Ssptpolsri GDL Tenangriat 1316 2 Babis R
Ssptpolsri GDL Tenangriat 1316 2 Babis R
BAB I
PENDAHULUAN
1
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
1.2.2 Manfaat
- Dapat menentukan bagaimana sistem pengamanan yang akan kita buat,
untuk memproteksi generator terhadap gangguan hubung singkat satu fasa
ke tanah. Supaya gangguan tersebut tidak merusak belitan stator, setelah
kita ketahui besar arus hubung singkat satu fasa ke tanah.
2
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
3
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Dalam menjamin penyaluran tenaga listrik ke berbagai tempat, sangat
diperlukan sekali suatu system pengaman yang baik. Dimana dalam operasinya
sering sekali sistem tenaga listrik tersebut mengalami gangguan. Jadi untuk
melindungi sistem tenaga listrik terhadap gangguan diperlukan suatu peralatan
yang dapat mendeteksi terjadinya gangguan tersebut, serta membatasi pengaruh –
pengaruh lainya. Biasanya dngan cara mengisolir bagian yang terganggu itu
dengan bagian – bagian dari peralatan lain yang normal.
Rele proteksi adalah suatu peralatan yang dapat mendeteksi kondisi titik
normal yang mungkin terjadidalam sistem dengan cara mengukur besaran
listrikyang berbeda pada keadaan normal dan keadaan gangguan.
Dalam melindungi sistem tenaga listrik dari berbagai jenis ganggua, maka
sangat diperlukan pembagian daerah dari sistem pengaman. Adapun pmbagain
dari sistem proteksi adalah :
a. Proteksi Generator.
b. Proteksi Transformator.
c. Proteksi Busbar.
d. Proteksi saluran Transmisi.
Dengan pembagian seperti pada gambar di bawah ini, apabila terjadi gangguan
di daerah tertentu maka sistem proteksi di darah tersebut yang hanya akan bekerja
dan akan membuka pemutus tenaga yang menghubungkan daerah tersebut.
4
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Gambar 2.1
Daerah Sistem Proteksi dari Suatu Sistem Tenaga Listrik
a. Kecepatan
Rele proteksi direncanakan dan diharapkan dapat bekerja secepat mungkin,
tetapi bila bekerjanya terlalu cepat, dapat mengurangi keandalan sistem karena
tidak semua gangguan harus diamankan dengan pelepasan Circuit Breaker ( CB ).
5
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
b. Selektivitas.
Selektivitas adalah kemampuan dari rele proteksi untuk dapat membedakan
dan menentukan dimana gangguan terjadi dan memilih CB terdekat yang akan
bekerja dan mampu membebaskan sistem dari gangguan dengan kerusakan yang
sekecil mungkin.
Jadi disini rele proteksi harus dapt mendeteksi dengan tepat daerah mana yang
mengalami gangguan dan kemudian mengerjakan pemutus daya dengan tepat
untuk memisahkan daerah yang mengalami ganggguan tersebut dengan daerah
yang masih baik atau daerah yang tidak mengalami gangguan.
c. Sensitivitas
Sensitivitas adalah kemampuan dari rele proteksi untuk bekerja dengan baik
sesuai dengan karakteristiknya, atau dengan kata lain suatu sistem proteksi peka
terhadap setiap tingkat gangguan. Walaupun begitu sistem proteksi dengan
tingkat kepekaan yang tinggi adalah sangat kompleks dan memerlukan lebih
banyak peralatan, jadi harganyapun akan lebih mahal. Oleh karena itu sistem
6
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
proteksi yang sedemikian itu digunakan hanya bila sistem proteksi yang sederhana
tidak dapat lagi dipakai karena rendahnya tingkat kepekaan.
d. Keandalan
Keandalan yasng dimaksud disini adalah bahwa suatu rele proteksi harus siap
bekerja, andal dan tepat dalam operasinya disetiap saat dari jenis gangguan pada
sistem tenaga yang di proteksi.
Rele proteksi pada umumnya lebih banyak berada dalam keadaan tidak bekerja.
Kadang – kadang beberapa kali saja dalam setahun itupun kalau ada gangguan
yang berarti. Oleh karena itu untuk menjamin keandalannya, pada waktu – waktu
tertentu harus diadakan pengujian – pengujian kembali sehingga pada saat
dibutuhkan nantinya dapat bekerja sesuai yang diharapkan.
