Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan tugas “Critical Jurnal
Review” ini.
Terima kasih pula penulis ucapkan kepada Ibu Dra. RUMASI SIMARE-MARE
,M.Pd. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Strategi Pembelajaran yang sudah
memberikan penulis kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini sebagaimana mestinya
untuk memenuhi proses pengumpulan nilai.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas
dari peran dan dukungan dari banyak pihak. Kerena itu dalam kesempatan ini, Penulis
ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas ini. Selain itu Penulis
juga menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan,
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap
semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB. I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 1
1.3 Identitas Jurnal ...................................................................................... 1
BAB. II RINGKASAN JURNAL ......................................................................... 2
BAB. III PEMBAHASAN ..................................................................................... 6
3.1 Analisis .................................................................................................. 6
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal .......................................................... 9
BAB. IV KESIMPULAN & SARAN ................................................................... 10
4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 10
4.2 Saran ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 11
iii
Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengingat begitu pentingnya pelajaran matematika, maka usaha untuk mencapai
keberhasilan siswa dalam belajar matematika sangat diperlukan. Untuk itu pembelajaran
matematika harus membentuk wawasan siswa dalam berpikir kritis, logis, dan kreatif,
sehingga mereka dapat mengembangkan, mengkolaborasikan dengan permasalahan-
permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Faktanya, perkembangan
pengetahuan dan teknologi yang menopang perkembangan budaya dan kehidupan manusia
diberbagai belahan dunia sejak masa lalu , kini, dan masa yang akan datang juga sangat
dipengaruhi oleh kemajuan dalam bidang matematika. Dalam pembelajaran matematika
pemecahan masalah merupakan kegiatan yang sangat penting, karena prosedur pemecahan
dapat melatih kemampuan analisis siswa yang diperlukan untuk menghadapi masalah-
masalah yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan dan keterampilan
berpikir juga diperlukan dalam menyelesaikan masalah matematika supaya dapat dialihkan
pada bidang lain dalam kehidupan.
1.2 Tujuan
Menganalisis perbedaan model pembelajaran konstruktivisme dan pembelajaran
langsung.
1.3 Identitas Jurnal 1
Judul : Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model
Pembelajaran Langsung
Pengarang : Mohammad Dadan Sundawan
Download : www.e-journal.unswagati-crb.ac.id
Volume dan No : Volume XVI, No 1
Tahun terbit : Maret 2016
Jurnal : Logika
ISSN : 1978-2560
5
Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung
BAB II
RINGKASAN JURNAL
A. RINGKASAN JURNAL 1
7
Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung
8
Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung
pembelajaran langsung pengaturan awal mengarahkan siswa ke materi yang akan mereka
pelajari, dan mendorong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan
yang dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru, dalam
pelaksanaan pembelajaran hal ini disebut apersepsi. Apersepsi dilaksanakan oleh guru pada
model pembelajaran langsung.
B. RINGKASAN JURNAL 2
A. PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 dirancang untuk menyongsong model pembelajaran Abad ke-21,
yang di dalamnya terdapat pergeseran dari siswa diberitahu menjadi siswa mencari tahu
dari berbagai sumber belajar melampaui batas pendidik dan satuan pendidikan. Dengan
demikian, peran bahasa menjadi sangat sentral. Menurut Sifa (2014:25) ada empat hal baru
atau setidaknya ada pembaharuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Keempat hal dimaksud adalah: (1) konsep pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks;
(2) bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan; (3) pendekatan saintifik dalam
pembelajaran bahasa Indonesia; dan (4) penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) adalah model kegiatan
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai pembelajaran untuk mencapai
kom-petensi sikap, pengetahuan, dan kete-rampilan (Kemendikbud, 2013:1). Pem-
belajaran Berbasis Proyek/PjBL mem-berikan penekanan pada aktivitas-aktivitas siswa
untuk menghasilkan produk dengan menerapkan kete-rampilan meneliti, menganalisis,
mem-buat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata.Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara
mandiri maupun berkelompok dalam menghasilkan produk nyata.
