NIM : B04170075
Ada bukti yang kuat bahwa avian influenza sedang mewabah di peternakan di daerah
anda. Anda terpilih sebagai salah satu anggota tim petugas kesehatan hewan yang
bertugas melakukan investigasi status kesehatan di peternakan nonkemersial (sektor
4) di daerah anda.
Pertanyaan A
1. Berikanlah contoh pemeriksaan/uji yang dapat digunakan untuk mencurigai
adanya kejadian outbreak avian influenza.
Jawab: pemeriksaan/uji yang dapat digunakan untuk mencurigai adanya kejadian
outbreak avian influenza yaitu dengan mengambil sampel secara normal dari
hewan yang terlihat sakit tetapi juga dari hewan yang sehat. Pemeriksaan uji dapat
dilakukan dengan cara diagnosa lapangan untuk menemukan tanda-tanda atau
gejala klinis dan patologi anatomi yang terjadi. Serta harus memperhatikan
kematian ternak yang tiba-tiba mendadak mati dalam waktu kurang dari 24 jam
dengan tingkat kematian harian mencapai 5% dalam kelompoknya selama
beberapa hari.
Sedangkan pemeriksaan/uji laboratorium yang dapat dilakukan untuk memeriksa
kejadian outbreak avian influenza karena hanya laboratorium yang bisa
mengkonfirmasi bahwa itu avian influenza atau bukan, yaitu:
1. Real time PCR: keberadaan virus AI dapat dideteksi dengan reverse
transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR).
2. ELISA
3. Isolasi virus
4. Uji serologik
- Uji HA
- Uji Haemagglutination Inhibition (HI)
- Agar gel immunodifussion (AGID).
Tim anda mengevaluasi 82 peternakan sektor 4 di desa outbreak. Anda dan anggota
team lainnya menguji unggas-unggas dalam setiap peternakan dan mencatat jika ada
unggas yang memperlihatkan gejala klinis penyakit respiratori (lesu, batuk-batuk,
bernafas dengan mulut terbuka, kotoran pada hidung). Selanjutnya, diambil sampel
(usap trakhea) dari unggas untuk menentukan status infeksi dari setiap peternakan.
Jika satu atau lebih sampel yang diambil dari satu peternakan menunjukkan hasil
positif dengan Real-Time PCR, maka seluruh peternakan dianggap positif untuk virus
avian influenza dan diklasifikasikan sebagai “terinfeksi”. Jika unggas-unggas di
dalam peternakan tersebut tidak memperlihatkan gejala klinis penyakit respiratori dan
seluruh sampel yang diambil menunjukkan hasil negatif dengan Real-Time PCR,
maka seluruh peternakan tersebut dianggap negatif untuk virus avian influenza.
Pertanyaan B
1. Apakah adanya gejala klinis penyakit respiratori pada unggas (lihat gejala yang
disebutkan di atas) merupakan definisi kasus untuk avian influenza?
Jawab :
Tidak, gejala klinis penyakit respiratori (lesu, batuk-batuk, bernafas dengan mulut
terbuka, dan kotoran pada hidung) bukan gejala klinis pada flu burung saja
sehingga belum bisa digunakan untuk mendefinisikan kasus AI karena masih
terdapat kasus lain yang memiliki gejala klinis penyakit respiratori yang mirip
dengan kasus ini.
2. Apakah perlu untuk mengumpulkan sampel biologis dari unggas di seluruh
peternakan, atau sebaiknya melakukan sampling? Kenapa ya atau kenapa tidak?
Jawab :
Ya, Perlu dilakukan pengambilan sampel biologis dari unggas dari masing-masing
peternakan yang akan dilanjutkan dengan diperiksa dengan uji-uji laboratorium
tertentu untuk mempertegas diagnosa. Sebaiknya melakukan sampling dengan
tujuan sampel biologis dari masing-masing peternakan dapat merepresentasikan
kejadian sesungguhnya pada populasi. Selain itu sampling yang dilakukan dapat
menghemat waktu dan biaya pengendalian outbreak AI.
