Anda di halaman 1dari 12

NAMA : MIARTI

NIM : 836905335

HARI,TANGGAL :

KEGIATAN BELAJAR 3
PENDEKATAN ASTAGATRA,KETERKAITAN ANTARGATRA,DAN KETAHANAN
GATRA DALAM SISTEM TANNAS INDONESIA

A.PENDEKATAN ASTAGATRA

Aspek kehidupan manusia sebagai gejala (fenomena) sosial dapat kita pahami dari
interaksi dengan lingkungannya.Manusia dengan segala aspek yang dimilikinnya
(akal,perasaan,ketrampilan berkomunikasi),untuk kelangsungan hidupnya mendapat
tantangan, dan berinteraksi dengan lingkungannya menghasilkan kebudayaan.Dengan kata
lain, manusia dengan potensi yang dimilikinnya itu memungkinkan manusia menjadi manusia
budaya.

Sebagai manusia budaya yang melakukan hubungan dengan lingkungannya contohnya:

1.Hubungan manusia dengan Tuhan,mewujudkan kehidupan beragama.

2.Hubungan manusia dengan manusia secara individu dan berkelompok,mewujudkan

Kehidupan sosial dan masyarakat.

3.Hubungan manusia dengan kebutuhan dalam hidup sehari-hari terwujud dalam ekonomi.

4.Hubungan manusia dengan rasa aman terwujud dalam bentuk pertahanan dan keamanan.

Aspek kehidupan dipetakan ke dalam salah satu gatra (model) untuk memudahkan
pengamatan maupun pemahaman interaksi.Selanjutnya,peta model (gatra) aspek kehidupan
nasional atau disebut tannas.Aspek kehidupan nasional dibagi dua yaitu aspek alamiah dan
aspek sosial.Aspek alamiah mencakup tiga gatra yaitu kondisi geografis,kekayaan
alam,keadaan dan kemampuan penduduk (demografi).Aspek sosial mencakup lima gatra
yaitu ideologi,politik,ekonomi,sosial budaya,hankam (pertahanan dan
keamanan).Pengabungan aspwk alamiah (Trigatra) dan aspek sosial (Pancagatra)
menghasilkan delapan gatra atau yang biasa disebut Astagatra (Asta:delapan).

Pemetaan kehidupan nasional menurut pendapat Hans J.Morgenthau dalam bukunya


Politics Among Nation Elements of National Power,yaitu sebagai berikut: Geografi,Sumber
alam yang mencakup makanan dan bahan baku,Kapasitas industri, Kesiapasiagaan
militer,Penduduk,Karakter nasional,Semangat nasional,Kualitas diplomasi,Kualitas
pemerintahan.
Pemetaan menurut Alfred Thayer Mahan dalam bukunya Sea Power of Nations,yaitu
sebagai berikut: Letak geografi,Bentuk/wujud bumi,Luas wilayah,Jumlah penduduk,Watak
nasional/bangsa,Sifat pemerintahan.Menurut Palmer & Perkins:Land,Resources,Population,
Technology,Ideology,Morale,Leadership.
Sedangkan pemetaan menurut Prakash Chandra :
1.Alamiah; Geografi,Resources,Population
2.Sosial; Economi Development,Political Structure,Nation Culture and Morale
3.Lain-lain; Ideas and Diplomacy,Wisdom of Leadership

