 dan
dengan hati-hati. Suspensi sel 1000 µL dimasukan tepat diatas coverslip secara
merata dan perlahan. Keadaan sel dilihat di mikroskop untuk melihat distribusi
b. Perlakuan uji imunositokimia ekstrak etanolik daun sirih pada sel WiDr
Sel WiDr dalam 24-well plate diambil dari inkubator. Semua media
kultur dibuang dari sumuran dengan pipet Pasteur secara perlahan-lahan. Sel
WiDr dalam sumuran dicuci dengan masing-masing 500 µL PBS. PBS dari
larutan uji ekstrak etanolik daun sirih hijau dengan konsentrasi 794,23 µg/mL
dan 1000 µL media kultur sebagai kontrol sel dimasukkan kedalam sumuran.
Sel diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam. Semua media dibuang dari
sumuran dan masing-masing dicuci dengan 500 µL PBS. PBS dibuang dan
Larutan dibuang dengan mikropipet dan dicuci dengan air aquadest dan PBS.
antibodi yang ingin diamati yaitu COX-2 di teteskan dan diinkubasikan selama
ditambahkan dan diinkubasi selama 5 menit dan PBS dibuang. Larutan DAB
membuangnya kembali. Cover slip diangkat dengan pinset secara hati-hati dan
dicelupkan dalam xylol dan alkohol. Cover slip dikeringkan dan diletakkan di
atas object glass, kemudian ditetesi dengan lem (mounting media). Cover slip
ditutup dengan cover slip kontak. Ekpresi protein diamati dengan mikroskop
cahaya.
F. Analisis Hasil
1. Uji MTT
Data yang didapat dari uji MTT, dihitung % viabilitas selnya dengan
menggunakan rumus :
Data % viabilitas sel di plotkan pada tabel kemudian IC50 dihitung dengan
2004).
perbesaran 40x10. Setiap preparat dihitung dalam tiga lapang pandang yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
berbeda. Sel yang berwarna hijau menunjukkan bahwa sel tersebut hidup. Sel
atau sel hidup pada preparat dibaca dengan bantuan tiga orang responden
3. Uji Immunositokimia
coklat pada sitoplasma (bukan inti sel). Pembacaan data dilakukan dengan
bantuan blind reader. Sebanyak tiga orang responden menghitung jumlah sel
yang mengekspresikan COX-2 pada preparat yang terdiri dari tiga bagian tiap
mengekpresikan COX-2 pada tiap preparat. Hasil negatif apabila sel yang
mengekspresikan COX-2 < 10% dari total sel dan hasil positif apabila sel yang
mengekspresikan COX-2 > 10% dari total sel. Nilai skor diberikan sesuai
dengan persentase sel yang mengekspresikan COX-2; Skor - = < 10%; Skor +
= < 25%; Skor ++ = < 50%; Skor +++ = < 75%; dan Skor ++++ = < 90%
secara statistik menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui distribusi data
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
tiap kelompok kontrol sel, ekstrak etanol daun sirih, dan doksorubisin
Paired Two Sample for Means pada program Microsof Excel 2007 untuk
tiap kelompok. Apabila didapatkan data yang tidak berdistribusi normal maka
BAB IV
sirih terhadap viabilitas sel kanker kolon WiDr dan diketahui nilai IC50 yang
MTT untuk mengetahui persentase viabilitas sel. Kematian sel secara apoptosis
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian adalah determinasi tanaman sirih
dalam penelitian ini, yaitu tanaman sirih (Piper betle L.). Bagian tanaman yang
mendapatkan zat-zat aktif yang terdapat dalam daun sirih. Maserasi merupakan
34
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam
penyari yang sesuai pada suhu ruang dan terlindung dari cahaya. Cairan
penyari masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif, sehingga
terjadi perbedaan konsentrasi antara zat terlarut didalam sel dengan yang diluar
sel maka larutan didalam sel didesak keluar dan hal ini terjadi berulang-ulang
dalam dan di luar sel. Pelarut yang digunakan adalah etanol 70%. Hasil uji
flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan saponin (Kumari dan Rao, 2014). Daun sirih
2005; Jusril, dkk., 2003; Astuti, dkk., 2005). Penelitian Lin, dkk., (2006)
dapat menghambat proliferasi sel kanker kolon. Flavonoid dapat terlarut oleh
pelarut polar seperti air dan etanol karena mempunyai gugus hidroksil. Ekstrak
etanol daun sirih berwarna hijau pekat karena kandungan klorofil yang terdapat
WiDr
Uji aktivitas antikanker ekstrak etanol daun sirih terhadap sel kanker
kolon WiDr dilakukan dengan metode MTT. Metode MTT dipilih karena sensitif,
relatif cepat, akurat, dan digunakan untuk mengukur sampel dalam jumlah besar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
tetrazolium menjadi formazan dalam mitokondria yang aktif pada sel hidup. MTT
diabsorbsi oleh sel hidup dan dipecah oleh sistem reduktase suksinat tetrazolium
pada respirasi mitokondria (Doyle dan Griffiths, 2000) menghasilkan warna ungu
yang menandakan adanya perubahan MTT menjadi kristal formazan. Warna ungu
yang dihasilkan proporsional dengan jumlah sel yang masih hidup (viabilitas sel).
(A) (B)
(C) (D)
Gambar 6. Efek sitotoksik ekstrak daun sirih hijau terhadap sel WiDr.
Keterangan: Konsentrasi ekstrak etanol daun sirih hijau (A) 2000 µg/mL, (B) 500 µg/mL,
(C) 5 µg/mL (D) kontrol sel.
Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop inverted perbesaran 400x.
Perbedaan morfologi sel semakin terlihat setelah pemberian MTT.
(sel hidup: ; sel mati: )
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
menunjukkan bahwa populasi sel WiDr pada kelompok kontrol sel hidup terlihat
meneruskan cahaya dari mikroskop inverted (Gambar 6D), sel menempel satu
dengan yang lain, memiliki bentuk bulat dan terlihat menempel di dasar plate.
Dilihat dari morfologi selnya (Gambar 6A) pada konsentrasi ekstrak 2000 µg/mL,
sel yang mati terlihat mengambang, pada bagian pinggir sel berwarna gelap,
bagian tengah terlihat kosong, kepadatan sel berkurang, dan tidak saling
menempel. Sel yang mati memiliki warna lebih gelap dan berbentuk bulat, hal ini
terjadi karena sel kehilangan sitoplasma akibat rusaknya membran sel, sehingga
sel tidak dapat meneruskan cahaya dari mikroskop. Pada konsentrasi ekstrak 500
µg/mL sel terlihat lebih padat dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak 2000
µg/mL dan tidak saling menempel (Gambar 6B), sedangkan pada konsentrasi 5
terhadap sel kanker kolon WiDr, maka dapat diketahui nilai IC50. Nilai IC50
ELISA reader. Hasil ELISA reader adalah data absorbansi yang dikonversikan
sebagai nilai viabilitas sel. Efek ekstrak etanol daun sirih terhadap sel kanker
kolon WiDr diketahui dengan membuat tabel korelasi antara konsentrasi ekstrak
Gambar 5. Kurva hubungan viabilitas sel terhadap konsentrasi ekstrak etanol daun sirih
Aktivitas anti kanker ekstrak etanol daun sirih berpola dose dependent
dilakukan dengan regresi linear menggunakan Microsoft Excel 2007 pada 3 titik
konsentrasi yaitu 250 µg/mL, 500 µg/mL, dan 1000 µg/mL dan didapatkan
etanol daun sirih terhadap sel kanker WiDr diukur melalui nilai IC50. Berdasarkan
persamaan linear diperoleh nilai IC50 ekstrak etanol daun sirih adalah 794,23
memiliki aktivitas antikanker tinggi apabila memiliki nilai IC50 < 30 µg/mL,
memiliki aktivitas antikanker sedang apabila memiliki 30 µg/mL ≤ IC50 < 100
µg/mL dan tidak aktif apabila nilai IC50 > 100 µg/mL (Zheng, dkk., 2000),
sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol daun sirih menurut NCI tidak
memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker kolon WiDr. Nilai IC50 yang
ekstrak etanol daun sirih, namun ekstrak etanol daun sirih tetap memiliki potensi
staining dan imunositokimia karena dalam penelitian Awik, Sukardiman, dan Tri
(2011) yang menguji sitotoksisitas dan efek ekstrak spon laut (Aaptos
suberitoides) terhadap sel kanker payudara (T47D) dihasilkan nilai IC50 sebesar
imunositokimia. Nilai IC50 ekstrak etanol daun sirih dibandingkan dengan nilai
merupakan agen kemoterapi yang secara luas dipakai untuk berbagai macam
kanker (Lupertz, dkk., 2010). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Immanuel
(2015) nilai IC50 doksoribisin pada sel kanker kolon WiDr adalah 21,44 µg/mL.
Nilai IC50 doksorubisin terhadap kanker kolon WiDr jauh lebih rendah (toksik)
apabila dibandingkan dengan perlakuan ekstrak etanol daun sirih. Morfologi sel
kemampuan ekstrak etanol daun sirih dalam menginduksi apoptosis sel kanker
Nilai IC50 yang tinggi pada penelitian ini diduga disebabkan oleh
kandungan beta karoten dalam ekstrak etanol daun sirih. Penelitian yang
Penelitian Wolf dan George (2002) menegaskan pengaruh beta karoten terhadap
bahwa pemberian beta karoten pada dosis tinggi (2,4 mg/kg BB per hari) selama
(Parwata, dkk., 2009), tetapi pada penelitian Sayin, dkk., (2014) menunjukkan
Staining
fluorosensi DNA pada sel yang hidup dan mati karena pengikatan Etidium
Bromida – Akridin Oranye. Konsentrasi yang digunakan pada uji ini sesuai
dengan nilai IC50 yang didapat dari uji MTT. Akridin oranye dapat masuk ke
dalam sel hidup dan mati. Akridin oranye mengandung gugus kation sehingga
dapat berinteraksi dengan DNA sel hidup yang berifat anionik, membentuk garam
bromida hanya bisa masuk kedalam sel yang membran plasmanya sudah rusak
karena sel yang apoptosis mengalami blebbing sehingga membran sel tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
permeabel, kemudian akan berikatan dengan RNA atau DNA untai tunggal dan
(Meiyanto, dkk., 2008). Pada kelompok kontrol, membran sel dalam keadaan utuh
(tidak rusak) sehingga hanya akridin oranye yang bisa masuk dan menghasilkan
floresensi hijau (Gambar 7A). Beberapa sel WiDr yang mati pada kelompok
kontrol, hal ini dimungkinkan karena kurangnya nutrisi untuk sel WiDr bertahan
hidup. Pada kelompok perlakuan, terlihat bahwa sel WiDr mengalami apoptosis
yang ditandai rusaknya membran sel dan inti sel yang terfragmentasi. Kerusakan
membran sel ini menyebabkan etidium bromide dapat masuk ke dalam sel dan
menghasilkan floresensi oranye, namun tidak semua sel WiDr pada kelompok
perlakuan mengalami apoptosis (Gambar 7B), hal serupa juga ditunjukkan pada
apoptosis akan berwarna oranye dan nukleus mengalami fragmentasi (fase late
apoptosis). Pada fase early apoptosis, sel mengalami kondensasi inti yang
ditunjukkan dengan adanya warna oranye pada nukleus, sehingga tampak sel
berwarna hijau bercampur oranye. Hal tersebut terjadi karena sel mulai
sel (Pebriana, dkk., 2008). Pada penelitian ini tidak ditemukan sel yang
mengalami fase early apoptosis. Sel yang mati (nekrosis) berwarna merah
(ditunjukkan dengan panah berwarna biru) dan bentuk sel dalam keadaan utuh.