B. MANFAAT PENGEMBANGAN
Penelitian pengembangan ini didasarkan pada pengamatan, pengala-man, dan
pemikiran pada fakta yang ada di lapangan/sekolah, yaitu (1)buku siswa yang diwajibkan
oleh pemerintah memang telah menggunakan pendekat-an saintifik, namun untuk
pendekatan PjBL yang diamanatkan oleh Kurikulum 2013, masih terdapat kelemahan
secara teoritis maupun praktis, khususnya pada Kompetensi Dasar (KD 4.12) yaitu
menyajikan tanggapan tentang kualitas karya (film, cerpen, puisi, novel, karya seni daerah,
dll), dalam bentuk teks ulasan secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan, atau aspek lisan; (2)guru memerlukan panduan operasional maupun buku ajar
9
Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung
yang memberikan informasi dan gambaran utuh langkah-langkah PJBL dalam kegiatan
operasional pada tahap pendahuluan, inti, dan penutup; (3)idealnya, seorang guru dapat
mengembangkan sendiri bahan ajar yang dapat memfasilitasi kebutuhan dan sumber
belajar siswa. Namun, berdasarkan hasil wawancara, guru merasa kesulitan dan enggan
mengembangkan bahan ajar karena minimnya kemampuan dan kemauan guru dalam
mengembangkan bahan ajar.
Alasan digunakannya penelitian pengembangan (R&D) ini didasarkan pada pertimbangan
berikut. (1) Metode ini berangkat dari pengukuran kebutuhan (needs assessment) yang
berupa identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang ada; (2) model pengembangan ini
sederhana dan fleksibel, sehingga cocok digunakan untuk model pengembangan bahan ajar
teks ulasan berbasis proyek, yang nantinya mudah digunakan dalam pembelajaran teks
ulasan; (3) uji coba produk, baik uji ahli maupun uji praktisi, memungkinkan bahan ajar ini
memenuhi syarat keterterimaannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan; (4) penilaian
dan revisi yang dilakukan secara berulang kali, memungkinkan dihasilkannya produk yang
efektif; (5) langkah-langkah pelaksanaan pengem-bangan ini sangat jelas, rinci, dan
sistematis.
C. METODE PENGEMBANGAN
Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Research and
Development (R&D). R&Dadalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Dalam penelitian ini, ada langkah-langkah yang akan disederhanakan menjadi delapan
langkah. (1) Studi pendahuluan dengan mengumpulkan informasi untuk menganalisis
produk yang akan dikembangkan, (2) mengem-bangkan produk awal, (3) uji coba produk
terhadap kelompok kecil dan kelompok besar, (4) melaku-kan revisi pertama terhadap
produk, (5) uji prak-tisi, (6) revisi kedua terhadap produk, (7) uji validasi ahli, dan (8)
revisi akhir terhadap produk.
D. HASIL PENGEMBANGAN
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Teknik analisis ini dilakukan untuk memperoleh data tingkat efektivitas, efisiensi, dan
kelayakan penggunaan produk bahan ajar teks ulasan berbasis proyek ini. Sedangkan untuk
data yang sifatnya kuantitatif dianalisis secara statistik deskriptif, yaitu skor yang diperoleh
dari validasi oleh tim ahli dan praktisi, serta uji lapangan oleh siswa berupa hasil tes.
E. DATA HASIL ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN AJAR
10
Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung
Berdasarkan hasil pengumpulan informasi terkait kebutuhan bahan ajar teks ulasan
yang dilakukan dengan cara mencermati (1) kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia,
jenis teks yang harus diajarkan di kelas VIII SMP/MTs, (2) ketersediaan materi teks ulasan
di BTBI, (3) mencermati metode pembe-lajaran yang efektif untuk membela-jarkan teks
ulasan, dan (4) menjaring data kebutuhan siswa dan guru terhadap bahan ajar teks ulasan.