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi keandalan suatu sistem proteksi
antara lain kwalitas yang baik dari rele proteksinya, kesederhanaan kontruksinya,
serta ketepatan perancangan. Pada umumnya untuk suatu sistem proteksi, makin
sedikit jumlah rele serta rangkain dan kontak – kontaknya maka makin andal
sistem proteksi itu.
c. Sederhana
Adalah kesederhanaan dalam kondisi, kwalitas bahan yang baik, ketelitian
perencanaan, kemudian pemasangan dan pemeliharaan, dan lain – lain merupakan
faktor – faktor yang sangat berpengaruh kepada keandalan.
Semakin sederhana sistem proteksi, maka semakin sedikit jumlah rele beserta
kontak – kontaknya dan rangkaianya, maka semakin tinggi keandalanya.
Keandalan berubungan erat dengan kesederhanaan karena itu kebutuhan paling
utama dari sutau teknik perlindungan adalah kesederhanaan.
f. Ekonomis
Dalam usaha mendapatkan perencanaan teknik proteksi yang baik, maka
faktor biaya memainkan peranan yang sangat penting. Untuk menggabungakan
7
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
kebutuhan dasar dari suatu sistem proteksi tersebut diperlukan suatu kompromi
sedemikian rupa, sehingga perencanaan rele dapat menjadi ekonomis.
8
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
peralatan sistem tenaga listrik itu sendiri dan besarnya akibat gangguan yang
mungkin terjadi.
a. Jenis Elektromagnit.
Rele proteksi jenis ini adalah rele yang bisa digerakan dengan arus AC dan
DC dengan prinsip pergerakkan besi magnetik, besi jangkar dan lain – lain, untuk
menggerakan kontak.
b. Jenis Termis.
Rele jenis ini bekerja karena panas yang ditimbulkan oleh arus yang
melewatinya dan dapat beroperasi dengan sumber DC maupun AC. Rele proteksi
ini sering digunakan untuk proteksi arus lebih, dengan mendeteksi panas yang
terjadi akibat arus lebih tersebut.
c. Jenis Statis.
Rele ini bekerja dengan menggunakan komponen – komponen statis seperti
transistor, didoda dan lain – lain gunanya untuk mendapatkan karakteristik operasi
yang diinginkan.
9
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
b. Rele Jarak.
Rele jenis ini akan bekerja berdasarkan pada perbandingan tegangan dan arus.
Jadi dapat dikatakan bahwa besaran yang dideteksi adalah impedansi .
Untuk pembahasan yang selanjutnya hanya meliputi tentang sistem rele
proteksi arus lebih. Dikarenakan rele ini yang akan dipergunakan pada sistem
proteksi gangguan hubung tanah pada generator.
10
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
h. Seal in Coil.
Adalah gulungan yang menahan, kontak rele untuk tidak bekerja pada saat
arus mengalir melalui kontak tersebut.
k. Under reach.
Adalah hal yang sebaliknya dari over reach, umumnya terjadi akibat tambahan
impedansi yang diakibatkan oleh impedansi bunga api sehingga akan
mempengaruhi pengukuran jarak dari rele sehingga kemungkinan terjadinya under
reach.
11
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
lebih ini digunakan untuk menghindari kerusakan stator dari gangguan hubung
singkat yang terjadi sebelum gangguan tersebut menjalar pada tempat lain.
Rele arus lebih mempunyai bermacam – macam karakteristik kerja arus waktu.
Berdasarkan karakteristik kerja arus waktu tersebut maka rele arus lebih dapat di
bagi atas beberapa jenis antara lain :
12
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
sekitar 0,01 sampai 0,1 detik waktu kerja rele arus lebih sesaat ini tidak bisa diatur
atau diubah tergantung pada pabrik pembuatnya.
Gambar 2.2
Prinsip Kerja Rele Arus Lebih.
13
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
14
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Gambar 2.3
Proteksi Gangguan Hubung Tanah pada Sistem Generator dengan Rele
Proteksi Gangguan Hubung Tanah yang dipasang di titik Netral.
15
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
gangguan antara fasa pada generator kemungkinan terjadi sangat kecil berkisar
antara 1 – 5 %
d. Penguatan Hilang.