Pada hakikiatnya,Tannas tergantung pada kemampuan bangsa dan negara meningkatkan


kondisi Astagatra dengan jalan memanfaatkan Trigatra sebagai modal dasar untuk
meningkatkan kondisi Pancagatra.Trigatra bersifat relatif sedangkan Pancagatra bersifat
dinamik.Tannasitu merupakan resultante (hasil) dari ketahanan masing-masing aspek
kehidupan (IPOLEKSOSBUD HANKAM).
Unsur dominan dari parameter Astagatra sebagai berikut:
1. Geografi dengan unsur dominan
a. Letak Geografi
b. Luas
2. Bentuk wilayah dan parameternya: Posisi silang dan
terbuka,Luas,Bentuk,Iklim,Daerah
3. inti,Daerah khusus
4. Demografi dengan unsur dominan
a. Struktur atau jumlah penduduk
b. Kualitas penduduk dan parameternya : Struktur,jumlah dan
pertumbuhan,Kepadatan
5. dan persebaran,Kualitas,ketrampilan,keuletan,dan kemandirian
6. Sumber kekayaan alam dengan unsur dominan
a. Potensi
b. Jumlah kekayaan alam dan parameternya : Bahan makanan,Bahan
mineral,flora,fauna,
7. Energi,Tingkat eksploitasi.
8. Ideologi dengan unsur dominan seperti kemantapan penghayatan dan pengamalan
pancasila dan parameternya.
9. Politik dengan unsur dominan:Kebijakan pemerintah sesuai dengan keinginan dan
10. tuntutan dari rakyat,Sistem pemerintahan,Politik luar negeri atau kualitas diplomasi
dan
11. parameternya.
12. Politik dengan unsur dominan : Kekuatan pertumbuhan ekonomi nasional,Pemerataan
13. Pendapatan, Stabilitas dan parameternya.
14. Sosial budaya dengan unsur dominan,Kematangan watak atau identitas nasional
bangsa,
15. Moral,kebudayaan nasional,bangsa,dan parameternya
16. Hankam dengan unsur dominan
a. Kualitas dan kuantitas Angakatan Bersenjata
b. Kesiagaan penyelenggaraan Hankamrata dan parameternya : Kesadaran bela
negara,
17. Kepempimpinan,Sishankamrata,Pembinaaan Hankamneg,Industri dan prasarana.

B. KETERKAITAN (HUBUNGAN) ANTARGATRA

1. Hubungan Antargatra di dalam Trigatra

a. Antara kondisi geografis dengan kekayaan alam,sumber kekayaan alam perlu di data lokasi
penyebarannya dan potensinya di seluruh tanah air.Oleh karena itu di dalam perencanaan dan
pemanfaatan kekayaan alam suatu usaha industri dengan bahan baku,sangat mengguntungkan
dari sisi biaya produksi yang pada akhirnya akan menentukan tingkat harga yang dapat di
jangkau oleh masyarakat.

b. Antara penduduk dengan kondisi geografis,Banyaknya pulau di Indonesia yang kaya


potensi sumber daya alam kekurangan penduduk untuk mengolahnya.Penyebaran penduduk
pada daerah-daerah yang kurang penduduknya dalam upaya pengembangan dan peningkatan
kesejahteraan serta keamanan wilayah adalah salah satu bentuk keterkaitan antara kondisi
geografi dengan faktor demografi (penduduk).

c. Antara kekayaaan alam dan penduduk,kekayaan alam akan bermanfaat nayata apabila ada
penduduk yang mengolah.Dalam pengolahannya hatrus di dukung oleh kemampuan
penguasaan teknologi sehingga bermanfaat secara optimal.

2. Hubungan Antargatra di Dalam Pancagatra

a. Ideologi sebagai falsafah hidup bangsa dan landasan ideal negara,sebagai penentu
memberikan arah dalam pemeliharaan kelangsungan hidup serta pencapaian tujuan suatu
bangsa.

b. Tingkah laku politik di pengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan,seperti
kecerdasan,keadaan berpolitik,tingkat kemakmuran,ketaatan beragama,keakraban
sosial,keamanan.

c. Ketahanan di bidang ideologi,politik,sosial budaya dan hankam dapat menunjang


ketahanan di bidang ekonomi.

d. Keadaan sosial yang serasi,stabil,dinamik,berbudaya,dan berkepribadian hanya dapat


berkembang di dalam suasana damai dan aman.

e. Keadaan yang stabil di bidang ekonomi,politik,dan sosial budaya memperkokoh ketahanan


di bidang hankam.
3. Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra

a. Tannas suatu bangsa tergantung pada kemampuan menggunakan aspek alamiah sebagai
dasar penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang.
b. Tannas artinya utuh atau bulat.Di dalamnya terdapat hubungan Antargatra yang sangat
erat.
c. Tannas di tentukan oleh struktur konfigurasi aspeknya secara struktural dan fungsional.

4. Peran Gatra dalam Kesejahteraan dan Keamanan


Tingkat kesejahteraan dan keamanan dapat tercapai apabila kita dapat memanfaatkan
Trigatra seoptimal mungkin sebagai modal dasar untuk meningkatkan kondisi
Pancagatra.Aspek Trigatra pada umumnya memberikan dampak yang sama terhadap
kesejahteraan dan keamanan.
a. Trigatra,ideologi,politik : Peranan sama besar dalam kesejahteraan keamanaan.
b. Ekonomi,sosbud : Peranan lebih besar untuk kesejahteraan.
a
c. Hankam :Lebih besar untuk keamanan.