Sel yang mati (nekrosis) membran plasmanya pecah, sehingga jumlah etidium
bromida dan akridin oranye yang masuk kedalam sel lebih banyak dari pada sel
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
yang mengalami apoptosis dan warna yang dihasilkan semakin kuat. Dari hasil
metode double staining ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun sirih
(A) (B)
(C)
Gambar 7. Hasil Uji Double Staining Ekstrak Etanol Daun Sirih.
Keterangan: Kontrol sel (A), perlakuan dengan ekstrak daun sirih 794,23 µg/mL (B), perlakuan
dengan doksorubisin konsentrasi 21 µg/mL.
Sel Hidup Nekrosis Apoptosis
Tabel I. Distribusi sel WiDr pada uji apoptosis dengan metode double staining
Uji double staining merupakan uji kualitatif dan dapat dijadikan sebuah
uji semi-kuantitatif dengan syarat terdapat minimal tiga buah foto gambaran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
keadaaan sel dalam satu preparat yang dianggap mewakili seluruh keadaan sel
dalam satu preparat. Hasil diketahui dengan bantuan blind reader. Tiga orang
diminta untuk menghitung jumlah sel yang mengalami apoptosis, nekrosis, dan sel
hidup tanpa mengetahui perlakuan yang diberikan terhadap sel yang diamati.
Tabel I (perlakuan ekstrak etanol daun sirih) menunjukkan sel yang mengalami
apoptosis sebanyak 71,4% ± 5,5 sel. Penelitian yang dilakukan oleh Immanuel
sebesar 92,92% ± 2,20, hal ini menunjukkan ekstrak etanol daun sirih dapat
uji double staining terhadap ekstrak etanol daun sirih, analisis aktivitas antikanker
D. Uji Penekanan Ekspresi COX-2 oleh Ekstrak Etanolik Daun Sirih dengan
Metode Imunositokimia
ekspresi COX-2, suatu protein yang banyak diekspresikan oleh sel kanker WiDr.
indirect (tidak langsung) yang dapat memberikan hasil lebih sensitif karena
antibodi primer dikenali oleh antibodi sekunder yang berikatan kovalen dengan
monoklonal primer COX-2. Antibodi ini berikatan dengan reseptor COX-2 yang
ada di sel kanker kolon WiDr dan memberikan warna coklat gelap ketika diberi
(D)
Gambar 8. Hasil Imunositokimia Sel kanker Kolon WiDr.
Keterangan: (A) Kontrol sel dengan antibodi (B) kontrol sel tanpa antibodi (C) perlakuan ekstrak
794,23 µg/mL (D) perlakuan doksorubisin 21 µg/mL
Sel yang mengekspresikan COX-2 :
Sel yang tidak mengekspresikan COX-2 :
Berdasarkan pengamatan, pewarnaan secara enzimatis oleh peroksidase
menyebabkan adanya warna yang berbeda antara sel yang mengekspresikan COX-
mengekspresikan COX-2 berlebih berwarna coklat gelap (Gambar 8A), sel yang
sedikit mengekspresikan COX-2 berwarna coklat pudar sedangkan sel yang tidak
mengekspresikan COX-2 berwarna ungu (Gambar 8B). Warna coklat terjadi pada
sel karena pewarna DAB yang bereaksi dengan H2O2 dari Horse Radish
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
berikatan pada antibodi primer dan antibodi sekunder yang aktif bekerja pada
COX-2. Pada sel WiDr yang telah diberi perlakuan ekstrak etanol daun sirih
dibandingkan pada kontrol sel. Sel yang berwarna coklat gelap (mengekspresikan
dibandingkan dengan perlakuan ekstrak etanol daun sirih, hal ini menandakan
bahwa ektrak daun sirih menekan ekspresi COX-2 walaupun tidak sebesar
persentase sel yang mengekspresikan COX-2. Hasil positif atau negatif pada
pengujian imunositokimia atau ada tidaknya suatu protein dapat dilakukan dengan
Tabel II. Jumlah rata-rata sel yang mengekspresikan COX-2 dalam tiap perlakuan.
pada kelompok perlakuan dan kontrol sel adalah berbeda bermakna. Hasil
kelompok perlakuan (40,73 ± 2,53) lebih kecil dibandingkan kontrol sel (61,43 ±
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
ekspresi protein COX-2 pada sel WiDr walaupun tidak sebesar doksorubisin.
melibatkan 3 orang blind reader yang tidak mengetahui perlakuan yang diberikan
terhadap sel yang diamati. Hal ini dilakukan untuk menghindari subyektivitas.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa daun sirih dapat menghambat ekspresi
protein COX-2 dan memiliki potensi yang berbeda tidak bermakna secara statistik
COX-2 pada tabel II mengalami penurunan pada perlakuan ekstrak etanol daun
sirih.
