Anda di halaman 1dari 16

1.

Barisfer (Inti Matahari)


Inti matahari adalah bagian dari matahari yang letaknya paling dalam, berdiameter sekitar 500.000 km
dengan tingkat temperatur sekitar 15.000.000°C. Pada bagian ini berlangsung reaksi inti yang
menyebabkan terjadinya sintesis hidrogen menjadi helium dengan karbon sebagai katalisatornya.
Inti matahari ini merupakan sumber energi utama matahari. Didalam inti matahari terdapat proton,
elektron, dan neutron. Pada bagian ini terjadi reaksi fusi atau rekasi termo nuklir. Di bagian inti matahari
ini terdapat gaya gravitasi yang dapat menarik semua materi. Karena materi-materi tersebut tertarik
maka terjadilah tekanan. Tekanan ini akan memicu terjadinya reaksi fusi matahari.
Jarak inti kepermukaan matahari adalah 50.2000 km. Diameter inti matahari 386.160 km. Bagian inti
matahari adalah bagian bersuhu paling panas dibandingkan suhu bagian lainnya.
2. Zona Radiasi
Bagian matahari yang terdapat diatas bagian inti matahari adalah zona radiasi. Zona radiasi merupakan
bagian matahari yang menyelimuti inti matahari. Bagian ini berfungsi sebagain tempat terjadinya
distribusi energi. Energi yang dibentuk oleh inti matahari akan didistribusikan ke suluruh bagian
matahari melalui foton yang terdapat di bagian ini.
Foton merupakan suatu radiasi yang terjadi karena adanya hasil reaksi antara hidrogen dan helium.
Suhu pada bagian zona radiasi lebih rendah jika dibandingkan suhu inti matahari. Suhunya dapat lebih
rendah 2.000.000 Kelvin hingga 7.000.000 Kelvin dari bagian inti. Zona ini mengisi sekitar 45% radius
matahari.
3. Zona Konvektif
Diatas zona radiasi terdapat zona konvektif. Zona konvektif merupakan zona yang terdapat arus
konveksi. Arus konveksi ini di gunakan untuk membawa energi matahari ke bagian lapisan atmosfer
planet-planet seperti bumi. Arus konveksi ini membawa foton lebih cepat dari transfer yang terjadi di
zona radiasi. Waktu yang dibutuhkan foton untuk dapat terdistribusi dari inti melewati zona radiasi dan
zona konveksi menuju permukaan matahari adalah sekitar 100.000 tahun hingga 200.000 tahun.
4. Fotosfer Matahari
Fotosfer matahari adalah lapisan berupa bulatan berwarna perak kekuning-kuningan yang terdiri atas
gas padat bersuhu tinggi. Pada fotosfer matahari terlihat adanya bintik atau noda hitam berdiameter
sekitar 300.000 km. Bahkan ada yang berdiameter lebih besar dari diameter bumi dengan kedalaman
sekitar 800 km disebut umbra. Di sekeliling umbra, biasanya terdapat lingkaran lebih terang disebut
penumbra.
Noda-noda hitam pada matahari secara keseluruhan disebut noda matahari (sun spots). Permukaan
fotosfer bukan merupakan suatu bidang rata tetapi berbintik-bintik (berbutir-butir) yang disebut
dnegan granulasi fotosfer.
Fotosfer atau Photosphere merupakan bagian  matahari yang memisahkan bagian dalam matahahari
atau interior matahari (inti matahari, zona radiasi dan zona konveksi) dengan atmosfer matahari. Bagian
inilah yang dapat dilihat terlihat jika diamati.
Photosphere ini merupakan tempat untuk meradiasikan cahaya matahari yang sampai ke bumi.
Kepadatan pada lapisan ini berkisar anatara 0,37% dari kepadatan atmosfer di permukaan laut. Di atas
lapisan fotosfer ini terdapat lapisan terdingin di matahari, suhu lapisan tersebut sekitar 4100 Kelvin.
bagian tersebut terletak 500 km di atas fotosfer.
5. Atmosfer Matahari
Atmosfer matahari adalah lapisan paling luar dari matahari yang berbentuk gas, terdiri atas tiga lapisan,
yaitu kromosfer, zona transisi dan korona.
■ Kromosfer merupakan lapisan atmosfer matahari bagian bawah yang terdiri atas gas yang renggang
berwarna merah dengan ketebalan sekitar 10.000 km. Lapisan gas ini merupakan lapisan yang paling
dinamis karena seringkali muncul tonjolon cahaya berbentuk lidah api yang memancar sampai
ketinggian lebih dari 200.000 km yang disebut prominensa (protuberans).
■ Zona transisi matahari terdapat di atas kromosfer. Zona transisi ini merupakan bagian yang
memisahkan antara kromosfer dan korona.
■ Korona adalah lapisan atmosfer matahari bagian atas yang terdiri atas gas yang sangat renggang dan
berwarna putih atau kuning kebiruan, serta memiliki ketebalan mencapai ribuan kilometer.
Kromosfer dan korona dalam keadaan normal tidak dapat terlihat jelas dari bumi karena tingkat sinar
terangnya lebih rendah dari lapisan permukaan matahari. Atmosfer matahari (kromosfer, zona transisi,
korona, dan prominensa) dapat terlihat jelas jika bulatan matahari tertutup oleh bulatan bulan pada
saat terjadi gerhana matahari total atau melalui pengamatan dengan menggunakan alat yang
disebut koronagraf.
6. Heliosfer
Heliosphere merupakan bagian yang berada diluar atmosfer matahari, bagian ini sangat tipis dan
tersusun atas plasma dan angin matahari. Angin matahari merupakan arus konstan partikel-partikel
yang bermuatan dilepaskan dari atmosfer matahari.
Bagian ini sangat luas, keluasannya hingga melewati orbit pluto hingga heliopouse. Heliopouse
merupakan bagian permukaan terluar heliosphere yang berhadapan dengan medium antar bintang.
Matahari merupakan bintang berwarna kuning, seperti bintang Capella pada rasi Auriqa. Antares pada
rasi Scorpio berwarna merah. Perbedaan warna tersebut disebabkan perbedaan suhu bintang tersebut.
Bintang berwarna kuning lebih tinggi daripada yang merah. Bintang berwarna putih lebih panas dari
matahari, misalnya bintang Sirius pada rasi Canis Mayor dan bintang Vega pada rasi Lyra. Bintang yang
paling panas berwarna kebirubiruan, seperti bintang Spica pada rasi Virgo.
Akibat atau Efek dari Revolusi Bumi
Akibat atau efek dari revolusi yang dilakukan bumi pada matahari sendiri juga tentu berbeda
dengan rotasi bumi.
 Terjadinya perubahan musim serta perbedaan durasi siang dan malam di berbagai
wilayah permukaannya.
 Adanya gerak semu tahunan Matahari dan terjadinya perubahan kenampakan rasi
bintang di wilayah langit.
 Terjadinya gerhana Matahari dan gerhana Bulan.

