Indonesia
Latar Belakang
Penelitian ini di latar belakangi khawatir beberapa pihak bahwa peningkatan fokus
pada masalah relevansi akan memerlukan ketidaktahuan tentang prinsip-prinsip penting
lain dari pelaporan keuangan, yaitu konservatisme (Watts, 2003; Hellman, 2008; Rebecca
et al., 2015). Prinsip relevansi dalam IFRS mengharuskan perusahaan untuk menyajikan
aset dan kewajiban mereka pada nilai wajar.
Tujuan dari adopsi IFRS adalah untuk meningkatkan kualitas laba. Salah satu
pengukuran kualitas laba menggunakan konservatisme. Tingkat konservatisme pelaporan
keuangan segera mengakui kemungkinan kerugian, sehingga kerugian tersebut diakui
setelah nilai wajarnya. IFRS tidak mengabaikan konservatisme karena mengikuti
pedoman relevansi nilai
MetodePenelitian
Hasil
Sebelum adopsi IFRS, SRET memiliki nilai rata-rata 0,188, sedangkan nilai rata-
rata adalah 0,151 setelah adopsi IFRS. Ini menunjukkan peningkatan pengembalian
saham setelah adopsi. Nilai rata-rata SRET sebelum adopsi IFRS adalah 0,139 dan
setelahnya 0,0962. Pada periode pra-adopsi, SRET memiliki standar deviasi 1,31, nilai
minimum -2,19, dan nilai maksimum 51,9. Untuk periode pasca adopsi, IFRS memiliki
standar deviasi 1,23, nilai minimum -1,99, dan nilai maksimum 51,9.