10
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP
KOROSI Kelompok 11
seberapa korosif daerah tersebut) juga dapat dijadikan referensi awal untuk
perlakuan (treatment) yang harus diterapkan pada daerah dan kondisi tempat
objek tersebut.
Korosi tidak mungkin sepenuhnya dapat dicegah karena memang
merupakan proses alamiah bahwa semuanya akan kembali ke sifat asalnya.
Namun demikian pengendalian dan pencegahan korosi harus tetap dilakukan
secara maksimal, karena dilihat dari segi ekonomi dan dari segi keamanan
merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan dan dibiarkan begitu saja.
Pengendalian korosi harus dimulai dari suatu perencanaan, pengumpula data
lingkuan, proses, peralatan dan bahan yang dipakai serta pemeliharaan yang
akan diterapkan.
Diagram Pourbaix adalah diagram yang memperlihatkan kondisi-
kondisi dimana logam akan memiliki kecenderungan pada suatu sifat,
diantaranya akan terkorosi, mengalami kekebalan, atau mengalami pasifasi
dalam larutan berpelarut air. Ditemukan oleh Marcel Pourbaix yang
berkebangsaan belgia pada tahun 1930. Diagram Pourbaix banyak digunakan
dalam banyak bidang, seperti korosi, teknik lingkungan dan geokimia, dan
lain-lain. Diagaram Pourbaix dikenal juga dengan nama diagram potensial –
pH.
1. Persen massa
Menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan
w persen be rat gram zat terlarut
% = =
w berat 100 gr larutan
2. Persen volume
Menyatakan jumlah liter zat dalam 100 liter larutan
v persen volume mol zat terlarut
% = =
v volume 100 ml larutan
3. Molaritas
Menyatakan banyak mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
gram 1000
M= x
Mr volume larutan
4. Molalitas
Menyatakan jumlah mol zat berbanding terbalik dengan kg
pelarut
gram 1000
m= x
Mr gr pelarut
5. Normalitas
Amplas adalah sejenis alat kerja yang terbuat dari kertas atau kain
yang telah ditambahkan dengan bahan yang kasar seperti butiran pasir
sehingga kadang-kadang disebut juga dengan kertas pasir. Amplas berfungsi
untuk membuat permukaan benda yang kasar menjadi lebih halus dengan cara
menggosokkan permukaan kasarnya ke permukaan suatu bahan atau benda.
Pengampelasan 5 spesimen
Pembuatan larutan
Pencelupan spesimen
Kesimpulan
Pengamplasan spesimen
Penimbangan serta
pengukuran spesimen
Perhitungan berat
Pembuatan larutan
Pencelupan spesimen
Selanjutnya sebelumnya ,
pembersihan dan pengeringan
spesimen, yang kemudian
Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2016-2017 17
dilanjutkan dengan penimbangan
dan pengukuran dimensi spesimen
serta pengambilan foto makro
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP
KOROSI Kelompok 11
2.4.2 Bahan
1. Spesimen plat baja ST 37 5 buah
2. Kawat tembaga Secukupnya
3. Amplas (60,120,240,360,600,800, dan 1000 Mesh) 1 lembar/grit
4. Tissue Secukupnya
5. HCl 0,1M 250 mL
6. NaCl 0,1M 250 mL
7. NaOH 0,1M 250 mL
8. K2CrO4 0,1M 250 mL
9. Aqua dm Secukupnya
10. Kutek Secukupnya
11. Alkohol Secukupnya
M x Mr x V (mL)
gr=
1000
gr
0,1 M x 58,5 x 250 mL
mol
¿
1000
Massa=1,4625 gram
2. NaOH 0,1M
Diketahui : - Ar; K = 39 gr/mol , Cr= 52 gr/mol , O = 16 gr/mol
- M = 0,1M
- V = 250 mL
Ditanya : Massa (gram)?
Jawab : gr 1000
M= x
Mr V ( mL )
M x Mr x V (mL)
gr=
1000
gr
0,1 M x 40 x 250 mL
mol
¿
1000
Massa=1 gram
3. K2CrO4 0,1M
Diketahui : - Ar; K = 39 gr/mol , Cr = 52 gr/mol , O = 16 gr/mol
- M = 0,1M
- V = 250 mL
Ditanya : Massa (gram)?