Efek dari Rotasi Bumi


Sedangkan rotasi bumi sendiri memiliki efek yang lebih terasa nyata.
 Terjadinya siang dan malam di area berbeda di permukaan bumi.
 Terjadinya peredaran semu harian benda-benda di langit.
 Terjadinya pembelokan arus laut dan arah angin.
 Adanya pembagian zona waktu di dunia (24 zona waktu berbeda).
 Adanya perbedaan percepatan gravitasi bumi.

Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi jika sebuah benda angkasa bergerak ke dalam
bayangan sebuah benda angkasa lain.

Gerhana merupakan sebuah fenomena yang terjadi apabila bayang-bayang matahari terhalang oleh
bumi atau bulan. Saat sinar matahari terhalang oleh bumi ataupun bulan maka akan terbentuk daerah
bayang-bayang inti seperti bentuk kerucut yang disebut dengan umbra. Pada bagian lainnya juga akan
terbentuk daerah bayang-bayang kabur yang disebut dengan penumbra. Gerhana termasuk fenomena
yang jarang terjadim hal tersebut karena bidang orbit bulan tidak berimpit dengan Ekliptika yaitu jalur
lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata surya, sehingga tidak tiap
setengah bulan lamanya matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus. Perpotongan antara
bidang orbit bulan dan ekliptika disebut dengan simpul. Saat bulan berkonjungsi dan ketiga benda
raksasa tersebut berada di sekitar simpul, maka saat itulah terjadi gerhana.

Macam-Macam Gerhana dan Proses Terjadinya


Secara umum, terdapat 2 macam gerhana yaitu gerhana matahari dan gerhana bulan.

Pengertian Gerhana Matahari

Gerhana Matahari adalah fenomena yang terjadi ketika bulan berorbit tepat di antara bumi dan
matahari, maka matahari tertutup oleh bulan sehingga bayang-bayang bulan sampai ke bumi,
permukaan bumi yang tertutup bayang-bayang bulan akan mengalami gerhana matahari. Meskipun
ukuran bulan lebih kecil dibanding matahari namun ada kalanya cahaya matahari bisa tertutup
sepenuhnya oleh bulan yakni saat bulan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi. Gerhana matahari
berlangsung lebih singkat dibandingkan dengan gerhana bulan. Gerhana bulan dapat berlangsung
hingga sekitar 3 jam sedangkan gerhana matahari hanya terjadi sekitar 10 menit saja. Hal tersebut
terjadi karena ukuran bulan lebih kecil dari bumi, sehingga akan lebih cepat keluar dari bayang-bayang
bulan.
Macam Macam Gerhana Matahari

Terdapat beberapa jenis gerhana matahari diantaranya:

Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari ini terjadi saat sinar matahari yang menuju bumi terhalang sepenuhnya oleh bayang-
bayang bulan. Pada saat itu kedudukan bumi, bulan dan matahari berada pada satu garis lurus.
Fenomena gerhana matahari total seperti ini pastinya sangat jarang terjadi dan mungkin seseorang
hanya dapat melihat gerhana ini sekali dalam seumur hidup. Meskipun jarang terjadi, jangan
memaksakan diri untuk melihat gerhana ini dengan mata telanjang. Karena hal tersebut sangat
berbahaya, untuk melihatnya sebaiknya melalui pengamanan alat khusus ataupun melalui rekaman.

Gerhana Matahari Sebagian

Gerhana matahari sebagian terjadi saat sinar matahari yang menuju bumi terhalangi oleh bayang-
bayang penumbra bulan. Ketika gerhana ini berlangsung, akan terlihat sebagian cakram matahari
tertutup cakram bulan.

Gerhana Matahari Cincin

Gerhana matahari ini terjadi saat bumi mengalami lanjutan umbra bulan yakni saat bulan berada pada
titik terjauh dari bumi. Gerhana ini bisa ditandai dengan adanya garis cahaya membentuk lingkaran
cincin yang memiliki lubang hitam ditengahnya.

