Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PATOLOGI UMUM

Pengamatan Preparat Abnormal Berbagai Hewan


Rabu, 30 Oktober 2019

Disusun oleh:

M. Nuriddho Wahid (B04170065)


Fitria Nurmustari (B04170075)
Fuyi Ziget Zozalbo (B04170112)

Dosen Penanggung Jawab:


Dr.

DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI DAN PATOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
1. Kaki anjing abnormalitas digit

Gambar 1. Kaki anjing abnormalitas digit

Kaki anjing memiliki abnormalitas khususnya pada bagian digitnya yang disebabkan oleh anomali
kongenital. Anomali kongenital adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan gangguan
struktural, perilaku, fungsional dan atau metabolik yang ada sejak lahir ( Suciandari 2018)

2. Tumor pada kelenjar ambing anjing dan vulva

Gambar 2. Tumor pada kelenjar ambing anjing dan vulva

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada preparat patologi kelenjar ambing dan vulva
ditemukannya tumor pada jaringannya, jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang
memungkinkan terjadinya tumor di organ tertentu, Secara umum ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya tumor pada anjing. Faktor penyebab tumor secara umum dibedakan
menjadi dua faktor yaitu faktor intrinsik seperti ras, cell rest, umur, jenis kelamin dan pigmentasi dan
faktor ekstrinsik seperti infeksi virus, parasit, karsinogen, iradiasi, traumatik mekanik, dan
transplantasi (Mango et al. 2016).
3. Preparat kaki ayam

Gambar 3. Preparat kaki ayam

Preparat patologis kaki hewan menunjukan benjolan pada bagian kaki ayam, yang berupa artritis
purulenta. Kolera unggas atau fowl cholera (FC) adalah penyakit bakterial menular pada unggasyang
tersebar luas di dunia dan disebabkanoleh Pasteurella multocida. Penyakit ini menyerang baik ayam
peliharaan maupun unggas liar. Pada ayam penyakit ini dapat dimanifestasikan dalam bentuk akut
dan kronis. Bentuk akut penyakit ini ditandai dengan kematian yang tinggi. Lesi pada kasus ini
mungkin sama sekali tidak terlihat atau berupa hati dan limpa yang membesar, perdarahan pada
organ internal atau pneumonia fibropurulen. Kematian pada kasus kronis biasanya lebih rendah dan
lesi dapat berupa artritis purulenta.

4.Preparat kaki ayam bumble foot

Gambar 4. Preparat kaki ayam bumble foot

preparat patologis kaki hewan menunjukan pembengkakan pada kaki ayam yang didiagnisa sebagai
bumble foot. Bumble Foot umumnya menyerang ayam jantan, walaupun dapat juga menyerang
ayam betina, baik usia muda maupun usia dewasa. Penyakit ini menyebabkan penebalan pada
telapak kaki, yam lebih populer dengan sebutan penyakit bubul. Penyakit Bumble Foot adalah
bakteri Staphilococus. Infeksi terjadi karena adanya luka pada telapak kaki ayam, baik karena
terkena goresan kawat, maupun tertusuk benda tajam lainnya. Berikut gejala – gejala dari penyakit
Bubul, Kulit telapak kaki tebal, jalan pincang, kaki bengkak, Sisik kaki terkelupas, Terdapat benjolan
di jari – jari, keseimbangan badan berkurang, anorexia, suhu badan tinggi, paha bengkak (Mirwanto
2014).

5.Dermatitis parasitika

Dermatitis adalah peradangan kulit pada lapisan epidermis dan dermis sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, dengan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik
seperti eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak
slalu timbul bersamaan, mungkin hanya beberapa atau oligomorfik. Dermatitis cenderung residif dan
menjadi kronis (Djuanda 2010). Dermatitis kontak sendiri adalah suatu inflamasi pada kulit yang
dapat disertai dengan adanya edema interseluler pada epidermis karena kulit berintraksi dengan
bahan−bahan kimia yang berkontak dengan kulit. Berdasarkan penyebabnya, dermatitis kontak
dibagi menjadi dermatitis kontak iritan dan dermatitik kontak alergi (Beltrani 2006). Dermatitis
kontak merupakan penyakit kulit multifaktoral yang dipengaruhi oleh faktor eksogen dan faktor
endogen (Cahyono 2004). Dermatitis parasitika merupakan dermatitis sekunder yang disebabkan
oleh investasi caplak yang hebat, terdapat bercak-bercak pada kulit, hypermelanosis, kebotakan,
tidak ada kemerahan, pembesaran ukuran, dan teksturnya bergranul pada beberapa bagian.