Dari keempat hal tersebut telah diperoleh informasi terkait dengan jenis dan spesifikasi
kebutuhan bahan ajar teks ulasan untuk siswa kelas VIII SMP yang akan dikembangkan
yaitu teks ulasan ber-basis proyek.
F. HASIL ANALISIS TIM AHLI
Analisis hasil validasi produk bahan ajar oleh ahli dilaksanakan dalam
empat pembahasan yaitu (1) analisis hasil validasi produk oleh ahli isi/materi bahan ajar,
(2) analisis hasil validasi pro-duk oleh ahli bahasa, (3) analsisi hasil validasi produk oleh
ahli peran-cang pembelajaran, dan (4) analsisi hasil validasi produk oleh ahli kegrafikaan.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data validasi produk bahan ajar ini
merupakan angket tertutup dan komentar atau saran seba-gai bahan revisi produk.
Instrumen validasi penyajian bahan ajar ini memuat (1) komponen/ aspek validasi, (2) sub
aspek validasi, (3) butir pernya-taan/indikator, (4) skor yang diberikan dengan skala Likert
rentangan 4, (5) alasan penilaian, dan(6) saran, serta simpulan kelayakan produk bahan ajar
G. ANALISIS HASIL VALIDASI AHLI ISI/MATERI
Data hasil validasi produk oleh ahli isi/materi dapat diketahui dari lembar instrumen
diketahui bahwa validator memberikan skor penilaian terhadap bahan ajar teks ulasan
berbasis proyek ini antara 3 dan 4 untuk tiap aspek. Skor 3 diberikan untuk beberapa aspek
antara lain: (1) kesesuaian materi dengan tingkat perkembangan kognitif siswa, (2) aspek
kejelasan topik pembelajaran dan kejelasan petunjuk kegiatan, (3) keruntutan materi, dan
(4) ketuntasan materi.
H. ANALISIS HASIL VALIDASI AHLI BAHASA
Berdasarkan data hasil validasi kelayakan bahasa oleh ahli linguistik dan pembelajaran
bahasa terhadap produk bahan ajar teks ulasan berbasis proyek ini, dapat ditarik
kesimpulan bahwa dari segi kelayakan bahasa, produk bahan ajar ini masih perlu perbaikan
di beberapa aspek. Terbukti dari 6 butir indikator, hanya 1 butir yang mendapatkan skor
4. Sedangkan untuk indikator yang lain memperoleh skor 3. Skor 4 diberikan untuk aspek
kejelasan dan kekomunikatifan kalimat. Sedang-kan untuk aspek keterbacaan, kesesuai-an,
dan keefektifan kalimat, produk bahan ajar ini masih perlu dilakukan perbaikan.
11
Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung
BAB III
PEMBAHASAN
12
Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung
A. Kelebihan Jurnal 2
B. Kekurangan Jurnal 2
13
Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Model pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses
pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) di
awali dengan terjadinya konflik kognitif. Pada akhir proses belajar pengetahuan akan di
bangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan
lingkungannya. Model pembelajaran konstruktivisme juga merupakan salah satu model
pembelajaran yang cukup efektif jika diterapkan dalam pembelajaran matematika. Bagi
guru matematika disarankan mencoba menerapkan model pembelajaran konstruktivisme
pada materi dalam menyampaikan materi pelajaran lainnya dengan persiapan yang lebih
baik, demi tercapainya tujuan pengajaran matematika terutama pada kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah.
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain, sbb :
1. Penulis dapat membuat tabel perbandingan mengenai perbedaan model
pembelajaran konstruktivisme dan model pembelajaran langsung agar
pembaca lebih mudah dalam membandingkan kedua model pembelajaran
tersebut.
2. Bagi yang ingin melaksanakan penelitian yang relevan, yaitu menerapkan
pembelajaran konstruktivisme, disarankan untuk menerapkan pembelajaran
konstruktivisme terhadap kemampuan matematika lainnya atau pada materi
yang berbeda
14
Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung
DAFTAR PUSTAKA
Dadan,Sudawan,M.2016. Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model
Pembelajaran Langsung.Cirebon: Jurnal LOGIKA.
15