3. Untuk tujuan dari penyelidikan awal ini, status infeksi suatu peternakan ditentukan
seperti yang disebutkan di atas. Apakah ini merupakan cara yang dapat diterima
untuk mengklasifikasi sebuah peternakan tersebut sebagai “terinfeksi”? Kenapa ya
atau kenapa tidak?
Jawab :
Ya, Cara tersebut dapat diterima untuk mengklasifikasi sebuah peternakan tersebut sebagai
“terinfeksi” karena metode Real Time PCR merupakan konfirmasi diagnosis. Konfirmasi
diagnosis berfungsi untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dan
menyingkirkan kemungkinan kesalahan laboratorium yang menyebabkan peningkatan
kasus yang dilaporkan. Hal ini menunjukkan bahwa, bila terdapat satu kasus positif
konfirmasi (confirmed cases) maka menunjukkan peternakan tersebut telah terinfeksi suatu
agen penyakit karena telah dibuktikan adanya agen di peternakan terebut melalui diagnosis
konfirmasi. Selain itu, dalam konsep outbreak, untuk kasus tertentu, walaupun hanya
ditemukan satu kasus maka sudah dapat dikatakan outbreak jika terjadi pada wilayah yang
tidak pernah terinfeksi sebelumnya
4. Jelaskan bagaimana anda mengklasifikasikan peternakan sebagai “terinfeksi”? Apa
definisi kasus anda?
Jawab :
Peternakan akan diklaklasifikasikan sebagai “terinfeksi” bila terdapat hewan ternak
tertentu yang megalami gajala klinis atau gambaran klinis tertentu sesuai dengan
penyakit tertentu, sampel biologis hewan tersebut menunjukkan hasil positif
terhadap konfirmasi diagnosa.
Definisi kasus Avian Influenza (AI)
Hewan ternak : Unggas
Gejala Klinis : Jengger, Pial, Kelopak mata, Telapak kaki, Perut kebiruan;
Ptechie pada daerah tubuh yang tidak ditumbuhi rambut; Cairan/kotoran keluar
dari hidung dan mata; Batuk; Bersin; Bengkak pada muka dan kepala; serta
Kematian mendadak.
Tempat : peternakan yang sedang dilakukan pemeriksaan
Waktu : periode waktu pemeriksaan yang ditentukan
Level kasus : confirmed (bila unggas bergejala klinis disertai dengan positif
pengujian lab), probable (memiliki seluruh gejala klinis tanpa pemeriksaan lab),
suspect (memiliki beberapa gejala klinis menyerupai)
Konfirmasi diagnosis: RT-PCR
Sebagai bagian dari penyelidikan, anda dan tim harus menjaring data mengenai 1)
apakah ada kontak antara unggas di dalam peternakan dengan unggas liar; 2)
Bagaimana penerapan biosekuriti di peternakan tersebut; 3) Apakah melakukan
vaksinasi AI.
Pertanyaan C
1. Hitunglah proporsi peternakan yang diklasifikasikan “terinfeksi”? Apakah ini
merupakan alat pengukuran kejadian penyakit yang berguna? Informasi apa yang
dapat Anda peroleh dari ini?
Jawab:
45
proporsi= =0,54 x 100=54 %
82
Skenario II
Anda diminta untuk menyelidiki kemungkinan adanya outbreak AI. Kelompok
yang diteliti adalah peternakan sektor 4 skala kecil. Pemilik unggas memelihara
ayam dan bebek. Saat Anda tiba di tempat pemeliharaan, Anda berbicara dengan
pemilik untuk mengumpulkan riwayat lengkap keadaannya.
Pertanyaan A
1. Karena ini adalah kemungkinan outbreak dan Anda diminta untuk
melakukan penyelidikan, pertanyaan-pertanyaan umum apa sajakah yang
perlu dijawab sebagai hasil dari penyelidikan Anda?
