Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muklas Hari Mintaji

Nim : 15040284031

Prodi : Pend. Sejarah2015/A

UTS Sejarah Perekonomian Indonesia

1. Jelaskan secaras singkat latar belakang kebangkitan sejarah perekonomian Indonesia, analisislah
sejumlah karya ekonomi Indonesia yang telah ada sebelumnya terutama J.H Boeke dan J.S!
2. Deskripsikan pendapat Elsen tentang kemiskinan kaum petani pada masa tanam paksa, tanggapi
temuan Elsen tersebut !
3. Deskripsikan pendapat D.R Knight tentang budidaya tebu di karisidenan Pekalongan pada masa
tanam paksa, dan komentari temuan Knight tersebut !
4. Bagaimana pendapat Robert van Niel tentang warisan sistem tanam paksa bagi perkembangan
ekonomi Indonesia, berikan komentarmu !

Jawaban:

1. Setelah kemerdekaan hingga tahun 1965, perekonomian Indonesia memasuki era yang sangat
sulit, karena bangsa Indonesia menghadapi gejolak sosial, politik dan keamanan yang sangat
dahsyat, sehingga pertumbuhan ekonomi kurang diperhatikan. Masih terdapat ketimpangan
ekonomi, tingkat kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, serta pendapatan per kapita yang
masih sangat rendah. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada dasarnya merupakan akibat
dari semakin cepatnya proses integrasi perekonomian Indonesia ke dalam perekonomian global,
dimana pada saat yang sama perangkat kelembagaan bagi bekerjanya ekonomi pasar yang
efisien belum tertata dengan baik. Pada saat orde lama Indonesia menerapkan sistem ekonomi
liberal kemudian di era tahun 1945-1968 soekarno mengganti sistem ekonomi Indonesia dengan
sistem ekonomi komando akan tetapi pada sisteme ekonomi komando ini juga tidak berjalan
atau dalam artian berhenti di tengah jalan, ahirnya soekarno mengeluarkan propaganda tentang
Trisakti yang salah satu isinya tentang berdikari di bidang politik. Sejak tahun 1955,
pembangunan ekonomi mulai meramba ke proyek-proyek besar. Hal ini dikuatkan dengan
keluarnya kebijakan Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun (1961). Kebijakan ini berisi
rencana pendirian proyek-proyek besar dan beberapa proyek kecil untuk mendukung proyek
besar tersebut. Pada dasarnya setiap masa atau era di Indonesia mulai era orde lama, orde baru,
era reformasi pasti memiliki masalah-masalah ekonomi yang berbeda sesuai masanya dan
memiliki kebijakan-kebijakan ekonomi yang berbeda pula di setiap masa yang tujuannya untuk
meningkatkan kondisi ekonomi Indonesia, dan di era reformasi usaha-usaha dari berbagai
kebijakan yang di keluarkan pada era reformasi ini mulai membuahkan hasil Pada masa ini tidak
hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga kebijakan ekonomi.
Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa mengalami perubahan guna
menyesuaikan dengan keadaan. Selama sepuluh tahun terakhir ini kapasitas dan kemampuan
administrasi negara menunjukkan perbaikkan-perbaikkan. Tetapi perlu diakui pula bahwa
sepuluh tahun pertumbuhan ekonomi ini belum dapat menghasilkan perbaikan tingkat hidup
bagi sebagian penduduk. Menurut saya karya dari J.H Bieke ini sangatlah bagusmisalnya dalam
bukunya yang berjudul “Prakapitalisme di Asia” dimana dalam buku ini membahas banyak hal
yang menarik disini salah satunya membahas tentang ekonomi dualistis desa harus
menyediakan tenaga kasar, bahan-bahan baku, dan bahan makanan yang dibutuhkan oleh para
warga kota; harus membeli hasil industri-industri manufaktur produksi mereka, dan dalam laju
kebutuhan uang yang cepat, ia harus menyewakan atau menjual miliknya kepada mereka.
Industri pedesaan berkembang sebagai buah hubungan baru antara kota dan desa. Para ahli
pertanian meniru prinsip-prinsip industri perkotaan yaitu mekanisasi, standardisasi, konsentrasi,
kapitalisasi.Kota telah menaklukkan desa yang menyerap konsepsi hidup baru.Kapitalisme Barat
yang relatif modern, muda dan agresif.Terutama dibangun di kota-kota besar, menghadapi
tradisi-tradisi prakapitalis yang tua dan arif berakar di desa-desa. Kelompok kota menganggap
lawannya terbelakang, kolot, buta dan tidak dapat ditolong. Dan menganggap dirinya sebagai
muda, berpengetahuan, penguasa teknik dan organisasi, serta menyerang pihak lain dengan
semangat misionaris sejati. Massa pedesaan bereaksi terhadap serangan secara pasif: terluka
serta rapuh, dan tidak dapat menolak dan membaurkan diri dengan pihak barat. Aspek ekonomi
dari pemilah social serta benturan antara dua prinsip hidup dinamakan perekonomian dualistis.
2. Temuan Elson mengenai kejelasan atau kondisi petani pada tanam paksa ini menurut saya
sangat menarik dimana Elson ingin menjelaskan bahwa memang dalamTanam Paksa sering kali
menimbulkan dampak/dampak negati, tentang kehidupan petani. Tetapi dilain hal juga
memberikan keuntungan tersendiri meskipun tidak semua lapisan masyarakat mendapatkan
keuntungan tersebut. Sehingga terdapat dua pandangan tentang Tanam Paksa yakni kemiskinan
atau kemakmuran bagi kaum petani. Sistem Tanam Paksa yang berkaitan dengan budidaya tebu,
kopi, dan nila ini sangat berdampak pada pertanian tanaman pangan. Dampak-dampak tersebut
antara lain:
1. Budidaya paksa ini memakan banyak waktu, para petani tidak memiliki kesempatan untuk
melakukan penanaman tanaman pangan. Penanaman tebu dan nila acapkali mengganggu
kegiatan pemeliharaan tanaman padi, persiapan lahan untuk kebun kopi lazimnya berbenturan
dengan masa panen padi.
2. Budidaya seperti tebu dan nila menggunakan jumlah besar dari tanah sawah petani yang
paling baik dan bernilai tinggi, proses ini biasanya berlangsung hingga 18 bulan lamanya.
3. Budidaya ini menyebabkan para petani harus mengorbankan panen padi, jagung dan
tanaman sayur yang kedua kali. Ini dikarenakan tidak adanya waktu yang cukup untuk
mematangkan dan memetik hasil tanam itu sebelum tanahnya digunakan untuk keperluan
tanaman ekspor bersangkutan. Oleh karena itu petani-petani di jawa mengalami kemiskinan.

