Anda di halaman 1dari 6

PUSLITBANG TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN,

ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI


KEMENTRIAN ESDM

II. URAIAN KEGIATAN

2.1 LOKASI KEGIATAN

a. Desa : Tamanjaya
b. Kecamatan : Ciemas
c. Posisi Geografis : 106° 31' 28.05" BT
7° 13' 9.25" LS
d. Jarak ke Permukiman : ± 150 meter
terdekat

Gambar 2.1 Lokasi Kegiatan


2.2 BENTUK KEGIATAN

DOKUMEN UKL – UPL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 100 KW II-1


DESA TAMANJAYA,KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN SUKABUMI,
JAWA BARAT
PUSLITBANG TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN,
ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
KEMENTRIAN ESDM

Garis besar Rencana Kegiatan terbagi menjadi 3 tahapan yaitu: Tahap


Persiapan, Tahap Mobilisasi Peralatan Pembangkit dan Tahap Produksi
Energi Listrik.

2.2.1.2.1. Tahap Persiapan

P3TKEBTKE telah melakukan studi angin di wilayah Desa Tamanjaya


Kecamatan Ciemas sejak tahun 2006. Kemudian dilanjutkan dengan
melakukan pemasangan anemometer (alat pengukur kecepatan angin)
berupa menara setinggi 50 meter, lengkap dengan alat ukur kecepatan
anginnya.

Pengukuran tersebut dilakukan secara terus menerus (continuous) selama


lebih dari 12 bulan. Aktifitas penelitian tersebut direalisasikan dengan
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin berkapasitas 2500 watt yang
terletak di Kampung Citeler Desa Tamanjaya. Pada saat itu produksi listrik
yang dihasilkan didistribusikan ke warga sekitar (± 30 KK) dan fasilitas
umum (Musholla).

Setelah dilakukan studi kelayakan, maka P3TKEBTKE memutuskan untuk


membangun Pembangkit Listrik dengan kapasitas lebih besar yaitu 100 kW di
sekitar lokasi tersebut.

2.2.1.1. Pembebasan Lahan

DOKUMEN UKL – UPL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 100 KW II-2


DESA TAMANJAYA,KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN SUKABUMI,
JAWA BARAT
PUSLITBANG TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN,
ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
KEMENTRIAN ESDM

Proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Angin 100 kW


dimulai dengan aktifitas pembebasan lahan. Lahan yang menjadi
rencana lokasi kegiatan merupakan lahan perkebunan kelapa (Eks
Perkebunan Inti Rakyat) yang dimiliki oleh perorangan/individu.

Berdasarkan perencanaan, luas lahan yang dibutuhkan minimal


sebesar ± 1 Hektar (dimensi 100 m x 100 m). Luas tersebut sudah
memperhitungkan kebutuhan untuk menara, ruang kontrol, fasilitas
operator, serta faktor keamanan untuk menghindari resiko bahaya
apabila menara runtuh.

2.2.1.2. Pengujian kestabilan tanah


Untuk dapat memastikan kekuatan menara dalam menahan beban
dirinya, beban diam baling – baling dan generator, serta beban tiupan
angin maupun pergerakan baling – baling, diperlukan uji kestabilan
tanah di lokasi yang direncanakan.
Metoda yang dilakukan pada pengujian kestabilan tanah ini secara
umum adalah survey geologi permukaan, sounding (geofisika /
pendugaan lapisan batuan bawah permukaan tanah) serta
pengambilan sampling tanah secara utuh melalui metoda coring
sesuai kedalaman yang direncanakan.