Pertanyaan- pertanyaan umum yang dapat diatanyak antara lain :
Jenis dan jumlah masing-masing ternak
Tujuan budidaya
Luas dan lokasi lahan peternakan
Asal unggas yang dibudidaya
Adanya kasus penyakit unggas dengan gejala klinis AI
Riwayat peternakan pernah terkena AI
Jika terdapat riwayat AI pada peternakan, waktu terakhir penemuan kasus AI;
jumlah ternak yang terkena AI; konfirmasi kasus dilakukan oleh pihak mana;
perlu diketahui
Riwayat vaksinasi AI terhadap unggas (jenis vaksin, sumber vaksin, operator
vaksin, dosis vaksin, berapakali vaksin)
Sistem atau manajemen pemeliharaan unggas
Tindakan pengendalian khusus terhadap AI
Tindakan penanganan limbah unggas
Tindakan penanganan terhadap unggas yang sakit
Sistem pelaporan unggas yang sakit atau mati mendadak
2. Buat formulir untuk menyelidiki outbreak AI. Pastikan untuk menyediakan
tempat yang cukup untuk mencatat seluruh data yang harus dikumpulkan.
FORM PENYELIDIKAN
OUTBREAK AVIAN INFLUENZA
PETERNAKAN UNGGAS
i. Isilah setiap butir pertanyaan dengan jawaban yang jelas
ii. Pilihlah jawaban a,b,c,d,e yang disediakan dengan tanda silang
iii. Butir pertanyaan 1-26 dilakukan wawancara terhadap peternak
iv. Butir pertanyaan 27-30 dilakukan pemeriksaa/uji AI oleh petugas penyelidikan
Nama Peternak :
Umur Peternak :
Pendidikan Terakhir :
Alamat Peternak
:
No Pertanyaan Jawaban
1 Jenis dan jumlah ternak unggas Ayam=
yang dipelihara Bebek=
2 Tujuan dalam budidaya ternak Usaha pokok Usaha sampingan
unggas Hobi
3 Lokasi peternakan
b. Paramedik veteriner
c. Petugas dinas
d. Petugas puskeswan
e. Vaksinasi sendiri
f. Lainnya, sebutkan......................................
...................................................................
15 Rute pemberian vaksin a. Tetes
b. Parenteral (suntik sayap/suntik dada)
c. Lainnya, sebutkan......................................
...................................................................
16 Dosis pemberian vaksin
8. Periksa data yang ada untuk menemukan pola temporal, spasial dan hewan. Hitung
tingkat serangannya. Gunakan tabel data yang disediakan (Table 1). Pola yang
digunakan adalah pola hewan
AR berdasarkan factor
Terpapar AR Tidak terpapar AR
factor factor
unggas asal 21 14 7 14/21 = 25 20 5 20/25 =
pasar 0.67 0.8
Jenis unggas 37 31 6 31/37 = 9 3 6 3/9 = 0.33
yang rentan AI 0.84
9. Apa hipotesis Anda mengenai penyakit dalam kelompok ini? Jelaskan penalaran
Anda.
Hipotesis: TP=TTP
TP = terpapar factor; TTP= tidak terpapar factor
Tingkat serangan pada kelompok yang terpapar factor dan yang tidak terpapar
factor tidak berbeda
10. Apakah ada informasi yang tidak Anda peroleh selama kunjungan Anda yang
menurut Anda dapat bermanfaat?
Informasi penting yang tidak diperoleh:
Jarak antar kandang
Penanganan bangkai unggas
Biosecurity yang diterapkan
Vaksinasi yang telah dilakukan
11. Langkah-langkah apa sajakah yang perlu segera dilakukan untuk mengendalikan
masalah dalam kelompok unggas ini dan mencegah penyebarannya ke kelompok
unggas lain di sekitarnya?
Langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan masalah dan mencegah
penularannya:
Mengubur bangkai
Disinfeksi kandang
Vaksinasi
Penerapan biosecurity
Pertanyaan C
12. Hasil uji AI diserahkan pada Anda dan dapat dilihat pada Tabel 2.
13. Berapa proporsi unggas yang teruji positif AI dalam kelompok tersebut?
37
Proporsi unggas yang teruji AI dalam kelompok = = 80,43%
46
14. Berapa proporsi unggas yang teruji positif AI dalam kelompok ayam? Dalam
kelompok bebek? Bandingkan hasil-hasil yang Anda dapatkan dengan
perhitungan tingkat serangan yang Anda hitung sebelumnya. Lihat jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan dalam pertanyaan B.