Gerhana Matahari Hibrid

Gerhana hibrid bergerak antara gerhana total dan cincin. Saat titik tertentu di permukaan bumi, gerhana
ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin.
Fenomena gerhana matahari hibrid relatif jarang terjadi.

Pengertian Gerhana Bulan

Gerhana bulan adalah fenomena yang terjadi apabila bumi berada di antara matahari dan bulan pada
satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak bisa mencapai bulan karena terhalang bumi.
Pada waktu itu bidang orbit bumi berimpit dengan bidang orbit bulan. Gerhana bulan hanya terjadi 1-2
kali dalam setahun yakni pada malam purnama atau pada saat bulan bersinar utuh. Akan tetapi gerhana
bulan tidak terjadi setiap bulan purnama. Hal tersebut dikarenakan bidang orbit bulan dan ekliptika
bersilangan sebesar 5° sehingga bulan tidak selalu berada pada ekliptika.

Saat terjadi gerhana, bulan yang sedang purnama memasuki area bayangan bumi yang disebut dengan
bayangan kabur (penumbra) atau bayangan inti (umbra).

Macam Macam Gerhana Bulan

Berdasarkan bagaimana bulan memasuki bayangan bumi tersebut, gerhana bulan dibedakan menjadi 3
macam, diantaranya:

Gerhana Bulan Total


Gerhana bulan total terjadi apabila bulan tepat berada pada bayangan umbra bumi. Saat hanya sebagian
bulan yang masuk ke umbra, maka akan terjadi gerhana sebagian. Ketika hal ini terjadi, bulan terlihat
seperti sabit tebal yang kemudian menipis seiring dengan banyaknya bagian bulan yang masuk ke umbra
bumi. Menjelang gerhana bulan total terjadi yakni saat sebagian besar bulan telah masuk ke umbra
bumi, bagian umbra yang tadinya gelap akan tampak memerah. Begitu pula saat bulan telah masuk
seluruhnya ke dalam umbra, bulan juga akan tampak memerah dan bukannya gelap total. Warna
kemerahan tersebut berasal dari cahaya Matahari yang masih diteruskan oleh atmosfer Bumi. Atmosfer
bumi menyebabkan langit siang hari menjadi biru dan langit fajar atau senja menjadi merah karena efek
hamburan Rayleigh. Saat fajar/senja lintasan cahaya Matahari di atmosfer lebih besar karena posisi
matahari hampir sejajar dengan horizon. Saat itu, cahaya biru matahari dihamburkan oleh partikel di
atmosfer, sedangkan cahaya merah diteruskan. Akibatnya hanya cahaya merah saja yang terlihat.

Gerhana Bulan Sebagian


Gerhana bulan sebagian terjadi apabila sebagian bulan berada pada bayangan umbra bumi dan Sebagian

lagi berada pada penumbra bumi. Pada saat gerhana ini terjadi permukaaan bulan akan terlihat gelap
dan memerah, sedangkan sebagian lagi akan tampak normal.

Gerhana Bulan Penumbra


Gerhana bulan penumbra terjadi saat bulan tepat berada di bayangan penumbra bumi. Pada saat itu,
bulan hanya akan tampak sedikit redup dari biasanya. Perubahan ini biasanya sulit dideteksi dengan
mata dan hanya dapat diukur dengan alat khusus.
Teori Pembentukan dan Perubahan Kulit Bumi

Pada awalnya, bumi memiliki suhu yang sangat panas mencapai 4.000 °C di permukaannya. Dalam
jangka waktu jutaan tahun permukaan bumi mendingin sehingga menjadi keras dan padat, menjadi kulit
(kerak) bumi. Sedangkan bagian dalamnya masih tetap panas sampai saat ini. Beberapa teori tentang
bagaimana kulit bumi terbentuk pun bermunculan dari para ahli. Di antaranya, teori kontraksi oleh
Descrates, teori Laurasia-Gondwana oleh Edward Zuess, teori pengapungan benua oleh Alfred Wagener,
teori konveksi oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess, dan teori lempeng tektonik oleh Tozo Wilson.

A. Teori Kontraksi (Contraction Theory)

Teori ini menyebutkan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut akibat adanya proses
pendinginan. Proses ini mengakibatkan bagian permukaan bumi membentuk pegunungan dan lembah-
lembah. Teori ini dikemukakan oleh Descrates (1596 – 1650) dan didukung kemudian oleh James Dana
(1847) dan Elie de Baumant (1852).

B. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dahulu bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia dan
Gondwana. Laurasia berada di dekat kutub utara dan Gondwana berada di dekat kutub selatan bumi.
Kedua benua tersebut kemudian bergerak dan berpecah menjadi beberapa benua. Laurasia terpecah
menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Gondwana terpecah menjadi Australia, Afrika dan Amerika
Selatan. Teori ini dikemukakan oleh Edward Zuess pada tahun 1884.

Sejarah
Pembentukan Muka Bumi

C. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)

Teori ini menyebutkan bahwa bumi pada awalnya terdiri dari satu benua yang sangat besar, disebut
Pangea. Benua ini kemudian terpecah dan berpencar ke arah barat karena gaya sentrifugal yang
disebabkan oleh gerak rotasi bumi. Teori ini dikemukakan oleh Alfred Wagener pada tahun 1912.