3. G. R. Knight memang hanya menyebut keuntungan dari industri berbasis tebu hanya dirasakan
oleh pemerintah kolonial dan pemerintah lokal. Berdasarkan penelitian G.R Knight tebu dari
Hindia Belanda merupakan penghasil gula terbesar di dunia pada tahun 1927 mencapai 15
ton/hektar, bahkan kualitas gula Hindia Belanda pada abad ke-20 merupakan gula dengan
kualitas paling bagus hal ini yang kemudian mendasari pengusaha tersebut menjadikan pabrik
gula sebagai pilihan utama sumber pendapatan. Munculnya wabah penyakit sereh di
karisidenan pekalongan menyebabkan produksi tebu mengalami penurunan yang sangat drastis,
ditambah lagi faktor iklim tropis dan panas pada saat membuat penyakit ini menyebar dengan
cepat bahkan sampai ke jawa timur. Hal ini menyebabkan kerugian yang besar karena para
pengusaha tidak dapat menghasilkan gula dikarenakan tebu-tebu yang mereka tanam tidak bisa
di olah menjadi gula.

4. Menurtut Robert Van Niel warisan sistem tanam paksa iniyang pertama adalah pembentukan
modal, Dalam pembentukan modal ini banyak melibatkan orang-orang Eropa dan Cina.
Pembentukan modal yang utama mengakibatkan meluasnya tanam paksa di Jawa, terjadi di
Jawa sendiri yang merupakan bagian dari STP itu. Dimna Para kontraktor gula merupakan
pemimpin pembentukan modal ini. Para kontrolir modal melakukan pekerjaannya dengan lebih
baik dengan menuruti peraturan-peraturan swasta yang liberal dari pada mengikuti system dari
pemerintah.Kemudian yang kedua adalah tenaga buruh yang murah, Dalam sistem tanam paksa
golongan yang lebih rendah menjadi lebih tergantung pada penguasa tradisional dan mereka
mendapat keuntungan yang kecil sekali, di bawah syarat penghidupan dan keamanan. Yang
ketiga adalah ekonomi pedesaan, Pada awal abad ke 19, golongan atas di desa menjadi lebih
kuat karena menunjukkan tugas-tugas dan kewenangan-kewenangan baru yang memungkinkan
para kepala desa dan sekutu-sekutunya memegang kekuasaan atas pengawasan lahan, tenaga
buruh dan hasil pertanian. Berdasarkan pendapat Robert Van Niel tersebut menurut saya
warisan sistem tanam paksa ini memilik dampak positiv dan negatif. Menurut saya sistem tanam
paksa ini membawa perubahan tetapi bila diperhatikan lagi disini masih ada kesenjangan yaitu
dimana golongan atas yang tetap berkuasa dan golongan bawah tetap melakukan kerja-wajib
bagi golongan atas dan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai