Anda di halaman 1dari 5

NAMA : M.

RIZQHO SETIAWAN

NIM : H1B119104

MK : KAJIAN KEPEMILUAN (UTS)

Dosen Pengampu:Sutri Destemi Elsi, S.IP., M.I.P.

SOAL

1. Alasan politik pelaksanaan pemilu salah satunya adalah sebagai sirkulasi kekuasaan politik.
Jelaskan maksud kalimat tsb.

2.Jelaskan varian pemilu List Proporsional Sistem.

3. Jelaskan kelemahan dan kelebihan sistem pemilu proporsional dan sistem distrik.

4.Sebutkan dan jelaskan struktur penyelenggara pemilu (KPU dan Bawaslu ) mulai dr tingkat
pusat hingga daerah.

JAWAB

1. Karena Pemilu merupakan suatu mekanisme transfer kekuasaan politik secara damai.
Legitimasi kekuasaan seseorang atau partai politik tertentu tidak diperoleh dengan cara
kekerasan. Namun kemenangan terjadi karena suara mayoritas rakyat didapat melalui
pemilu yang fair danDemokrasi memberikan ruang kebebasan bagi individu. Pemilu
dalam konteks ini, artinya konflik yang terjadi selama proses pemilu diselesaikan melalui
lembaga-lembaga demokrasi.

2. Sistem proporsional (proportional system) adalah sistem pemilihan yang memperhatikan


perimbangan jumlah penduduk dengan jumlah kursi di daerah pemilihan. Sistem
pemilihan yang berupaya menciptakan badan perwakilan yang mencerminkan distribusi
keseluruhan dukungan publik untuk setiap partai politik. Dalam sistem ini proporsi kursi
yang dimenangkan oleh partai politik dalam sebuah daerah pemilihan berbanding
seimbang dengan proporsi suara yang diperoleh partai tersebut. Di dalam sistem ini,
kelompok minoritas mendapatkan perwakilan sebanding dengan dukungan pemilihan
mereka.

Ada dua varian system proporsional ini yaitu :

a.) Sistem proprosional tertutup Sistem proporsional tertutup adalah Pemilu di mana
pemilih hanya memilih tanda gambar atau lambang partai dalam surat suara karena
tidak tersedia daftar kandidat wakil di surat suara. Kelebihan sistem proporsional
tertutup adalah: Peningkatan peran partai politik dalam kaderisasi sistem perwakilan.
Mendorong institusionalisasi partai politik. Kekurangannya: Pengkondisian
mekanisme pencalonan kandidat wakil rakyat yang terutup. Menguatnya oligarki di
internal partai. Terbukanya ruang politik uang di internal partai dalam bentuk jual beli
nomor urut.

b.) Sistem proporsional terbuka Sistem proporsional terbuka adalah Pemilu di mana
pemilih dapat memilih nama atau foto kandidat yang tersedia di surat suara.
Mekanisme ini menuntut partai politik menyediakan daftar kandidat wakil wakyat
untuk dimasukkan ke dalam surat suara dan kandidat yang meraih suara terbanyak
terpilih sebagai wakil rakyat.

3. A) Kelebihan dan kekurangan system proporsional

Kelebihan sistem pemilu proporsional:

1.Mampu menghindari suara pemilih yang terbuang secara sia-sia.


2. Memfasilitasi keanekaragaman masyarakat, termasuk kelompok-kelompok sosial
masyarakat untuk menempatkan wakilnya di lembaga perwakilan.

Kekurangan system proporsional :


1. Kecenderungan sistem ini menghasilkan banyak partai di lembaga perwakilan.
B.) Kelebihan dan kekurangan system distrik

Kelebihan system distrik :

1.Ada hubungan kedekatan antara kandidat dengan pemilihnya.

2. Penyeleksian calon lebih ketat dan kompetitif.

3. Terjadi penyederhanaan partai politik dan pemerintahan lebih stabil.

4. Cenderung menghasilkan pemerintahan kuat dari satu partai.

5. Mendorong munculnya oposisi.

6. Memungkinkan hadirnya kandidat independen.

7. Sistem ini cukup sederhana dan mudah dimengerti pemilih.

Kekurangan system distrik :

1. Kurang representatif, hanya partai-partai politik besar saja yang mampu meraih suara
terbanyak.

2. Suara minoritas tidak diperhitungkan, banyak suara terbuang akibat peraih suara
terbanyak sebagai pemenang dan berhak meraih satu kursi lembaga perwakilan.

3. Wakil rakyat yang terpilih cenderung memperhatikan warga di distriknya


dibandingkan distrik lain.

4. Menghalangi perkembangan multipartai yang plural.

5.Mendorong tumbuhnya partai etnis atau kesukuan.

6.Sistem ini tidak relevan diterapkan di negara dengan tingkat pluralias masyarakat yang
cukup tinggi.
4.) KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri
dalam melaksanakan pemilu, KPU terdiri dari :

KPU Pusat, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Tingkat
Kecamatan (PPK), Panitia Pemilihan Tingkat Desa (PPS), Panitia Pemilihan Luar Negeri
(PPLN), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Yang bertugas di Tempat
Pemungutan Suara (TPS) di setiap desa, dan yang terakhir adalah Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN).

Tugas Umum KPU adalah mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengendalikan, dan


memantau semua tahapan pemilu, memutakhirkan data pemilih, mengumumkan Calon Anggota
Dewan Perwakila Rakyat, Presiden dan Wakil presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah serta menyosialisasikan penyelenggaraan pemilu.

Banwaslus adalah Badan Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu.

Banwalus terdiri atas : Banwaslu Pusat, Banwaslu Propinsi, Banwaslu Kabupaten/Kota,


Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Desa, Panwaslu Luar Negeri dan Pengawas Tempat
Pemungutan Suara.

Tugas umum dari Banwaslu adalah melakukan Pencegahan dan Penindakan terhadap
Pelanggaran dan sangketa Pemilu, mengawasi persiapan penyelenggaraan Pemilu, mengawasi
pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu, mencegah terjadi politik uang dan mengawasi netralitas
Aparatur Sipil Negara, Anggota TNI dan Polri. Semua tugas tersebut dilaksanakan berdasarkan
tingkatan masing-masing Badan Pengawas Pemilu.

Anda mungkin juga menyukai