Tabel III. Hasil uji statistik t-test berpasangan ekspresi COX-2 antara ekstrak etanol daun
sirih dan kontol sel pada uji imunositokimia. BB=Berbeda bermakna, BTB=Berbeda tidak
bermakna
Ektrak Daun
Perlakuan Kontrol Sel Doksorubisin
Sirih
Kontrol Sel BB BB
Ekstrak Etanol Daun
BB BTB
Sirih
Doksorubisin BB BTB
berpasangan (α = 0,05) menunjukkan hasil thitung sebesar -21,75 µg/mL dan ttabel
sebesar 4,30 µg/mL, karena thitung lebih kecil dari pada ttabel maka kedua data
berbeda signifikan. Pada tabel III dapat dilihat bahwa adanya perbedaan bermakna
antara jumlah COX-2 pada sel kanker yang telah diberi perlakuan dengan ekstrak
etanol daun sirih dengan jumlah COX-2 pada kontrol sel. Uji imunositokimia
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
dalam penelitian ini menghasilkan bahwa aktivitas antikanker ekstrak etanol daun
Pada penekanan ekspresi COX-2 ekstrak etanol daun sirih, senyawa aktif
yang memiliki aktivitas tersebut belum diteliti lebih lanjut pada penelitian ini,
namun ada dugaan bahwa senyawa aktifnya adalah flavonoid, karena pada
regulasi enzim COX-2. Pada penelitian Achmad, Armun, Supriatno, dan Singgih
gen yang berperan dalam proses pembentukan kanker, protein anti apoptosis, gen
pengatur adhesi molekul, dan gen pengatur siklus sel. NF-κB dipertahankan dalam
(Akt), sehingga tidak dapat mengaktivasi NF-κB. NF-κB yang tidak teraktivasi
BAB V
A. Kesimpulan
2. Ekstrak etanol daun sirih menginduksi apoptosis pada sel kanker kolon
WiDr
3. Apoptosis yang diakibatkan oleh ekstrak etanol daun sirih terhadap sel
B. Saran
1. Perlu dilakukan uji sitotoksik ekstrak etanol daun sirih pada sel normal
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui fraksi aktif dari
48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H., Armyn, S.A., Supriatno, Singgih, M.F., 2014, Anti-cancer Activity
And Anti-Proliferation Ant Nest Flavonoid Fraction Test (Myrmecodya
Pendans) Human Tongue Cancer Cells In Sp-C1, IOSR-JDMS, Vol. 13,
Issue 6 Ver. II, 01-05.
Alberts, B., dkk., 1994, Molecular Biology of the Cell, Garland Publishing, New
York, 186-188.
Alfarabi, M., Bintang, M., Suryani, Safithri, M., 2010, The Comparative Ability
of Antioxidant Activity of Piper crocatum in Inhibiting Fatty Acid
Oxidation and Free Radical Scavenging, HAYATI Journal of Biosciences,
Vol. 17, No. 4, pp. 201-204.
Andrawulan, 1995, Karakterisasi Antioksidan Alam Dari Daun Sirih (Piper Betle
L.) Pemisahan Komponen Dalam Oleoresin Daun Sirih Dengan
Kromatografi Lapis Tipis, Skripsi, Institut Pertanian, Bogor.
Astuti, P., Alam, G., Hartati, M.S., Sari, D., Wahyuono, S., 2005, Uji Sitotoksik
Senyawa Alkaloid dari Spons Petrosia sp. : Potensial Pengembangan
Senyawa Antikanker, Majalah Farmasi Indonesia, Vol.16, pp. 58-62.
Awik, P.D.N., Sukardiman, Tri, W.N., 2009, Uji Sitotoksisitas Dan Efek Ekstrak
Spons Laut Aatos suberitoides Terhadap Sel Kanker Payudara (T47D)
Secara In Vitro, Department of Biology, Sepuluh Nopember Institute of
Technology, Surabaya, pp. 2-11.
Biranti, F., Nursid, M., Cahyono, B., 2009, Analisis Kualitatif B-Karoten dan Uji
Aktivitas Karetinoid Dalam Alga Coklat Turbinaria Decurrens, J.Sains &
Mat.,Vol 17(2): 98-104.
Breyer, R.M., Bagdassarian, C.K., Myers, S.A., and Breyer, M.D., 2001,
Prostanoid receptors: subtypes and signaling, Annual Review of
Pharmacology and Toxicology, 41, 661–690.
49
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Brown, J.R., DuBois, R.N., 2005, COX-2: a molecular target for colorectal cancer
prevention, J Clin Oncol, 23(12):2840-55.
Brownson, D.M., Azios, N.G., Fuqua, B.K., Dharmawardhane, S.F., Mabry, T.J.,
2002, Flavonoid effects relevant to cancer, J Nutr, 132(11 Suppl):3482S-
3489S.
David, M.L., dan Shivdasani, R.,2001, Toeard Mecanism. Based Cancer Care
Research Opportunities For Spesific Disease and Disondens, JAMA
Vol.285. 5 : 588-9.
Demeule, M., Michaud-Levesque, J., Annabi, B., Gingras, D., Boivin, D., Jodoin,
J., Lamy, S., Bertrand, Y., Beliveau, R., 2002, Green tea catechins as
novel antitumor and antiangiogenic compounds, Curr Med Chem
Anticancer Agents, 2(4):441-63.
Doyle, A., dan Griffiths, J.B., 2000 Cell and Tissue Culture: Laboratory
Procedures in Biotechnology, John Willey & Sons LTD, New York, 62-
64.