6.Tumor kulit pada kaki depan (melanoma dan dermatitis)

Melanoma maligna adalah sebuah kanker dari sel yang menghasilkan melanin. Oleh karena itu, bisa
timbul pada kulit, mukosa, retina, dan leptomeninges (Chan dan Greenbaum 2013). Melanoma
maligna merupakan sebuah keganasan dari sel yang menghasilkan pigmen (melanosit), biasanya
berada di kulit tapi juga ditemukan di telinga, saluran pencernaan, mata, mulut, mukosa genital, dan
leptomeninges (McCourt, Dolan, dan Gormley 2014). Penyebab utama terjadi peningkatan insiden
melanoma maligna secara umum adalah paparan radiasi ultraviolet (UV), terpapar sinar matahari
yang membakar kulit dalam waktu singkat tapi berulang-ulang diketahui sebagai faktor risiko utama
(MacKie, Hauschild, dan Eggermont 2009). Pada kasus ini melanoma disertai oleh dermatitis yang
terjadi pada kaki depan dari anjing. Terdapat jendolan bulat pada kaki depan, keratinisasi, hair loss,
dan panca radang.

8. Dermatitis pada gelinga

Anjing merupakan salah satu hewan mamalia yang banyak dipelihara oleh masyarakat. Untuk
memelihara seekor anjing, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti pakan yang
dikonsumsi, intensitas perawatan, serta kebersihan kandang atau lingkungan yang sesuai. Faktor-
faktor tersebut menjadi sangat penting karena berkaitan erat dengan kesehatan fisik dari

seekor anjing. Seringkali para pemilik anjing mengabaikan hal tersebut karena kurangnya
pengetahuan mengenai dampak dari penyakit yang akan timbul seperti penyakit kulit dan infeksi
telinga. Anjing yang mengidap penyakit kulit dan infeksi telinga dapat menjadi vektor penyebaran
penyakit kepada manusia (Adzima et al 2013). Pada dermatitis telinga anjing kali ini hanya terlihat
para bagian ujung telinga, belum menyebar keseluruh bagian telinga yang lain juga terdapat pustule
pada telinga.
7. Tumor subkutis pada kulit anjing