30
Proporsi ayam yang teruji positif AI = = 81,08%
37
7
Proporsi bebek yang teruji positif AI= = 77,77%
9
15. Apakah proporsi unggas yang teruji positif AI lebih tinggi dalam kelompok
unggas yang dibeli dari pasar daripada dalam kelompok ayam petelur? Jelaskan
hasil yang Anda dapatkan.
11
Proporsi unggas dibeli di pasar = = 91,67%
12
19
Proporsi kelompok ayam petelur = = 76%
25
Ya, terlihat bahwa proporsi lebih tinggi pada unggas yang dibeli dari pasar. Hal
ini terjadi karena pemeliharaan unggas saat di pasar tidak sebaik daripada ayam
petelur yang dipelihara. Di pasar unggas-unggas tersebut berkontak dengan
unggas lain yang terinfeksi sehingga mudah terjadi penularan AI.
16. Menurut hipotesa yang Anda buat apa yang mungkin menjadi rute utama
penularan AI dari kelompok yang terinfeksi ke kelompok lain di sekitarnya?
Bagaimana Anda menyelidiki teori-teori Anda?
Rute utama penularan AI dari kelompok yang terinfeksi ke kelompok lain adalah
kontak. Kontak dapat berupa fisik antar unggas dalam dalam kandang, kotoran,
dan peralatan kandang. Untuk menyelidiki hal ini dapat diamati dan dilakukan
evaluasi unggas yang terinfeksi dengan kepadatan populasi serta penerapan
biosekuriti dalam kandang.
17.Rekomendasi biosekuriti apa yang akan Anda sarankan pada pemilik unggas dan
para pemilik unggas lain di sekitarnya untuk menghentikan peyebaran penyakit
ini?
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah selalu menjaga kebersihan kandang dan
menerapkan prinsip animal welfare serta menerapkan prilaku hidup bersih dan
sehat kepada pemilik unggas.
AI pada kandang di peternakan sektor 4
Tabel 1
Nomor Jenis Jenis Kelamin Lokasi Gejala Mati/Hidup
Unggas klinis
1 Ayam Betina Kandang unggas belian Mati
2 Ayam Jantan Kandang unggas belian Mati
3 Ayam Betina Kandang unggas belian Mati
4 Ayam Jantan Kandang unggas belian Mati
5 Ayam Jantan Kandang unggas belian Mati
6 Ayam Betina Kandang unggas belian Mati
7 Ayam Betina Kandang unggas belian Mati
8 Ayam Jantan Kandang unggas belian Mati
9 Ayam Betina Kandang unggas belian Mati
10 Ayam Betina Kandang unggas belian Ya Hidup
11 Ayam Betina Kandang unggas belian Ya Hidup
12 Ayam Jantan Kandang unggas belian Tidak Hidup
13 Ayam Jantan Kandang petelur Mati
14 Ayam Betina Kandang petelur Mati
15 Ayam Betina Kandang petelur Mati
16 Ayam Betina Kandang petelur Mati
17 Ayam Jantan Kandang petelur Mati
18 Ayam Betina Kandang petelur Mati
19 Ayam Betina Kandang petelur Mati
20 Ayam Betina Kandang petelur Mati
21 Ayam Betina Kandang petelur Mati
22 Ayam Betina Kandang petelur Mati
23 Ayam Betina Kandang petelur Mati
24 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
25 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
26 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
27 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
28 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
29 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
30 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
31 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
32 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
33 Ayam Betina Kandang petelur Tidak Hidup
34 Ayam Betina Kandang petelur Tidak Hidup
35 Ayam Betina Kandang petelur Tidak Hidup
36 Ayam Betina Kandang petelur Tidak Hidup
37 Ayam Betina Kandang petelur Tidak Hidup
38 Bebek Betina Kandang bebek Mati