2.2.1.3. Pembangunan pondasi menara


Pondasi menara dibuat dalam ukuran / dimensi 4 m (p) x 4 m (l) x 6
m (t). Pembuatan lubang pondasi tersebut menggunakan peralatan
bantu alat berat excavator.
Pemasangan konstruksi pembesian dilakukan dengan melibatkan
penduduk lokal sebagai buruh / tenaga kerja. Termasuk juga pada
proses pengecoran. Proses pengecoran hanya dapat menggunakan
alat bantu molen. Hal ini disebabkan bahan cor siap pakai (ready

DOKUMEN UKL – UPL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 100 KW II-3


DESA TAMANJAYA,KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN SUKABUMI,
JAWA BARAT
PUSLITBANG TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN,
ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
KEMENTRIAN ESDM

mix) tidak memungkinkan untuk dapat masuk ke dalam lokasi


kegiatan.

2.2.1.4. Pembangunan Rumah Kontrol


Pembangunan rumah kontrol diperlukan sebagai sarana penempatan
peralatan kontrol Pembangkit Tenaga Listrik. Rumah kontrol yang
berukuran ± 24 m2 tersebut dibangun dengan melibatkan tenaga kerja
lokal.

2.2.2. Mobilisasi Peralatan Pembangkit

Dikarenakan komponen – komponen pembangkit dibuat dan dirakit di lokasi


yang berbeda (Bandung dan Jakarta), maka diperlukan persiapan yang
matang dalam pelaksanaan pengiriman barang (mobilisasi peralatan).

Hal tersebut mutlak diperlukan dikarenakan komponen – komponen


pembangkit yang akan didatangkan memerlukan alat transportasi yang
memiliki beban tinggi dan berdimensi cukup panjang seperti truk trailer dan
truk pengangkut crane yang memiliki beban kosong lebih dari 6 ton dan
panjang sampai dengan 12 meter.

Kondisi akses jalan menuju lokasi diantaranya adalah kapasitas pembebanan


terhadap jalan dan jembatan serta kondisi tikungan jalan menjadi hal yang
harus diperhitungkan dengan baik agar proses mobilisasi dapat berlangsung
dengan lancar.

Rencana jalur / rute mobilisasi peralatan pembangkit (setelah perbatasan


Bogor – Sukabumi) terlihat pada gambar di bawah ini:

DOKUMEN UKL – UPL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 100 KW II-4


DESA TAMANJAYA,KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN SUKABUMI,
JAWA BARAT
PUSLITBANG TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN,
ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
KEMENTRIAN ESDM

Gambar 2.2. Rencana rute pengiriman komponen pembangkit

2.2.3. Produksi Energi Listrik


Secara umum, sesuai dengan program yang telah direncanakan oleh
P3TKEBTKE, setelah proses instalasi peralatan pembangkit selesai
dilaksanakan, aktifitas berikutnya adalah melakukan studi dan pengamatan
kestabilan seluruh komponen pembangkit sebelum produksi energi listrik
dihubungkan dengan Jaringan Tegangan Menengah PLN.

Produksi energi listrik yang direncanakan diproduksi oleh Pembangkit


tersebut adalah maksimum 100 kW.

2.3 LAHAN

DOKUMEN UKL – UPL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 100 KW II-5


DESA TAMANJAYA,KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN SUKABUMI,
JAWA BARAT
PUSLITBANG TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN,
ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
KEMENTRIAN ESDM

2.3.1. Luas lahan dan Penggunaan saat ini


Luas lahan yang akan diusulkan sebagai lokasi kegiatan adalah 1.5 ha. Saat
ini lahan yang diusulkan merupakan tegalan eks kebun kelapa. Vegetasi yang
terdapat di lahan tersebut berupa rumput ilalang dan beberapa pohon pisang
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.3. Kondisi Lahan di lokasi yang direncanakan

2.3.2. Status Lahan terhadap Rencana Tata Ruang


Rencana penggunaan lahan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Sukabumi pada lahan yang akan menjadi lokasi kegiatan
adalah kawasan budidaya non pertanian.

DOKUMEN UKL – UPL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 100 KW II-6


DESA TAMANJAYA,KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN SUKABUMI,
JAWA BARAT

Anda mungkin juga menyukai