Fournier, D. B., Gordon, G. B., 2000, COX-2 and colon cancer: potential targets
for chemoprevention, J Cell Biochem Suppl., 34:97-102.
Grady, W.M., 2004, Genomic instability and colon cancer, Cancer Metastasis
Rev., 23(1-2):11-27.
Hanahan, D., Weinberg, R.A., 2000, The hallmarks of cancer, Cell press,
100(1):57-70.
Immanuel, H., 2015, Uji Aktivitas Antikanker Ekstrak Etil Asetat Daun Keladi
Tikus (Typhonium flagelliforme) Terhadap Sel Kanker Kolon WiDr
Melalui Penekanan Ekspresi Protei COX-2, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Jusril, Lajis, N.H., Mooi, L.Y., Abdullah, M.A., Sukari, M.A., Ali, A.M., 2003,
Antitumor promoting and actioxidant activities of anthraquinones isolated
from the cell suspension culture of Morinda elliptica, Asia Pacific Journal
of Molecular Biology and Biotechnology, Vol. 1(1), pp. 3-7.
Khomsan, A., 2009, Rahasia Sehat dengan Makanan Berkhasiat, Buku Kompas,
Jakarta, pp. 16-17.
King, R.J.B., 2000, Cancer Biology, 2nd Ed., Pearson Eduation Limited, London.
Kumar V., Cotran R.S., Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi
7. Jakarta : EGC. pp. 12-887.
Kumari, O.S., Rao, N.B., 2014, Phyto Chemical Analysis of Piper betle leaf
extract, World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, vol.4,
pp. 699-703.
Kurnijasanti, R., Hamid, I. S., Rahmawati, K., 2008, Efek Sitotoksik In Vitro dari
Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) Terhadap Kultur Sel
Kanker Mieloma, J. Penelit. Med. Eksakta, 1: 48-54.
Leone, V., Palma, A., Ricchi, P., Acquaviva, F., Giannouli, M., Prisco, A.M.,
Iuliano, F., Acquaviva, A.M., 2007, PGE2 inhibits apoptosis in human
adenocarcinoma Caco-2 cell line through Ras-PI3K association and
cAMP-dependent kinaseA activation, Am J Physiol Gastrointest Liver
Physiol, 293(4):G673-81.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Levlero, M., De Laurenzi, V., Coatanzo, A., Gong, J., Wang, J.Y., Melino, G.,
2000, The p53/p63/p73 family of transcription factors: overlapping and
distinct function, J Cell Sci, 113 (Pt 10): 1661-70.
Lowe, S.W., Lin, A.W., 2000, Apoptosis in cancer, Carcinogenesis, Cold Spring
Harbor Laboratory, 21 (3):485-95.
Lüpertz R., Wätjen W., Kahl R., Chovolou Y., 2010, Dose- and time-dependent
effects of doxorubicin on cytotoxicity, cell cycle and apoptotic cell death
in human colon cancer cells, Institute of Toxicology, 271(3):115-2.
Meiyanto, E., Hermawan, A., Jumedi, S., Fitriasari, A., Susidarti., R.A., 2011,
Nobiletin Increased Cytotoxic Activity Of Doxorubicin On Mcf-7 Cells
But Not On T47d Cells, Vol. 3, 129-137.
Minotti, G., Menna, P., Salvatorelli, E., Cairo,G., dan Gianni, L. 2004.
Anthracyclins: Molecular Advances and Pharmacologic Developments in
Antitumor Activity and Cardiotoxicity. Pharmacol Rev., 56:185-228.
Moeljanto, R. D., Mulyono, 2003, Khasiat & manfaat daun sirih: obat mujarab
dari masa ke masa, Agromedia Pustaka, Jakarta, hal 10.
Mukhtar, H., Das, M., Khan, W.A., Wang, Z.Y., Bik, D.P., Bickers, D.R.,
Exceptional activity of tannic acid among naturally occurring plant
phenols in protecting against 7,12-dimethyl bez(a)anthracene-,
bezo(a)pyrene-, 3-methyl cholanthrene-, and N-methyl-N-nitrosurea-
induced skin tumorigenesis in mice, Cancer Res, 48:2361-5.
Murakami, A., Ali, A. M., Mat-Salleh, K., Koshimizu, K., Ohigashi, H., 2000,
Screening for the in vitro anti-tumor-promoting activities of edible plants
from Malaysia, Biosci Biotechnol Biochem., 64(1):9-16.
Nolfo, F., Rametta, S., Marventano, S., Grosso, G., Mistretta, A., Drago,F., et al.,
2013, Pharmacological and Dietary Prevention for Colorectal Cancer,
BMC Surgery, 13(2):S16, 1.
Paranjpe, R., Gundala, S.R., Lakshminarayana, N., Sagwal, A., Asif, G., Pandey,
A., Aneja, R., 2013, Piper betel leaf extract: anticancer benefits and bio-
guided fractionation to identify active principles for prostate cancer
management, Carcinogenesis. Vol. 34(7):1558-66.
Pawarta, O.A., Rita, W.S., Yoga, R., 2009, Isolasi dan Uji Antiradikal Bebas
Minyak Atsiri Pada Daun Sirih (Piper betle Linn) Secara Spektroskopi
Ultra Violet-Tampak, Jurnal Kimia, Vol.3, 7-13.
Perera, P., Ringbom, T., Huss, U., Vasage, M., dan Bohlin, L., 2001, Search for
Natural Product which Affect Cyclooxygenase-2, in Tringali, C., (Ed.),
Bioactive Compounds from Natural Sources: Isolation, Characterisation,
and Biological Properties, Taylor and Francis, London, 434-465.
Pfizer, 2014, Data Sheet Celebrex, Pfizer New Zealand Ltd., pp. 1-33.
Pradhan, D., Suri, K.A., Pradhan, D.K., Biswasroy, 2013, Golden Heart of the
Nature: Piper betle L. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry,
Vol. 1 (6), 147-167.
Rajakariar, R., Yaqoob, M.M., Gilroy, D.W., 2006, COX-2 in inflammation and
resolution, Mol Interv, 6(4):199-207.
Riss, T.L., 2013, Cell Viability Assays, Assays Guidance Manual, 2-13.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
Sano, H., Kawahito, Y., Wilder, R. L., Hashiramoto, A., Mukai, S., Asai, K., et
al., 1995, Expression of cyclooxygenase-1 and -2 in human colorectal
cancer, Cancer Res., 55(17):3785-9.
Sayin, V.I., Ibrahim, M.X., Larsson, E., Nilsson, J.A., Lindahl, P., Bergo, M.O.,
2014, Antioxidants Accelerate Lung Cancer Progression in Mice, Sci
Transl Med, 6, 1-8.
Schmitz, G., Lepper, H., and Heldrich, M., 2001, Pharmacards: Lernkatensystem
Pharmakologie und Toxikologie, 3rd Ed, diterjemahkan oleh Setiadi, L.,
hal 239, EGC, Jakarta.
Srisadono, A., 2008, Skrining Awal Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle Linn)
Sebagai Antikanker Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BLT),
Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.
Sudiana, I.K., 2008, Patobiologi Molekuler Kanker, Salemba Medika, Jakarta, pp.
35-52.
Venkatesan, P., Puvvada, N., Dash, R., Prahanth, K.B.N., Sarkar, D., Azab, B.,
Pathak, A., Kundu, S.C., Fisher, P.B., 2011, The potential of celecoxib-
loaded hydroxypatite-chitosan nanocomposite for the treatment of colon
cancer, Biomaterials, 32(15):3794-806.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
Vikash, C., Shalini, T., Asha, R., Singh, D.P., Chaudhary, S.K., 2012, Piper betel:
Phytochemistry, Traditional Use 7 Pharmacological Activity-A Riview.
IJPRD, 4(04): 216-223.
Wagh, V., Mishra, P., Thakkar, A., Shinde, V., Sharma, S., Padigaru, M., Joshi,
K., 2011, Antitumor activity of NPB001-05, an orally active inhibitor of
Bcr-Abl tyrosine kinase, Front Biosci (Elite Ed)., 3:1349-64.
Wicaksono, M. H. B., Permana, S., 2013, Potensi Fraksi Etanol Benalu Mangga
(Dendrophthoe pentandra) sebagai Agen Anti Kanker Kolon pada Mencit
(Mus musculus Balb/c) setelah Induksi Dextran Sulvat (DSS) dan
Azoxymethane (AOM), Jurnal Biotropika, Edisi 1(2):75.
Widowati, W., Mozef, T., Risdian, C., Yellianty, 2013, Anticancer and free
radical scavenging potency of Catharanthus roseus, Dendrophthoe
petandra, Piper betle and Curcuma mangga extracts in breast cancer cell
lines, Oxid Antioxid Med Sci. 2013; 2(2): 137-142.
Wolf, G., 2002, The Effect of ß-carotene on Lung and Skin Carcinogenesis,
Carcinogenesis, 23:1263-1265.
Zekri, A.R.N., dkk., 2005, Mismatch repair genes (hMLH1, hPMS1, hPMS2,
GTBP / hMSH6, hMSH2) in the pathogenesis of hepatocellular
carcinoma, World Journal of Gastroenterology, 11(20):3020-3026.
Zheng Z., Huang W., Yang Y, Li Z., Cai J, Su H., 2000, Detection of antitumor
and antimicrobial activities in marine organism associated actinomycetes
isolated from the Taiwan Strait, China. Microbiol Lett, 188:87–91.
Zhao, Y., Usatyuk, P.V., Gorshkova, I.A., He D., Wang, T., Moreno-Vinasco, L.,
Geyh, A.S., Breysse, P.N., Samet, J.M., Spannhake, E.W., Garcia, J.G.,
Natarajan, V., 2009, Regulation of COX-2 expression and IL-6 release by
particulate matter in airway epithelial cells, Am J Respir Cell Mol Biol,
40(1):19-30. doi: 10.1165.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
56
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
% Viabilitas Sel
Konsentrasi Rata-rata SD
V1 V2 V3
2000 24,390 24,290 27,578 25,419 1,871
1000 28,874 25,785 27,280 27,313 1,545
500 84,679 86,273 83,284 84,745 1,496
250 101,918 109,093 100,722 103,911 4,527
100 103,812 105,107 106,801 105,240 1,499
10 102,317 101,719 101,952 101,952 0,320
5 102,317 103,114 95,042 100,158 4,448
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
2000
500
Kontrol Sel
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Keterangan Gambar
Lampiran 5. DISTRIBUSI SEL WIDR PADA UJI APOPTOSIS DENGAN METODE DOUBLE STAINING
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Kontrol Sel
63
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Hasil Analisis Statistik Pada Uji Apoptosis Dengan Metode Double Staining
Nilai T
Rumus :T3 =
Keterangan :
: koefisien test Shapiro Wilk
: angka ke pada data
: angka ke i pada data
64
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Nilai T3 = 0,97 terletak diantara 0,959 (α = 0,5) dan 0,998 (α = 0,9). Nilai p tersebut lebih dari 5%, bearti H0 diterima, H1 ditolak, dan data
berdistribusi normal.
b. Doksorubisin
Prosedur uji :
(1) Menentukan hipotesis
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
(2) Data hasil penelitian diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar besar.
