Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Made Dwi Putra Yana

NIM : 1808511020
UTS Kimia Konstektual
Jawaban
1. Dalam kimia energi yang terbarukan memiliki prinsip yaitu perubahan energi kimia
berasal dari bahan dasar yang kamudian menghasilkan reaksi kimia ke dalam bentuk
energi lain seperti energi mekanik, panas, suara, cahaya, ataupun listrik yang ramah
lingkungan. Contoh penerapan energi terbarukan terdapat pada pembangkit listrik tenaga
uap yang memiliki prinsip tranformasi dari air menjadi uap dengan pemanasan. Dalam
mengukur perubahan energi dalam PLTU ini dapat dilihat dari perubahan entalpi (∆H)
yang terjadi selama proses penambahan atau pelepasan kalor. Besarnya entalpi adalah
selisih jumlah entalpi hasil reaksi dengan jumlah entalpi pereaksi : ∆H = H produk – H
reaktan
Dalam perubahan energi kalor/panas atau proses pemabakaran energi terdapat 2 macam
reaksi yaitu rekasi eksoterm dan reaksi endoterm
Contoh narasi:
Judul : Analisis Sebaran Temperatur Dan Salinitas Air Limbah PLTU-PLTGU
Berdasarkan Sistem Pemetaaan Spasial (Studi Kasus : Pltu-Pltgu Tambak Lorok
Semarang)
Pengamatan distribusi temperatur menunjukkan adanya gradasi nilai temperatur
air dari outlet pembuangan limbah panas PLTU ke arah Utara dan lateral. Sedangkan
pengamatan distribusi salinitas menunjukkan pola yang lebih acak karena pengaruh aliran
keluar masuk air laut ke kolam pelabuhan.
Berdasar analisis spasial, sebaran temperatur sangat berkaitan dengan sebaran
oksigen terlarut dan sedikit berpengaruh terhadap distribusi turbiditas. Distribusi
salinitas lebih sulit diprediksi pengaruhnya karena efek aliran arus keluar masuk di kolam
pelabuhan yang mengakibatkan adanya campuran salinitas dari luar kolam pelabuhan.
2. Proses terjadinya hujan asam di bumi berasal dari beragam aktivitas baik aktivitas alam
maupun aktivitas manusia. Aktivitas tersebut seperti aktivitas pabrik, gas buang motor dan
pembakaran sampah menghasilkan berbagai macam gas penyebab hujan asam, seperti
karbondioksida, karbon monoksida, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Penguapan air atau
H2O yang berkumpul menjadi awan hujan berasal dari berbagai macam sumber air, lautan
dan juga tumbuhan karena pemanasan sinar matahari. Setelah uap air yang timbul dari
pengembunan tersebut terbentuk kemudian akan bertemu atau bereaksi dengan gas-gas
pencemar seperti karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida dan sulfur oksida
sehingga menyebabkan terjadinya hujan asam. Gas karbonmonoksida yang terbentuk dan
terlepas diudara akan bereaksi dengan uap air atau molekul air dan mangkibatkan terbentuk
kandungan asam lemah. Dan uap air yang bereaksi dengan hidrogenoksida dan surfuroksida
akan membentukan asam kuat. Selanjutnya kandungan yang bertemu tersebut atau hujan
asam tersebut akan terbawa oleh angin dan menuju tempat yang jauh dari sumbernya dan
menuju ke pegunungan. Ketika sudah sampai di atas yang suhunya menyebabkan
pendinginan, gas yang bercampur dengan uap air tersebut akan mengalami kejenuhan
sehingga menyebabkan kondensasi yang menjatuhkan kandungan butiran air sebagai hujan
yang mengandung beberapa kandungan polutan berpa asam. Butiran hujan yang jatuh dan
mengandung asam akan jatuh ke tanah yang akan diserap dan masuk ke air tanah yang
mengakibatkan rusaknya kandungan air dalam tanah dan berakibat rusaknya kandungan
unsur hara, tercemarnya ikan – ikan dan air yang dikonsumsi menjadi rusak. Hujan asam
juga dapat memberikan kerusakan pada bangunan dan juga pengeroposan lapusan tanah.
Dari reaksi kimianya dapat dilihat pembentukan hujan asam dari senyawa sulfur adalah
Sulfur dioksida yang bereaksi dengan udara (Oksigen) menghasilkan sulfur trioksida.
2SO2 + O2  2SO3
Sulfur trioksida yang terbentuk kemudian bereaksi dengan uap air dan membentuk asam
sulfat.