Jawab : gr 1000
M= x
Mr V ( mL )
M x Mr x V (mL)
gr=
1000
gr
0,1 M x 194 x 250 mL
mol
¿
1000
Massa=4,85 gram
Ditanya : M?
Jawab : ⍴ x % x 1000
M=
Mr
gr 37
1,19 x( ) x 1000
Cm 2
100
M=
38,5
M =12,063 M
Maka,
Diketahui : M1 = 12,063 M
M2 = 0,1 M
V2 = 250 mL
Ditanya : V1 ?
Jawab : M 1 x V 1=M 2 x V 2
0,1 x 250 mL
V 1=
12,063
V 1=2,0724
~ 2 mL
A0 =5053,3 mm2
A1=5118,24 mm2
2. HCl 0,1M
A0 =2 ( pxl ) +2 ( lxt )+ 2(lxt)
A0 =5115,04 mm 2
A1=5126,52 mm2
3. NaOH 0,1M
A0 =2 ( pxl ) +2 ( lxt )+ 2(lxt)
A0 =5147,34 mm2
A1=2 ( pxl ) +2 ( lxt )+2( lxt)
A1=5085,18 mm 2
4. K2CrO4 0,1M
A0 =2 ( pxl ) +2 ( lxt )+ 2(lxt)
A0 =5132,35 mm2
A1=2 ( pxl ) +2 ( lxt )+2( lxt)
A1=5132,35 mm 2
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP
KOROSI Kelompok 11
5. Aqua dm
A0 =2 ( pxl ) +2 ( lxt )+ 2(lxt)
A0 =5132,35 mm2
A1=5159,58 mm 2
( 534 ) x (30)
LK=
( 7,8 ) x ( 7,5799 ) x(168)
LK=1,61285 MPY
2. HCl 0,1M
Diketahui : - W = 290 mg
- ⍴ Baja = 7,8 gr/Cm3
- A = A0 = 5115,04 mm2 atau 7,6725 Inch2
- T = 7 hari = 168 Jam
Ditanya : Laju Korosi (LK) ?
Jawab :
534 x W
LK=
⍴x A xT
( 534 ) x (290)
LK=
( 7,8 ) x ( 7 , 6725 ) x(168)
LK=15,40275 MPY
3. NaOH 0,1M
Diketahui : - W = 0 mg
- ⍴ Baja = 7,8 gr/Cm3
- A = A0 = 5147,34 mm2 atau 7,7210 Inch2
- T = 7 hari = 168 Jam
Ditanya : Laju Korosi (LK) ?
Jawab : 534 x W
LK=
⍴x A xT
( 534 ) x (0)
LK=
( 7,8 ) x ( 7,7210 ) x(168)
LK=0 MPY
4. K2CrO4 0,1M
Diketahui : - W = 20 mg
- ⍴ Baja = 7,8 gr/Cm3
- A = A0 = 5126,14 mm2 atau 7,6892 Inch2
- T = 7 hari = 168 Jam
( 534 ) x( 20)
LK=
( 7,8 ) x ( 7,6892 ) x (168)
LK=1,05995 MPY
5. Aqua dm
Diketahui : - W = 20 mg
- ⍴ Baja = 7,8 gr/Cm3
- A = A0 = 5126,14 mm2 atau 7,6892 Inch2
- T = 7 hari = 168 Jam
Ditanya : Laju Korosi (LK) ?
Jawab :
534 x W
LK=
⍴x A xT
( 534 ) x( 20)
LK=
( 7,8 ) x ( 7,6892 ) x (168)
LK=1,05995 MPY
W = 0 gr atau 0 mg
4. K2CrO4 0,1M
W = W0 – W1
W = 22,27 – 22,25
W = 0,02 gr atau 20 mg
5. Aqua dm
W = W0 – W1
W = 22,36 – 22,36
W = 0 gr atau 0 mg
5 6
7 1
4 2
6
3
1
4 5
7
6 5
4 2
3 4 6
7
5
4
6 1
5
7
Persamaan reaksi
1. Pembuatan larutan
- NaCl (S) + H2O (aq) NaCl (aq) + H2O (aq)
- HCl (l) + H2O (aq) HCl (aq) + H2O (aq)
- NaOH (S) + H2O (aq) NaOH (aq) + H2O (aq)
- K2CrO4 (S) + H2O (aq) K2CrO4 (aq) + H2O (aq)
Kondisi dari alat yang akan digunakan juga perlu diperhatikan, pada
saat praktikum berlangsung, praktikan diharuskan menimbang kembali berat
dari spesimen sebelum diberikan atau dimasukkan ke dalam larutan
(penimbangan awal), hal tersebut dikarenakan kondisi dari alat (neraca
digital) yang kurang baik sehingga pemberian nilai yang dilakukan oleh alat
tersebut mempunyai simpangan yang jauh atau hasil yang kurang valid.