D. Teori Konveksi (Convection Theory)

Teori ini menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih panas terjadi aliran konveksi ke arah lapisan kulit
bumi yang ada di atasnya. Arus konveksi yang membawa lava sampai ke permukaan bumi kemudian
membeku dan membentuk lapisan kulit bumi yang baru. Kulit bumi yang baru ini menggantikan kulit
bumi yang sudah tua. Teori ini dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz.
E. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)

Teori ini menyatakan bahwa kulit bumi terdiri dari lempeng tektonik yang berada di atas lapisan
astenosfer. Astenosfer adalah lapisan bumi yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik
tersebut selalu bergerak karena adanya arus konveksi. Gerakan lempeng dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu konvergensi (saling bertumbukan antar-lempeng), divergensi (saling menjauh antar-lempeng), dan
transform (sesar mendatar, saling bergesekan berlawanan arah antar-lempeng). Teori ini dikemukakan
oleh Tozo Wilson.

Lempeng Tektonik

Keterangan :

1. Magma merupakan induk segala batuan, tempat pembentukan Litosfer, Kristal dan Mineral
2. Karena proses pendinginan di lapisan dalam atau diatas permukaan bumi, terjadilah proses
pembekuan magma menjadi batuan beku dalam dan luar. Misalnya granit, Lipartit,
Degmatist, Tracit, dan Amenit.
3. Batuan Beku mengalami pengangkatan kepermukaan bumi. Batuan tersebut kemudian
mengalami pelapukan dan erosi. Material batuan yang tererosi di endapkan di tempat yang
lain
4. Material yang di endapkan mengalami proses Litifikasi (pembentukan batuan). Material
tersebut menjadi batuan sedimen
5. Batuan sedimen dan batuan beku mengalami pemanasan dan memperoleh tekanan yang
tinggi. Proses tersebut menghasilkan batuan Malihan (Metamorf)
6. Batuan metamorf ada yang bersinggungan dengan magma. Batuan metamorf yang
mengalami pemanasan sangat tinggi tersebut akan meleleh dan berubah kembali menjadi
magma. Demikian proses tersebut terjadi secara terus menerus
Gejala-gejala Awal / Pra Vulkanisme
Sebuah gunung api yang akan meletus biasanya didahului oleh gejala-gejala awal atau tanda-tanda,
yaitu sebagai berikut.

1) Sering terdengar suara gemuruh yang ditimbulkan oleh naiknya magma.

2) Asap semakin tebal akibat panas magma.

3) Suhu naik di sekitar kawah.

4) Sumber air banyak yang kering.

5) Tanaman banyak yang layu atau kering.

6) Hewan-hewan menuruni gunung karena adanya perubahan pada suhu tanah.

Gejala-Gejala Pasca / Post Vulkanis


Di sekitar gunung api yang sudah tidak aktif atau sedang beristirahat banyak dijumpai gejala-gejala alami
yang disebut gejala-gejala post vulkanis.

Gejala-gejala itu antara lain sebagaiberikut.


1) Ekshalasi, yaitu keluarnya sumber-sumber gas yang terdiri atas sumber gas belerang (H2S) disebut
solfatar, sumber gas gas asam arang (CO2) disebut mofet, dan sumber uap air (H2O) disebut fumarol.

2) Mata air makdani, yaitu sumber air panas yang mengandung mineral-mineral tertentu seperti
belerang atau sulfur. Contohnya di Baturaden Jawa Tengah, Gunung Rajabasa Lampung Selatan, serta
Ciater dan Maribaya di Jawa Barat.

3) Geiser, yaitu sumber air panas yang memancar secara periodik karena adanya tekanan gas magma
yang mendorong air di atasnya. Contohnya geiser yang terdapat di Taman Nasional Yellowstone Amerika
Serikat.

Struktur bumi menurut pada ahli 

Ada juga ahli mengidentifikasi struktur bumi


berdasarkan klasifikasi struktur dan unsur kimianya. Latar belakang klasifikasi yakni berdasarkan ketika
planet bumi telah terbentuk dari massa gas, maka akan lambat laun mengalami sebuah proses
pendinginan. sehingga bagian terluar planet bumi berubah menjadi keras, sedangkan bagian dalam
bumi masih tetap dimana itu merupakan massa zat yang panas dalam keadaan lunak.

Pada saat proses pendinginan berlangsung dalam waktu yang menghabiskan jutaan tahun, maka zat-zat
pembentuk bumi yang terdiri dari berbagai jenis sifat kimia dan fisikanya telah sempat memisahkan diri
berdasarkan dengan perbedaan sifat-sifat tersebut. Dari hasil-hasil penelitian terhadap bagian fisik bumi
menunjukkan bahwa batuan-batuan pembentuk sistem tata surya  pada bagian planet bumi dimulai dari
bagian kerak bumi sampai inti bumi dengan  komposisi kandungan mineral dan unsur kimia yang
berbeda-beda.
Secara struktur, Berikut adalah penjelasan mengenai struktur bumi :

1. Kerak bumi (crush)

Kerak bumi atau Crush merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi
mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan dan masam. Lapisan
menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100
derajat Celcius. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalamn 100 km dinamakan
litosfer. Kerak dean mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Susunan kerak bumi yaitu terdiri
dari feldsfar dan mineral silikat. Lapisan bagian atas kerak bumi yang berada di daerah daratan, biasanya
dilapisi oleh tanah. Tanah, yang terdiri atas kandingan partikel batuan yang telah ditimpa cuaca, dan
juga mengandung banyak zat organik yang berasal dari pembusukan makhluk hidup pada
zaman purba.Tanah bisa mendukung kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang karena makanan
hewan, baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.