5. Keterkaitan Wasantara,Tannas dengan Pembangunan Nasional


Pola pikir tannas dilandasi oleh Pncasila,UUD 1945,Wasantara dan kondisi tannas yang
di inginkan dalam GBHN,berperan sebagai input bagi tannas.Tnnas menentukan
lingkup,volume dan kecepatan pembangunan nasional.Pembangunan nasional yang
berhasil akan meningkatkan tannas,dan tannas yang kokoh akan mendorong lajunya
pembangunan nasional.

C.KETAHANAN GATRA DALAM SISTEM TANNAS


Faktor-faktor dominan dari tiap gatra yaitu :
1.Kondisi Geografi Negara
a. Letak geografi nusantara,letak geografi nusantara dapat di lihat dari berbagai segi,
misalnya dari segi ekonomi dan politik.Dari segi ekonomi dikaitkan dengan sumber-sumber
perekonimian dan aksesibilitasnya dengan pusat-pusat perekonomian di sekitar negara
maupun di dalam negara.Pengaruh letak geografi terhadap politik alam di tinjau dari segi
politik melahirkan geopolitik suatu bangsa atau negara.
b. Luas negara,secara yuridiksional menggambarkan wilayah kedaulatannya.Negara
Indonesia termasuk negara yang luas di dunia di kategorikan negara raksasa (Giant
States).Inti dari unsur luas ini adalah adanya pemerintahan dan rakyat yang kuat yang dapat
mengamankan seluruh wilayah kedaulatan negara baik daerah intinya maupun daerah feri-feri
(Pinggiran) yang jauh dari pemerintah pusat.
c. Bentuk fisik negara di kategorikan menjadi tiga bentuk,yaitu sebagai berikut: Neagar yang
di kelilingi oleh daratan,Negara yang di kelilingi oleh lautan,Negara di daratan dan lautan.

2.Gatra Sumber Kekayaan Alam


Potensi sumber kekayaan alam dan jenisnya belum mencerminkan kemakmuran suatu
negara.Oleh karena itu,perlu dieksploitasi untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.Dari
gatra sumber kekayaan alam ini yang penting adalah bahan pangan,bahan mineral,flora dan
fauna,energi,geostationer orbit atau GSO dan tingkat eksploitasi dari seluruh sumber
kekayaan alam tersebut.Jadi dalam gatra sumber kekayaan alam ini yang terpenting tidak
hanya kekayaan akan potensi,akan tetapi bagaimana kita memanfaatkan secara optimal untuk
kemakmuran rakyat.
3. Gatra Demografi
Mencakup jumlah penduduk,struktur penduduk,pertumbuhan penduduk,kepadatan,se-
baran dan kualitasnya.Hal yang penting bagaimana kita menjaga atau
mengamankan,memanfaatkan,dan mengembangkan kualitas kondisi Trigatra,untuk
meningkatkan kondisi Pancagatra karena ancaman,tantangan,hambatan dan gangguan dewasa
ini cenderung ditujukan pada aspek pancagatra ini.
4.Gatra Ideologi
Ideologi berangakat dari falsafah,yaitu renungan pendirian yang di dorong oleh keinginan
untuk mencari hikmah kebenaran,kearifan,kebijaksanaan dalam hidup.Apabila r6enungan
pemikiran ini sudah sampai pada pandangan hidup,yaitu keyakinan yang berkembang dalam
masyarakat tentang hakikat nilai kehidupan,sistem nilai sikap kepribadian,dan
tradisi.Semuanya itu disimpulkan dan disusun secara sistematis maka disebut ideologi,yaitu
nilai yang diyakini kebenarannya yang digunakan sebagai dasar menata masyarakat dan
negara.
5.Gatra Politik
Dalam gatra politik ini yang terpenting ialah kebijaksanaan pemerintahan sesuai dengan
tuntutan dan keinginan rakyat,sistem pemerintahan yang demokrasi dan politik luar negeri
yang bebas dan aktif.
6.Gatra Ekonomi
Dalam gatra ini di arahkan pada landasan yang bertumpu pada kekuatan pertumbuhan
perekonomian,pemerataan dan stabilitas ekonomi.Inilah fondasi perekoniman yang harus kita
bangun diantaranya berkaitan dengan tenaga kerja dan lapangan
kerja,modal,IPTEK,manajemen,pertanian,perindustrian dan jasa,prasarana dan
sarana,perdagangan dan moneter,serta neraca pembayaran.
7.Gatra Sosial Budaya
Gatra ini berkaitan dengan unsur kematangan watak atau identitas kita sebagai
bangsa,moral,dan budaya kita sebagai bangsa.
8.Gatra Pertahanan dan Keamanan
Bangsa yang telah bernegara maka untuk melindungi bangsa dan tanah air dalam upaya
menjamin kelangsungan hidup memerlukan sistem pertahanan dan keamnan.Karena
kepentingan bangsa Indonesia tidak selalu sejalan dengan kepentingan bangsa lain yang tidak
mungkin dapat menimbulkan sengketa.Dalam kondisi yang demikian bangsa Indonesia yang
cinta damai mengutamakan penyelesaian masalah melalui perundingan dan diplomasi.
KEGIATAN BELAJAR 4

