Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM PERIKANAN

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp. (0341) 464318 psw 167
Email :laboratoriumperikananumm@gmail.com

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM


MATA PRAKTIKUM REPRODUKSI DAN REKAYASA PEMBENIHAN
MATERI EMBRIOLOGI & PERAWATAN LARVA

Lembar kerja
ke : 4

Nama : Mujiono Hari / tanggal : Kamis / 8 april 2021


NIM : 201810260311031 Waktu&Tempat : 11.00 – 12.00, Laboratorium
Perikanan UMM kelas c

Semester : 6 kelompok : 1

A. TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Untuk mengetahui engetahui fase perkembangan embrio ikan
2. Untuk mengetahui manajemen pemeliharaan larva ikan yang baik
3. Untuk mengetahui manajemen pemberian pakan larva ikan
ALAT DAN BAHAN :
NO. ALAT NO. BAHAN
1. Alat tulis 1. Larva ikan cupang
2. Kamera hp 2. Telur ikan hasil emijahan buatan
3. Mikroskop 3. Tissue
4. Objek glass
5. Pipet tetes
6. Cawan arloji
7. Cawan petri

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM | Perikanan


B. PROSEDUR KERJA
I. Pengamatan Embriologi
1. Menyiapkan Alat dan Bahan
2. Mengambil sampel telur ikan menggunakan pipet tetes dan cawan petri
3. Menaruh sampel diatas object glass
4. Mengamati sampel telur
5. Mendokumentasikan sampel
6. Mencatat pada LS
7. Merapikan alat dan bahan
II. Pengamatan Larva
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil sampel larva ikan dengan menggunakan pipet tetes dan cawan petri
3. Menaruh sampel pada object glass
4. Mengamati sampel larva ikan
5. Mendokumentasikan sampel
6. Mencatat pada LS
7. Merapikan alat dan bahan
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana fase perkembangan telur ikan?
2. Bagaimana Manajemen pakan larva ikan komet?
3. Bagaimana Manajemen kualitas air larva ikan komet?

D. DATA HASIL PENGAMATAN


Hasil pengamatan :
1. Pengamatan Embriologi dan Pengamatan Larva
Gambar Keterangan
Larva berwarna bening dan
transparan, sudah terdapat 2 mata
normal, organ pencernaan terlihat,
serta sirip yang sudah terbentuk.

(Doc. Pribadi)
Terjadi pada fase pembelahan ke 64
sel atau dalam fase blastula, memilii
ciri berwarna transparan dan bulat.

(Doc. Pribadi)