2. Selimut atau selubung bumi (mantle)

Lapisan ini juga disebut juga astenosfer. Selimut atau selubung merupakan lapisan yang terletak di
bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan
padat. Selimut bumi terdiri dari campuran berbagai bahan yang memiliki baik cair,padat dan gas dengan
suhu yang tinggi. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat celcius. Mantel atau
selimut bumi ini yang membungkus inti bumi. adapun komposisinya kaya dengan magnesium. Mantel
bumi terdiri atas dua yaitu mantel atas yang memiliki sifat plastis hingga semiplastis dengan kedalaman
sampai 400 km sedangkan mantel bagian bawah memiliki sifat padat dengan kedalaman hingga 2.900
km.

3. Inti bumi (core)

Inti bumi yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90 %),nikel (8 %), dan lain-
lain yang terdapat pada kedalaman 2900-5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi dua yaitu lapisan inti
luar (outer core) dan lapisan inti dalam (innner core). Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan
terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 derajat Celcius. Adapun inti bagian dalam merupakan
pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi
yang suhunya mencapai 4.500 derajat Celcius. Pada penelitian geofisikia,inti bumi memiliki material
dengan berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri atas material besi dan
nikel. Sehingga para ahli percaya inti bumi tersusun dari beberapa senyawa besi dan nikel. Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi paling dalam (inti) memiliki sifat
pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair relatif kental, sedangkan pada bagian luar atau atasnya
berupa litosfer yang pejal dan keras pula.

Berdasarkan susunan kimianya,bumi dapat dibagi menjadi empat bagian,yakni bagian padat (lithosfer)
yang terdiri dari tanah dan batuan,bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem
perairan seperti laut,danau,dan sungai dan bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh
permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer). Keempat
komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain,misalnya dalam siklus biogekimia dari
berbagai unsur kimia yang ada di bumi,proses transfer panas dan perpindahan materi padat. Dari empat
macam susunan kimia yang terdapat pada bumi yang bisa dijelaskan yakni dua yaitu:

 Atmosfer – Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan
ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya
pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Fungsi atmosfer adalah pada
perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya massa udara, sehingga terjadilah
perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus
angin. Pada lapisan atmosfer terdapat kandungan berbagai jenis gas. Berdasarkan
volumenya,jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2)
sebanyak 78,08 %,oksigen (O2) sebanyak 20,95%,argon sebanyak 0,93 %,serta karbon dioksida
(CO2) sebanyak 0,03%. Berbagai jenis gas lainnya juga terkandung dalam atmosfer,tetapi dalam
konsentrasi yang jauh lebih rendah,misalnya neon (Ne),helium (He),kripton (Kr),hidrogen
(H2),xenon (Xe),ozon (O3), metan dan uap air
 Hidrosfer – Hidrosfer merupakan wilayah perairan yang mengelilingi bumi. hidrosfer meliputi
samudra, laut, danau, air, tanah,mata air, hujan, dan air yang berada di atmosfer. Sekitar tiga
perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air. Air di bumi bersirkulasi dalam lingkaran
hidrologi, dimana air jatuh sebagai hujan dan mengalir ke samudra-samudra sebagai sungai dan
menguap kembali ke atmosfer.

Air di alam terbagi menjadi tiga,sebagai berikut

 Air di permukaan bumi, meliputi laut, sungai, danau, rawa,salju, es dan glester
 Air di udara, meliputi uap air, kabut,dan berbagai macam awan
 Air di dalam tanah, meliputi air tanah,air kapiler,geiser dan artois

Jumlah air di bumi tidak bertambah dan tidak berkurang, namun wujud dan tempatnya sering
mengalami perubahan. Perubahan wujud air (padat,cair,dan gas) membentuk suatu siklus atau daur
yang disebut siklus/daur hidrologi. Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, seperti proses
terjadinya hujan dari air menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut
akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu seterusnya. Dalam siklus hidrologi air mengalami perubahan
bentuk.

Lapisan Pada Bumi


Sejauh yang diketahui, bumilah satu-satunya tempat tinggal di jagatraya ini yang dihuni makhluk hidup,
di mana manusia berada. Bumi pada dasarnya adalah sebuah bola batuan raksasa yang melakukan
pergerakan di angkasa dengan kecepatan hampir mencapai 3000 m per detik. Adapun Berat bumi
sekitar 6000 juta ton. Hampir dua pertiga bagian permukaan bumi yang berbatu-batu tertutupi oleh air.
Pada bagian batuan yang tidak tertutup air inilah akan membentuk bagian bumi yang lain lalu kemudian
disebut sebagai daratan. Bumi diselimuti oleh lapisan gas yang dinamakan atmosfer dengan
ketinggian lapisan sejumlah 700 km dari permukaan bumi. Dari luar batas atmosfer inilah, di situlah
lapisan yang disebut lapisan luar angkasa.