Jika terjadi gangguan pada rangkaian arus penguat sehingga medan penguat
generator menjadi lemah atau hilang maka pada generator bisa mengalami kondisi
lepas dari sinkronisasinya dengan sistem dan dapat menimbulkan gangguan dalam
sistem. Oleh karena itu pada generator yang dayanya relatif besar dipasang rele
untuk mencegah terjadinya lepas dari sinkronisasinya dengan jalan men – trip
pemutus tenaga generator.
16
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
17
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Gambar 2.4
Pentanahan Dengan Transformator Tipe distribusi.
18
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
19
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Gambar 2.5
Netral Generator diketanahkan dengan Kumparan Petersen.52)
20
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
21
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Gambar 2.6
Penjumlahan secara grafis komponen simetris.
22
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
2.11 Operator ( a )
Karena adanya pergeseran fasa untuk komponen simetris tegangan dan arus
pada sistem tiga fasa maka diambil suatu metode untuk menentukan perputaran
sudut sebesar 1200. Dimana dimetode ini digunakan huruf ( a ) sebagai operator
yang menyatakan perputaran sebesar 1200 dengan arah putaran sudut berlawanan
arah jarum jam. Bila operator ini dinyatakan dalam bilangan kompleks yang
dinyatakan dengan besaran dan sudut.
Gambar 2.7
Operator ( a )
23
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Dari gambar diatas maka nilai operator ( a ) dapat ditulis sebagai berikut :
a = I e j 120
a = Cos 1200 + j Sin 1200
a = - 0,5 + j 0,866 = 1 ∠120 0
24
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Gambar 2.8
Suatu Generator Tiga Fasa Hubung Y dengan Netral ditanahkan Melalui
Suatu Reaktansi dan Terjadi Gangguan di Fasa ( a ).
Ib = 0 ; Ic = 0 ..............................................................................................( 2.2 )
Va = 0 ..........................................................................................................( 2.3 )
1 1
Ia0 = ( Ia + Ib + Ic ) = Ia
3 3
1 1
Ia2 = ( Ia + aIb + a2Ic ) = Ia .......................................................................( 2.4 )
3 3
1 1
Ia0 = ( Ia + a2 Ib + aIc ) = Ia
3 3
1
Ia0 = Ia1 = Ia2 = Ia ( hubungan seri ) ...........................................................( 2.5 )
3
25
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
26
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Sehingga :
R pen tan ahan
R= ......................................................................................( 2.8 )
Zg
R = tahanan pentanahan
R pentanahan = tahanan pentanahan pada generator
Zg = reaktansi generator dalam satuan perunit
Gambar 2.9
Hubungan jala – jala urutan hubung singkat satu fasa ke tanah.
27
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
generator pada saat terjadi gangguan hubung singkat ke tanah pada belitan stator
generator. Maka untuk menghitung besar tahanan pentanahan dapat
mempergunakan rumus atau persamaan berikut :
Vg
R= ........................................................................................( 2.9 )
15 3 N 2
Dimana :
Vg = tegangan nominal generator ( Volt ).
15 = batasan arus gangguan hubung tanah ( Ampere ) untuk generator besar.
R = nilai tahanan pentanahan.
N = perbandingan transformator arus.
10 3 Vg
KVA = ...................................................................................( 2.10 )
3N 2 R
28
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
29
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
30
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
BAB III
KEADAAN UMUM
3.1 Umum.
Berdasarkan besarnya kapasitas suatu generator maka sistem penyaluran
tenaga listrik akan semakin kompleks, sehingga harus diperlukan sekali suatu
sistem pengaman yang baik. Maksud dan tujuan dari suatu sistem pengaman
generator adalah untuk mengurangi waktu peralatan keluar dari sistem kerja,
dengan cara pembedaan kesalahan secara cepat dan tepat.
Untuk kesalahan pada belitan stator generator sangat diperlukan sekali suatu
sistem proteksi yang dapat mendeteksi terjadinya gangguan pada belitan stator
tersebut dan memerintahkan pemutus tenaga untuk bekerja guna mengisolir
kesalahan tersebut, sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan pada sistem
peralatan yang lain. Jika generator tersebut masih tetap bekerja mengirimkan
tenaga ke belitan stator yang salah ( eksitasi mesin masih ada ). Maka sangat
diperlukan sekali membuka rangkain penguatan medan magnet, yang dapat
menghentikan suplai dari mesin penggerak utama. Jadi kerusakan yang lebih
besar terjadi pada generator dapat dihindarkan.