39 Bebek Betina Kandang bebek Mati
40 Bebek Betina Kandang bebek Ya Hidup
41 Bebek Betina Kandang bebek Tidak Hidup
42 Bebek Jantan Kandang bebek Tidak Hidup
43 Bebek Jantan Kandang bebek Tidak Hidup
44 Bebek Betina Kandang bebek Tidak Hidup
45 Bebek Jantan Kandang bebek Tidak Hidup
46 Bebek Betina Kandang bebek Tidak Hidup
Tabel 2
Nomor Hasil tes AI Nomor Hasil tes AI Nomor Hasil tes AI
Unggas Unggas Unggas
1 Positif 17 Positif 33 Positif
2 Positif 18 Positif 34 Negatif
3 Positif 19 Negatif 35 Negatif
4 Positif 20 Positif 36 Positif
5 Positif 21 Positif 37 Negatif
6 Negatif 22 Positif 38 Positif
7 Positif 23 Negatif 39 Positif
8 Positif 24 Positif 40 Positif
9 Positif 25 Positif 41 Positif
10 Positif 26 Positif 42 Positif
11 Positif 27 Negatif 43 Positif
12 Positif 28 Positif 44 Negatif
13 Positif 29 Positif 45 Positif
14 Positif 30 Positif 46 Negatif
15 Positif 31 Positif
16 Positif 32 Positif
Skenario III
Food-BorneOutbreak
Background
An outbreak (epidemic) of gastroenteritis occurred in Greenport, a suburban
neighborhood, on the evening of April 28. A total of 89 people went to the emergency
departments of the three local hospitals during that evening. No more cases were
reported afterward. These patients complained of headache, fever, nausea, vomiting and
diarrhea. The disease was severe enough in 19 patients to require hospitalization for
rehydration. Gastroenteritis outbreaks like this are usually caused by the consumption of
a contaminated or poisoned meal. Meal contamination can often be caused by pathogenic
viruses or bacteria. However, acute outbreaks are more often produced by toxins
from bacteria such as Staphylococcius spp., Clostridium perfringens, Salmonella spp.
and Vibrio cholerae. Food poisoning can also be caused by chemicals or heavy metals,
such as copper, cadmium or zinc, or by shellfish toxins.
Epidemic investigators gather data to define the distribution of the disease by time
(onset time and epidemic curve), place (potential places where the implicated meal was
served, such as cafeterias, restaurants and picnics) and person (the distribution of the
disease by age, gender and food items eaten). The findings of the initial investigation
included the following information.
The distribution of the disease by person (age and gender) was found as follows
Gastroenteritis Outbreak Findings by Person, Case Distribution by Age and
Gender
Females Males Total by Age
Age group
No. % Females No. % Males No. %
0-5 1 1
6 - 10 38 37
11 and older 10 2
Total by gender
2. Please calculate the totals for each column and row and their corresponding
percentages to try to determine if there are any important differences by age or by
gender. Such a task is carried out to investigate if there are any high- risk groups and
if the age and gender distribution can give some clues about the source of the outbreak.
Interpret your findings.
Jawab:
Gastroenteritis Outbreak Findings by Person, Case Distribution by Age and
Gender
3. Please calculate the attack rates per 100 (incidence rates per 100) by place to try to
determine where the contaminated meal was served. For each place compare attack
rates (AR) for those who attended with attack rates for those who did not, by using
the relative risk (i.e., RR = AR in attendees/AR in nonattendees). Interpret your
findings.