Dalam pembacaan atau pengamatan terhadap nilai yang ada pada
jangka sorong juga bisa saja berbeda, hal tersebut disebabkan karena kondisi
dari pengamat yang memiliki kondisi penglihatan yang berbeda-beda.
Sehingga hasil pengukuran dimensi dari setiap spesimen yang diukur bisa
saja beragam atau berbeda.
Saat melakukan pembuatan larutan, sulit untuk mendapatkan hasil
timbangan yang sesuai dengan perhitungan yang didapat sebelumnya.
Sehingga praktikan melakukan pendekatan atau pembulatan yang mendekati
dari nilai berat yang ingin dicapai sebelumnya. Namun, perbedaan nilai berat
tersebut akan berpengaruh pada hasil dari lingkungan (larutan) yang akan
dibuat untuk spesimen yang ada. Pengaruh tersebut meskipun nantinya akan
memberikan dampak yang kecil atau tidak signifikan, namun tetap saja
menyebabkan hasil yang kurang maksimal.
Pada praktikum ini sebelum dimasukkan ke dalam larutan, terlebih
dahulu pada ujung spesimen diikat dengan kawat tembaga yang sebelumnya
telah diberikan kutek pada ujung kawat yang akan kontak atau bersentuhan
langsung dengan spesimen. Alasan mengapa menggunakan kawat tembaga
dikarenakan tembaga dapat menghantarkan listrik dengan baik sehingga dapat
mempermudah praktikan dalam melakukan pengukuran potensial, selain itu
harga dari kawat tembaga yang relatif murah, serta kemampuan ketahanan
korosi dari tembaga yang cukup baik. Pemberian kutek pada ujung kawat
yang akan kontak atau bersentuhan langsung dengan permukaan spesimen
dimaksudkan untuk menjadi pembatas atau pelindung untuk pencegahan dari
korosi galvanik (korosi yang disebabkan oleh adanya perbedaan nilai
potensial suatu logam). Selain itu penggunaan kutek dimaksudkan karena
kutek mempunyai bahan dasar atau terbuat dari polimer atau plastik sehingga
tidak akan bereaks pada logam yang ada dimana nantinya dapat menimbulkan
reaksi korosi, serta kutek dapat merekat pada permukaan yang diberikan
kutek tanpa harus ditambahkan perekat tambahan (sifat mampu rekat).
Namun pada kenyataannya, terdapat korosi galvanik yang terjadi pada
spesimen uji. Hal tersebut dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya,
tidak meratanya pemberian kutek, sehingga masih ada permukaan tembaga
yang belum dilapisi kutek maka pada saat diikat pada spesimen, permukaan
yang tidak terlapisi tersebut akan bersentuhan langsung pada spesimen
sehingga menyebabkan korosi galvanik. Selain itu juga dapat disebabkan
karena kualitas dari kutek yang digunakan kurang baik sehingga pada saat
kutek sudah kering dan akan diikat pada spesimen (kawat tembaga ke
spesimen), kutek mudah terkelupas atau lepas sehingga akan menyebabkan
adanya permukaan kawat tembaga yang tidak terlapisi yang menyebabkan
dapat kontak secara langsung dengan permukaan spesimen saat diikat, hal
tersebut dapat menyebabkan korosi galvanik karena beda potensial yang
terjadi saat adanya dua atau lebih logam yang saling bersentuhan secara
langsung.
Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan spesimen baja ST-37.
Alasan dari mengapa menggunakan baja ST-37 dapat juga disebabkan
beberapa hal, diantaranya karena baja ST-37 merupakan baja dengan
kandungan karbon yang rendah, dimana ada kehidupan sehari-hari
penggunaan baja karbon rendah lebih umum (banyak) digunakan dibanding
baja jenis karbon medium atau tinggi (untuk keperluan atau penggunaan
khusu) sehingga dengan begitu dapat memfilosofikan atau menjadi model
untuk pengaplikasian yang lainnya pada kehidupan sehari-hari. Selain itu baja
ST-37 memiliki sifat yang reakstif terhadap korosi sehingga dalam skala
pembelajaran atau akademisi cocok sebagai model pengamatan karena korosi
yang terjadi dapat lebih mudah terjadi. Serta mengapa digunakan baja ST-37
juga dapat dikarenakan harga dari baja ST-37 (plat) yang relatif lebih murah.