31
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
gangguan satu fasa ke tanah maksimum untuk proteksi generator yang besar
adalah 15 Ampere.
Untuk melengkapi pengaman di dekat titik netral generator terhadap gangguan
hubung singkat fasa ke tanah dipergunakan rele pendeteksi arus lebih yang di
pasangkan di sisi sekunder trafo arus. Dimana sistem ini sangat peka terhadap
gangguan singkat fasa ke tanah pada belitan stator generator.
Rele proteksi arus lebih yang di pasangkan ini disetting sedemikian rupa
sehingga peka terhadap arus gangguan yang terjadi pada belitan stator generator
dengan frekuensi rating ( 50 Hz ), dan tidak boleh bekerja terhadap arus harmonik
yang timbul di titik netral generator pada keadaan tanpa gangguan.
Pada belitan stator generator – generator besar biasanya didesain dengan
hubungan bintang ( Y ), dan sistem generator ini langsung dihubungkan ke busbar
melalui transformator penaik tegangan yang terhubung segi tiga – bintang
( Δ - Y ). dimana sistem ini sangat baik karena dapat membatasi aliran arus urutan
nol ( 0 ) yang mengalir ke dalam generator pada saat terjadi gangguan hubung
singkat fasa ke tanah di sisi tegangan tinggi transformator atau pada saluran
transmisi. Jadi arus urutan nol ini diblokir dan tidak memungkinkan mengalir
melalui rele stator gangguan tanah. Dengan kata lain rele stator gangguan tanah
ini dapat bekerja untuk kesalahan – kesalahan hubung tanah pada belitan stator
generator saja. Sehingga didapat sistem proteksi yang selektif.
Pada gambar 3.1 dapat dilihat prinsip dasar penggunaan sistem proteksi dari
belitan stator generator dengan mempergunakan rele proteksi arus lebih, dan tidak
boleh beroperasi terhadap gangguan di luar generator. dengan keterangan gambar
sebagai berikut :
1. Transformator
2. Generator
3. Tahanan Pentanahan
4. Transformator arus
5. Rele stator gangguan tanah
M = Pengukur
S = Sumber sinyal
32
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Gambar 3.1
Prinsip Dasar Penggunaan Proteksi Gangguan Hubung Tanah di Stator
33
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Frekuensi : 50 Hz
Arus Beban : 1466 A
Ketahanan hubung singkat thermal ( untuk 20 dtk ) : 10 In
R pentanahan : 240 Ohm
X0 ( reaktansi urutan nol ) : 0,0975 pu
X2 ( reaktansi urutan negatif ) : 0,1561 pu
Xd ( reaktansi urutan positif ) : 0,164 pu
34
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
35
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum.
Pada bab pendahuluan telah jelaskan tujuan dari pembahasan adalah untuk
mengetahui berapa besar arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah pada
belitan stator generator. Maka pada bab ini akan membahas perhitungan besar
arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah pada belitan stator generator
yang ada di PLTU Sektor Keramasan. Jumlah generator yang ada di PLTU
Sektor Keramasan ada 2 Unit adalah generator sinkron. Untuk mempermudah
dalam pembahasan, maka cukup diambil satu unit generator saja yaitu generator
PLTU unit 1, tahanan pentanahan yang di gunakan adalah 240 Ohm. Besar arus
gangguan dari hasil perhitungan tersebut akan dijadikan bahan acuan dalam
penyetelan rele dan koordinasi setting rele.
Dimana :
KV 2
Zg =
MVA
Zg adalah reaktansi dalam satuan perunit.
Sehingga didapat:
(6,3) 2
Zg = = 2,4806 pu
16
36
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Dimana :
R pen tan ahan
R=
Zg
Sehingga didapat :
240
R= = 96,7507 pu
2,4806
4.3 Perhitungan Besar Arus Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah
pada Belitan Stator Generator di PLTU 1 Sektor Keramasan.
