Step 1 :
1. Hiperlipidemia (Kunni)
3. Azitromisin (Hidayatuz)
4. Dispnea (Hidayatiz)
Step 2
Pendapat :
1. Hiperlipidemia
Rezka : gambaran citra paru-paru di rontgen dan terdapat cairan yang ada di
dalam paru-paru.
3. Azitromisin
Hida : kebalikan dari takipnea, benar yang dikatakan lisna karena terjadi
inflamasi pada paru-paru sehingga membuat sulit untuk bernapas.
5. Kekeruhan bilateral
6. Demam intermiten
Kunni : suhu naik secara tiba2 dan turun secara tiba2 ke suhu normal kebalikan
dari demam termitan.
7. Nasal kanul
Nezla : nasal kanul itu merupakan alat yang dimasukan ke lubang hidung, yang
bentuk cembung.
Hida : Alat pembantu nafas yang mudah digunakan karena memudahkan untuk
bergerak pada pasien
Ayen : nasal kanul digunakan kebutuhan oksigen rendah, ada yang seperti
masker yang terdapat kantong.
8. Netrofil
Yuli : salah satu bagian dari sel darah putih, fungsinya melindungi dari infeksi
sekitar 40-60%
Suhaila : sel darah putih, jumlah naik karena terdapat infeksi, normal sekitar 40
-60%
9. Drips Intravena :
11. Oseltamivir :
Pamela : dikonsumsi untuk mencegah ilfluenza, dan obat keras harus
menggunakan resep dokter.
12. Deksametason :
Rezka : Obat untuk mengatasi alergi yang berhubungan dengan auto imun
Step 3 :
2. Hida : Terkait demam intermiten, apakah ada sesuatu respon tubuh sehingga
terjadi demam intermiten?
4. Kunni : Dalam kasus tersebut masuk ke dalam kasus berat, ringan atau
sedang?
5. Suhaila : apa saja Organ tubuh yang berperan, patogenesis seperti apa?
7. Ayene : Hasil pengkajian yang normal seperti apa, dari kasus tersebut yang
tidak normal itu bagaimana ?
Step 4 :
Gilang : tidak ada hubungan tetkait penyakit ini, namun annti dikaji lagi terkait
pengobatanya, karena hipertensi itu tidak bisa digabungkan dengan obat2 yang
berhubungan dengan obat annti inflamasi dengan non steroid, dapat
meningkatkan tekanan darah.
Suhaila : hubunganya tempat penumpukan kolesterol dalam darahnya, akhirnya
pembuluh darah berpengaruh terhadap tekanan darah, dari hipertensi juga
berhubungan terhadap covid 19
2. Dalam kasus tersebut masuk ke dalam kasus berat, ringan atau sedang ?
Hida : pada kasus saturasi oksigen 90% ini termasuknya ke dalam kasus berat
Yuli : Terapi farmakologinya, apa yang sudah terdapat pada lecture ini sesuai
dengan pernyataan hida bahwa sesuai dengan kondisi berat.
5. Terkait demam intermiten, apakah ada sesuatu respon tubuh sehingga terjadi
demam intermiten?
Rezka : hal tersebut merupakan respon tubuh terhadap masukan virus untuk
melawan virus tersebut/ sistem pertahanan.
Step 5
4. Apa saja Organ tubuh yang berperan dalam kasus tersebut, patogenesis seperti
apa?
Step 6
Self study. Mahasiswa belajar mandiri, mencari sumber berdasarkan tujuan belajar yang
sudah disepakati.
Step 7
Jawab :
Kunni :
Pemantauan respirasi :
a. Observasi
b. Terapeutik
c. Edukasi
Pamela :
a. Observasi
b. Terapeutik
- Pahami situasi yang membuat ansietas
c. Edukasi
Ayene :
a. Reduksi ansietas
b. Terapi relaksasi
c. Dukungan emosi
Gilang :
Ansietas :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Observasi
Terapeutik
- Buang secret/sputum
Edukasi
- Anjurkan Tarik napas dalam selama 4 detk, tahan selama 2 detik, dan
buang melalui mulut selama 8 detik
Kolaborasi
Jawab :
Rahma Ayu :
Syahratul :
- Risiko syok d.d saturasi oksigen 90% hipoksia, frekuensi napas tidak
normal.
Suhailla :
Jawab :
Yuli : Periode inkubasi untuk COVID19 antara 3-14 hari. Ditandai dengan
kadar leukosit dan limfosit yang masih normal atau sedikit menurun,
serta pasien belum merasakan gejala. Selanjutnya, virus mulai
menyebar melalui aliran darah, terutama menuju ke organ yang
mengekspresikan ACE2 dan pasien mulai merasakan gejala ringan.
Empat sampai tujuh hari dari gejala awal, kondisi pasien mulai
memburuk dengan ditandai oleh timbulnya sesak, menurunnya limfosit,
dan perburukan lesi di paru. Jika fase ini tidak teratasi, dapat terjadi
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) HR >90x/menit=
99x/menit, RR >20x/menit= 25x/menit, Suhu >38 derajat celcius=,
saturasi oksigen>95%= 90% (hipoksia), sepsis, dan komplikasi lain.
Tingkat keparahan klinis berhubungan dengan usia (di atas 70 tahun),
komorbiditas seperti diabetes, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
hipertensi, dan obesitas (Gennaro dkk., 2020; Susilo dkk., 2020).
Lisna : Sistem imun innate dapat mendeteksi RNA virus melalui RIG-I-like
receptors, NOD-like receptors, dan Toll-like receptors. Hal ini
selanjutnya akan menstimulasi produksi interferon (IFN), serta memicu
munculnya efektor anti viral seperti sel CD8+, sel Natural Killer (NK),
dan makrofag.
4. Apa saja Organ tubuh yang berperan pada kasus tersebut, patogenesis
seperti apa?
Jawab :
Jawab :
Rezka : temuan data yang tidak normal ada data subjektif dan objektif
Subjektif :
Objektif :
- RR : 99x/menit (Takipnea)
- HR : 25 x/menit (Takikardia)
- Batuk, menggigil
- Terdapat ronchi
Data penunjang :
- Hipertensi
- Hiperlipidemia
- NLR 5.3
Grace, C. (2020). Manifestasi Klinis dan Perjalanan Penyakit pada Pasien Covid-19.
Majority, 9(1), 49-55.
Gennaro, F. Di, Pizzol, D., Marotta, C., Antunes, M., Racalbuto, V., Veronese, N., &
Smith, L. (2020). Coronavirus Diseases ( COVID-19 ) Current Status and Future
Perspectives : A Narrative Review. International Journal of Environmental Research
and Public HealthEnvironmental Research and Public Health, 17(2690), 1–11.
https://doi.org/10.3390/ijerph170 82690
Kumar, C. V. S., Mukherjee, S., Harne, P. S., Subedi, A., Ganapathy, M. K., Patthipati,
V. S., & Sapkota, B. (2020). Novelty in the Gut : A Systematic Review Analysis of the
Gastrointestinal Manifestations of COVID-19. BMJ Open Gastroenterology,
7(e000417), 1– 9.https://doi.org/10.1136/bmjgast2020-000417
Martinez, F.J. (2020). Severe Covid-19. The New England Journal of Medicine, 1-10.