(3) Taraf kepercayaan, α = 0,05
(4) Menghitung statistik uji
Nilai D
Rumus : D =
Keterangan :
: angka ke i pada data
: rata-rata data
65
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92,92 D 9,7
Nilai T
Rumus :T3 =
Keterangan :
: koefisien test Shapiro Wilk
: angka ke pada data
: angka ke i pada data
Nilai T3 = 0,89 terletak diantara 0,789 (α = 0,1). dan 0,959 (α = 0,5). Nilai p tersebut lebih dari 5%, bearti H0 diterima, H1 ditolak, dan
data berdistribusi normal.
66
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d. Menghitung nilai variansi tiap kelompok data menggunakan program microsof excel (F-Test Sample of Variances)
Ekstrak etanol daun sirih hijau Doksorubisin
Rata-rata 71,49 92,92
Variansi 31,07 4,85
Observasi 3 3
df 2 2
F-hitung 6,41
Nilai signifikansi 0,13
F-tabel 19
e. Kesimpulan
Nilai F-hitung dibandingkan dengan nilai F-tabel. Jika nilai F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima, H1 di tolak.Jikan nilai F-hitung >
F-tabel, maka H0 ditolak; H1 di terima.
Pada penelitian ini, nilai F-hitung (=6,41) < F-tabel (=19), maka H0 diterima, H1 ditolak, dan kedua data memiliki kesamaan
variansi.
67
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Uji t-berpasangan
Prosedur uji :
1) Menentukan hipotesis
H0 : kedua data berbeda signifikan
H1 : kedua data tidak berbeda signifikan
2) Taraf kepercayaan, α = 0,05
3) Data hasil penelitian diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar besar.
Doksorubisin Ekstrak etanol daun sirih hijau
90,42 65,43
93,75 72,63
94,58 76,40
4) Menghitung nilai t tiap kelompok data menggunakan program microsof excel (t-Test : Paired Two Sample for Means)
Ekstrak etanol daun sirih hijau Doksorubisin
Rata-rata 71,49 92,92
Variansi 31,07 4,85
Observasi 3 3
Korelasi Pearson 0,99
Selisih rata-rata pada hipotesis 0
Ekstrak etanol daun sirih hijau Kontrol sel
df 2
t-hitung -10,87
Nilai signifikansi (uji 1 pihak) 0
t-tabel (uji 1 pihak) 2,92
Nilai signifikansi (uji 2 pihak) 0,01
t-tabel (uji 2 pihak) 4,30
5) Uji signifikansi
Uji signifikansi dengan membandingkan besarnya nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Jika nilai t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima,
H1 di tolak. Jika nilai F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak; H1 di terima.
Pada penelitian ini, nilai t-hitung (=-10,87) < t-tabel (=4,30), maka H0 diterima, H1 ditolak, dan kedua data berbeda signifikan.
68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Kontrol sel
69
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Doksorubisin
70
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37,00 D 10,45
Nilai T
Rumus :T3 =
Keterangan :
: koefisien test Shapiro Wilk
: angka ke pada data
71
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Nilai T3= 0,88terletak diantara 0,789 (α = 0,1) dan 0,959 (α = 0,5). Nilai p tersebut lebih dari 5%, bearti H0 diterima, H1 ditolak, dan data
berdistribusi normal.
d. Kontrol sel
Prosedur uji :
(6) Menentukan hipotesis
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
(7) Data hasil penelitian diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar besar.
(8) Taraf kepercayaan, α = 0,05
(9) Menghitung statistik uji
Nilai D
Rumus : D =
Keterangan :
: angka ke i pada data
: rata-rata data
72
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61,43 D 54,29
Nilai T
Rumus :T3 =
Keterangan :
: koefisien test Shapiro Wilk
: angka ke pada data
: angka ke i pada data
Nilai T3= 1,00 terletak pada α = 0,999. Nilai p tersebut lebih dari 5%, bearti H0 diterima, H1 ditolak, dan data berdistribusi normal.
73
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a. Doksorubisin
Prosedur uji :
(1) Menentukan hipotesis
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
(2) Data hasil penelitian diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar besar.
(3) Taraf kepercayaan, α = 0,05
(4) Menghitung statistik uji
Nilai D
Rumus : D =
Keterangan :
: angka ke i pada data
: rata-rata data
34,32 D 13,23
Nilai T
Rumus :T3 =
Keterangan :
: koefisien test Shapiro Wilk
: angka ke pada data
: angka ke i pada data
74
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Nilai T3= 0,996 terletak diantara 0,959 (α = 0,5). dan 0,998 (α = 0,9). Nilai p tersebut lebih dari 5%, bearti H0 diterima, H1 ditolak, dan
data berdistribusi normal.
4. Uji kesamaan variansi
a. Kontrol sel vs ekstrak etanol daun sirih hijau
Prosedur uji :
f. Menentukan hipotesis
H0 : kedua data memiliki kesamaan variansi
H1 : kedua data tidak memiliki kesamaan variansi
g. Taraf kepercayaan, α = 0,05
h. Data hasil penelitian diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar besar.
