Anda di halaman 1dari 1

1.

Identifikasi masalah, tantangan dan upaya penyelesaian masalah terkait pengelolaan


limbah medis?
Limbah Medis yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) merupakan
masalah sekaligus tantangan yang telah terjadi sejak lama. Masalah yang dihadapi dari
pengelolaan limbah medis adalah kapasitas pengolah serta limbah medis yang harus
dikelola. Untuk di Provinsi Kalimantan Utara sendiri, limbah medis relatif lebih sedikit
dibanding provinsi lain di Indonesia namun tetap harus diperlakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku agar dampak yang ditimbulkan dapat dihilangkan karena termasuk
dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun. Kemudian, letak geografis dan
jaringan menjadi tantangan selanjutnya karena masih banyak fasyankes yang terletak di
daerah yang jauh dari perkotaan dan terkadang membutuhkan multimoda transportasi untuk
dapat diakses serta koordinasi antar fasyankes di daerah belum terbangun dengan baik
khususnya mengenai pengelolaan limbah medis. Tantangan yang terakhir adalah sumber
daya manusia di setiap fasyankes yang mumpuni untuk mengelola secara administratif
maupun secara teknis perlu diperhatikan dan menjadi kompetensi yang harus dipenuhi.

Terkait upaya penyelesaian masalah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah berupaya
memediasi dan mensosialisasikan pengelolaan limbah medis di fasyankes agar memenuhi
ketentuan yang berlaku serta turut membangun komunikasi dengan pihak ketiga yaitu
pengumpul agar aktif dalam menjalin kerjasama untuk mengelola limbah medis yang
dihasilkan secara bersama-sama.

2. Adakah pengelolaan limbah berbasis wilayah dan ataupun implementasi peta jalan
terkait pengelolaan limbah medis B3 dan limbah covid?
Terbatasnya jasa pihak ketiga pengolah limbah B3 Fasyankes serta jumlah rumah sakit
yang memiliki fasilitas insinerator dan memiliki izin pengolahan. Demikian pula hanya
sebagian kecil dari fasyankes yang telah mengelola limbah medisnya dengan memenuhi
standar yang berlaku. Untuk itu diperlukan pengelolaan limbah berbasis wilayah, dengan
antaralain yang telah dilakukan dan sedang berlangsung:
 Upaya pembentukan UPTD untuk melaksanakan pengoperasian sarana pengolah
limbah B3
 Menyiapkan regulasi tentang pedoman pengolahan limbah berbasis wilayah
 Menyusun kurikulum dan modul pelatihan pengelolaan limbah Fasyankes
 Menyiapkan model pengelolaan berbasis wilayah yang dikoordinasikan dengan
pemerintah daerah

3. Rencana tindak lanjut sampai dengan akhir th 2020 dan tahun 2021 terkait
pengelolaan limbah medis?
Sampai dengan akhir tahun 2020 Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara terus melengkapi
administrati terkait kelengkapan pembangunan incinerator pengelolaan limbah B3 regional
melalui pendanaan APBN dan membentuk kelembagaan UPT untuk kebutuhan
pengoperasian sarana limbah B3.
Tahun 2021 akan direncanakan menentukan titik kumpul atau depo pengumpulan limbah B3
untuk mengakomodir daerah – daerah yang kesulitan dalam mengeluarkan limbah medis
yang dihasilkan, selain it uterus dilakukan pembinaan dan mendorong pelaksanaan
penimbunan hasil insinerator di Fasyankes yang memiliki fasilitas incinerator serta
pembinaan administrasi persetujuan penimbunan limbah B3.

Anda mungkin juga menyukai