Bumi terdiri atas beberapa lapisan yaitu:

1. Atmosfer –  merupakan lapisan udara yang mengelilingi bumi. Tebalnya ± 2.000 km. Lapisan
udara ini terutama mengandung nitrogen, oksigen,dan gas. Lapisan atmosfer menjaga bumi agar
tidak terlalu panas kena sinar matahari dan tidak terlalu dingin. Lapisan udara ini juga
melindungi bumi terhadap sinar ultra ungu dari matahari, sinar ini berbahaya bagi
berlangsungnya kehidupan. Di lapisan bawah atmosfer terdapat awan yang mengandung butir-
butir air yang berasal dari uap air lautan dan uap air daratan turun ke bumi sebagai hujan.
2. Hidrosfer lautan perairan – Lautan merupakan cekungan besar yang berisi air dengan
kedalaman rata-rata 3.500 m. Luas lautan mencapai dua per tiga permukaan bumi.
3. Litosfer – yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan pengantara, dengan ketebalan 1200 km,
berat jenisnya rata-rata 2,8 gr/cm3. Suhu di bagian kerak bumi mencapai sekitar 1.050º C.
Litosfer biasa juga disebut sebagai lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust .

Litosfer berasal dari dua kata yaitu katalithos yangberarti batu dan katasfhere/sphaira dengan
arti bulatan atau lapisan. Dengan demikian Litosfer dapat dimaknai sebagai suatu lapisan batuan
pembentuk kulit bumi. Dalam kata lain, litosfer merupakan bagian lapisan bumi paling atas dengan
ketebalan lebih kurang 70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi.

Kulit bumi atau litosfer terdiri atas :

 Lapisan sial (si – silica – al – aluminium) –  Yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam
silisium dan aluminium,senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2o3. Dalam lapisan ini anatra lain
terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis batuan metamorf dan batuan lain di daratan
benua. Lapisan sial disebut juga lapisan kerak yang bersifat padat dan kaku dengan ketebalan
rata-rata kurang lebih 35 km.
 Kerak benua – Merupakan benda padat yang terdiri dari betuan beku granit ada bagian tasnya
dan batuan beku basalt ada bagian bawahnya. Kerak ini yang menempati sebagai benua. Kerak
benua terdiri kandungan mineral berupa Si,Al. Adapun ketebalannya sekitar 30-80 km
(Condie,1982) dan rata-rata 35 km sedangkan berat jenisnya yaitu sekitar 2,85 mg/cc. Biasanya
kerak benua disebut juga lapisan granitis karena terdiri dari susunan batuan yang berkomposisi
batuan granit.
 Kerak samudera – Merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut ada bagian atas,
kemudian di bawahnya batuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan
beku gabro dan peridotit. Kerak ini yang menempati samudra. Kerak samudra terdiri atas
mineral yakni Si,Fe,Mg. Ketebalan kerak samudra sekitar 5-15 km (Condie,1982). Berat jenisnya
rata-rata sebanyak 3 mg/cc. Nama lain dari kerak samudra yaitu lapisan basaltis karena
penyusunnya berupa batuan yang berkomposisi basalt.

Perbedaan dari kedua kerak ini bukan hanya dari ketebalan dan berat jenisnya namun juga terdapat
perbedaan umur. Batuan kerak benua telah diketahui sekitar 200 juta tahun yang lalu. Umur inilah yang
muda dibanding dengan kerak benua karena kerak benua telah ditemukan pada 3800 juta tahun yang
lalu. Lapisan sima, yaitu lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logam silisium dan megnesium
dalam bentuk senyawa siO2 dan Mgo. Lapisan ini mempunyai berat jenis lebih besar daripada lapisan
sial karena mengandung besi dan magnesium,yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan
sima merupakan bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.

Kulit bumi memiliki lapisan batuan dengan ketebalan 4-80 km. Adapun batuan kulit bumi adalah:

1. Batuan beku – Batuan jenis ini ialah batuan yang terbentuk karena magma pijar yang mendingin
menjadi padat. Berdasarkan tempat pendinginannyaada tiga macam batuan beku.

 Batuan tubir/batu beku dalam. Batuan ini terbentuk jauh di dalam kulit bumi dan hanya terdiri
atas kristal saja. Karena pendinginannya lambat sekali maka kristalnya besar-besar, misalnya
granit.
 Batuan leleran/batu beku luar, Batuan ini membeku di luar kulit bumi sehingga temperatur
turun cepat sekali. Zat-zat dari magma hanya dapat membentuk kristal-kristal kecil, dan
sebagian ada yang sama sekali tidak dapat menjadi kristal. Itu sebabnya batuan leleran ada yang
terdiri atas kristal-kristal besar, kristal-kristal kecil dan bahan amorf, misalnya liparit. Ada yang
hanya terdiri atas bahan amorf, misalnya batu apung.
 Batuan korok/batu beku gang. Batuan ini terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang.
Karena tempatnya dekat permukaan, pendinginannya lebih cepat.Itu sebabnya batuan ini terdiri
atas kristal besar, kristal kecil, dan bahkan ada yang tidak mengkristal. Misalnya bahan amorf
dan granit fosfir.

Bila batuan beku lapuk maka bagian-bagiannya yang lepas mudah diangkut oleh air, angin, atau es, dan
diendapkan di tempat lain.Batuan yang mengendap ini disebut batuan sedimen. Batuan ini mula-mula
lunak, tetapi lama-kelamaan menjadi keras karena proses pembatuan.

Dilihat dari perantara atau mediumnya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi tiga golongan sebagai
berikut:

 Batuan sedimen aeris atau aeolis  .Pengangkut batuan ini adalah angin. Contohnya tanah los,
tanah tuf, dan tanah pasir di gurun.
 Batuan sedimen glasial, Pengangkut batuan ini adalah es. Contohnya moraine.
 Batuan sedimen aquatis  (aqua = air). Batuan ini terdiri dari:
 Breksi, yakni batuan sedimen yang terdiri atas batu-batu yang bersudut tajam yang sudah
direkat satu sama lain.
 Konglomerat, yakni batuan sedimen yang terdiri atas batu-batuyang bulat-bulat yang sudah
direkat satu sama lain
 Batu pasir, yakni batuan sedimen yang terdiri atas kristal-kristal.