Untuk menghitung besarnya arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah
pada belitan stator generator, dapat mempergunakan persamaan 2.6 yaitu :
3E a
Ifg 1Ø =
Z 1 + Z 2 + Z 0 + 3R
Jadi besar arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah pada belitan stator
generator adalah sebagai berkut :
37
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Maka besar arus gangguan satu fasa ke tanah ini dapat ditetapkan sebagai
standar setting rele gangguan hubung singkat fasa ke tanah pada belitan stator
generator di PLTU 1 Sektor Keramasan.
Data – data :
¾ Tegangan fasa ke fasa generator 6,3 kV
¾ Perbandingan transformator arus yang dipergunakan oleh sistem proteksi adalah
5/5 Ampere adalah 1 Ampere.
Dengan menggunakan persamaan 2.9 maka dapat dihitung nilai tahanan pentanahan
yang dipergunakan pada PLTU 1 Sektor Keramasan.
Vg
R=
15 3N 2
6300
R= = 242,7 Ohm.
15 3(1) 2
Ep / 3
Ik =
R.N 2
38
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Dimana :
Ik = Arus gangguan maksimum ke tanah pada generator
EP = Tegangan fasa ke netral dari generator
R = Nilai tahanan pentanahan
N = Perbandingan transformator arus
Maka :
6300 / 3
IK = = 15 Ampere
242,7 x(1) 2
103Vg
KVA =
3N 2 R
103.6300
KVA = = 14954 KVA
2
3 (1) 242,7
I Sett = 5 % x I k
I Sett = 5 % x 15 A
I sett = 0,75
Karena arus nominal rele ( In = 0,5 A ) maka setting penyetelan rele adalah
0,75
I sett = = 1,5 In
0,5
39
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
Dari hasil perhitungan dan data dapat dilihat bahwa penyetelan rele yang ada pada
PT.PLN ( Persero ) PLTU 1 Sektor Keramasan sebesar 1 – 2 In. Sedangkan dari hasil
perhitungan didapatkan penyetelan arus sebesar 1,5 In. Perbedaan ini dikarenakan
penyetelan arus sebesar 1 – 2 x In yang dilakukan PLN disetel berdasarkan pada 5 % - 10
% dari arus gangguan hubung Singkat satu fasa ke tanah yang memiliki tahanan
pentanahan yang tinggi, sedangkan penyetelan arus sebesar 1,5 In disetel berdasarkan 5
% arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah yang memiliki tahanan pentanahan
yang tinggi. Fungsi tahanan pentanahan yang tinggi ini adalah untuk membatasi arus
gangguan yang terjadi pada belitan stator sehingga dengan tahanan yang tinggi, maka
arus gangguan yang dihasilkan semakin kecil. Sedangkan untuk penyetelan waktu kerja
rele didasarkan dari setting penyetelan arus kerja rele dengan penyetelan arus 1,5 In dan
arus gangguan sebesar 15 A, maka setting waktunya 3 detik. Ini dapat dilihat dari kurva
grafik rele arus lebih definite time, yaitu semakin kecil arus gangguan hubung singkat
fasa ke tanah, maka semakin lama waktu tunda pemutusannya.
40
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari perhitungan penulis dan dari data PT.PLN ( Persero ) PLTU
Pembangkitan Sektor Keramasan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Besar arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah adalah 15 A.
2. Besar arus hasil perhitungan menurut teori /pustaka rele arus lebih ( I sett )
yang di hasilkan adalah 1,5 In sedangkan setting rele arus lebih ( I sett )
sebenarnya 1 – 2 In.
3. Lamanya waktu pemutusan rele hasil perhitungan menurut teori / pustaka,
setting waktu rele yang dihasilkan adalah 3 detik. Sedangkan setting waktu
rele sebenanya adalah 5 detik.
4. Berdasarkan hasil perhitungan setting kerja rele arus lebih yang didapat,
dengan data setting rele yang ada di PLN maka hasilnya tidak mengalami
perbedaan yang jauh karena masih berada pada batas setting rele yang ada
pada rele arus lebih type RMAH 200.
5.2 Saran
Mengingat pentingnya pengaman kerja generator yang sedang beroperasi
terhadap gangguan hubung singkat maka diperlukan adanya pengujian rele yang
dilakukan secara berkala sehingga dapat diketahui apakah rele tersebut masih
dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan.
41
Politeknik Negeri Sriwijaya 2008
DAFTAR PUSTAKA
42