Perwujudan Tannas Indonesia


Untuk mewujudkan Tannas Indonesia maka harus di lakukan pembangunan nasional di
segala aspek kehidupan bangsa Indonesia.Dalam aspek Trigatra,Indonesia mempunyai
kekuatan dan kelemahan.Kondisi Trigatra harus di tingkatkan,di kembangkan dan
didayagunakan untuk meningkatkan Pancagatra,melalui pembangunan nasional yang sedang
giat di lakukan.

A.TANNAS DALAM BIDANG IDEOLOGI


Tannas di bidang ideologi dapat diartikan sebagai kondisi dinamis suatu bangsa yang
berisikan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kehidupan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman,tantangan,hambatan
dan gangguan yang datang dari dalam atau luar,yang membahayakan kelangsungan ideologi
bangsa dan negara.
Keampuhan pancasila sebagai ideologi negara bergantung kepada nilai yang di kandung
yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan ,secara
pribadi,sebagai makhluk sosial,dan sebagai warga negara sesuai dengan kodrat dan iradat
Tuhan Yang Maha Esa.
1. Agar Pncasila dapat dihayati dan diamalkan secara baik maka di tetapka oleh MPR RI
Ketetapan No.II/MPR/1983 tanggal 22 Maret 1978 tentang pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4) atau Eka Prasetia Pancakarsa,yang artinya monoloyalitas atau
satu kesetiaan terhadap 5 kehendak.
2. P4 tidak merupakan tafsir pancasila sebagai dasar negara.
3. P4 merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
4. Pancasila telah di terima dan ditetapkan sebagai Dasar Negara seperti tercantum dalam
pembukaan UUD 1945.
5. Untuk memenuhi kewajiban sebagai warga negara,manusia harus mengahayati dan
mengamalkan pancasila secara bulat dan utuh.

B.KETAHANAN DI BIDANG POLITIK


Ketahanan di bidang politik diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa yang
berisikan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan
kehidupan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman,tantangan,hambatan
dan gangguan yang datang dari dalam atau luar yang membahayakan kelangsungan politik
bangsa dan negara.Tingkat ketahanan di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem
politik (yang dianut) dalam menanggulangi segala bentuk tantangan dan ancaman yang
ditujukan kepada kehidupan politik berbangsa dan bernegara.
Demokrasi Pancasila mengandung aspek-aspek sebagai berikut:
1.Formal,menunjukkan bagaimana cara partisipasi rakyat diatur dalam penyelenggaraan
pemerintah.
2.Material,menegaskan pengakuan atas harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
Tuhan yang menghendaki pemerintahan yang membahagiakan,dan memanusiakan warga
negara dan masyarakat bangsa-bangsa.
3.Kaidah,mengikat negara dan warga negara dalam bertindak,menyelenggarakan hak dan
kewajiban serta wewenangnya.
4.Tujuan,menunjukkan keinginan satu tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
Sejahtera.
5.Organisasi,menggambarkan perwujudan demokrasi Pancasila dalam organisasi
pemerintahan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
6.Semangat,menekankan bahwa demokrasi Pancasila memerlukan warga negara yang
kepribadian,berbudi luhur dan tekun dalam pengabdian.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif,yang di laksanakan sesuai dengan dasar-
dasar pokok sebagai berikut:
1.Diabdikan untuk kepentingan nasional dan khususnya untuk kepentingan pembangunan.
2.Memusatkan kembali pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif,tetapi anti
imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk.
3.Turut mengambil bagian dalam usaha-usaha mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial,khususnya diwilayah Asia
Tenggara,tanpa mengurangi kemampuan kita untuk melaksanakan pembangunan nasional.