Pengendapan pada batuan sedimen


 Batuan sedimen lakustre, yakni batuan sedimen yang diendapkan di danau. Contoh : turf danau
dan tanah liat danau.
 Batuan sedimen kontinental, yakni batuan sedimen yang diendapkan di laut. Contoh : tanah los
dan tanah gurun pasir.
 Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut. Contoh: lumpur biru di
pantai, endapan radiolaria di laut dalam, dan lumpur merah.

2. Batuan metamorf – Batuan ini merupakan batuan yang mengalami perubahan yang dahsyat. Asalnya
dapat dari batuan beku atau batuan sedimen.Perubahan itu dapat terjadi karena bermacam-macam
sebab sebagai berikut:

 Karena suhu tinggi – Suhu tinggi berasal dari magma, sebab batuan itu berdekatan dengan
dapur magma sehingga metamorfosa ini disebut metamorfosa kontak. Contoh: marmer dari
batu kapur dan antrasit dari batu bara.
 Karena tekanan tinggi – Tekanan tinggi dapat berasal dari adanya endapan-endapan yang tebal
sekali di atasnya. Contoh: batu pasir dari pasir.

 Karena tekanan dan suhu tinggi – Tekanan dan suhu tinggi kalau ada pelipatan dan geseran
waktu terjadi pembentukan pegunungan, metamorfosa seperti ini disebut metamorfosa
dinamo.Contoh: batu asbak, schist, dan shale

3. Mesosfer atau mantel bumi –  Di bawah kerak bumi terdapat lapisan mantel bumi. Mantel ini
merupakan lapisan batuan setebal sekitar 2.900 km. Suhu di bagian bawah lapisan mantel mencapai
3.700º C, tetapi batuan tetap padat karena berada di bawah tekanan tinggi.

4. Barisfer – Yaitu lapisan inti bumi berupa bahan padat yang tersusun dari lapisan ini (niccolum =nikel
dan ferrum= besi). Jari-jari +- 3.470 km dan batas luarnya ada kurang lebih 2.900 km di bawah
permukaan bumi. Inti bumi terdiri atas dua lapisan, yaitu inti dalam dan inti luar.1) Inti luar tebalnya ±
2.000 km terdiri atas besi cair, suhunya mencapai 2.200ºC.2) Inti dalam terdapat di pusat bumi,
merupakan sebuah bolaberdiameter 2.740 km. Bola ini terdiri atas besi dan nikel padat.Suhu di pusatnya
menjadi ± 4.500ºC.

5.  Lapisan pengantara – Yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan nife setebal 1.700 km. Berat jenisnya
rata-rata 5 gr/cm3. Lapisan pengantara, disebut juga asthenosfer (mantle), merupakan bahan cair
bersuhu tinggi dan berpijar.

Proses Terjadinya Intrusi Magma

Intrusi magma atau disebut juga Plutonisme adalah peristiwa naiknya magma dan menyusup diantara
lapisan batuan, namun tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma terjadi karena magma yang naik
tidak mencapai permukaan bumi karena tenaga yang dimilikinya sangat kecil, sehingga ia menyusup ke
celah-celah lapisan batuan di dalam lapisan kulit bumi.

Pergerakan yang terjadi karena intrusi magma kekuatannya bervariasi. Mulai dari beberapa centimeter
saja sampai puluhan kilometer. Namun sejauh dan sekuat apapun pergerakannnya, tak pernah sampai
ke permukaan. Pergerakan magma ini menyebabkan perubahan topografi dan bentang alam di
permukaan bumi. Setiap daerah dengan geografis tertentu membentuk celah intrusi magma yang
berbeda-beda. Para ilmuwan belum bisa mendeteksi proses intrusi magma sampai batu-batu di atasnya
mulai terkikis, kecuali ada gundukan batu di atasnya. Dalam hal ini tekanan tinggi dari magma
mendorong batu ke atas.

(Baca juga : 6 Bentuk-Bentuk Intrusi Magma Dan Penjelasannya)

Intrusi magma menghasilkan berbagai macam topografi yang khas. Topografi itu berupa Batolit, Lakolit,
Sill, Diatrema, Intrusi Korok dan Apolisa. Beikut penjelasan masing-masingnya.
1. Batolit

Yang terbentuk di dalam dapur magma akibat penuruhan suhu di bawah gunung berapi. Setiap gunung
api memiliki dapur magmanya sendiri-sendiri dan setiap gunung api juga memiliki kondisi lempengan
yang berbeda juga. Aktivitas satu gunung api tidak berhubungan dengan gunung api lainnya. Artinya,
peningkatan aktivitas gunung api itu dipengaruhi oleh dapur magma dan lempengan di dalamnya.

Ketika terjadi letusan gunung api, batolit sangat mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan pada gunung
berapi. Semakin dalam letak batolit, semakin tinggi tekanannya. Begitu juga sebaliknya. Volume batolit
juga mempengaruhi besar rendahnya letusan gunung berapi, karena batolit merupakan bagian penting
dalam gunung berapi. Batolit memiliki ukuran yang cukup besar dan tidak beraturan.