Gambar 7. Tumor subkutis pada kulit anjing

Berdasarkan hasil pengamatan, tumor subkutis merupakan sel hidup yang terdapat di
bawah kulit dengan ukuran yang besar . Terdapat benjolan di bawah kulit, bengkak,
bernanah, dan berwarna hitam. Ciri Massa tumor yaitu kompak, padat, dan tidak rapuh.
Tumor kulit merupakan pertumbuhan yang tidak terkontrol yang menyerang kulit atau
jaringan lunak di bawah kulit dan dapat bersifat jinak atau ganas (Berata et al 2011). Sel
tumor kulit dapat menyerang jaringan kulit anjing jantan maupun betina (Elizabeth et al
2009). Tumor kulit biasanya diikuti dengan kelainan-kelainan lain seperti pustula, gatal-gatal,
hematoma, kista, lepuh, abses, lick granulomas dan skin tags. Tumor kulit bisa berubah
menjadi ganas dan menyebar kebagian lain tubuh anjing. Beberapa tumor yang sering
ditemukan pada kulit adalah hemangioma, basal cell epithelioma, fibroma, fibrosarkoma,
melanoma, hemangiosarkoma (Diters dan Walsh 1984).
Tumor jinak (benign) memiliki ciri-ciri mempunyai kapsul dan dapat digerak-
gerakkan, tidak terfiksir pada jaringan, pertumbuhan lambat, umumnya tidak membahayakan,
kematian dapat terjadi apabila lokasi dan ukurannya sedemikian rupa sehingga menekan dan
mengganggu jaringan dan organ disekitarnya dan pada umumnya tumor jinak tidak tumbuh
lagi setelah dilakukan operasi. Sedangkan tumor ganas (maligna) memiliki ciri-ciri
pertumbuhan yang cepat dan menyusup kedalam jaringan, terfiksir dan merusak jaringan
sekitarnya, jaringan baru yang tumbuh berlainan dengan jaringan sekitarnya, tidak berkapsul
sehingga batas-batasnya tidak jelas, dapat menyebar (metastasis) ke jaringan lainnya, bila
dilakukan operasi pengambilan tumor secara total masih mungkin kambuh lagi, pertumbuhan
tumor sangat mengganggu pertumbuhan jaringan sekitarnya dan mengganggu metabolisme
umum dan fungsi organ lainnya (Sudisma et al 2006).
Daftar Pustaka
Adzima V, Jamin F, Abrar M. 2013. Isolasi dan identifikasi kapang penyebab dermatofitosis pada
anjing di kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. J Med Vet 7: 18-23.

Beltrani VS et al. 2006. Contact Dermatitis: A Practice Parameter. Ann Alergi Asthma Immunol 97
(1): 1-38.

Berata IK, Winaya IBO, Adi AAAM, Adyana IBW, Kardena IM. 2011. Patologi Veteriner
Umum. Denpasar (ID): Swasta Nulus.
Cahyono AB. 2004. Keselamatan Kerja Bahan Kimia Di Industri. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada
University Press.

Chan, C., Greenbaum, A., 2013. Skin and Subcutaneous Tissue. In: Williams, N.S., Bulstrode, C.J.K.,
O’Connel, P.R., 2013. Bailey & Love’s Short Practice of Surgery, 26th ed. Boca Raton: Taylor & Francis
Group, CRC Press: 594-598.

Diters RW, Walsh KM. 1984. Feline Basal Cell Tumors: A Review of 124 Cases. Veterinary
Pathology.21: 51-56.
Djuanda, Adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta(ID) : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Elizabeth A, Nesbit, Perry J, Bain, Nicole C, Northrup, Kenneth S, Latimer. 2009. Neoplasia
of the skin and associated tissues. Departemen Pathology (Bain, Latimer) And
Oncology Departemen. University Of Georgia, Athens. GA 30602-7388
MacKie, R.M., Hauschild, A., and Eggermont, A.M.M., 2009. Epidemiology of Invasive Cutaneous
Melanoma. Annals of Oncology 20(6): vi1–vi7.
Mango EE, Kardena IM, Supratika IKE. 2016. Prevalensi dan gambaran histopatologi tumor kulit pada
anjing di kota Denpasar. Buletin Veteriner Udayana, 8(1): 65-70.

McCourt, C., Dolaé, O., and Gormley, G., 2014. Malignant Melanoma: A Pictorial Review. Ulster Med
J 83(2): 103-110.

Mirwanto B. 2014. Sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan anxietas dengan menggunakan
Teorema Bayes [ SKRIPSI ]. Pekanbaru(ID) : universitas Islam Negeri Sultan Syarif kasim riau.

Priadi A, Natalia L. 2009. Karakteristik isolat Pasteurella multocida yang diisolasi dari kasus kolera
unggas di peternakan pembibitan ayam. JITV 19(3): 648-654.

Suciandari AR, Mundijo T, Purwoko M. 2018. Dermatoglifi pada autisme dan sindron down di
Palembang. Jurna Unimus, 1(5): 30-35.
Sudisma IGN, Pemayun IGAGP, Warditha AAGJ, Gorda IW. 2006. Ilmu Bedah Veteriner
dan Teknik Operasi. Denpasar(ID): Pelawa Sari

Anda mungkin juga menyukai