C.KETAHANAN DI BIDANG EKONOMI

Ketahanan di bidang ekonomi dapat diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa yang
berisikan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembanggkan
kehidupan nasional,di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman dan gangguan yang
datang dari dalam atau luar yang membahayakan kelangsungan ekonomi bangsa dan negara.
Ketahanan di bidang ekonomi merupakan mata rantai terlemah diantara mata rantai
ketahanan yang secara keseluruhan merupakan Tannas Indonesia.
Di dalam GBHN ditegaskan :
“Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyrakat adil makmur yang
merata materiial dan spiritual berdasarkan pancasila dan dalam wadah negara kesatuan
republik Indonesia”.
Dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi banyak kesulitan yang
dihadapi.Kesulitan itu bersumber pada struktur ekonomi bangsa Indonesia yang mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
1. Sebagian dari produksi nasional berasal dari pertanian sehingga bbanyak tergantung
pada alam.
2. Sebagian besar rakyat hidup dari sektor pertanian yang baru menggunakan teknologi
sederhana.
3. Sebagian ekspor berupa bahan mentah.
Pembangunan ekonomi yang didasarkan pada demokrasi ekonomi menentukan bahwa
masyarakat harus memegang peran aktif dalam kegiatan pembangunan.Pembangunan
ekonomi itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1.Perekonomian dusun.
2.Cabang-cabang produksi.
3.Bumi,air, dan kekayaan alam.
4.Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara.
5.Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan.
6.Hak milik perorangan diakui.
7.Potensi.
8.Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

D. KETAHANAN DI BIDANG SOSIAL BUDAYA

Kesatuan bidang sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik suatu
bangsa yang berisikan kekuatan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
untuk mengembangkan kehidupan nasional didalam menghadapi dan mengatasi
segala ancaman,tantangan,hambatan,dan gangguan yang datang dari dalam atau luar
yang membahayakan kelangsungan sosial budaya bangsa dan negara. Umtuk
memprtahankan kelangsungan hidupnya maka manusia harus melakukan kerja sama
dengan sesama.
Sehubungan dengan kehidupan sosial budaya di negara-negara berkembang,
perlu di perhatiakan gejala perubahan yang terjadi terutama mengenai sebab-sebabnya
banyak faktor yang mungkin menimbulkan perubahan sosial di antaranya yang
memegang peranan penting ialah faktor teknologi kebudayaan yang berasal dari
dalam maupun luar .
Sehubungan dengan bahaya tersebut , pemerintah telah menerapkan
kebijaksanaan sebagai berikut.
“ pemerintah telah dan selalu mengambil langakah-langkah yang perlu untuk
mengamankan kehidupan pancasila dengan meningkatkan ketahanan di bidang sosial
budaya seperti : memeberikan keleluasaan dan menjamin pengembangan kehidupan
beragama, mengintensifkan kegiatan-kegiatan gerakan pramuka, mencegah dan
mngambil tindakan atas masuknya pengaruh kebudayaan asing yang bertentangan
dengan jiwa pancasila dan lain-lain ( pidato presiden ttanggal 12 maret 1973)”.

E. KETAHANAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Ketahanan di bidang pertahanan dan keamanan di artikan sebagai kondisi dinamik


bangsa yang berisikan kekuatan dan ke tangguhan yang mengandung kemampuan
untuk mengembangkan kehidupan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik dari dalam atau luar kabinet yang
membahayakan kelangsungan pertahanan dan keamanan bangsa dan negara.
Sehubungan dengan itu maka dapat di kaji dari keputusan presiden no 79 tahun 1979
dan ketetapan MPR-RI No II/MPR/1983 tentang GBHN di mana di cantumkan
kepulauan nusantara sebagai satu-keatuan HANKAM.
Diperkirakan pada dasawarsa sekarang ini kemungkinan adanya perang umum
kecil sekali, akan tetapi besar kemungkinan adanya usaha-usaha subversi dan
infiltrasi. Perlu dapat perhatian kusus ialah gangguan di bidang SARA.