C. PEMBAHASAN

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM | Perikanan


A. EMBRIOLOGI
Berdasarkan hasil praktikum reproduksi dan rekayasa pembenihan tentang
embriologi dan perawatan larva didapatkan hasil bahwa tahapan embriologi telur
ikan di mulai dari pembelahan sel atau mitosis dari pembelahan 2 sel, 4 sel, 8 sel
hingga 64 sel, di lanjut dengan morula, blastula, gastrula, dan organogenesis
sehingga tahap akhir terbentuk larva ikan yang sempurna. Tahapan pembentukan sel
memiliki waktu yang berbeda-beda sehingga total waktu yang diperlukan agar telur
berubah menjadi larva sekita 24-48 jam. Telur ikan yang diamati dari awal penetasan
yang berwarna putih transparan berubah menjadi kehitaman, hal ini dikarenakan
terjadi perkembangan sel telur pada saat diamati dibawah mikroskop dalam fase
blastula akan tetapi sel telur mati dan tidak terjadi perubahan sel lagi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan penelitian Herjayanto et al. (2017) bahwa fase perkembangan
embrio diamati dibawah mikroskop dengan cara mengambil embrio menggunakan
pinset lalu diletakkan pada kaca preparat cekung. fase pembelahan sel embrio ikan
diantaranya, morula, blastula, gastrula, organogenesis dan penetasan. Embrio terlihat
pada delapan jam dan menetas sekitar 29 jam setelah pembuahan. Panjang larva 2,42
±0,076 mm dengan volume kuning telur 0,11 ±0,028 mm2. Larva mulai berenang
bebas setelah 2–3 hari kemudian. Kuning telur mulai habis setelah 3–4 hari dan
mulai makan setelah empat hari menetas. Fase pembelahan 1–64 sel berlangsung 55
menit setelah pembuahan. Larva mulai makan dengan lebar bukaan mulut
0.31±0.005mm, yang sesuai dengan besarnya bukaan mulut (Kusrini et al., 2015)
B. PERAWATAN LARVA IKAN KOMET
Berdasarkan hasil praktikum reproduksi dan rekayasa pembenihan tentang
embriologi dan perawatan larva ikan komet didapatkan hasil bahwa perawatan ikan
komet, setelah larva lahir ikan belum memerlukan pakan tambahan dikarenakan
masih terdapat kuning telur (yolk sac) yang berfungsi sebagai makanan pada tubuh
mereka. Pemberian pakan dilakukan setelah 15 hari pemeliharaan usia larva.
Memasuki usia larva 15 hari kedua harus larva ikan diberi aerasi untuk beradaptasi
dan supplay oksigen bagi larva. Pemeliharaan kualitas air dilakukan dengan
memperhatikan suhu, ph, dan DO yang optimum. Suhu yang baik 28-30 derajat
celcius, pH 7, dan DO 4-5 ppm. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wahyuningsih et
al. (2012) bahwa kualitas air yang baik untuk pemijahan ikan komet yaitu: suhu 25-
28o C, pH 7-8 dan oksigen terlarut (DO) 4-5 mg/l. Parameter kualitas air merupakan
hal yang sangat penting dalam pemeliharaan larva ikan. Larva ikan komet membawa
cadangan makanan (energy) dalam bentuk kuning telur. Larva ikan komet
memanfaatkan cadangan energi tersebut (endogenous feeding) untuk perkembangan
organ tubuh, terutama untuk keperluan pemangsaan (feeding) seperti sirip, mata,
mulut dan saluran pencernaan. Oleh karena itu, kuning telur akan menyusut dan
habis sejalan dengan perkembangan organ (Septian et al., 2017)
C. PERAWATAN LARVA IKAN KOKI

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM | Perikanan


Berdasarkan hasil praktikum reproduksi dan rekayasa pembenihan tentang
embriologi dan perawatan larva ikan koki didapatkan hasil bahwa perawatan ikan
koki, setelah telur ikan koki menetas, larva tidak membutuhkan pakan, seperti halnya
larva ikan pada umumnya pakan tambahan diberikan setelah usia larva mencapai satu
minggu, hal tersebut dikarenakan pada larva ikan yang baru lahir masih terdapat
kuning telur yang tersisa dari cangkang mereka sebagai sumber makanan utamanya.
Ukuran pakan yang diberikan juga harus menyesuaikan dengan ukuran mulut larva,
hal ini untuk mempermudah larva mencerna makanannya. Pakan yang diberikan
biasanya berbentuk serbuk halus yang mudah ditelan dan dicerna organ larva ikan
koki. Untuk kontrol kualitas air dilakukan manajemen kualitas air dengan
penyiponan setiap 2-3 hari sekali. Hal ini sesuai dengan pernyataan penelitian
Mariam et al. (2018) bahwa selama kurun waktu satu minggu setelah telur ikan
mrenetas larva masih menyimpan cadangan makanan pada kantung telurnya,
pemberian pakan tambahan diberikan menyesuaikan dengan organ dan bukaan mulut
larva ikan.
D. PERAWATAN LARVA IKAN CUPANG
Berdasarkan hasil praktikum reproduksi dan rekayasa pembenihan tentang
embriologi dan perawatan larva ikan cupaang didapatkan hasil bahwa perawatan
ikan cupang dimana setelah larva ikan menetas dilakukan proses pemindahan larva
dari indukannya, hal ini karena sifat ikan cupang yang kanibalisme sehingga
memungkinkan larva yang baru menetas dimangsa oleh induknya sendiri. Larva
cupang yang telah menetas masih mampu bertahan sampai usia tujuh hari tidak diberi
pakan tambahan, hal ini karena larva yang baru menetas masih menyimpang
cadangan makanannya di sisa kuning telur. Pakan diberikan setelah usia masuk
minggu kedua, pakan yang diberikan juga menyesuaikan dengan bukaan mulut
biasanya pakan berukuran butiran halus agar mudah masuk ke mulut dan dicerna
oleh organ ikan. Pakan yang sering diberikan ketika cadanga makanan dari kuning
telur habis beruba artemia, daphnia, maupun pakan alami lain yag kandungan protin
sesuai dengan kebutuhan ikan. Larva yang sudah terbentuk seluruh organnya akan
diberi aerasi sebagai supplay oksigen. Kualitas air juga perlu diperhatikan dengan
melakukan penyiponan setiap 2-3 hari sekali untuk menjaga kebersihan lingkungan
dan sisa pakan yang menempel didasar perairan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Fauzan et al. (2018) bahwa parameter kualitas air perlu diperhatikan, yang meliputi
suhu, oksigen terlarut(DO),pH, ammonia (NH₃), penyoponan dilakukan setelah usia
larva satu bulan agar kualitas air dapat terjaga dari sisa kotoran dan pakan yang dapat
menyebabkan tingginya amonia.

