Konsumen memiliki hak penuh untuk memilih barang yang nantinya akan digunakan atau
dikonsumsi. Tidak ada yang berhak mengatur pilihan tersebut, sekalipun itu produsen terkait.
Begitupun hak dalam meneliti kualitas barang yang hendak dibeli.
Ini juga tak kalah pentingnya, yakni masalah ganti rugi. Banyak produk - produk di pasaran yang
ternyata tidak sesuai standar kualitas yang berlaku. Hak ini perlu diperjuangkan, mengingat
sering pula ditemukan penjual online yang barang aslinya jauh berbeda dengan gambar.
Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan kompensasi maupun ganti rugi atas kerugian yang
diterimanya dari transaksi semacam itu.
Sebagai konsumen, kamu pun berhak untuk mendapat produk dan layanan sesuai dengan
kesepakatan di awal. Misalnya ketika berbelanja online, apabila terlampir layanan gratis ongkos
kirim, maka penerapannya harus sedemikian. Bila tidak, kamu berhak menuntut hak tersebut.
Poin ini tentunya amat penting bagi konsumen, guna mengetahui apa saja informasi terkait
produk yang dibelinya. Produsen dilarang menutupi beberapa informasi terkait produk maupun
layanannya.
Sebagai contoh, kandungan komposisi pada produk makanan, syarat dan ketentuan pembelian,
harga, diskon dan informasi - informasi lain yang harus diketahui oleh konsumen.
Hal ini mestinya tidak boleh terjadi, sebab perilaku diskriminatif terhadap konsumen merupakan
salah satu bentuk pelanggaran atas hak konsumen.
Kewajiban Konsumen
Konsumen wajib membaca serta mengikuti segala petunjuk informasi maupun prosedur
penggunaan atau pemanfaatan barang dan jasa, demi keamanan serta keselamatan
Konsumen juga harus mempunyai itikad baik saat melakukan transaksi pembelian barang
dan jasa.
Konsumen wajib membayar pembelian barang dan jasa sesuai dengan nilai yang sudah
disepakati sebelumnya.
Konsumen juga wajib untuk mengikuti upaya penyelesaian hukum dari sengketa maupun
permasalahan perlindungan konsumen secara patut.
Kewajiban produsen
1. Beritikad baik dalam kegiatan usahanya.
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberikan penjelasan, penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu dan/atau jasa yang berlaku.
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba barang dan/atau
jasa yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan.
6. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
7. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian bila barang dan/atau jasa yang diterima
atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Menurut pandangan ini hubungan antara produsen dan konsumen sebaiknya dilihat sebagai
kontrak dan kewajiban produsen terhadap konsumen didasarkan atas kontrak itu.
Supaya menjadi sah kontrak harus memenuhi beberapa syarat yaitu :
1. kedua belah pihak harus mengetahui betul baik arti kontrak atau sifat-sifat produk.
2. kedua belah pihak harus melukiskan benar fakta yang menjadi objek kontrak.
3. tidak boleh terjadi jika kedua belah pihak mengadakan kontrak karena dipaksa atau karena di
paksa pengaruh yang kurang wajar seperti ancaman.
Pandangan “perhatian semestinya” ini tidak memfokuskan kontrak atau persetujuan antara
konsumen dan produsen, melainkan terutama kualitas produk serta tanggung jawab produsen,
dikarenakan produsen lebih tahu banyak mengenai produk dan bagaimana produsen untuk
menjaga agar konsumen tidak mengalami kerugian ketika membelinya.
Teori biaya social menegaskan bahwa produsen bertanggung jawab atas semua kekurangan
produk dan setiap kerugian yang dialami konsumen dalam memakai produk tersebut. Teori ini
merupakan versi paling ekstrim, walaupun teori ini paling menguntungkan untuk konsumen,
namun sulit untuk dipertahakan juga.
1 .teori biaya social tampaknya kurang adil, karena menganggap orang bertanggung jawab atas
hal-hal yang tidk diketahui atau tidak bisa dihindarkan.
2. teori biaya social membawa kerugian ekonomis. Bila teori ini dipraktekkan produsen terpaksa
mengambil asuransi terhadap klaim kerugian dan biaya asuransi itu menjadi begitu tinggi,
sehingga tidak terpikul lagi oleh banyak perusahaan.
3. teori biaya social paling baik melindungi konsumen, namun demikian jika teori ini
dipraktekkan akibatnya akan banyak ganti rugi dan produk akan lebik mahal dengan kualitas
yang terus diperbaiki sehingga juga dapat merugikan konsumen.
Analisis
Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip
kejujuran perusahaan besar pun berani untuk mengambil tindakan kecurangan untuk menekan
biaya produksi produk. Mereka hanya untuk mendapatkan laba yang besar dan ongkos produksi
yang minimal. Mengenyampingkan aspek kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat
berbahaya dalam produknya . dalam kasus Oreo sengaja menambahkan zat melamin padahal bila
dilihat dari segi kesehatan manusia, zat tersebut dapat menimbulkan kanker hati dan lambung.
2. Timbulnya kepercayaan
Kesimpulan
Etika terhadap konsumen adalah suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan
seseorang terhadap konsumen dengan mengikuti norma yang ada bertujuan untuk
mendapatkan timbal balik yang sepadan.
Sebagai pelaku usaha atau produsen bukan hanya keuntungan saja yang harus
dikejar tetapi juga harus mempertimbangkan hak dan kewajiban konsumen pula
serta mempertimbangkan halal dan haramnya usaha yang dijalani.