Selain itu penggunaan baja ST-37 jenis plat dapat dimaksudkan agar
mempermudah praktikan dalam melakukan pengamatan untuk bagian yang
terkorosi pada permukaan spesimen serta dapat untuk mempermudah
Bila dihubungkan antara nilai laju korosi yang didapat dari masing-
masing larutan dengan ketahanan korosinya maka dapat digolongkan
menjadi,
- NaCl 0,1M, dengan nilai laju korosi = 1,61285 MPY, maka
tergolong excellent, dimana nilai rentannya antara 1-5 MPY.
- HCl 0,1M, dengan nilai laju korosi = 15,4027 MPY, maka tergolong
good, dimana nilai rentannya antara 5-20 MPY.
- NaOH 0,1M, dengan nilai laju korosi = 0 MPY, maka tergolong
outstanding, dimana nilai rentannya <1 MPY.
- K2CrO4 0,1M, dengan nilai laju korosi = 1,0599 MPY, maaka
tergolong excellent, dimana nilai rentannya antara 1-5 MPY.
- Aqua dm, dengan nilai laju korosi = 0 MPY, maka tergolong
outstanding, dimana nilai rentannya <1 MPY.
Dari data penggolongan ketahanan korosi terseut dapat diamati
bahwa, selama 7 hari pengamatan, spesimen ST-37 paling baik untuk
ketahanan terhadap korosi bila berinteraksi dengan lingkungan NaOH 0,1M
serta Aqua dm, dilanjutkan dengan lingkungan K2CrO4 0,1M, kemudian
dilanjutkan dengan NaCl 0,1M dan yang terakhir HCl 0,1M. Namun
meskipun untuk larutan HCl 0,1M berada pada urutan terakhir, tapi dalam
pengaplikasiannya masih dapat digunakan dikarenakan masih dalam kategori
atau golongan good.
Hasil pengamatan selama 7 hari, secara pengamatan visual
menunjukkan perubahan atau karakteristik setiap masing-masing larutan yang
digunakan. Bila diamati, NaCl, NaOH, K2CrO4 serat Aqua dm terdapat
endapan selama pengamatan. Dimana ada yang terdapat sedikit hingga
banyak endapan. Namun untuk larutan HCl tidak terdapat adanya endapan.
Adanya endapan tersebut disebabkan jika konsentrasi senyawa melebihi
kelarutannya. Sehingga semakin banyak endapan pada suatu larutan maka
semakin banyak juga konsentrasi dari senyawa tersebut yang melebihi
kelarutannya atau dapat dikatakan tidak larut. Begitu pun sebaliknya, semakin
sedikit endapan pada suatu logam maka semakin banyak juga konsentrasi dari
senyawa tersebut yang larut dengan baik. Untuk larutan HCl 0,1M, dapat
dikatakan bahwa larutan tersebut larut dengan sempurna atau yang larut
paling baik diantara larutan lain. Banyak atau sedikitnya senyawa yang larut
atau banyak-sedikitnya endapan yang ada dapat berpengaruh pada sifat
elektrolit dari larutannya, semakin sedikit yang larut maka kemamouan untuk
menghantarkan elektrolit atau ion semakin kecil sehingga dapat dikatakan
korosi yang terbentuk jadi terhambat. Maka dari itu, dikarenakan larutan HCl
0,1M merupakan larutan yang senyawanya paling banyak larut, sehingga
paling baik dalam menghantarkan elektrolit atau ion, maka korosi yang
terbentuk juga semakin besar atau semakin tidak terhambat. Begitun
sebaliknya, dikarenakan larutan NaOH 0,1M serta Aqua dm merupakan
lautan yang memiliki ketahanan korosi yang paling tinggi salah satu
penyebabnya juga dapat dikarenakan banyaknya terdapat endapan pada
larutan tersebut sehingga semakin buruk atau kuang baik dalam
menghantarkan elektrolit atau ion, atau dengan kata lain korosi semakin
terhambat untuk terbentuk.