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM | Perikanan


D. KESIMPULAN
1. Proses perkembangan telur (embriologi) ikan  terjadi melalui
beberapa tahapan, sama dengan proses perkembangan telur ikan lainnya yang
dimulai dengan pembelahan sel-sel (mitosis) menjadi 2, 4, 8 sel (cleavage) kemudian
morula, blastula (dicirikan dengan pembentukan blastoderm), gastrula (penutupan).
2. Manajemen pemeliharaan larva dilakukan dengan memperhatikan pemberian
pakan, kualitas, air, dan lingkungan, berdasarkan usia perkembangan larva dilakukan
perlakuan yang berbeda-beda.
3. Pakan diberikan setelah larva ikan berusia lebih dari 7 hari atau setelah
cadangan makanan pada kuning telur larva ikan habis. Pakan yang diberikan
menyesuaikan dengan ukuran bukaan mulut dan organ pencernaan larva, biasanya
pakan berukuran butiran halus.

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM | Perikanan


E. DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, M., Sugihartono, M., & Yusuf, M. . (2018). Alumni Program Studi Budidaya
Perairan Fakultas Pertanian, Universitas Batanghari 2. Jurnal Akuakultur, 3(2),
76–81.
Herjayanto, M., Carman, O., & Soelistyowati, D. T. (2017). Embriogenesis,
Perkembangan Larva Dan Viabilitas Reproduksi Ikan Pelangi Iriatherina
Werneri Meinken, 1974 Pada Kondisi Laboratorium. Akuatika Indonesia, 2(1),
1. Https://Doi.Org/10.24198/Jaki.V2i1.23389
Kusrini, E., Cindelaras, S., & Prasetio, A. B. (2015). Pengembangan Budidaya Ikan
Hias Koi (Cyprinus Carpio) Lokal Di Balai Penelitian Dan Pengembangan
Budidaya Ikan Hias Depok. Media Akuakultur, 10(2), 71.
Https://Doi.Org/10.15578/Ma.10.2.2015.71-78
Mariam, S., Supriyono, E., & Warlina, L. (2018). Strategi Budidaya Ikan Koki
Baster ( Carasius Auratus ) Ramah Lingkungan Dalam Upaya Meningkatan
Produksi. Matematika, Sains, Dan Teknologi, 19(2), 126–137.
Septian, H., Hasan, H., & Farida. (2017). Sp Terhadap Pertumbuhan Dan
Kelangsungan Hidup Larva Ikan Komet ( Carassius Auratus ) Natural Feeding
Artemia Sp , Chlorella Sp And Sp Tubifex To Growth. Jurnal Ruaya, 5(2012),
21–27.
Wahyuningsih, S., Muslim, K., & Setyono, B. D. H. (2012). Pengaruh Jenis Substrat
Penempel Telur Terhadap Tingkat Keberhasilan Pemijahan Ikan Komet
(Carassius Auratus). Jurnal Perikanan Unram, 1(1), 1–33.

ASISTEN I ASISTEN II ASISTEN III ASISTEN IV NILAI

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM | Perikanan


LAMPIRAN

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM | Perikanan

Anda mungkin juga menyukai