Jawab:
Gastroenteritis Outbreak Findings by Place
Attack Attack
Who Rate Not Rate Relative
Place attend No. Ill Per 100 attend No. Ill Per 100 Risk
Local
207 61 29.47 157 47 29.94 0.98
cafetaria
Local
246 25 10.16 122 13 10.65 0.95
restaurant
Lion club
475 68 14.32 189 29 15.34 0.93
luncheon
Elementary
school 239 67 28.03 495 22 4.44 6.31
cafetaria
Once the implicated place was determined, the investigation centered on the food. The
following table includes the food items served in that place on April 28:
Important note: None of the kitchen personnel were ill. The names of the kitchen personnel
and their participation in the food preparation are as follows: Manuel prepared the beef
burritos and the potatoes, John prepared the salad and the fruit, Sally served all dishes
except the ice cream, and Jane prepared the cheeseburgers and served the ice cream. The ice
cream was a commercial brand and was bought at a nearby supermarket.
4. Please calculate the attack rates per 100 (incidence rates per 100) by food item to try to
determine the one that was probably contaminated. Compare attack rates (AR) for those
who ate the food item with attack rates for those who did not eat the food item, by using
the relative risk (i.e., RR = AR in those who ate the food/AR in those who did not eat
the food). Interpret your findings.
Jawab:
Gastroenteritis Outbreak Findings by Pearson
Ate the food item Did not ate the food item
Attack Attack
No. Rate per No. Rate per Relative
Food Item people No. Ill 100 people No. Ill 100 Risk
Beef burritos 276 28 10.14 266 27 10.15 0.99
Cheese 218 21 9.63 131 14 10.68 0.90
burger
Tossed salad 105 49 46.67 297 15 5.05 9.24
Baked potato 139 11 7.91 213 31 14.55 0.54
Fruit cocktail 88 48 54.54 279 25 8.96 6.08
Ice cream 175 18 10.28 203 49 24.13 0.42
Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat serangan tertinggi terjadi pada kelompok
orang yang memakan Tossed salad (46.67 per 100) dan Fruit Cocktail (54.54 per
100). Hal ini menunjukkan bahwa kedua makanan tersebut telah terkontaminasi
oleh agen penyebab gastroenteritis. Orang yang memakan makanan tersebut juga
memiliki hubungan kuat yang signifikan terhadap kejadian outbreak gastroenteritis
dengan masing-masing nilai RR adalah 9.24 dan 6.08. Berdasaran nilai tersebut
dapat diduga bahwa sumber outbreak gastroenteritis adalah kedua makanan tersebut
yaitu Tossed salad dan Fruit Cocktail. Sementara itu, Baked potato (RR=0.54) dan
Ice cream (RR=0.42) merupakan makanan yang baik untuk dipilih sebagai makanan
yang menghindarkan konsumen dari serangan gastroenteritis. Hal ini diduga karena
kedua makanan terebut memiliki resiko kontaminasi agen penyebab gastroenteritis
yang rendah.
Given that the epidemic team worked fast enough and the implicated meal(s) was (were)
identified before all food leftovers were discarded, food samples from some meal leftovers
were taken to the laboratory. In addition, stool samples were taken from the kitchen
personnel who prepared or handled each different food item. The laboratory confirmed that
Salmonella toxin was present in some of the food samples and that one of the kitchen
personnel of that place had the same Salmonella species. Furthermore, the Salmonella
species found in the food and the kitchen worker was the same species found in stool
samples of the patients.
5. Please discuss these findings and identify the kitchen worker possibly responsible for
the outbreak.
Jawab: Pekerja dapur yang mungkin harus bertanggung jawab terhadap kejadian
outbreak gastroenteritis ini adalah John karena john yang bertugas membuat tossed
salad dan fruit cocktail. Hal ini didukung oleh kontaminasi kedua makanan tersebut
diakibatkan oleh toxin dari spesies Salmonella yang sama dengan spesies
Salmonella yang ditemukan pada sampel feses salah satu pekerja dapur tersebut.
Kemungkinan kontaminasi pada makanan tersebut diakibatkan oleh tindakan John
yang tidak menerapkan higiene personal serta tindakan sanitasi yang baik saat
bekerja membuat atau mempersiapkan makanan. Untuk mencegah kejadian serupa,
maka John harus menerapkan higiene personal serta tindakan sanitasi yang baik dan
baru boleh bekerja setelah berobat dan dinyatakan sembuh atau bebas Salmonella.