2. Lakolit

Lakolit adalah magma yang menyusup diantara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan
diatasnya terangkat hingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan di atasnya tetap rata.

Lakolit berukuran cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan intrusi magma lainnya, yakni sampai
16 km (1o mil) saja diameternya. Ketebalan lakolit berkisar antara beberapa ratus meter sampai ribuan
meter, tergantung wilayahnya. Perbandingan diameter dan ketebalan Lakolit selalu kurang dari 10. Jika
lebih besar dari 10, maka ia digolongkan ke intrusi magma yang lain. Contoh lakolit adalah pegunungan
Henry, di negara bagian Uttah.

3. Sill

Sill adalah intrusi magma tipis yang menyusup di celah celah bebatuan. Sill atau yang disebut juga
dengan sheet (lembaran) terbentuk diantara lapisan batu yang sudah ada sebelumnya. Letak sill berdiri
pararel dengan lapisan batuan lain yang menyertakannya. Meskipun kadang kadang berada pads posisi
vertikal, sill lebihs ering ditemukan pada keadaan horizontal (mwlintang).

Sill memiliki ketebalan satu satu sampai ratusan kaki dengan luas permukaan sampai ratusan mil. Sill
tersusun dari hampir semua je nis bebatuan. Para ilmuwan sudah lama menaruh perhatian pada bagian
dasar Sill. Bagian dasar sill ini menunjukkan karakteristik kristalisasi oleh magma.

Berdasarkan jumlah intrusi magma yang terjadi dan jenis jenis batuan yang dikandungnya, sill dibagi
menjadi tiga macam :

 Simple Sill, adalah sill yang dihasilkan oleh satu proses intrusi magma
 Multiple Sill, adalah sill yang dihasilkan oleh dua atau lebih intrusi magma.
 Composite Sill, adalah sill yang mengandung lebih dari satu jenis batuan yang berada diantara
lapisan batuan lain yang telah mengalami satu episode intrusi magma

4. Diatrema
Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai
ke permukaan bumi. Diatrema terjadi setelah intrusi magma menghasilkan ledakan bergas. Jika
menembus permukaan, diatrema akan membentuk kerucut stuff, maar dan pipa vulkanik lainnya.

Diatrema bisa menunjukkan kandungan mineral bernilai ekonomis yang ada di perut bumi. Contoh
intrusi magma diatrema paling terkenal adalah yang membentuk medan bijih gaalena sullivan (timah-
seng-perak) di British Columbia, Kanada. Selain itu di Kanada juga pernah terjadi diatrema blackfoot dan
diatrema cross.

4. Intrusi Korok

Intrusi korok atau disebut juga gang adalah batuan hasil intrusi magma yang menembus litosfer dengan
bentuk pipih atau lempeng. Perbedaan antara intrusi korok dengan sill adalah jika sill merupakan batuan
beku diantara dua lapisan, maka intrusi korok posisinya memotong kedua lapisan itu.

5. Apolisa

Apolisa adalah percabangan dari intrusi korok. Karena “hanya” percabangan, apolisa berukuran lebih
kecil dari intrusi korok. Apolisa sering disebut sebagai urat-urat magma.

Horison tanah adalah lapisan tanah atau bahan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan
tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah dan berbeda dengan lapisan disebelh atas
ataupun bawahnya yang secara genetik ada kaitannya.

Horison tanah berbeda dengan lapisan tanah dalam hal proses pembentukannya.
Horison tanah terbentuk karena pross perkembangan tanah sementara lapisan taah terbentuk karena
proses pengendapan bahan tanah  oleh tenaga geomorfik.

Urutan horison tanah dari permukaan ke bawah permukaan mengikuti logika pembentukan tanah oleh
berbagai proses translokasi, transformasi, pengurangan dan penambahan atas senyawa kimia dan
partikel tanah di dalam profil.

Urutan perlapisan tanah mengikuti logika pengendapan material batuan yang khas  menurut macam
tenaga geomorfik yang mengendapkannya.
Contoh paling banyak ditemui adalah lapisan tanah hasil pengendapan  oleh proses air  akan mempunyai
urutan material paling kasar berada di lapisan paling dasar dan material paling halus berada di lapisan
paling atas.

Horison genetik utama


Horison genetik utama atau sering disebut dengan horison utama diberi simbol dengan huruf kapital
O,A,E,B,C dan R. Keterangan dari masing-masing horison tanah utama adalah sebagai berikut :

1. O  adalah simbol untuk horison atau lapisan yang didominasi oleh bahan organik.
2. A  adalah simbol untuk horison tanah mineral yang terbentuk pada tanah atas atau lapisan atas
di bwah lapisan O, yng menunjukkan hilangnya seluruh atau sebagian besar struktur batuan asli
dan memperlihaatkan satu atau lebih sifat.
3. E  adalah simbol ntuk horizon yang mengalami proses pelindian(leaching) maksimal, dicirikan
oleh warna yang lebih terang daripda horizon B yang terletak di bawahnya.
4. B  adalah simbol untuk horison yang terbentuk di bawah horison A,E, atau O yang telah
mengalami perkembangan horison hingga mencirikan hilangnya seluruh atau sebagian besar 
struktur batuan asli dan menunjukkan satau atau lebih sifat.
5. C  adalah simbol simbol untuk horison ataulapisan bahan induk  tanah.
6. R  adalah simbol untuk lapisan batuan  induk misalnya granit, basalt, batugamping , batu pasir,
dll

Anda mungkin juga menyukai