2. Selain pola tanda gejala penyakit dan pola penggunaan obat-obatan hewan, adakah pola tanda
lain yang bisa digunakan dalam Surveilans Sindromik?
Menurut ISIKHNAS, selain pola tanda gejala penyakit dan pola penggunaan obat-obatan,
ada pula pola konsumsi pakan. Selain itu, mungkin pola tingkat reproduksi, atau pola
kenaikan pasien di dokter hewan.
Sumber:http://wiki.isikhnas.com/images/4/42/Cameron_Manual_of_Basic_Animal_Disea
se_Surveillance_EN-ID_Part_1-5_COMPLETE.pdf.
3. Indonesia sampai saat ini masih merupakan negara berstatus bebas penyakit mulut dan
kuku (PMK). Jika akan dilakukan surveilans berbasis risiko untuk pembuktian bebas penyakit
tersebut, di wilayah manakah menurut anda kegiatan surveilans tersebut dilakukan?
Kegiatan surveilans PMK dapat dilakukan di wilayah yang memiliki populasi hewan beresiko
PMK (Ruminania seperti sapi, domba, babi, dll) seperti pulau jawa khususnya Jawa Barat,
Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
5. a. Menentukan tujuan surveilans: mendeteksi ada atau tidak adanya sirkulasi (shedding)
virus Avian Influenza di salah satu pasar unggas hidup (life bird market).
b. Menentukan framework sentinel
Patogen: virus AI
Populasi target: populasi unggas di pasar unggas hidup
Sentinel yang dapat digunakan: ayam bebas AI yang tidak divaksinasi AI. Sentinel
dipilih sebagai subset populasi target (Halliday 2010). Ayam yang tidak divaksinasi
memiliki titer antibodi AI rendah dan lebih rentan terinfeksi AI, sehingga akan
menunjukkan gejala klinis yang mudah dideteksi. Pengujian serokonversi yang positif
juga dapat menjadi tanda keberadaan virus AI. Jika memungkinkan, ayam sentinel
dapat diberikan IFN alpha secara per oral dalam air minum (Neo dan Tan 2017).
Pemberian IFN alpha menurunkan ambang batas antigen yang diperlukan untuk
serokonversi sehingga deteksi dapat dilakukan lebih dini.
c. Ayam sentinel diletakkan di pasar unggas hidup dan dipelihara.
d. Surveilans dapat dilakukan dengan memperhatikan respon sentinel. Jika terinfeksi
HPAI, sentinel yang terinfeksi dapat langsung diidentifikasi karena akan menunjukkan
gejala klinis yang jelas, bahkan hingga kematian.
e. Jika ayam sentinel tidak menunjukkan gejala klinis, tentukan interval pengecekan
antibodi (misalnya satu bulan sekali) untuk mendeteksi infeksi subklinis LPAI dan
lakukan pengecekan secara berkala.
f. Jika ayam sentinel negatif AI, hewan dapat dikembalikan ke populasi produksi dan
digantikan oleh ayam sentinel lain.
f. Jika hewan sentinel terdeteksi terinfeksi AI, tentukan langkah pengendalian, misalnya
pemeriksaan populasi umum ayam dan isolasi pasar unggas hidup, disinfeksi, serta
penguatan implementasi biosekuriti di pasar unggas hidup.
Halliday J. 2010. Animal sentinel surveillance: evaluating domestic dogs as sentinels for
zoonotic pathogen surveillance [disertasi]. Glasgow (UK): University of Glasgow
Neo JPS, Tan BH. 2017. The use of animals as a surveillance tool for monitoring
environmental health hazards, human health hazards and bioterrorism. Vet Microbiol.
203:40–48. doi:https://doi.org/10.1016/j.vetmic.2017.02.007.