Kontrol sel Ekstrak etanolik daun sirih hijau
56,25 35,31
61,38 36,09
66,67 39,60
75
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
i. Menghitung nilai variansi tiap kelompok data menggunakan program microsof excel (F-Test Sample of Variances)
Kontrol sel Ekstrak etanol daun sirih meah
Rata-rata 61,43 37
Variansi 27,15 5,22
Observasi 3 3
df 2 2
F-hitung 5,2
Nilai signifikansi 0,16
F-tabel 19
j. Kesimpulan
Nilai F-hitung dibandingkan dengan nilai F-tabel. Jika nilai F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima, H1 di tolak.Jikan nilai F-hitung >
F-tabel, maka H0 ditolak; H1 diterima.
Pada penelitian ini, nilai F-hitung (= 5,2) < F-tabel (= 19), maka H0 diterima, H1 ditolak, dan kedua data memiliki kesamaan
variansi.
3) Data hasil penelitian diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar besar.
Kontrol sel Doksorubisin
56,25 31,86
61,38 34,10
66,67 36,99
76
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(3) Menghitung nilai variansi tiap kelompok data menggunakan program microsof excel (F-Test Sample of Variances)
Kontrol sel Doksorubisin
Rata-rata 61,43 34,32
Variansi 27,15 6,61
Observasi 3 3
df 2 2
F-hitung 4,10
Nilai signifikansi 0,20
F-tabel 19
(4) Kesimpulan
Nilai F-hitung dibandingkan dengan nilai F-tabel. Jika nilai F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima, H1 di tolak.Jikan nilai F-hitung >
F-tabel, maka H0 ditolak; H1 di terima.Pada penelitian ini, nilai F-hitung (=4,10) < F-tabel (=19), maka H0 diterima, H1 ditolak, dan
kedua data memiliki kesamaan variansi.
77
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(4) Menghitung nilai variansi tiap kelompok data menggunakan program microsof excel (F-Test Sample of Variances)
Doksorubisin Ekstrak etanol daun sirih hijau
Rata-rata 34,32 37
Variansi 6,61 5,22
Observasi 3 3
df 2 2
F-hitung 1,27
Nilai signifikansi 0,44
F-tabel 19
(5) Kesimpulan
Nilai F-hitung dibandingkan dengan nilai F-tabel. Jika nilai F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima, H1 di tolak.Jikan nilai F-hitung >
F-tabel, maka H0 ditolak; H1 di terima.Pada penelitian ini, nilai F-hitung (=1,27) < F-tabel (=19), maka H0 diterima, H1 ditolak, dan
kedua data memiliki kesamaan variansi.
5. Uji t-berpasangan
a. kontrol sel vs ekstrak etanol sirih hijau
Prosedur uji :
6) Menentukan hipotesis
H0 : kedua data berbeda signifikan
H1 : kedua data tidak berbeda signifikan
7) Taraf kepercayaan, α = 0,05
8) Data hasil penelitian diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar besar.
Kontrol sel Ekstrak etanol daun sirih hijau
56,25 35,31
61,38 36,09
66,67 39,60
78
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9) Menghitung nilai t tiap kelompok data menggunakan program microsof excel (t-Test : Paired Two Sample for Means)
Ekstrak etanol daun sirih hijau Kontrol sel
Rata-rata 37 61,43
Variansi 5,22 27,15
Observasi 3 3
Korelasi Pearson 0,94
Selisih rata-rata pada hipotesis 0,00
Ekstrak etanol daun sirih meah Kontrol sel
df 2,00
t-hitung -13,42
Nilai signifikansi (uji 1 pihak) 0,0027
t-tabel (uji 1 pihak) 2,92
Nilai signifikansi (uji 2 pihak) 0,005
t-tabel (uji 2 pihak) 4,30
10) Uji signifikansi
Uji signifikansi dengan membandingkan besarnya nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Jika nilai t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima,
H1 di tolak. Jika nilai t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak; H1 di terima.
Pada penelitian ini, nilai t-hitung (=-13,42) < t-tabel (=4,30), maka H0 diterima, H1 ditolak, dan kedua data berbeda signifikan.
79
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(4) Menghitung nilai t tiap kelompok data menggunakan program microsof excel (t-Test : Paired Two Sample for Means)
Doksorubisin Kontrol sel
Rata-rata 34,32 61,43
Variansi 6,61 27,15
Observasi 3 3
Korelasi Pearson 1
Selisih rata-rata pada hipotesis 0
df 2
t-hitung -17,73
Nilai signifikansi (uji 1 pihak) 0
t-tabel (uji 1 pihak) 2,92
Nilai signifikansi (uji 2 pihak) 0
t-tabel (uji 2 pihak) 4,3
(5) Uji signifikansi
Uji signifikansi dengan membandingkan besarnya nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Jika nilai t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima,
H1 di tolak. Jika nilai F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak; H1 di terima.
Pada penelitian ini, nilai t-hitung (=-17,73) < t-tabel (=4,30), maka H0 diterima, H1 ditolak, dan kedua data berbeda signifikan.
80
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(9) Menghitung nilai t tiap kelompok data menggunakan program microsof excel (t-Test : Paired Two Sample for Means)
Ekstrak etanol daun sirih meah Doksorubisin
Rata-rata 37 34,32
Variansi 5,22 6,61
Observasi 3 3
Korelasi Pearson 0,96
Selisih rata-rata pada hipotesis 0
df 2
t-hitung -6,34
Nilai signifikansi (uji 1 pihak) 0,01
t-tabel (uji 1 pihak) 2,91
Nilai signifikansi (uji 2 pihak) 0,02
t-tabel (uji 2 pihak) 4,30
81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
83