SO3 + H2O  H2SO4
Dari hasil reaksi uap air (awan yang berisi air) dengan asam terjadilah hujan asam.
Reaksi kimia pembentukan hujan asam dengan karbondioksida dapat dilihat reaksinya
karbondioksida bereaksi dengan air yang menghasilkan asam karbonat.
CO2 + H2O  H2CO3
Asam karbonat kemudian terdisosiasi dan menghasilkan ion hidrogen (H +) dan ion hidrogen
karbonat (HCO3-). Pelepasan ion hidrogen tersebut dapat menyebabkan senyawa yang
bersifat asam
H2CO3  H+ + HCO3-
Nitrogen Monoksida (NO), terbentuk dari reaksi nitrogen dengan oksigen yang merupakan
dua gas atmosfer yang umum
N2 + O2  2NO
NO kemudian teroksidasi dengan udara menjadi nitrogen peroksida
NO + 1/2 O2  NO2
NO2 kemudian bereaksi dengan uap air dalam awan akan menghasilkan asam nitrat.
3NO2 + H2O  2HNO3 + NO
Asam nitrat yang terbentuk kemudian terdisosiasi dengan air seperti reeaksi diatas dan
secara terus menerus akan menurunkan pH larutan. Inilah penyebab hujan asam
STUDI KASUSNYA
Analisis Korelasi Pearson Untuk Unsur – Unsur Kimia Air Hujan Dibandung
Koefisien korelasi antara SO42- dengan NO3- pada musim basah lebih tinggi dibandingkan
musim kering yang artinya pengarus emisi gas SO2 dan NO2 juga NH2 berperan penting
dalam muusim basah tersebut sebaliknya korelasi yang kuat antara NH4+ dengan sulfat,
nitrat. Pada musim kering disebabkan peningkatan aerosol sulfat dan nitrat hujan asam
terjadi di cipedes pada musim basah
3. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas air minum, jenis
– jenis air minum adalah: Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah
tangga, air yang didistribusikan melalui tangki air dan Air dalam kemasan yang digunakan
untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat.
Analisis yang digunakan untuk menguji air minum dilakukan dengan menggunakan metode
MPN (Most Probable Number).
Di Indonesia, standar persyaratan kualitas air ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
mulai tahun 1975, kemudian diperbaiki tahun 1990dan diperbaiki lagi tahun 2002.
Persyaratan kualitas air minum dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor:907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan
PengawasanKualitas air minum, adalah meliputi Persyaratan : Bakteriologi,
Kimiawi,Radioaktif dan Fisik.
4. BIOETANOL DARI BONGGOL POHON PISANG
Menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya populasi manusia sangat kontra-
diktif dengan kebutuhan energi bagi kelangsungan hidup manusia beserta aktivitas ekonomi
dan sosialnya. Hal ini berakibat pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi bahan bakar
minyak (BBM) yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Pemerintah masih mengimpor sebagian BBM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan
sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM (Prihandana, 2007).
Bahan bakar berbasis nabati salah satu contohnya adalah bioetanol. Bioetanol dapat dibuat
dari sumber daya hayati yang melimpah di Indonesia. Bioetanol dibuat dari bahan-bahan
bergula atau berpati seperti singkong atau ubi kayu, tebu, nira, bonggol pisang, nira nipah,
ubi jalar, ganyong dan lain-lain.
Bongol pisang digunakan karena memiliki karbohidrat pati, karbohidrat digunakan untuk
sintesis bioethanol dengan tahapan yang pertama adalah proses hidrolisis: penambahan
bonggol pisang dengan aquades dan enzim alfa-amilase (proses likuifikasi) dari proses
tersebut akan menghasilkan filtrat yang kamudian ditampung, berikutnya proses sakarifikasi
menggunakan filtrat hasil sebelumnya dan enzim gluko-amilase yang dipanaskan dan filtrat
diambil dan ditampung, proses berikutnya fermentasi hasil filtrat hidrolisis dengan
Saccaromyces Cereviseae dengan variabel yang bervasi serta waktu fermentasi yang
bervariasi, dan destilasi selama 9 jam dengan suhu 78ºC yang kemudian hasilnya dianalisis
kadar yang terkandung, hasil konsentrasi bioethanol yang dihasilkan oleh bonggol pisan
pada percobaan ini dengan hasil terbaik adalah sebesar 30,59% dengan waktu destilasi 9 jam
dan waktu fermentasi selama 7 hari.

Anda mungkin juga menyukai