Pada pengamatan visual, juga terdapat perubahan warna pada
beberapa larutan. Hal tersebut disebabkan karena sifat dasar dari larutan
tersebut saat bereaksi atau larut dalam suatu larutan. Sementara hanya larutan
HCl 0,1M yang terdapat adanya gelembung, hal tersebut disebabkan oleh
sifat dasar larutan asam, dimana larutan asam akan membentuk ion hidrogen
dalam larutan, dimana ion hidrogen tersebut bila berinteraksi dengan udara
atau O2 akan mengikat O2 tersebut sehingga kaya akan O2 sehingga
terbentuknya gelembung hasil dari O2 yang terikat atau terperangkap.
Sehingga semakin banyak kadar asam atau semakin tinggi tingkat
keasamannya maka gelembung yang terbentuk juga dapat lebih banyak.
Selain itu, pada pengamatan visual yang telah dilakukan, akan
terdapat banyak varian atau perbedaan hasil pengamatan yang di dapat dari
hari ke hari terutama pada pengamatan korosi yang terjadi pada setiap
permukaan spesimen uji. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan dari
praktikan yang melakukan pengamatan, dimana setiap praktikan tentunya
juga memiliki kemampuan ataupun ketelitian serta kecermatan dalam melihat
fenomena yang terjadi, dengan kata lain perbedaan hasil tersebut disebabkan
banyaknya pengamat atau praktikan yang ikut ambil bagian atau terlibat
dalam pengamatan terhadap suatu spesimen.
Selama pengamatan berlangsung, terdapat adanya kawat pada
spesimen yang putus. Hal tersebut dapat disebabkan akibat dari pelintiran
yang sebelumnya dilakukan untuk menyatukan beberapa serat-serat kawat
tembaga, dimana pada dasarnya kawat tembaga yang digunakan rawan putus
bila mengalami gaya tarik atau pelintiran yang berlebih, terlebih dalam hal ini
praktikan melakukan pelintiran yang cukup banyak dikarenakan ketersediaan
kawat yang sebelumnya kurang. Bila terdapat kawat spesimen yang putus,
praktikan tidak melakukan pergantian kawat dikarenakan bila melakukan
pegantian kawat, maka sebelumnya spesimen harus diangkat terlebih dahulu
dari larutannya lalu dibersihkan terlebih dahulu sebelum diganti, bila
spesimen sampai harus dibersihkan sebelum target pengamatan harinya maka
hasil akhir yang didapat tidak lagi valid.
Untuk tetap dapat melakukan pengukuran potensial pada larutan yang
mengalami kendala kawat putus tersebut, praktikan menggunakan bantuan
alat tang krus (tang penjepit) dengan menjepit kawat tembaga lain, lalu
ditempelkan langsung pada permukaan spesimen uji. Pada saat mengukur
potensial menggunakan bantuan kawat kawat tembaga lain, perlu
diperhatikan yaitu dibutuhkan penjepit yang juga berbahan logam yang dapat
menghantarkan listrik (dalam hal ini tang krus), karena bila dilakukan dengan
kawat tembaga yang dipegang langsung oleh tangan, pengukuran atau nilai
potensial tidak akan muncul. Hal tersebut dikarenakan kulit tangan bersifat
isolator.
Selama melakukan pengukuran potensial terdapat kendala yang
sempat menghambat proses pengukuran yang pada akhirnya berdampak pada
tidak munculnya nilai potensial. Hal tersebut disebabkan, diantaranya, alat
yang mengalami kerusakan yaitu putusnya kabel penghubung untuk ke kawat
spesimen. Dengan kerusakan tersebut, kecermatan, keakuratan atau ketepatan
alat yang digunakan menjadi berkurang, meskipun sudah ditanggulangi
dengan melilitkan ujung kabelnya dengan identor. Selain ini juga dapat
disebabkan kebersihan dari refference electrode dimana dapat menyebabkan
2.7.2 Saran
Berikut saran yang dapat saya berikan :
1. Jumlah alat penunjang kebersihan tolong diperbaiki atau ditambah
seperti kran air.
2. Alat pengukur potensiometer serta pH meter tolong ditambah.
3. Cadangan Aqua dm tolong ditambah.
4. Ketersedian tissue perlu disiapkan dengan baik.