KEGIATAN BELAJAR 5
Pembinaan Tannas Indonesia
A. ARAH KEBIJAKSANAAN

Upaya untuk mewujudkan tunnas melalui proses proses kegiatan


pembangunan nasional yang kita lakukan. Pembangunan nasional tersebut kita
lakukan di seluruh bidang kehidupan, namun penekananya pada bidang ekonomi
karena bidang ekonomi ini tidak hanya berkaitan erat dengan kesejahtraan, tetapi
di anggap mempunyai daya biyak terhadap bidang-bidang kehidupan lainya
pembangunan ekonomi tidak hanya berdimensi ekonomi semata , seperti
pengetahuan, ketrampilan dan faktor-faktor ekonomi lainya tetapi ia juga
berdimensi manusia yang terikat dengan nilai budaya yang di anutnya.
Pembangunan ekonomi yang kita lakukan pada dasarnya ialah uapaya untuk
meningkatkan nilai tambah dari hubungan interaktif antara manusia, sumber daya
alam dan sumber daya ciptaan atau teknologi dari peningkatan nialai tambah ini
kita baru dapat meningkatkan dan mengembangkan nilai aspek kehidupan lainya.
Bidang ekonomi pembangunan di arahkan pada tranformasi sektor pertanian
( subsistem) dan sumber daya alam lainya kearah sektor industri dan jasa yang di
nialai lebih ekonomis dan efisien, guna meningkatkan spektrum kemampuan kita
sebagai bangsa dan negara dalam lingkungan pergaulan perekonomian dunia.
Spektrum kemampuan ini pada hakikatnya untuk menghasilkan daya kembang,
daya tangkal, daya kebal dan daya kena.
B.PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
GBHN menetapkan hakikat pembangunan nasional Indonesia adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia.Pada tataran praktis, manusia Indonesia yang berkualitas itu
ialah manusia yang menguasai IPTEK yang dilandasi oleh IMTAQ,yang berakar
pada budaya Pancasila.Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi
kepedulian bangsa Indonesia, bukan hanya karena kita menghadapi era
kesejagatan (globalisasi), AFTA, APEC, tetapi kualitas sumber daya manusia
yang tinggi meruoakan dasar Tannas yang tangguh. Dengan kata lainnya kualitas
sumber daya manusia yang tinggi merupakan kunci dari peningkatan Tannas dan
Bangnas.

kesejahtraan

 Nilai
 Aspirasi
 Kerangka
produktivitas kelembagaan pendididkan
 Masyarakat

Teknologi

Gambar 3.12.
Longkaran transformasi teknologi menurut basil dan cook

Dari diagram tersebut dapat di lihat bahwa untuk


mengembangkan kemampuan bidang teknologi harus di lakukan investasi yang besar di
bidang pendidikan dalam arti luas, sedangkan investasi kesejahtraan dapat meningkat kalau
ada kenaikan nyata dalam pendapatan per kapita yang di sebabkan oleh peningkatan
produktifitas sumber daya manusia yang berketrampilan dan ber pengetahuan sebagai hasil
pendidikan.
Peningkatan keluaran produktif harus di dukung oleh landasan teknologi yang luas sebanagai
faktor masukan produktif . seluruh proses ini berlangsung sangat di tentukan okeh sisitem
nilai, aspirasi serta kelembagaan masyarakat, sumberdaya manusia menentukan ke
berlangsungan dan percepatan perkembangan perekonomian peran tersebut tergantung
kepada jumlah dan mutunya.

B. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam membawa bangsa
indonesia meraih cita-citanya. Kepemimpinan ini tidak hanya pada tingkat nasional tetapi di
seluruh lini kehidupan ( formal dan in formal) kepemimpinan yang di butuhkan tidak hanya
yang kuat dan berwibawa, tetapi juga harus mempunyai visi ke depanmembawa bangsa
indonesia dalam mencapai dan kelangsungan hidupnya.
Rekrutmen pimpinan nasional harus melalui prosedur dan mekanisme yang baik, di
sepakati dan ditaati bersama ( UU dan peraturan pelaksanaanya) sehingga perebutan
kepemimpinan nasional tidak seperti “perlombaan panjat pinang” di setiap pesta rakyat di
peringatan 17 agustus.
Mekanisme kepemimpinan nasional itu di kenal dengan mekanisme lima tahun yang
( siklus 5 tahuanan) yang merupakan bagian dari gerak pelaksanaan UUD 1945 .

Siklus penyelenggaraan Keawaspadaan dalam

Negara lima tahunan Hidup Berkelompok

Mekanisme kepemimpinan Bahaya Laten, Dalam Berbangsa,


Ideologis,
Nasional Lima Tahunan Bermasyarakat, dan
Non-Ideologis Bernegara

Terkait pada
± 13 Tahap

kegiatan
Pelaksanaan P4

Pelaksanaan UUD 45
Sistem
Pelaksanaan GBHN
Yuridis- Formal

Anda mungkin juga menyukai